• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Pengembangan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari : 1) Penjelasan proses prosedur pengembangan prototipe buku cerita anak tentang nyadran; 2) kualitas prototipe buku cerita anak tentang nyadran; 3) pembahasan.

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini membahas tentang proses pengembangan mulai dari awal yaitu melihat masalah yang ada sampai akhir yaitu produk yang sudah jadi.

4.1.1. Proses Pengembangan

Penelitian ini menggunakan tujuh tahap penelitian pengembangan menurut Sugiyono yang telah dimodifikasi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) ujicoba produk. 4.1.1.1. Potensi dan Masalah

Tahap pertama penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi masalah yang terkait dengan tradisi Jawa yang lambat laun semakin luntur seiring perkembangan jaman. Peneliti melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada anak berusia 9-10 tahun guna memperoleh data terkait pemahaman mereka mengenai upacara nyadran.

Peneliti melakukan wawancara terhadap 5 narasumber, 3 narasumber adalah anak-anak dengan usia 9-10 tahun, dan 2 narasumber selanjutnya adalah

anak-anak dengan usia 9-10 tahun, dan 2 narasumber selanjutnya adalah sesepuh di dusun Ngaranan. Pada saat melakukan wawancara dengan 3 narasumber yang merupakan anak-anak Sekolah dasar deengan usia 9-10 tahun menunjukan bahwa mereka tidak mengetahui dan memahami upacara nyadran. Wawancara yang dilakukan dengan 2 sesepuh desa Ngaranan menunjukan bahwa beliau memahami dan mengetahui upacara nyadran adalah sebuah tradisi dan sarana untuk mendoakan dan menghormati arwah leluhur. Dari hasil wawancara dengan 3 anak berusia 9-10 tahun, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar anak jaman sekarang kurang memahami bahkan tidak mengerti mengenai tradisi yang berada di lingkungan sekitarnya terkhusus upacara nyadran yang merupakan salah satu dari upacara tradisi di masyarakat Jawa. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan dan merasa kesulitan dalam mendapatkan buku yang berkaitan dengan upacara nyadran.

Hasil wawancara dan pengamatan yang didapat peneliti selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun kuesioner kebutuhan anak. Kuesioner ini selanjutnya disebarkan di SD Kanisius Kenteng yang beralamatkan di Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulonprogo yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015. Penyebaran kuesioner dilaksanaan pada siswa kelas 4 yang berjumlah 20 siswa. Hasil kuesioner menunjukan bahwa 78% siswa belum memahami mengenai pengertian, tujuan, dan tatacara pelaksanaan upacara nyadran.

Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran kuesioner tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa upacara nyadran yang mempunyai nilai-nilai luhur dan

bisa dijadikan sarana untuk pengembangan karakter anak, lambat laun mulai terlupakan dan hilang.

4.1.1.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. Wawancara dilaksanakan dengan 3 naramsumber yang merupakan anak berusia 9-10 tahun. Pertanyaan yanng diajukan kepada narsumber diantaranya (1) apa yang kamu ketahui tentang tradisi nyadran? (2) kapan upacara tradisi nyadran dilaksanakan? (3) apa tujuan upacara tradisi nyadran? (4) apa sajakah yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan dalam melaksanakan upacara tradisi nyadran? Dari empat pertanyaan yang diajukan, peneliti mendapatkan hasil bahwa 3 anak berusia 9-10 tahun tersebut tidak memahami dan mengetahui arti, waktu pelaksanaan, tujuan, dan apa saja yang harus dipersiapkan dalam upacara tradisi nyadran.

Pengumpulan data tahap kedua dilakukan dengan menyebarkan kuesioner di SD Kanisius Kenteng yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015. Dari penyebaran tersebut didapatkan total 20 anak kelas empat Sekolah dasar dengan usia 9-10 tahun sebagai pengisi kuesioner. Kuesioner tersebut menyangkut beberapa aspek diantarannya (1) definisi nyadran, (2) tujuan nyadran pada umumnya, (3) kegiatan-kegiatan dalam tradisi nyadaran, (4) upaya mengenalkan budaya Jawa melalui buku cerita. Dari keempat aspek tersebut dibuatlah 9 pernyataan guna mendapatakan data pemahaman anak mengenai tradisi nyadran. Berikut merupakan daftar pernyataan beserta hasil kuesioner yang disajikan dalam tabel oleh peneliti.

Tabel 4.1. Hasil kuesioner kebutuhan anak.

No Pernyataan Siswa yang menjawab

Ya Tidak

1 Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah atau menjelang bulan puasa.

39,13 % 60,87 %

2 Nyadran merupakan kegiatan ziarah ke makam para sanak saudara dan mendoakan mereka.

69,57 30,43 %

3 Tujuan dari Tradisi Upacara Nyadran yaitu untuk mendoakan kakek, nenek, dan saudara yang telah meninggal. Tidak hanya itu, tujuan lainnya adalah menjalin persaudaraan yang baik dengan teman-teman dan keluarga yang masih hidup

47,83 52,17 %

4 Tradisi Upacara Nyadran mengingatkan kita

untuk bersyukur atas hidup yang diberikan Tuhan dan juga supaya kita berfikir untuk menyehatkan jiwa dan kesadaran kita.

52,17 47,83 %

5 Tradisi Upacara Nyadran diawali dengan acara Besik, yaitu kegiatan membersihkan makam dengan sapu, cangkul, atau dengan alat yang lain secara bersama-sama/gotong royong.

73,91 26,09 %

6 Setelah acara besik selesai, dilanjutkan dengan acara menabur bunga dan berdoa di makam yang sudah dibersihkan.

78,26 21,74 %

7 Setelah selesai menabur bunga dan berdoa,

dilanjutkan dengan acara Kendurenan.

Kendurenan adalahacara bertukar makanan yang dibawa dari rumah masing-masing dan berdoa secara bersama-sama.

34,78 65,22 %

8 Acara terakhir dalam upacara Nyadran adalah Bakdan. Bakdan yaitu acara menjalin persaudaraan yang dilakukan anak muda kepada orang tua.

21,74 % 78,26 %

9 Saya perlu buku yang berisi penjelasan tentang Tradisi Upacara Nyadran.

82,61 % 17,39 %

10 Buku tentang Tadisi Upacara Nyadran sebaiknya

berupa buku cerita bergambar.

Dari kuesioner yang telah dibagikan, didapakan data bahwa sebanyak 60,87 % siswa tidak mengetahui arti dari tradisi nyadran dan sebanyak 78,26 % siswa tidak mengetahui tata laksana upacara tradisi nyadran. Disamping itu, dari data kuesioner didapatkan bahwa sebanyak 82,61 % siswa membutuhkan buku yang berisi penjelasan mengenai tradisi upacara nyadran dan sebanyak 65,22 % siswa membutuhkan buku cerita bergambar. Data tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan dalam menyusun buku cerita bergambar menganai upacara nyadran.

Data awal yang didapatkan oleh peneliti tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk menjadi acuan dalam mengembangkan desain produk. Hal tersebut dimaksudkan agar produk yang akan dikembangkan oleh peneliti bermanfaat bagi anak. Oleh karena itu, peneliti membentuk karakter anak melalui buku cerita tentang upacara nyadran, selain itu juga membantu anak untuk ikut melestarikan tradisi Jawa yang sudah ada sejak dulu.

4.1.1.3. Desain Produk

Pada tahap ini, peneliti mendesain sebuah produk berupa prototipe buku cerita bergambar berdasarkan latar belakang masalah. Prototipe yang disusun berjudul Nyadran. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membuat sebuah alur cerita dengan menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga bahasa yang ada dalam cerita dapat dipahami oleh anak usia 9-11 tahun. Nama-nama tokoh di dalam cerita pun merupakan nama yang akrab di dalam masyarakat Jawa. Dalam cerita yang peneliti buat, tentu menonjolkan nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam upacara tradisi nyadran.

Setelah membuat cerita, penelliti mulai membuat sketsa gambaran yang sesuai dengan cerita yang telah dibuat. Skesa yang dibuat merupakan gambaran dari cerita yang berisikan tatacara pelaksanaan upacara nyadran seperti besik (kegiatan membersihkan makam dengan menggunakan cangkul, sabil, dan sapu), berdoa di depan makam, menabur bunga, kenduri, makan bersama, dan saling meminta maaf dengan berjabat tangan. Berikut adalah sketsa awal yang dibuat oleh peneliti.

Sketsa awal yang dibuat oleh peneliti dirasa kurang menarik untuk dijadikan sebuah produk, untuk itu peneliti dibantu oleh seorang ahli lukis dan grafis melakukan tahap perbaikan gambar dan pemberian warna. Tahap ini bertujuan untuk membuat buku menjadi lebih menarik, sehingga anak yang membaca buku cerita ini akan tertarik dan mudah dalam memahami isi cerita tentang nyadran. Berikut meruakan gambar yang telah diperbaiki oleh ahli lukis dan grafis:

Gambar 4.2. Perbaikan oleh ahli lukis dan grafis 4.1.1.4. Validasi Desain

Vaidasi desain dilakukan untuk memperoleh beberapa kritik dan saran yang disertai penilaian produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Produk divalidasi oleh ahli psikologi pendidikan Universitas Sanata Dharma. Berikut ini adalah tabel hasil validasi dari ahli psikologi.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Prototipe oleh Ahli Bahasa

No Item yang dinilai Skor

(1-4)

Saran

1. Bahasa: 3 Terdapat kesalahan dalam

penulisan tanda baca dan EYD a. Sesuai dengan kaidah

penulisan EYD

b. Dapat dipahami oleh anak 3 Coba minta masukan dari teman

juga

2. Format penulisan protitipe: 4

a. Sesuai dengan kaidah penulisan buku

b. Menggunakan

kepustakaan sesuai dengan teori salah satu tradisi Jawa nyadran dan pendidikan karakter

3 Sumber perlu ditambah

khususnya pada karakter

3. Isi: 4

a. Buku memuat cerita

tentang tradisi nyadran

b. Buku memuat 17 gambar

tentang tradisi nyadran

4

c. Gambar-gambar diberi

cerita

3 d. Buku memuat nilai-nilai

kerjasama, bergotong

royong, dan ketuhanan

3

e. Buku memuat refleksi

yang berkaitan dengan tradisi nyadran

3

Jumlah 30

Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli psikologi pendidikan sebesar 3,3. Berdasarkan hasil rata-rata tersebut, maka prototipe buku cerita sangat layak untuk digunakan. Selain itu prototipe tersebut juga sudak layak untuk diuji cobakan pada anak. Pedoman tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.

4.1.1.5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari validator. Peneliti meminta masukan dan saran agar prototipe yang akan diujikan sesuai dengan tingkat pemahaman dan penangkapan anak terhadap isi dari prototipe buku

cerita yang akan diujikan. Dari saran dan komentar validator, peneliti melakukan perbaikan terhadap buku cerita bergambar sehingga produk berupa prototipe buku cerita tentang upacara nyadran dalam konteks pendidikan karakter yang lebih baik dari pada yang sebelumnya. Berikut ini merupakan tabel penjabaran saran dari validator beserta revisi yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.3 Saran Validator Ahli Psikologi dan Revisinya

No Saran Revisi

1. Dalam penulisan EYD masih terdapat kesalahan dalam pengetikan

Peneliti memeriksa kembali dan membetukan setiap kalimat, kata dan tanda baca yang salah.

2. Dapat dipahami oleh anak Peneliti meminta saran terhadap

bahasa yang digunakan kepada teman dan guru sekolah dasar

3. Sumber perlu ditambah khususnya pada karakter

Peneliti menambahkan daftar pustaka tentang pendidikan karakter

4.1.1.6. Uji Coba Produk

Desain produk yang telah direvisi kemudian diuji cobakan pada anak-anak kelas 4 di SD Kanisius Kenteng yang beralamatkan di Kenteng, Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Uji coba dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Januari 2016. Produk diuji cobakan kepada 10 anak yaitu 3 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Usia anak-anak di kelas 4 ini dari 9-11 tahun tahun. ujicoba produk dilaksanakan agar anak menjadi lebih paham dan mengerti tentang upacara tradisi nyadran dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain itu, anak-anak dapat ikut ambil bagian untuk melestarikan tradisi nyadran.

Uji coba produk yang dilaksanakan bersama kelas 4 SD Kanisius Kenteng ini diaksanakan seusai istirahat kedua. Sebelum melaakukan uji coba, peneliti melakukan perkenalan bersama dengan anak-anak dan menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti datang ke SD tersebut. Sebelum melakukan uji coba, peneliti menanyakan apakah anak-anak sudah mengetahui tradisi nyadran, dan ternyata kebanyakan dari mereka belum mengetahui sama sekali terkait upacara tradisi nyadran. Setelah melakukan tanya jawab, produk mulai dibagikan dan anak-anak mulai membaca dengan tenang.

Selama proses uji coba berlangsung, peneliti mendampingi anak-anak yang sedang membaca buku cerita nyadran. Setelah anak-anak selesai membaca, peneliti membagikan kuesioner yang ditujukan untuk anak. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah anak-anak memahami mengerti tentang tatacara pelaksanaan upacara nyadran yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter bangsa. Setelah anak selesai mengisikan kusioner, anak-anak mengumpulkan kuesioner tersebut kepada peneliti. Proses uji coba pun selesai tepat pada waktunya yaitu sebelum istirahat kedua. Setelah selesai, peneliti berpamitan pada anak-anak, kepala sekolah dan pada guru-guru yang berada di kantor guru. Berikut ini merupakan gambar pelaksanaan uji coba di SD Kanisius Kenteng.

Gambar diatas menunjukan bahwa anak-anak sedang membaca buku nyadran. Terlihat sekkali bahwa anak-anak membaca buku cerita tersebut dengan antusias. Keterbatasan buku bukan menjadikan penghalang bagi anak-anak untuk dapat dengan serius dan atusias serta memahami buku cerita tersebut.

Dokumen terkait