• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebuah proses pentahiran

Firman tentang salib ini berkuasa karena membawa kepada kita substansi dari pekerjaan Kristus yang terselesaikan. Apa maksud kami dengan hal ini? Ketika Kristus memproklamirkan di atas kayu salib, ‘Sudah selesai’, Dia sedang mendeklarasikan bahwa semua persembahan telah digenapi dan dirangkumkan ke dalam sebuah proses. Kemudian Ia mati dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa. Tubuh-Nya yang tergantung di atas kayu salib merupakan sisa dari persembahan yang sepenuhnya sempurna dan terbakar. Dalam pengertian ini, seperti halnya abu dari suatu persembahan. Ketika Kristus menyelesaikan pekerjaan-Nya, prajurit menikam tubuh-Nya dengan sebuah tombak. Abu dari persembahan-Nya yang terselesaikan, dengan darah dan air yang keluar dari luka oleh tombak itu, merupakan unsur-unsur yang melaluinya umat manusia dapat diselamatkan dan dipulihkan kepada status anak mereka.10 Dalam menuliskan kepada jemaat Ibrani, dengan segera Paulus merangkumkan perihal ini. ‘Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah (melayani) kepada Allah yang hidup?’11

6 1Ptr 1:12 7 1Tes 1:5 8 2Ptr 1:12 9 Ibr 4:12. Ef 1:18 10 Yoh 19:34. 1Yoh 5:6 11 Ibr 9:13-14

54

Kematian Kristus adalah penggenapan nubuatan akan persembahan yang menghasilkan abu dari lembu betina merah di bawah Perjanjian Lama.12 Dalam persembahan ini, lembu merah (lembu betina merah) dibunuh dan sebagian dari darahnya dipercikkan kepada kemah pertemuan sebanyak tujuh kali. Tubuhnya dibakar dengan darahnya, bersama dengan beberapa kayu aras, kain kirmizi dan hisop. Kemudian abunya dicampur dengan air murni yang mengalir. Dengan menggunakan cabang dari hisop, air ini dipercikkan tujuh kali oleh orang yang tahir atas tubuh seseorang yang telah menjadi najis dengan menyentuh mayat. Air ini disebut ‘air pentahiran’. Proses ini diulangi pada hari pertama, ketiga dan ketujuh, menandakan suatu proses untuk pengudusan yang terus-menerus.13 Orang yang tidak tahir, hanya dinyatakan tahir di akhir dari proses selama tujuh hari. Namun, pada setiap tiga hari pemercikan, orang yang tahir yang melayani air pentahiran dianggap najis sampai petang hari. Baik orang yang menerima pemercikan maupun yang melayani pemercikan tidak dapat masuk ke jemaat sampai mereka tahir. Kalau mereka masuk sementara najis, mereka harus dikeluarkan dari tengah-tengah jemaat karena tempat kudus, atau bait suci Tuhan sedang dicemarkan oleh mereka.

Kitab Suci mencatat konteks-konteks yang berbeda dimana seseorang yang bersentuhan dengan mayat. Banyak dari konteks itu terlihat tidak disengaja, tapi tetap membuat orang yang menyentuhnya menjadi najis. Dalam konteks kita sebagai orang Kristen, mayat menggambarkan segala sesuatu yang Kristus telah jatuhkan hukuman atasnya. Ini semua adalah yang ada di dalam dunia, yang lama, dan yang sedang berlalu.14 Hal-hal ini adalah sesuatu yang lama bagi kita karena pekerjaan Kristus yang terselesaikan telah melepaskan kita dari cara yang lama yang memimpin kepada kematian, kepada ‘sebuah jalan yang baru dan hidup’. Paulus menuliskan bahwa jalan yang baru dan hidup telah ditegakkan meskipun tabir dari daging Kristus. Dia sedang merujuk kepada lambung-Nya yang ditikam. Kemudian kita lihat bahwa pekerjaan persembahan Kristus yang terselesaikan membawa kita ke dalam sebuah jalan yang baru dan hidup, ke dalam jalan status anak. Sementara kita berjalan di jalan yang baru dan hidup, ada banyak keadaan dimana kita dapat berinteraksi dengan, atau menyentuh, yang merupakan bagian dari yang lama dan kondisi kejatuhan kita sebagai anak-anak Adam. Sebagai contoh, kalau kita kembali kepada tingkah laku berdosa kita yang sebelumnya, setelah dilepaskan dari hal-hal tersebut, kita akan perlu dipercikkan dengan air pemisahan. Hal yang sama jika kita terlibat dalam budaya-budaya atau praktek-praktek keluarga yang berlawanan dengan budaya tubuh Kristus. Hal ini juga bisa sebagai konsekuensi dari sekedar terlibat dalam praktek-praktek duniawi di sekolah atau tempat kerja untuk menyesuaikan diri dan memperoleh penerimaan.

Kita semua berada dalam kebutuhan yang jelas akan air pentahiran sebagaimana kita terus di jalan yang baru dan hidup. Mengambil manfaat dari unsur-unsur ini bagi diri kita sendiri adalah penting untuk hidup sebagai seorang anak Allah. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat membuat persembahan yang berkenan sebagai anak-anak sementara kita najis. Jika kita melakukan hal ini, kita membawa ketidaktahiran ke dalam persekutuan tubuh Kristus. Inilah artinya mencemarkan tempat kudus. Jika kita terus berjalan tanpa menyelesaikan permasalahan ini, Tuhan akan mengeluarkan kita dari kumpulan umat-Nya.

12 Seekor lembu betina merah adalah lembu berambut merah, lembu yang belum melahirkan dan murni serta tidak bercela.

13 Bil 19:1-10

55

Kodrat ilahi

Zakharia merujuk kepada darah dan air yang datang dari lambung Kristus sebagai ‘sumber untuk membasuh dosa dan kecemaran’.15 Sumber ini memberikan kita kuasa untuk memproses dan menghapus dosa serta kenajisan dari kehidupan kita. Bagi orang Kristen, permasalahannya adalah seringkali tidak banyak mengenai seseorang yang membereskan dosa, tetapi mengenai keluar dari kenajisan dunia dan jalan-jalannya, serta dikuduskan kepada Allah.16

Sumber hidup yang mengalir dari lambung Kristus bukan hanya memberikan kita kuasa untuk membereskan dosa, tapi juga memberikan hidup Allah kepada kita. Allah menggunakan perantaraan air, darah dan Roh Kudus untuk memberikan hidup-Nya kepada kita. Melalui aktivitas dari ketiga unsur inilah maka kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita menyebut hidup ini, kodrat ilahi.

Allah mempersembahkan hidup-Nya sendiri kepada kita supaya kita dapat menjadi anak-anak-Nya. Ini merupakan hidup ‘pribadi’-Nya karena hidup ini adalah milik Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang membagikan hidup ini bersama. Allah adalah tiga Pribadi dalam satu persekutuan. Sementara Mereka membagikan hidup ini, Mereka masing-masing melayani hidup Mereka kepada kita dalam cara yang spesifik dan unik.

Allah Bapa mempersembahkan hidup-Nya kepada kita melalui air firman. Firman-Nya membawa iluminasi kepada kita, memberikan kita pengertian untuk mengetahui apakah nama kita. Firman-Nya juga memberikan kita kuasa untuk menjadi anak yang taat yang Dia namakan kita untuk jadi. Firman tersebut menetapkan unsur-unsur dari nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Ketika kita menerima nama dan pekerjaan-pekerjaan kita dari Bapa, kita juga menerima hidup-Nya sebagai hidup kita sendiri, dan hidup ini memampukan kita untuk hidup sebagai seorang anak Allah.

Allah Anak menebus kita dengan hidup dan kuasa yang ada di dalam darah-Nya. Darah-Nya tercurah bagi pengampunan dosa-dosa kita. Darah-Nya membawa kita kembali dari kematian akan dosa, dan memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Kemudian kita lihat bahwa darah-Nya tidak hanya membersihkan hati kita dari pekerjaan-pekerjaan sia-sia (mati); tapi juga memampukan kita melayani Allah dan mendemonstrasikan bahwa kita adalah anak-anak-Nya.

Allah Roh Kudus memberikan kita hidup-Nya ketika Dia memberikan kita kuasa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan nama kita. Ada kuasa dalam hidup yang Roh Kudus berikan kepada kita. Dia juga memberikan kepada kita ketujuh kali lipat Roh Allah, yang disebut dalam Kitab Suci Roh yang Kekal. Berdiam dalam Roh Allah adalah kuasa yang menyatukan kita kepada

persembahan Kristus. Kuasa ini memampukan kita untuk memberikan diri kita sendiri kepada Allah sebagai korban yang hidup.

Ketika kita menerima hidup dari Bapa, Anak dan Roh Kudus, kita telah menerima kodrat ilahi.17 Kita telah menerima hidup Allah sendiri dan hidup ini memberikan kita kapasitas untuk terus di jalan keselamatan, jalan yang baru dan hidup. Firman ‘hari ini’ yang diberitakan kepada kita, menyingkapkan di hadapan kita jalan yang harus kita jalani sebagai murid-murid Kristus. Sementara kita menempuh perjalanan hidup dengan Kristus, kita juga diperintahkan untuk memelihara persekutuan kita dengan orang Kristen yang lain. Sementara kita berjalan di jalan ini, kita sedang dibasuh dari dosa dan kenajisan. Proses pentahiran hanya efektif ketika kita terus berjalan dalam persekutuan satu dengan yang lain.

15 Za 13:1

16 2Kor 6:17

56

Pengasihan dan permohonan

Ketika firman tentang salib pertama-tama diberitakan kepada kita, kita tidak mempunyai kapasitas di dalam diri kita sendiri untuk menerima apa yang sedang disampaikan, karena pikiran kita telah dibutakan oleh Iblis. Kita sedang hidup dalam kegelapan dosa dan berada di bawah kuasa Iblis yang merupakan ilah dari dunia ini.18

Zakharia memproklamirkan bahwa Tuhan akan mencurahkan atas orang-orang yang mendengarkan firman tentang salib, Roh pengasihan dan permohonan.19 Ketika seseorang memberitakan firman kepada kita oleh kuasa Roh Kudus, Allah mencurahkan Roh pengasihan dan permohonan atas kita. Kita menemukan kembali pengertian dan iman. Kita dapat memandang kepada Kristus yang kita tikam dan meratap karena dosa kita. Kita melihat lambung Kristus yang ditikam dan meratap karena kehilangan status anak kita. Kita mengerti bahwa Dia mati karena kita mati bagi Allah sehubungan dengan dosa kita. Dia memberikan hidup-Nya sebagai suatu persembahan bagi kita supaya kita dapat hidup.20

Air dan darah adalah untuk pendamaian dan pengudusan kita, dan memberikan kita hidup. Air dan darah adalah unsur utama yang merupakan bagian dari air pemisahan. Pembasuhan dari air pemisahan adalah aplikasi dari air dan darah yang mengalir dari lambung Kristus yang terluka, kepada kehidupan kita. Ingat bahwa air pentahiran dari dosa dan kenajisan dibuat dari semua unsur yang Kristus sediakan bagi kita dari persembahan-Nya. Unsur-unsur ini diaplikasikan kepada kehidupan kita oleh firman, melalui pekerjaan Roh Allah yang menginsafkan.

Firman ini memberikan kita kapasitas untuk menanggalkan manusia lama dan jalan-jalannya yang najis.21 Sementara kita menerima pelayanan dari Roh, kita dilahirkan kembali dan pikiran kita dibaharui di dalam roh. Kita mengenakan manusia baru, ciptaan baru kita, dan dibaharui dalam kebenaran, kekudusan dan keadilan.

Air firman adalah kehendak Allah yang Bapa miliki bagi setiap anak-anak-Nya. Sementara kita menerima firman tentang salib yang diberitakan kepada kita, kita mengenal kehendak Allah bagi kehidupan kita. Jalan ketaatan menjadi jelas bagi kita, menyediakan kita dengan keyakinan iman,dan memotivasi kita untuk memasuki jalan yang baru dan hidup melalui penyediaan dari Kristus.22

Dokumen terkait