KARAKTERISTIK PETERNAK
D. PROSES PEMERAHAN
1. Peralatan pemerahan yang digunakan dalam kondisi bersih dan kering serta terawat baik
Peralatan susu (gelas pemerahan/strip cup, ember dan milk can
Kain lap untuk pemerahan. Sehelai kain lap untuk 1 ekor sapi
Kain blacu, kain tetra, atau kain popok berwarna putih berukuran 60 x 60 cm2 untuk menyaring susu
Sikat, keranjang, dan ember untuk kain lap yang kotor Bahan kimia:
o Sabun untuk mencuci peralatan
o Desinfektan untuk suci hama peralatan susu, kain lap
dan kain saring.
Menyiapkan peralatan susu dengan urutan langkah sebagai berikut:
1) membersihkan peralatan susu:
membersihkan dengan sikat dan sabun membilas dengan air bersih
membilas dengan air panas 40°C atau larutan desinfektan. Contoh desinfektan: kaporit dosis 200 ppm. Jika lebih dari 200 ppm, susu akan berbau kaporit.
2) mengeringkan peralatan susu:
peralatan susu diletakkan terbalik pada rak
peralatan susu dibiarkan sampai kering (diangin-anginkan)
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
2. Ambing sapi dibersihkan dengan air hangat
Membersihkan ambing dilakukan sesaat sebelum memerah. Membersihkan ambing dan puting dengan air hangat bertujuan untuk membersihkan ambing dan merangsang hormon
pengeluaran susu, karena usapan yang hangat pada ambing merangsang otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membersihkan ambing: ember berisi air hangat atau larutan desinfektan
kain lap bersih, misalnya handuk berukuran 50 x 30 cm2. Sehelai kain lap untuk 1 ekor sapi.
ember untuk menyimpan kain lap yang kotor
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
3. Dilakukan pre-dipping Pencelupan puting dalam larutan desinfektan agar kuman dalam saluran puting mati yang lalu akan terbilas oleh pemerahan awal
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
4. Dilakukan pemerahan awal (fore milk) Pemerahan awal yaitu mengeluarkan 3 – 4 pancaran susu dari masing-masing puting dengan tujuan mengeluarkan susu yang kotor karena mikroba berkumpul pada susu yang pertama kali diperah dan sisa cairan desinfektan pre-dipping, mengetahui keadaan susu dan merangsang pengeluaran susu. Strip cup berupa mangkok atau gelas yang dasarnya berwarna hitam merupakan alat untuk melaksanakan pemerahan awal. Pemerahan awal dilaksanakan dengan cara:
1) memasukkan 3 – 4 pancaran susu dari masing-masing puting ke dalam strip cup;
2) memperhatikan keadaan susu, apakah ada perubahan warna, terbentuk butiran-butiran halus atau penggumpalan (susu pecah). Susu yang pecah menandakan bahwa sapi tersebut terkena mastitis. Susu yang berasal dari sapi penderita mastitis harus dibuang;
3) membersihkan strip cup dan pakai kembali untuk memeriksa sapi yang lain.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
5. Pemerahan dilakukan dengan teknik atau cara pemerahan yang benar dan menghindarkan cedera pada ambing
Cara pemerahan yang dianjurkan yaitu dengan metoda full hand atau metoda genggam yaitu sebagai berikut:
1) memerah dengan cara menekan jari satu persatu secara berurutan
2) tiap kali tangan terbuka, rongga puting kembali terisi susu 3) tangan kiri dan kanan memerah susu secara bergantian 4) kuartir depan diperah terlebih dahulu
Jarak dan waktu pemerahan sapi di Indonesia berdasarkan produksi susunya diperah 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. Jarak pemerahan pagi dan sore: ideal: 12 jam (jarak waktunya sama) atau dengan cara lain: 13 dan 11 jam atau 9 dan 15 jam.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
6. Pemerahan susu dilakukan dengan tuntas
Menekan ambing menggunakan siku membuat sisa-sisa susu masuk ke dalam puting, lalu puting diperah dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 7. Dilakukan post-dipping Suci hama puting dilakukan setelah memerah keempat ambing
pada satu ekor sapi. Puting harus langsung didesinfeksi dengan menggunakan larutan desinfektan, yaitu pada saat lubang puting masih membuka dengan cara:
puting direndam (dipping) di dalam larutan desinfektan dalam beberapa detik, atau
puting disemprot larutan desinfektan dengan alat semprot (sprayer) Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
8. Susu disaring sebelum dimasukkan ke dalam milk can
Menyaring susu dilaksanakan pada saat memindahkan susu dari ember perah ke milk can. Kain blacu, kain tetra atau kain popok yang berukuran 60 x 60 cm2 dapat digunakan sebagai alat penyaring dan kotoran akan tertahan pada kain saring tersebut.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
9. Menutup rapat milk can dengan tutupnya
Milk can ditutup rapat dengan tutupnya saja, tidak perlu dilapisi dengan plastik agar tutupnya rapat
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 10. Susu segera disetor pada koperasi dan
tidak terlalu lama berada di suhu ruang
Mengumpulkan susu ke TPS atau ke tangki pendingin di KUD atau Koperasi Susu dilakukan segera setelah selesai pemerahan atau segera mendinginkan susu hingga mencapai suhu 4°C. Penundaan proses ini akan menyebabkan susu menjadi cepat rusak. Susu segar harus dibawa dengan menggunakan milk can atau ember yang bertutup
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
11. Susu yang berasal dari ternak yang sakit atau dalam masa perawatan harus dipisahkan dari susu lainnya dan tidak boleh digunakan untuk konsumsi manusia dan ternak
Susu yang berasal dari ternak yang sakit atau dalam masa perawatan harus dipisahkan dari susu lainnya dan tidak boleh digunakan untuk konsumsi manusia dan ternak. Memastikan produk dari ternak yang sakit tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan untuk pakan ternak
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak E. MANAJEMEN PETERNAKAN 1. Mengikuti pelatihan sesuai dengan
yang dibutuhkan, terkait dengan manajemen pelaksanaan peternakan sapi perah yang baik untuk menjamin mutu bahan pangan asal ternak
Mengikuti pelatihan sesuai dengan yang dibutuhkan pekerja untuk penanganan bahan kimia dalam peternakan, pembuatan pakan dalam peternakan, membersihkan dan sanitasi peralatan dan perawatan ternak. Pelatihan yang cukup akan memberikan pengetahuan yang baik tentang adanya bahaya dalam peternakan dan metode manajemen resiko dalam menjamin mutu bahan pangan asal ternak. Mengikuti pelatihan tentang prinsip dan praktek biosekuriti untuk mencegah penyebaran bakteri patogen.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
2. Pemeriksaan kesehatan pekerja dilakukan secara rutin
Pemeriksaan kesehatan pekerja dilakukan secara teratur agar dapat mendeteksi penyakit yang dapat menular.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 3. Pekerja yang sakit dilarang untuk
melaksanakan pekerjaannya
Pekerja yang sedang sakit tidak diperbolehkan untuk
melaksanakan pekerjaannya agar tidak menularkan penyakitnya pada ternak. Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 4. Mengembangkan dan menerapkan
secara konsisten prosedur pemeliharaan, pembersihan dan sanitasi peralatan, kandang dan lingkungan
Mengembangkan dan menerapkan prosedur untuk pemeliharaan, membersihkan dan sanitasi peralatan, kandang dan lingkungan dengan memperhatikan cara penggunaan deterjen dan
desinfektan. Memastikan pelaksaan prosedur yang efektif, dengan analisis mikrobiologi dan tindakan koreksi.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
5. Pengendalian hama dan serangga Melindungi ternak dari hewan pengganggu dan hewan liar non ternak yang berpotensi membawa bibit penyakit pada ternak.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 6. Pengendalian terhadap akses keluar
masuk peternakan
Membatasi akses keluar masuknya orang yang tidak
berkepentingan sehingga tidak sembarang orang dapat masuk ke dalam peternakan. Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak 7. Memastikan pemindahan bangkai
hewan dan pemusnahannya dilakukan dengan cepat agar tidak menjadi sumber bakteri pathogen dalam kandang dan lingkungannya
Bangkai hewan dapat menjadi sumber bakteri patogen dan sumber penyakit lainnya sehingga harus segera disingkirkan keluar dari peternakan.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
8. Sapi yang dibeli mempunyai status kesehatan yang jelas dan berasal dari peternakan yang bebas dari penyakit
Peternak hanya membeli ternak yang berasal dari peternakan yang telah mengaplikasikan GFP, dan sapi yang akan dibeli harus memiliki status kesehatan yang jelas (berhubungan dengan tuberculosis, brucellosis, leptospirosis, vibriosis, salmonelosis, dan cryptosporidiosis) dari petugas kesehatan ternak dinas setempat. Peternak juga harus mendapat detail tentang riwayat ternak, mulai dari kandang asal hingga tujuan akhir (peternakan tujuan) dari penjual ternak beserta keterangan adanya
kemungkinan residu bahan kimia yang berasal dari perawatan ternak sebelumnya. Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
9. Setiap ternak memiliki tanda pengenal Tanda pengenal (ear tag atau cap) yang digunakan pada setiap ternak termasuk ternak yang baru dibeli harus disertai dengan dokumen yang diperlukan untuk mengetahui kesehatan ternak.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 3. Lanjutan
No. Perihal Definisi Operasional Alat
Bantu
Cara Ukur Skala
10. Mencatat semua data tentang ternak termasuk produksi dan kondisi kesehatannya
Identifikasi ternak secara individual harus meliputi deskripsi, identifikasi, jenis kelamin, umur, status kesehatan, tanggal pengenalan, nama dan alamat penjual dan tentang riwayat peternakan, dan lain-lain. Peternak mencatat produksi susu harian, karena dengan catatan tersebut dapat diketahui kemampuan ternak sapi perah dalam menghasilkan susu dan analisa usaha sapi perah.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
11. Ternak yang baru dibeli dikarantina dalam kandang khusus
Karantina ternak yang baru dibeli perlu dilakukan untuk memantau kondisi ternak tersebut, juga untuk ternak baru tersebut memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan situasi kandang yang baru. Jika perlu, minta petugas kesehatan
memeriksa kesehatan ternak baru tersebut dan tidak menyatukan dengan ternak yang lain sebelum ada hasil pemeriksaan.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
12. Kesehatan setiap sapi perah harus selalu berada dalam pengawasan dokter hewan atau petugas yang berwenang
Kesehatan sapi harus diperhatikan dan dipantau setiap hari oleh peternak, namun juga diperlukan adanya cek kesehatan oleh petugas kesehatan secara rutin.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
13. Ternak yang sakit segera diisolasi dari ternak lainnya dan diberi perawatan yang sesuai
Isolasi ternak yang sakit dari ternak lainnya sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit pada ternak yang sehat dalam peternakan. Perawatan yang sesuai sangat diperlukan oleh ternak yang sakit.
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
14. Bulu ambing yang panjang dicukur Bulu ambing yang panjang menyebabkan ambing mudah kotor dan penuh dengan mikroba, selain itu ambing menjadi sulit atau lama kering, oleh karena itu sebaiknya dicukur
Kuisioner Wawancara dan observasi Ordinal 1 = ya 0 = tidak
Lampiran 4. Standar Operational Procedures (SOP) Pemerahan dan Penanganan susu di peternakan
Menyediakan dan mempersiapkan sarana pemerahan1)
Membersihkan kandang2)
Memandikan ternak3)
Mempersiapkan kebersihan diri pemerah4)
Membersihkan ambing5)
Melakukan pemerahan awal6)
Melaksanakan pemerahan dengan menggunakan cara pemerahan yang dianjurkan7)
Melakukan post-dipping (suci hama puting) 8)
Mencatat produksi susu9)
Menyaring susu ke dalam milk can dan menutup rapat milk can dengan tutupnya10)
Mengumpulkan susu ke TPS secepat mungkin11)
Keterangan:
1) Menyediakan dan membersihkan sarana pemerahan a) Menyediakan sarana pemerahan yang terdiri dari:
i) peralatan susu misalnya gelas pemerahan (strip cup), ember dan milk can dengan ketentuan kedap air, terbuat dari bahan yang tidak berkarat, tidak mengelupas bagian-bagiannya, tidak bereaksi dengan susu, tidak merubah warna, bau, dan rasa susu, dan mudah dibersihkan dan disucihamakan. ii) kain lap untuk pemerahan, sehelai kain untuk satu ekor sapi;
iii) kain blacu, kain tetra, atau kain popok berwarna putih berukuran 60 x 60 cm untuk menyaring susu;
iv) sikat dan keranjang;
v) ember untuk kain lap yang kotor; dan
vi) bahan kimia berupa sabun untuk mencuci peralatan, dan desinfektan untuk suci hama peralatan susu, kain lap dan kain saring.
b) Menyiapkan peralatan susu
i) membersihkan peralatan susu dengan langkah sebagai berikut: Membersihkan dengan sikat dan sabun
Membilas dengan air bersih
Membilas dengan air panas 40°C atau larutan desinfektan (contoh larutan desinfektan : kaporit dosis 200 ppm
ii) mengeringkan peralatan susu dengan cara meletakkan peralatan susu dengan posisi terbalik pada rak dan dibiarkan kering (diangin-angikan)
2) Membersihkan kandang
Kebersihan kandang harus dijaga dengan selalu membersihkan palungan berupa tempat pakan dan tempat minum, lantai kandang, dan di peternakan tersedia tempat khusus untuk menyimpan atau membuang kotoran kandang.
3) Memandikan ternak sebaiknya dilakukan setelah pemerahan. Jika ternak hendak diperah dan kondisinya kotor, maka hanya bagian tubuh ternak yang kotor disiram dengan air lalu disikat dari punggung sampai ke perut untuk menjatuhkan bulu-bulu yang lepas.
4) Pemerah harus mempersiapkan diri sebelum memerah. Persiapan yang diperlukan yaitu bahwa pemerah dalam keadaan sehat, memiliki kuku yang pendek, memakai baju dan sepatu boot yang bersih, mencuci tangan sebelum atau memerah sapi berikutnya agar tangan selalu kering dan bersih.
5) Membersihkan ambing dilaksanakan sesaat sebelum memerah. Dianjurkan untuk membersihkan ambing dengan air hangat agar ambing dan puting menjadi bersih serta untuk merangsang pengeluaran susu. Sehelai kain lap untuk seekor sapi. Bulu ambing yang terlalu panjang harus dicukur agar tidak mengganggu pemerahan.
6) Pemerahan awal adalah mengeluarkan 3-4 pancaran susu awal dari masing- masing puting dengan tujuan:
a) mengeluarkan susu yang kotor dan banyak mengandung mikroba; b) mengetahui keadaan susu; dan
c) merangsang pengeluaran susu.
7) Cara pemerahan yang dianjurkan yaitu dengan menggunakan metode genggam atau full hand dan dilaksanakan sampai menghabiskan susu dalam ambing. Keuntungan metode genggam yaitu
a) puting tidak menjadi panjang dan tidak mudah lecet;
b) merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak; dan c) tidak memerlukan pelicin sehingga puting lebih mudah disucihamakan.
8) Puting harus segera disucihamakan setelah pemerahan selesai dengan menggunakan larutan desinfektan. Ada dua cara yang umum digunakan untuk desinfeksi puting yaitu perendaman dan penyemprotan puting.
9) Mencatat produksi susu harian (pemerahan pagi dan sore) merupakan pekerjaan penting untuk mengetahui kemampuan produksi ternak dan peternak dapat menganalisis usaha peternakan sapi perah miliknya.
10)Menyaring susu dilakukan pada saat memindahkan susu dari ember perah ke dalam milk can. Kain blacu, kain tetra atau kain pook yang berwarna putih, bersih dan minimal berukuran 60 x 60 cm2 dapat digunakan sebagai alat penyaring kotoran. Milk can yang telah penuh diisi ditutup rapat tanpa diberi lapisan lain-lain seperti plastik.
11)Susu hangat tidak boleh dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang. Bakteri dapat berkembang biak sebanyak dua kali lipat dalam 20 menit, sehingga jika susu tidak segera dikumpulkan ke TPS untuk didinginkan, maka bakteri akan berkembang biak dan susu akan menjadi rusak.
Sumber : Hidayat, A., P. Effendi, A. A. Fuad, Y. Patyadi, K. Taguchi dan T. Sugiwaka. 2002. Buku Petunjuk Teknologi Sapi Perah di Indonesia untuk Peternak: Kesehatan Pemerahan. PT Sonysugema Pressindo, Bandung.