• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA NETRA

H. Proses Pelayanan Rehabilitasi Sosial

Pelaksanaan operasional dilaksanakan Seksi Rehabilitasi Sosial dan Seksi Program dan Advokasi Sosial dan melibatkan para pekerja sosial, meliputi kegiatan sebagai berikut :6

1. KEGIATAN SOSIALISASI

Dalam rangka untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberikan kesempatan yang sama hak-hak penyandang disabilitas netra, dengan berdasarkan pada Undang-Undang nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang disabilitas, dan pada Peraturan Pemerintah nomor : 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas.

6

Panti Sosial Bina Netra “Tan Miyat” Bekasi, Profil danNaskah Akdemis Panti Sosial

2. PENDEKATAN AWAL

Kegiatan yang dilaksanakan berupa :

a. Orientasi dan konsultasi kepada instalasi terkait maupun masyarakat dalam hal mendapatkan data keluarga penyandang disabilitas netra.

b. Melaksakan identifikasi bagi keluarga penyandang disabilitas, untuk mendapatkan gambaran kehidupan penyandang disabilitas dalam keluarga, kondisi sosial ekonomi keluarga maupun kondisi lingkungan masyarakat merespon kehidupan penyandang disabilitas di tengah-tengah masyarakat.

c. Memberikan motivasi kepada keluarga maupun penyandang disabilitas itu sendiri serta masyarakat untuk dapat memberikan konstribusi atas keberadaan penyandang disabilitas, baik itu dalam bentuk pemberian pelayanan rehabilitasi luar panti maupun dalam panti. d. Melaksanakan kegiatan seleksi bagi penyandang

disabilitas maupun keluarga yang berkeinginan untuk mendapatkan pelayanan rehabilitasi dalam panti berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan.

3. PENELAAHAN DAN PENGUNGKAPAN MASALAH Kegiatan yang dilaksanakan berupa :

analisis terhadap penerima manfaat dengan membuat catatan tentang latar belakang kedisabilitasannya, kehidupan sehari-hari ditengah keluarga dan masyarakat, latar belakang pendidikan, potensi diri yang dimiliki dan permasalahan sosial yang dihadapi sehingga merasa rendah diri, tertutup dan kurang percaya diri, dan alasan penerima manfaat dan keluarga untuk mendapatkan pelayanan dalam panti.

- Assesment vokasional, pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengetahui potensi diri yang dimiliki calon penerima manfaat agar memudahkan dalam menerima pelayanan.

- Case Conference/Pembahasan Kasus, kegiatan ini dilaksanakan terbagi dalam tiga tahap, yaitu :

a. Case Conference (CC) tahap awal. b. Case Conference (CC) tahap pelayanan. c. Case Conference (CC) tahap akhir.

4. PERENCANAAN PELAYANAN REHABILITASI

a. Penentuan jenis pelayanan yang diikuti penerima manfaat : Pelaksanaan kegiatan berupa hasil putusan rapat pekerja sosial dan pejabat struktural, berdasarkan analisa catatan hasil diagnosa psikososial, kedisabilitasan hasil assesment vokasional dan catatan hasil case conference tahap awal.

b. Penempatan klien dalam program pelayanan :

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut hasil putusan rapat penentuan jenis pelayanan, di mana penerima manfaat diperkenalkan program-program pelayanan panti, bentuk kegiatan secara rutin selama satu bulan, dengan tujuan agar penerima manfaat dapat mengenal lingkungan sosialnya yang baru di dalam panti dan dapat memahami dan berminat untuk mengikuti program-program bimbingan yang lainnya untuk pengembangan bakat dan minat penerima manfaat.

5. PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL

Adapun pelaksanaan bimbingan rehabilitasi sosial yang diberikan adalah :

a. Bimbingan Fisik, berupa :

- Bimbingan Orientasi Mobilitas (OM)

- Bimbingan Actifity of Daily Living (ADL) atau Keterampilan Kegiatan Sehari-hari (KKS)

- Bimbingan Olah raga.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan fisik dilaksanakan setiap hari jumat oleh seluruh klien, dibimbing oleh seluruh Pekerja Sosial.

b. Bimbingan Mental :

Bimbingan mental terdiri dari Bimbingan mental psikologis, Bimbingan Orientasi Mobilitas, Bimbingan

Kedisiplinan dan budi pekerti. c. Bimbingan Agama :

Bimbingan Agama terdiri dari Bimbingan Shalat, Bimbingan Al-Qur’an, dan penanaman, pemahaman ilmu -ilmu Agama.

Adapun kegiatan bimbingan Agama dilaksanakan dalam bentuk :

- Bimbingan Shalat - Bimbingan Al-Qur’an

- Bimbingan Ilmu Agama contohnya ilmu Fiqih, Akidah Akhlak, Tauhid dll.

d. Bimbingan Sosial :

Pelaksanaan bimbingan sosial bertujuan untuk memulihkan dan menumbuh kembangkan kemauan dan kemampuan klien dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya.

Adapun kegiatan bimbingan sosial dilaksanakan dalam bentuk :

- Bimbingan bantu diri - Bimbingan integrasi sosial - Bimbingan relasi sosial

Adapun metode bimbingan sosial ini dilaksanakan adalah dengan menggunakan tiga metode yaitu

bimbingan sosial individu, bimbingan sosial kelompok dan bimbingan sosial masyarakat.

e. Bimbingan Keterampilan :

Pelaksanaan bimbingan keterampilan yang diberikan klien terdiri dari :

1) Bimbingan Massage dan Shiatsu

Adapun bimbingan massage dan shiatsu ini terbagi dalam 3 tipe/kelas yaitu :

a. Massage Kelas Praktis.

Klien yang diberikan bimbingan sebanyak : 12 klien, dengan materi bimbingan :

 Bimbingan pelajaran teori, terdiri diri : - Pelajaran Pathologi Umum dan

Higiene.

- Pelajaran Fisiologi. - Pelajaran Sport Massage.  Bimbingan pelajaran praktek.

- Praktek Sport massage.

b. Massage Kelas A.1.

Klien yang diberikan bimbingan sebanyak : 17 klien, dengan materi bimbingan :

 Bimbingan pelajaran teori, terdiri diri : - Pelajaran Anatomi.

- Pelajaran Fisiologi.

- Pelajaran Pathologi Umum dan Higiene.

- Pelajaran Ilmu Kedokteran Timur. - Pelajaran Teori Sport Massage. - Pelajaran Shiatsu.

- Pelajaran Diagnosa Penyakit.  Bimbingan pelajaran praktek.

- Praktek Sport massage. - Praktek Shiatsu.

- Senam Fisik dan Meditasi.

c. Massage Kelas A.2.

Klien yang diberikan bimbingan sebanyak : 13 klien, dengan materi bimbingan :

 Bimbingan pelajaran teori, terdiri diri : - Pelajaran Diagnosa Penyakit. - Pelajaran Kinesiologi.

- Pelajaran Anma.

- Pelajaran Ilmu Kedokteran Timur. - Pelajaran Segmen Massage. - Pelajaran Shiatsu.

- Pelajaran Refleki Zona Terapi. - Pelajaran Kosmestix.

- Pelajaran Refleksi.  Bimbingan pelajaran praktek.

- Praktek Sport massage. - Praktek Shiatsu.

- Senam Fisik dan Meditasi. - Praktek Segment Massage. - Praktek Refleksi Zona Terapi. - Praktek Kosmetix.

- Praktek Refleksi. 2) Bimbingan Keterampilan Anyaman

Bimbingan keterampilan anyaman yang dilaksanakan terdiri dari :

a. Bimbingan keterampilan anyaman rotan. b. Bimbingan keterampilan taplak Bali. c. Bimbingan keterampilan keset. 3) Bimbingan Kesenian/Musik

Kegiatan bimbingan kesenian dilaksanakan 2 kali dalam seminggu yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kesenian dewasa dan kelompok kesenian anak-anak, adapun bimbingan kesenian yang diberikan berupa :

a. Bimbingan musik band.

6. RESOSIALISASI

Pelaksanaan kegiatan resosialisasi dilaksanakan dalam bentuk : a. Bimbingan kerja/usaha :

Bimbingan kerja/usaha, kegiatan yang dilaksanakan berupa Praktek Belajar Kerja atau magang.

b. Kegiatan bimbingan rekreasi :

Pelaksanaan kegiatan bimbingan rekreasi, bertujuan untuk mengenal lingkungan dalam bentuk bimbingan orientasi mobilitas, sekaligus memberikan penyegaran, untuk menghilangkan tingkat kejenuhan penerima manfaat yang secara rutin mengikuti program bimbingan dalam panti.

c. Pertemuan orang tua klien :

Pelaksanaan pertemuan orang tua murid, di mana kegiatan ini dikaitkan dengan penyerahan raport penerima manfaat yang mengikuti pendidikan formal kepada orang tua, penyampaian program kerja panti dan sekaligus penyampaian program kerja pengurus Komite Sekolah.

d. Pelaksanaan penyaluran bagi penerima manfaat yang telah menguasai keterampilan yang dimiliki.

7. KEGIATAN BIMBINGAN LANJUT

Pelaksanaan bimbingan lanjut yang dilaksanakan oleh pejabat Fungsional Pekerja Sosial di tunjukan kepada alumni penerima manfaat yang telah mendapatkan lapangan kerja maupun

yang telah membuka lapangan kerja. Adapun kegiatan bimbingan lanjut berupa :

a. Pemberian motivasi dan konsultasi baik itu kepada klien maupun pada perusahaan tempat alumni penerima manfaat tersebut bekerja.

b. Mengadakan monitoring, motivasi dan evaluasi bagi klien yang telah membuka lapangan kerja berupa usaha panti pijat.

c. Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan keluarga yang telah membuka usaha panti pijat.

d. Mengadakan koordinasi dengan tokoh masyarakat tempat usaha klien.

e. Membuat putusan akhir atau terminasi hasil bimbingan lanjut.

I. Syarat Penerimaan Kelayan :

1. Cacat netra usia 6-35 tahun, tidak/belum menikah

2. Surat pernyataan dari orang tua/wali tentang kesediaan untuk menerima kembali setelah selesai mengikuti program UPT/tidak dapat mengikuti program UPT/dikeluarkan karena melanggar tata tertib UPT

3. Surat pengantar dari Suku Dinas Sosial setempat

4. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepala desa/Lurah setempat. 5. Surat keterangan dokter yang menyatakan berbadan sehat/tidak cacat

6. Surat keterangan dokter specialist mata yang menyatakan tingkat kecacatan matanya

7. Surat pernyataan calon kelayan untuk sanggup mentaati tata tertib panti 8. Pas foto terbaru ukuran 3 x 4 = 4 lembar

9. Selama mengikuti bimbingan rehabilitasi sosial bersedia tinggal di asrama UPT

10. Penyandang cacat yang mengikuti program bimbingan rehabilitasi sosial tidak dipungut biaya

11. penyandang cacat netra yang mengikuti program pendidikan formal SLB/SMPLB dikenakan biaya elementasi7

Dokumen terkait