• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1. Proses Penelitian

Penelitian tentang Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali ini dilakukan di Desa Cipta Dharma yang terletak di Kecamatan Sei Wampu, Kabupaten Langkat. Untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, peneliti menggunakan enam orang informan yang merupakan masyarakat Kampung Bali yang bersuku Bali dan beragama Hindu serta satu orang informan tambahan yaitu masyarakat dari Suku Jawa yang ada di Kampung Bali. Informasi yang peneliti dapatkan dari ketujuh informan dianggap sudah cukup dan jenuh, yang artinya apabila dilakukan penambahan informan lagi tidak memberikan informasi yang baru dan berarti bagi penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan para informan hingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga melakukan observasi di Kampung Bali untuk melihat dan membandingkan hasil wawancara dan realita yang ada di lapangan. Selain itu peneliti juga melakukan kajian pustaka untuk mendukung informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi.

Sebelum melakukan penelitian ini, terdahulu peneliti telah melakukan pra- penelitian, tepatnya pada tanggal 10 November 2015, setelah peneliti mendapat persetujuan dari pihak kampus untuk menjadikan topik ini menjadi judul skripsi peneliti. Pada saat melakukan pra-penelitian, peneliti tidak dapat menjumpai Kepala Dusun Kampung Bali ini dikarenakan beliau sedang pergi. Saat itu peneliti hanya mendapatkan beberapa informasi mengenai Kampung Bali dan kehidupan masyarakatnya dari salah seorang warga disana.

Penelitian ini diawali dengan mencari informan kunci yang sesuai dengan subjek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tanggal 21 Februari 2016, peneliti mendatangi rumah Kepala Dusun Kampung Bali. Setelah berbincang dan menjelaskan maksud serta tujuan peneliti maka beliau mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Kampung Bali. Bersamaan dengan itu peneliti juga menetapkan bahwa Bapak Kepala Dusun yaitu Bapak

28

Nyoman Sumandro sebagai informan pertama dalam penelitian ini. Bapak Nyoman Sumandro ini selain sebagai Kepala Dusun, beliau juga merangkap sebagai Pemangku bagi Umat Hindu di Kampung Bali. Di waktu yang sama informan langsung bersedia untuk melakukan wawancara, tanpa membuang waktu peneliti pun langsung melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Nyoman Sumandro. Peneliti kembali melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Nyoman Sumandro pada tanggal 3 Maret 2016 dengan mendatangi Bapak Nyoman di rumahnya untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang pada wawancara pertama belum sempat peneliti tanyakan.

Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Nyoman Sumandro, peneliti meminta rekomendasi untuk mendapatkan informan selanjutnya yang bisa peneliti wawancarai. Bapak Nyoman Sumandro menunjukan Bapak Nyoman Suyetno. Alasan Bapak Nyoman Sumandro menunjuk Bapak Nyoman Suyetno sebagai Informan selanjutnya karena Bapak Nyoman Suyetno adalah orang kepercayaan dari Bapak Nyoman Sumandro, Bapak Nyoman Sumandro sering meminta bantuan kepada Bapak Nyoman Suyetno untuk membantunya jika ada yang harus dilakukan mengenai hal pemerintahan, selain itu Bapak Nyoman Sumandro menganggap Bapak Nyoman Suyetno layak dijadikan informan dalam penelitian ini karena belau memiliki pengetahun yang luas tentang Suku Bali dan Agama Hindu.

Pada tanggal 8 Maret 2016 peneliti melakukan observasi langsung ke Kampung Bali, pada saat itu peneliti berkeliling kampung untuk melihat-lihat keadaan dan dinamika kehidupan masyarakat di Kampung Bali. Disaat yang bersamaan juga dilaksanakan upacara mencaru dan persembahyangan menyambut hari Raya Nyepi. Namun, sangat disayangkan peneliti tidak dapat melihat upacara mencaru karena ketika peneliti sampai di Kampung Bali upacara tersebut sudah selesai, tetapi peneliti masih dapat menyaksikan persembahyangan Umat Hindu di Kampung Bali dalam menyambut hari Raya Nyepi yang dilaksanakan sekitaran Pukul 19.00 WIB. Disini peneliti dapat melihat bagaimana cara Umat Hindu Bali dalam bersembahyang dan bagaimana respon masyarakat lainnya yang ada di Kampung Bali.

29

Pada tanggal 10 Maret 2016, peneliti mendatangi rumah Bapak Nyoman Suyetno. Sebelumnya peneliti belum membuat janji dengan beliau sehingga saat peneliti berkunjung ke rumahnya, beliau sedang tidak ada di rumah. Pada saat berkunjung ke rumah Bapak Nyoman Suyetno peneliti disambut dengan ramah oleh istrinya. Peneliti kemudian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang ternyata disambut dengan respon yang positif. Pada saat itu peneliti disuruh menunggu karena Bapak Nyoman Suyetno sedang dalam perjalanan pulang dari ladang. Setelah menunggu sekitar 15 menit Bapak Nyoman Suyetno tiba di rumah dan langsung menyambut peneliti dengan menanyakan maksud kedatangan peneliti ke rumahnya, peneliti pun menjelaskan kepadanya maksud dan tujuan peneliti datang ke rumahnya. Pada saat itu juga Bapak Nyoman Suyetno bersedia untuk diwawancarai. Setelah kurang lebih dua jam berbincang dan melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Nyoman Suyetno, peneliti pun menanyakan siapa yang bisa peneliti jadikan informan untuk selanjutnya. Bapak Nyoman Suyetno merujuk rekomendasinya kepada Bapak Wayan Weto, alasannya menunjuk Bapak Wayan Weto karena Bapak Wayan Weto merupakan salah satu orang tua yang ada di Kampung Bali dan beliau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tradisi Bali dan Ajaran Agama Hindu, selain itu beliau adalah generasi pertama yang tinggal di Kampung Bali sehingga beliau memiliki hubungan yang sangat akrab dengan semua masyarakat yang ada di Kapung Bali.

Pada tanggal 23 Maret 2016 peneliti mendatangi rumah Bapak Wayan Weto. Saat di rumah Bapak Wayan Weto peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti, dengan hangat Bapak Wayang Weto langsung mengajak peneliti untuk masuk dan duduk. Di saat itu juga peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Wayan Weto selama hampir tiga jam. Seperti biasanya sebelum mengakhiri wawancara, peneliti menanyakan rekomendasi untuk informan selanjutnya. Bapak Wayan Weto merekomendasikan Bapak Nyoman Sutejo, alasan Bapak Wayan Weto merekomendasikan Bapak Nyoman Sutejo karena Beliau merupakan ketua BPKD di Kampung Bali.

Setelah menyelesaikan wawancara dengan tiga informan, peneliti terus mengumpulkan informasi dengan mendatangi informan keempat yaitu Bapak Nyoman Sutejo. Pada tanggal 29 Maret 2016, peneliti mendatangi rumahnya

30

tetapi yang bersangkutan tidak berada di rumah, kemudian peneliti membuat janji melalui istrinya. Peneliti membuat janji untuk bertemu dengan Bapak Nyoman Sutejo pada tanggal 30 Maret. Besoknya peneliti langsung datang ke rumah Bapak Nyoman Sutejo untuk melakukan wawancara mendalam. Setelah bertemu dengan Bapak Nyoman Sutejo peneliti melakukan hal yang sama kepada Bapak Nyoman Sutejo dengan informan-informan sebelumya. Peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan. Setelah melakukan wawancara secara mendalam peneliti juga menanyakan rekomendasi untuk informan peneliti selanjutnya. Dengan senang Bapak Nyoman Sutejo merekomendasikan Bapak Wayan Dangin untuk menjadi informan yang selanjutnya. Alasannya karena Bapak Wayan Dangin merupakan salah satu tokoh yang ada di Kampung Bali ini, beliau merupakan ketua Suka-duka untuk Masyarakat Bali yang ada di Kampung Bali.

Tanpa membuang waktu, di hari yang sama setelah dari rumah Bapak Nyoman Sutejo, peneliti langsung mendatangi rumah Bapak Wayang Dangin. Peneliti juga memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti. Sambutan hangat nan ramah dari Bapak Wayan Dangin dan istrinya membuta peneliti merasa nyaman. Di hari itu juga Bapak Wayan Dangin bersedia untuk melakukan wawancara mendalam. Setelah selesai melakukan wawancara mendalam peneliti juga menanyakan rekomendasi untuk informan yang selanjutnya. Bapak Wayan Dangin menunjukkan Bapak Made Suprapto. Alasan beliau karena Bapak Made Suprapto ini adalah salah satu pengurus Suka-duka dan juga seorang Guru Agama Hindu di salah satu SMP yang ada di dekat Kampung Bali.

Dua hari setelah melakukan wawancara dengan Bapak Wayan Dangin, peneliti kembali mendatangi Kampung Bali tepatnya pada tanggal 1 April 2016. Peneliti mendatangi rumah Bapak Made Suprapto. Setelah bertemu dengan Bapak Made Suprapto peneliti memperkenalkan diri dan juga menjelaskan maksud kedatangan peneliti, dengan antusias beliau menyambut maksud maksud yang peneliti sampaikan dan pada saat itu juga dia bersedia melakukan wawancara mendalam. Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Made Suprapto peneliti pun langsung berpamitan dengan beliau dan keluarganya.

31

Setelah pamitan dengan Bapak Made Suprapto peneliti tidak langsung pulang, peneliti sempatkan untuk berkeliling kampung untuk melakukan observasi. Saat melakukan observasi peneliti pun berpikir untuk melakukan wawancara dengan informan tambahan. Sebelumnya peneliti telah melihat-lihat beberapa rumah masyarakat non Bali. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kesulitan untuk menentukan rumah masyarakat Suku Bali dengan rumah masyrakat lainnya, sebab rumah masyarakat Suku Baki ditandai dengan keberadaan sanggah atau Pura kecil yang ada di halamannya, kemudian peneliti memilih satu rumah yang letaknya tepat di tengah-tengah Kampung Bali. Peneliti datang dan berkenalan dengan pemilik rumah. Pemilik rumah tersebut adalah Bapak Abu Hanifah, yang merupakan masyarakat suku Jawa yang tinggal di Kampung Bali. Setelah menyampaikan maksud kedatangan peneliti, Bapak Abu Hanifah pun bersedia untuk diwawancarai, pada saat itu juga peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Abu Hanifah sebagai Informan tambahan dalam penelitian ini.

Setelah melakukan wawancara mendalam dengan enam informan utama dan satu informan tambahan serta observasi juga telah dilakukan, maka peneliti melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis data. Pada tahap ini peneliti menguraikan hasil wawancara terhadap informan penelitian, kemudian peneliti melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya, kemudian peneliti melakukan penyajian data dan melakukan penarikan kesimpulan.

Dokumen terkait