• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemeriksaan Perkara

Dalam dokumen PENYELESAIAN SENGKETA PEMELIHARAAN ANAK (Halaman 49-61)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN, HADHANAH

B. Tinjauan Umum Tentang Hadhanah

3. Proses Pemeriksaan Perkara

3. Proses Pemeriksaan Perkara

Dalam perkara handhanah Nomor 402 Pdt.G/2019, kedua belah pihak menghadiri persidangan hingga putusan, berikut proses pemeriksaan sidang: a. Mediasi

Dikarenakan dalam perkara ini kedua belah pihak, antara Penggugat dan Tergugat hadir dalam persidangan, maka Penggugat dan Tergugat harus melaksanakan mediasi terlebih dahulu. Makan hukum dilaksanakannya mediasi adalah wajib. Berdasarkan yang dijelaskan dalam pasal 130 HIR Jis. PERMA Nomor 2 tahun 2003, PERMA Nomor 1 Tahun 2008, PERMA Nomor 1 Tahun 2016. Dalam perkara ini yang menjadi mediator adalah Drs. H. Nawawi Ali,SH. Yang dalam laporannya tanggal 04 Maret 2019 menyatakan bahwa mediasi tidak berhasil;

b. Pembacaan Gugatan

Setelah kedua belah pihak menempuh jalur mediasi, maka kemudian baru lanjut kepada rangkaian persidangan berikutnya yaitu pihak Penggugat membacakan gugatannya di hadapan hakim dan juga Tergugat

c. Jawaban Tergugat

Setelah dibacakannya gugatan oleh Penggugat, maka agenda persidangan berikutnya adalah jawaban dari pihak Tergugat. Dalam perkara ini, Tergugat mengajukan jawaban yang isinya sebagai berikut:

1) Bahwa pada prinsipnya, Tergugat menolak secara tegas dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh Penggugat, kecuali dalil-dalil yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat.

2) Bahwa benar tentang adanya Pernikahan antara Tergugatdengan Penggugat pada tanggal 24 Oktober 2013 sesuai kutipan Buku

Akta Nikah Nomor: - dihadapan Pejabat Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

3) Bahwa benar Tergugat dan Penggugat telah resmi bercerai sebagimana Putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor : 0750/Pdt.G/2018/PA.JS yang diputuskan pada tanggal 24 April 2018 serta telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht van gewijsde), dan telah memiliki akta cerai Nomor: 0750/Pdt.G/2018/PA.JS yang dikeluarkan oleh Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 28 Desember 2018.

4) Bahwa dari Pernikahan Tergugat dengan Penggugat dikaruniai 1 (satu) orang Anak Perempuan yang bernama: ANAK yang lahir di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2014.

5) Bahwa anak hasil Pernikahan Tergugat dan Penggugat yaitu ANAK, tinggal bersama tergugat dan keluarga dalam lingkungan yang sehat serta baik untuk tumbuh kembang anak sesuai dengan Pasal 4

6) Bahwa Tergugat tidak pernah menghalangi Penggugat untuk bertemu dengan sang anak (ANAK ), bahwa Fakta yang terjadi Penggugat hanya pernah datang 2 (dua) kali kerumah Tergugat yang pertama dimalam hari untuk bertemu anak (ANAK ) bersama-sama dengan orang yang bukan keluarga kandung Penggugat dengan sikap yang tidak ramah memaksa membawa sang anak (ANAK ) sehingga membuat anak Tergugat dan Penggugat yaitu ANAK ketakutan tidak mau bertemu dengan Penggugat meminta perlindungan dari neneknya yaitu orang tua

40

kandung Tergugat, dan yang kedua pada pertengahan bulan Desember 2018 Penggugat datang kerumah Tergugat seorang diri, diterima dengan baik oleh Tergugat dan keluarga Tergugat, Penggugat dapat dengan bebas bertemu dan bermain bersama ANAK sampai malam hari bahkan ikut serta mengantarkan Penggugat ke kost-kostan bersama orang tua Tergugat, sehingga

dalil gugatan Penggugat pada point 10 tidak

menyatakan keadaan yang terjadi sebenarnya dan patut ditolak.

7) Bahwa tujuan sebenarnya Penggugat ternyata bukan untuk bertemu atau membawa anak (ANAK ) melainkan meminta uang kepada Tergugat untuk membayar kost serta biaya hidup tinggal di Jakarta dan untuk bayar kuliah Penggugat, karena setelah Tergugat memberi uang dan berjanji untuk mentransfer uang setiap bulannya, Penggugat meninggalkan rumah Tergugat dan tidak pernah datang lagi ke rumah Tergugat untuk bertemu anak

(ANAK )

8) Bahwa Penggugat bukan lah seorang yang memiliki kemampuan untuk mendidik, mengasuh serta merawat anak karena pada fakta berdasarkan pengakuan sang anak (ANAK ) kepada Tergugat dan Ibu Tergugat (Nenek) bahwa Penggugat sering berbuat kasar kepada anak (ANAK ) dan sering meninggalkan anak (ANAK ) serta menitipkannya untuk diasuh kepada orang yang bukan orang tua kandung atau saudara kandung Penggugat pada waktu masih tinggaldirumah keluarga Penggugat di Cianjur, ini dapat dibuktikan pada saat Penggugat datang untuk bertemu ANAK dirumah Tergugat sang anak ( ANAK ) tidak mau dan bersembunyi serta meminta

perlindungan sang Nenek, bahwa Penggugat juga tidak memiliki tempat tinggal yang layak dan lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak selama tinggal di Jakarta karena Penggugat tinggal dikost-kostan yang biaya sewanya dibayarkan dari uang yang diberikan oleh Tergugat , maka untuk itu Gugatan Hak Asuh (Hadhanah) atas anakTergugat dan Penggugat yaitu ANAK kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim pemeriksa Perkara a quo harus lah di Tolak.

9) Bahwa Tergugat sudah mempersilahkan kepada Penggugat untuk bertemu dengan anak Tergugat dan Penggugat yaitu ANAK dirumah Tergugat dan menyediakan kamar untuk Penggugat menginap agar lebih leluasa bertemu dengan anak (ANAK) dan tidak membatasi waktu untuk berkunjung Penggugat, bahwa Tergugat juga mempersilahkan Penggugat untuk membawa anak (ANAK) ketempatKost-kostan Penggugat asal tidak lebih dari 2 (dua) hari, hal ini dikemukakan karena mengingat lingkungan kost-kostan yang kurang baik untuk tumbuh kembang anak, maka dalil gugatan Penggugat pada point 10 adalah tidak berdasar dan mengada-ada. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) kepada Tergugat, Penggugat hanya memanfaatkananak (ANAK) untuk meminta uang kepada Tergugat hal ini sudah biasa dilakukan oleh Penggugat saat masih sah menjadi suami istri bahkan saat sudah resmi bercerai, maka untuk itu dalil gugatanpenggugat ini harus lah di Tolak.

10) Bahwa permintaan Penggugat pada Point 11 adalah hal yang mengada-ada dengan meminta biaya nafkah yang seolah-olah untuk anak (Alesandra Rizkya Fatimah Izmi) sebesar Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) kepada Tergugat, Penggugat

42

hanya memanfaatkananak (ANAK) untuk meminta uang kepada Tergugat hal ini sudah biasa dilakukan oleh Penggugat saat masih sah menjadi suami istri bahkan saat sudah resmi bercerai, maka untuk itu dalil gugatanpenggugat ini harus lah di Tolak

11) Bahwa penggugat tidak memiliki kemampuan dan bukti-bukti yang cukup untuk dapat menjadi orang yang baik untuk sepenuhnya memiliki hak pengasuhan anak (Hadhanah).

Selain menjawab gugatan dari Penggugat, Tergugat juga sekalian mengajukan gugatan rekonvensi juga terhadap Penggugat:

1) Bahwa mohon dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam Konpensi dianggap dipergunakan kembali dalam Rekonpensi.

2) Bahwa didalam gugatan Rekonpensi ini, Tergugat dalam Konpensi mohon disebut sebagai Penggugat Rekonpensi sedangkan Penggugat dalam Konpensi mohon disebut sebagai Tergugat Rekonpensi.

3) Bahwa Tergugat Rekonpensi telah mengajukan surat gugatan perkaraGugatan Hak Asuh Anak dengan register perkara nomor : 402/Pdt.G/2019/PAJS tertanggal 26 Januari 2019 di Pengadilan AgamaJakarta Selatan;

4) Bahwa tuduhan Tergugat Rekonpensi dalam surat gugatan Hak AsuhAnak Tergugat Rekonpensi tersebut jelas-jelas merupakan bentuk perbuatan melawan hukum dan telah merugikan Penggugat Rekonpensi;

5) Bahwa atas obyek sengketa aquo sebelumnya, telah terjadi perbuatan hukum Tergugat Rekonpensi dikualifikasikan sangat tidak pantas dan belum siap untuk menjaga (mengasuh) anak

(ANAK) dengan baik, perihal ini disebabkan karena Tergugat Rekonpensi bukan merupakan ibu yang baik bagi anaknya, karakteristik ibu yang baik tidak akan meninggalkan (menelantarkan) anaknya dan Tergugat Rekonpensi lebih memilih hidup sendiri (dikost-kostan) serta tidak adanya kunjungan sama sekali dari Tergugat Rekopensi sebagai bentuk tidak ada rasa kasih sayang dan perhatian Tergugat Rekonpensi terhadap anaknya, untuk itu Penggugat Rekonpensi sangatlah tidak rela apabila anaknya tinggal dan berkumpul bersama dengan Tergugat Rekonpensi Sehingga Tergugat Rekonpensi selanjutnya dapat dikualifikasi ibu dianggap tidak cakap dan berdasarkan Buku II Edisi Revisi 2013 halaman 156 huruf (b) berbunyi :

“Pemeliharaan anak yang belum berusia 12 tahun dapat dialihkan pada ayahnya, apabila ibu dianggap tidak cakap, mengabaikan atau mempunyai prilaku buruk yang akan menghambat pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan intelektual dan agama sianak” dan ketentuan dalam Pasal 7 huruf (a) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yakni “Setiap anak berhak mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri”. Maka nyata-nyatalah perbuatan Tergugat Rekonpensi adalah suatu perbuatan melawan hukum;

6) Bahwa Penggugat Rekonpensi telah menjaga (mengasuh) memelihara anak (ANAK) dengan baik dan benar, sehingga anak (ANAK) sampai dengan saat ini masih tetap sehat walaupun berada dibawah pengawasan penuh (tanggung jawab) dari Penggugat Rekonpensi, sehingga tidak mungkin bagi

44

seorang Bapak akan menelantarkan anaknya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi;

7) Bahwa Penggugat Rekonpensi telah menjaga (mengasuh) memelihara anak (ANAK) dengan baik dan benar, sehingga anak (ANAK) sampai dengan saat ini masih tetap sehat walaupun berada dibawah pengawasan penuh (tanggung jawab) dari Penggugat Rekonpensi, sehingga tidak mungkin bagi seorang Bapak akan menelantarkan anaknya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi;

8) Bahwa menurut ketentuan hukum positif, bukan hanya Tergugat Rekonpensi semata yang berhak atas anak (ANAK) dimana Penggugat Rekonpensi juga mempunyai hak untuk memelihara dan mendidik serta menjadi wali dari anak (ANAK) dengan baik

d. Replik Penggugat

Bahwa dengan diajukannya jawaban oleh Tergugat, Penggugat mengajukan replik secara lisan. Adapun pada intinya replik dari Penggugat menyanggah semua jawaban dari Penggugat. Penggugat tetap pada alasan-alasan gugatannya di semula

e. Duplik

Dalam dupliknya, membantah replik dari Penggugat. Tergugat tetap mempertahankan anak di bawah pengasuhannya. Dengan alasan bahwa ibu tidak pantas merawat anak, karena anak merasa trauma dengan ibunya. Dan Tergugat tidak mengakui bahwa ia menghalang-halangi anak dengan ibunya dalam hal ini Penggugat.

f. Pembuktian

Dalam proses pembuktian persidangan hakim memeriksa 4 orang saksi. 2 orang dari saksi pihak penggugat dan 2 orang saksi dari pihak Tergugat.

Berikut keterangan-keterangan saksi: 1) Bukti Saksi dari Penggugat

a) Saksi I

Umur 52 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di, Jawa Barat, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

Bahwa Saksi mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai Paman dari Penggugat.

Bahwa saksi kenal dengan Tergugat yang bernama – Bahwa hubungan antara Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada tanggal 24 Oktober 2013, dan telah resmi bercerai pada tanggal 24 April 2018.

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak perempuan yang bernama ANAK.

Bahwa, pada awalnya anak Penggugat dan Tergugat ikut dan tinggal bersama dengan Penggugat, namun pada Juli 2018 Tergugat datang dan menjemput anaknya untuk dibawa jalan- jalan namun tidakdikembalikan lagi kepada Penggugat sampai sekarang. Pada bulan Agustus 2018, Penggugat pernah datang untuk menjemput anaknya namun tidak diperbolehkan oleh orangtua Tergugat, Penggugat hanya bertemu sebentar dengan anaknya namun tidak boleh dibawa pulang. Saat itu

46

Tergugat tidak berada dirumah sedang bekerja. Sejak saat itu Penggugat tidak pernah atau sulit jika ingin menemui anaknya

Bahwa setahu saksi anaknya ketika bertemu dengan Penggugat sangat senang dan banyak cerita. Namun kelihatan sangat tertekan ketika Penggugat ingin membawanya karena dilarang oleh neneknya (Ibu Tergugat)

b) Saksi II

Umur 42 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Jawa Barat, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

Bahwa Saksi mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat sebagai Bibi dari Penggugat

Bahwa saksi kenal dengan Tergugat yang bernama –

Bahwa hubungan antara Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada tanggal 24 Oktober 2013, dan telah resmi bercerai pada tanggal 24 April 2018.

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak perempuan yang bernama ANAK.

Bahwa, pada awalnya anak Penggugat dan Tergugat ikut dan tinggal bersama dengan Penggugat, namun pada Juli 2018 Tergugat datang dan menjemput anaknya untuk dibawa

jalan- jalan namun tidak dikembalikan lagi kepada Penggugat sampai sekarang. Pada bulan Agustus 2018, Penggugat pernah datang untuk menjemput anaknya

namun tidak diperbolehkan oleh orangtua Tergugat, Penggugat hanya bertemu sebentar dengan anaknya namun tidak boleh dibawa pulang. Saat itu Tergugat tidak berada dirumah sedang bekerja. Sejak saat itu Penggugat tidak pernah atau sulit jika ingin menemui anaknya.

Bahwa setahu saksi anaknya ketika bertemu dengan Penggugat sangat senang dan banyak cerita. Namun kelihatan sangat tertekan ketika Penggugat ingin

membawanya karena dilarang oleh neneknya (Ibu Tergugat).

2) Bukti Saksi Tergugat a) Saksi I

umur 56 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Komplek Hankam No.4 Rt.010 Rw. 011 Kelurahan Grogol Selatan Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

Bahwa Saksi mempunyai hubungan keluarga dengan Tergugat sebagai Ibu Kandung Tergugat

Bahwa saksi kenal dengan Penggugat yang bernama Rin Rin Gustia Rini, mantan isteri Tergugat;

Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah resmi bercerai pada tanggal 24 April 2018.

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak perempuan yang bernama ANAK .

Bahwa awalnya anak Penggugat dan Tergugat ikut bersama dengan Penggugat, namun ketika saksi melihat

48

anak tersebut kena bakteri kemudian oleh Tergugat anaknya dibawa ke dokter dan sempat dirawat oleh Tergugat dengan dibantu saksi. Setelah anaknya sembuh, kemudian anak tersebut mau diantar kembali kepada Penggugat (Ibunya) namun anak tersebut menolak dan tidak mau kembali kepada Penggugat dengan alasan Penggugat galak dan pemarah bahkan anaknya mengaku pernah dipukul oleh Penggugat pake Hp, sehingga menjadi trauma. Setelah itu saksi dan Tergugat mencoba konsultasi dengan seorang Psikolog dan oleh Psikolog diberi saran agar anak tersebut lebih baik diasuh oleh Tergugat, karena selama ini anaknya merasa nyaman tinggal bersama dengan Tergugat.

Bahwa pada saat ke Psikolog Penggugat tidak ikut, hanya Tergugat dan saksi saja yang pergi ke Psikolog.

Bahwa selama Tergugat bekerja saksi yang menjaga

anaknya, karena memang sejak anak tersebut lahir, saksilah yang mengasuhnya sampai sekarang

b) Saksi II

umur 65 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Komplek Hankam No. 4 Rt. 010 Rw. 011 Kelurahan Grogol Selatan Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

Bahwa Saksi mempunyai hubungan keluarga dengan Tergugat sebagai Ayah Kandung Tergugat.

Bahwa saksi kenal dengan Penggugat yang bernama Rin Rin Gustia Rini. Penggugat dan Tergugat adalah suami

istri yang menikah pada tanggal 24 Oktober 2013 namun sekarang sudah bercerai.

Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah resmi bercerai pada tanggal 24 April 2018.

Bahwa Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 1 orang anak perempuan yang bernama ANAK

Bahwa awalnya anak Penggugat dan Tergugat ikut bersama dengan Penggugat, namun ketika saksi melihat anak tersebut sakit karena kena bakteri kemudian oleh Tergugat anaknya dibawa ke dokter dan sempat dirawat oleh Tergugat dengan dibantu saksi. Setelah anaknya sembuh, kemudian anak tersebut mau diantar kembali kepada Penggugat (Ibunya) namun anak tersebut menolak dan tidak mau kembali kepada Penggugat dengan alasan Penggugat galak dan pemarah bahkan anaknya mengaku pernah dipukul oleh Penggugat pake Hp, sehingga menjadi trauma. Setelah itu saksi dan Tergugat mencoba konsultasi dengan seorang Psikolog dan oleh Psikolog diberi saran agar anak tersebut lebih baik diasuh oleh Tergugat, karena selama ini anaknya merasa nyaman tinggal bersama dengan Tergugat

Bahwa pada saat ke Psikolog Penggugat tidak ikut, hanya Tergugat dan saksi saja yang pergi ke Psikolog.

Bahwa selama Tergugat bekerja ibu Tergugat yang menjaga anaknya, karena memang sejak anak tersebut lahir, Ibu Tergugat yangmengasuhnya sampai sekarang;

50

g. Kesimpulan Penggugat dan Tergugat

Dalam kesimpulannya, Penggugat dan Tergugat tetap pada gugatan mereka semula. Di mana Penggugat tetap ingin sebgaai pemegang hdhanah begitupun juga Tergugat. Jadi mereka tetap melanjutkan gugatan dan tidak berdamai.

Dalam dokumen PENYELESAIAN SENGKETA PEMELIHARAAN ANAK (Halaman 49-61)

Dokumen terkait