• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Pelaksanaan Penelitian

a. Data Awal Penelitian (Pra Tindakan)

Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti mengumpulkan data awal (pra tindakan) pada hari Jumat, 22 April 2016, pukul 07.00 – 07.40 WIB.Subjek yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.Jumlah siswa yang hadir pada saat itu sebanyak 20 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku siswa yang dilakukan oleh dua orang mitra kolaboratif sebagai observer dan angket percaya diri siswa yang diisi oleh siswa.

Topik yang diberikan pada saat pre-test yaitu “Kepemimpinan”.Alasan guru pembimbing memberikan topik “Kepemimpinan” agar siswa memiliki jiwa sebagai seorang pemimpin selain itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki sikap percaya diri. Metode yang digunakan oleh guru pembimbing adalah ceramah dan tanya jawab. Guru pembimbing meminta masing-masing siswa untuk mengisi pertanyaan di papan tulis tentang ciri-ciri pemimpin yang baik. Dari kegiatan ini sudah terlihat mana siswa yang sangat aktif dan mana siswa yang tidak aktif.Pada saat itu siswa

takut dan ragu-ragu untuk maju dan menunjukkan sikap kurang percaya diri, tetapi guru pembimbing terus mengajak siswa untuk berani maju mengisi beberapa pertanyaan di papan tulis.Setelah guru pembimbing mengajak siswa akhirnya ada salah satu siswa yang berani untuk maju menjawab pertanyaan di papan tulis.Guru BK senang sekali melihat ada salah satu siswa yang berani maju menjawab pertanyaan di papan tulis.Kemudian, Guru BK memberikan penegasan bahwa kegiatan ini diberikan untuk melatih kepercayaan diri siswa.

Setelah materi selesai diberikan, siswa diberikan angket percaya diri pada saat mengikuti bimbingan kelompok.Kemudian peneliti melakukan evaluasi dan refleksi dengan dua orang mitra kolaboratif yang bertindak sebagai observer untuk mencari penyebab siswa kurang percaya diri pada saat kegiatan bimbingan kelompok. b. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu disusun rencana kegiatan berupa penggunaan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB).Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan yaitu experiential learning.Peneliti yang juga bertindak sebagai guru pembimbing dalam kelas menyiapkan media yang dibutuhkan. Topik yang diberikan “Siapa aku?”.Topik ini diberikan karena sesuai dengan kebutuhan siswa

yang diungkapkan oleh siswa melalui angket percaya diri yang diisi oleh siswa saat pra tindakan.

Selain menyiapkan SPB dan media, peneliti juga menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan angket percaya diri siswa yang akan diisi oleh para siswa. Pedoman observasi dan angket percaya diri siswa akan digunakan selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung pada hari Jumat, 24 April 2016, pukul 07.00-07.40 WIB di ruang kelas VIII C. Jumlah siswa yang hadir pada saat siklus I sebanyak 20 orang. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti membuat runcian kegiatan sevagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung.

b) Kegiatan Inti

Pada siklus I, peneliti memberikan materi dalam kelompok besar, pada saat itu siswa yang hadir berjumlah

20 orang. Materi yang diberikan mengenai “Siapa Aku?” menggunakan media kertas dan alat tulis. Sebelum memulai kegiatan, peneliti memberikan pengantar singkat tentang kegiatan yang dilaksanakan. Peneliti membagikan kertas berjumlah lima lembar pada masing-masing siswa lalu menjelaskan aturan dan waktu pengerjaan. Siswa diperbolehkan memulai menulis beberapa sifat yang masing-masing siswa pikir dan diketahui oleh orang-orang lain (Daerah Terbuka) serta beberapa sifat yang masing-masing siswa pikir tidak diketahui oleh orang-orang lain yang hadir di sini (Daerah Tersembunyi) di selembar kertas.

Setelah siswa selesai menulis, siswa yang berada di dalam kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan dibagi secara acak agar siswa tidak memilih-memilih teman dan mampu beradaptasi dengan teman sekelompoknya. Masing-masing peserta mengambil lima lembar kertas. Masing-masing siswa menuliskan dua sifat positif teman-teman sekelompok di setiap kertas. Selanjutnya, masing-masing siswa menuliskan dua sifat positif yang tidak diketahui oleh orang lain (Daerah tersembunyi). Sesudah siswa selesai siswa dapat mengumpulkan semua kertas, selanjutnya peneliti mengocok kertas tersebut dan meletakkannya di

tengah kelompok dengan bagian yang bertuliskan nama masing-masing siswa menghadap ke bawah. Secara bergiliran, masing-masing siswa mengambil mengambil satu kertas sampai kertas itu habis dan membacakan isinya tanpa melihat nama pemiliknya.

Tabel 4.1

Tahapan langkah experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok

Tahapan Uraian

Pengalaman Siswa terlibat dalam kegiatan keinsafan dan jendela johari tersebut.

Refleksi

Siswa membagikan hasil pengalaman dari kegiatan yang telah dialami kepada teman-teman kelompok

Konsep

Siswa diajak untuk membantu dan memecahkan masalah secara bersama sehingga siswa dapat memaknai tanggapan-tanggapan yang muncul.

Implementasi

siswa sungguh-sungguh menangkap manfaat bimbingan yang baru ia jalanin,

serta menerapkannya dalam

kehidupannya sehari-hari.

c) Kegiatan Penutup

Peneliti memberikan peneguhan pada masing-masing siswa dan menyimpulkan keseluruhan kegiatan, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi angket percaya diri siswa.

3) Tahap Monitoring

Observasi perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku

siswa sela proses penelitian di dalam kelas berlangsung. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan indikasi perilaku kurang percaya diri dalam kegiatan bimbingan klasikal.Beberapa siswa yang masih ada yang ragu-ragu dalam menceritakan sifatnya di dalam kelompok, menganggap dirinya memiliki banyak kekurangan dan melihat dirinya dari satu sisi saja.Namun, sebagian siswa lainnya ada yang berfikiran positif tentang dirinya dan berani menceritakan sifatnya di dalam kelompok.Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku kurang percaya diri berkurang menjadi 2 siswa dibandingkan dengan perilaku siswa sebelum diberikan tindakan dengan menggunakan metode experiential learning.

4) Tahap Refleksi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan angket percaya diri siswa untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian tindakan siklus selanjutnya.Hasil refleksi dan evaluasi dengan mitra kolaboratif pada siklus I ini adalah peneliti kesulitan manajemen kelas, dan masih ada beberapa siswa yang pasif maka untuk siklus berikutnya dibuat perubahan dan sebaiknya mengajak siswa ikut terlibat aktif dari berbagai kegiatan yang diberikan. Ada beberapa butir item percaya diri siswa yang

terindikasi rendah, yaitu butir pada indikator memandang sesuatu menurut dirinya sendiri yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 3,5, selain itu menanggung konsekuensi dari kesalahannya yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 3, dan memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 2,5, maka untuk siklus berikutnya peneliti akan memberikan layanan yang lebih menarik percaya diri siswa

c. Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I yaitu ada 12 siswa yang kurang memahami kelebihan atau potensi yang dimilikinya, peneliti mengadakan pemantapan kembali pada penelitian tindakan siklus II. Peneliti menyusun Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) dengan topik “Aku dan Kelebihanku”.Topik ini diberikan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama memberikan tindakan di siklus I, masih ada beberapa siswa yang kurang yakin dan percaya dengan kelebihan yang dimilikinya.

Peneliti menyiapkan media yang dibutuhkan yaitu alat tulis dan kertas.Pada penelitian siklus II ini, peneliti membuat kegiatan diantaranya siswa menulis kelebihan yang dimilikinya

di bidang non akademik.Hal ini bertujuan agar siswa yang tidak memiliki prestasi di bidang akademik tidak merasa minder dan tetap yakin bahwa mereka memiliki kelebihan di dalam dirinya.Cara ini diharapkan dapat meningkatkan butir-butir item yang menurun pada hasil pengolahan dan angket percaya diri pada penelitian tindakan siklus I.

Selain menyiapkan SPB dan media, peneliti juga menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan angket percaya diri yang akan digunakan selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan siklus II berlangsung pada hari Jum’at, 13 Mei 2016, pukul 07.00-07.45 WIB di ruang kelas VIII C. Jumlah siswa yang hadir pada siklus II sebanyak 20 orang. Pada pelakasanaan tindakan siklus II, peneliti membuat rincian kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. b) Kegiatan Inti

Pada siklus II, peneliti memberikan materi mengenai “Aku dan Kelebihanku” menggunakan media kertas dan alat tulis.Seperti pada siklus I, siswa yang berada di kelas dibagi menjadi 4 kelompok, peneliti membagi secara acak agar siswa mampu bersosialisasi, mampu beradaptasi dengan teman sekelompok, dan tidak memilih-milih teman. Kertas dibagikan kepada setiap siswa lalu menjelaskan kegiatan yaitu masing-masing siswa menuliskan potensi yang dimilikinya. Setelah siswa menulis siswa dapat mensharingkan potensi yang dinilikinya di dalam kelompok, sehingga kelompok dapat memberikan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki oleh teman sekelompoknya.

Tabel 4.2

Tahapan langkah experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok

Tahapan Uraian

Pengalaman Masing-masing siswa menuliskan

potensi yang dimilikinya.

Refleksi Siswa mensharingkan potensi yang

dinilikinya di dalam kelompok

Konsep

Kelompok dapat memberikan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki oleh teman sekelompoknya. sehingga siswa dapat memaknai tanggapan-tanggapan yang muncul.

Implementasi

siswa sungguh-sungguh menangkap manfaat bimbingan yang baru ia jalanin, serta menerapkannya dalam

c) Kegiatan Penutup

Peneliti menyimpulkan keseluruhan kegiatan, memberikan peneguhan dan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki setiap siswa, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi angket percaya diri.

3) Tahap Monitoring

Observasi terhadap perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses penelitian berlangsung. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menunjukkan indikasi perilaku kurang percaya diri sudah berkurag.Siswa nampak percaya diri dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang diberikan oleh peneliti.

4) Tahap Refleksi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan angket percaya diri untuk memperoleh data yang akurat.Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus II ini adalah siswa nampak percaya diri dan bersemangat karena topik yang diberikan sangat menarik sehingga siswa menjadi sadar dan yakin terhadap potensi yang dimilikinya.

Dokumen terkait