• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak-anak Allah Yang Mahatinggi Jalan untuk status anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anak-anak Allah Yang Mahatinggi Jalan untuk status anak"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Anak-anak Allah Yang Mahatinggi

Jalan untuk status anak

Richie Kaa John Hay Julianne Hamilton Bruce Hamilton Peter Hay Luke Pomery Jonathon Wills David V Hall Kane McNally

Panduan Pembelajaran untuk Pertemuan Muda-mudi Internasional 2014

Desember 2013

Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Di mana ada penekanan huruf miring yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam terjemahan asli

Penghargaan dari para penulis:

Kami pertama-tama mau memberikan penghargaan kepada Tuhan untuk pertolongan dan kemurahan-Nya yang penuh kasih karunia kepada kami, sementara kami bersatu dengan persekutuan firman-Nya yang memampukan kami untuk menulis panduan pembelajaran ini. Komitmen Victor Hall dalam menuntun dan bersekutu dalam firman ini telah menolong kami untuk menulis isinya. Perhatiannya yang terus-menerus untuk memelihara diskusi firman, baik secara nasional maupun internasional, telah memastikan bahwa isi panduan ini adalah suatu firman kebenaran masa kini, yang telah memimpin dan membentuk semua orang yang mengambil bagian di dalamnya. Jerih lelah David Baker, John Hay, dan Peter Hay dalam persekutuan ini juga telah memungkinkan adanya publikasi ini.

Desain sampul: Dan Proud

Diterbitkan oleh visionone © Vision One Inc. 2013

TCF 10 Old Goombungee Road Toowoomba QLD 4350

Tlp: 1300 885 048

(3)
(4)

i

Daftar Isi

PEKERJAAN DARI STATUS ANAK Richie Kaa 4

Firman tentang salib 4

Terpotong hatinya 4

Apa yang harus saya lakukan? 5

Kehendak Bapa 5

Menerima kehendak Bapa 5

Melakukan kehendak Bapa 6

Jubah kebenaran 6

Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan? 6

Pertanyaan Pembelajaran –Pekerjaan Dari Status Anak 8

MENGHASILKAN BUAH DARI STATUS ANAK John Hay 9

Pengantar 9

Kasih Allah yang besar 10

Juru Selamat dunia 10

Benih dari kodrat ilahi 10

Perumpamaan tentang penabur 11

Tanah yang berbatu-batu 11

Tanah yang baik 12

Persembahan Kristus 12

Hati kita – taman yang diairi 13

Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak 15

HATI YANG MENDEKAT Julianne Hamilton 16

Pendahuluan 16

Sunat Kristus 17

Benih dari Perjanjian Baru 18

Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat 19

Sunat dalam Perjanjian Lama 19

‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’ 20

Contoh dari Adam dan Hawa 20

Hawa tidak mendekat kepada Allah 21

Kesimpulan 22

(5)

ii

SUNAT KRISTUS - mengubahkan kita dari yang alamiah kepada rohaniah Bruce Hamilton 25

Alamiah dibandingkan dengan rohaniah 25

Sunat Kristus 27

Sebelum waktu dan di dalam waktu 27

Sudah selesai 28

Kesimpulan 28

Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus 29

TINGGAL DI DALAM RUMAH SELAMANYA Peter Hay 30

Firman diproklamirkan 31

Menyatakan Bapa 31

Di dalam rumah Bapa 32

Dibawa kepada Anak 33

Tinggal di dalam rumah 35

Pertanyaan Pembelajaran –Tinggal di dalam Rumah Selamanya 37 MELAYANI KEHENDAK ALLAH - menerima kapasitas dan otoritas untuk melakukan

kehendak Allah Luke Pomery 38

Sebuah jalan untuk diikuti 39

Mengambil bagian dari roti hidup 40

Berpartisipasi dengan Kristus dalam doa 40

Dimampukan untuk melakukan kehendak-Nya 41

Kepengurusan kita 42

Kesimpulan 43

Pertanyaan Pembelajaran –Melayani Kehendak Allah 44

IMAN DAN PENDERITAAN Jonathon Wills 45

Penyebab penderitaan 45

Karena Kristus menderita penderitaan badani (dalam daging) 46

Iman adalah suatu nilai yang berharga 47

Penderitaan sebagai orang-orang Kristen di tempat kerja 48

Penderitaan dalam keluarga 48

Penderitaan demi kebenaran 49

Penderitaan persekutuan salib 49

Penderitaan api pengujian iman 49

Penderitaan dari para penatua 50

Penderitaan karena serangan Iblis 50

(6)

iii

Pertanyaan Pembelajaran–Iman dan Penderitaan 51

JALAN YANG BARU DAN HIDUP David Hall 52

Firman tentang salib 53

Sebuah proses pentahiran 53

Kodrat ilahi 55

Pengasihan dan permohonan 56

Partisipasi kita 56

Pertanyaan Pembelajaran – Jalan yang Baru dan Hidup 58

DATANG! JADILAH ANAK ALLAH DAN MENYEMBAH Kane McNally 59

Pendahuluan 59

Penghargaan membawa kepada penyembahan dan persekutuan 59

Datang! Dan jadilah anak Allah 60

Penghargaan memimpin kepada penyembahan dan persekutuan 61

Administrasi penyembahan Raja Daud 62

Menyembah dalam urutan dan aturan yang sesuai dengan nama, memenangkan peperangan 62

Berhiaskan kekudusan 62

Mengapa kita menyembah? 62

Hendaklah perkataan (firman) Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu 63

Mengapa kita mengangkat tangan ketika kita menyembah? 63

Nasihat kepada para pemain musik dan penyanyi untuk diarahkan oleh Roh 63

Menghargai firman Allah dalam nyanyian 63

Menantikan Dia untuk nyanyian rohani 63

Anak-anak Allah menyembah 64

Kesimpulan 64

Pertanyaan Pembelajaran – Datang! Jadilah Anak Allah dan Menyembah 65

(7)

4

PEKERJAAN DARI STATUS ANAK

Richie Kaa

Sungguh hal yang menakjubkan untuk diperhatikan bahwa kita, anak-anak manusia telah ditetapkan untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa kita memberikan perhatian untuk mempelajari bagaimana menjalani panggilan yang mulia ini dengan cara yang layak. Kita sudah mendengar bahwa perjalanan kita sebagai seorang anak Allah merupakan suatu proses yang pertama kali dimulai oleh firman tentang salib. Firman tentang salib ini terus-menerus diberitakan, saat ini, melalui para utusan yang diutus sebagai bagian dari administrasi Kristus.

Firman tentang salib

Kita menyebutnya 'firman tentang salib', bukan berarti utusan tersebut harus berbicara mengenai Yesus yang akan disalib atau mati di kayu salib, namun karena akibat dari firman yang diberitakan itu membuat kita terhubung kepada pekerjaan salib yang mulia. Anda dapat mengingat untuk pertama kalinya Anda mendengar dan menerima firman yang menyatukan Anda kepada pekerjaan salib. Ketika firman itu diberitakan, Anda mendengar firman Allah dengan cara dimana Anda tahu bahwa Tuhan sedang berbicara langsung kepada Anda. Dampaknya adalah firman itu membuat Anda 'melihat' sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya mengenai dirimu sendiri. Anda diiluminasi untuk melihat bahwa aspek-aspek tertentu tentang bagaimana Anda telah hidup (perbuatan-perbuatan, sikap-sikap, arti hidup, bahkan tujuan hidup Anda) pada kenyataannya sepenuhnya bertentangan dengan jalan dimana Allah memanggil Anda saat ini. Hal ini merupakan pertukaran yang luar biasa, dan Kitab Suci mengajarkan bahwa mereka yang telah masuk Kerajaan Allah, sekarang hidup oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Terpotong hatinya

Agar teriluminasi oleh firman yang hidup dan berkuasa, yang menginsafkan hati kita membawakan semacam duka cita, dimana Kitab Suci menggambarkannya sebagai 'tertikam' atau 'terpotong hatinya'. Ini bukan berarti bahwa dosa merupakan suatu konsep yang asing bagi kita atau kita tidak dapat mengidentifikasi prinsip dari dosa dalam kehidupan kita sendiri atau kehidupan orang lain,

(8)

5

tetapi bagaimanapun juga, di saat mendengar dan menerima firman tentang salib, kita 'disadarkan' akan fakta bahwa dosa itu lebih daripada sebuah konsep atau perbuatan yang dapat dinilai atau diartikan. Hati kita tertikam karena kita mulai melihat keberdosaan kita, kejahatan kita, dan merasa malu akan dosa kita. Kita mulai melihat kebenaran mengenai kondisi kita yang sebenarnya di hadapan Allah. Untuk pertama kalinya, kita mengerti bahwa kita terhilang dan tanpa pengharapan.

Apa yang harus saya lakukan?

Ketika kita menerima Roh pengasihan dan permohonan, hal ini membuat kita meratap. Kita tidak lagi menjadi bagian dari kalangan yang 'tidak tahu apa yang mereka perbuat'. Sekarang kita mengekspresikan sebuah respon yang sederhana dan bertanggung jawab; sebuah pengakuan bahwa dosa kitalah yang menyalibkan Kristus; dan berseru dalam pengharapan, 'Apa yang harus kami lakukan?'. Pertanyaan ini mengakui bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan. Namun, pertanyaan ini juga mengakui bahwa saya tidak dapat menjadi sumber dari jawaban tersebut. Firman tentang salib telah membawa saya ke dalam sebuah persekutuan dimana saya dapat mendengar kehendak Bapa bagi hidup saya, dan di sinilah, di dalam persekutuan, dimana saya akan bertumbuh sebagai seorang anak. Secara praktis, kita tahu bahwa aktivitas yang mendasar sebagai seorang anak Allah adalah melakukan kehendak Bapa. Pertanyaannya adalah, 'Bagaimana'?

Kehendak Bapa

Sepanjang masa pelayanan-Nya di bumi, Yesus mengajarkan kita mengenai kehendak Bapa: ‘Sebab

siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-saudara-Ku’.1Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:”Tuhan, Tuhan!”akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga’.2 Dalam

menjelaskan bagaimana berdoa kepada Bapa, Yesus berkata, 'Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu

jadilah di bumi seperti di surga'. Kemudian, kita juga ingat perkataan Kristus di Getsemani,‘Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi’.3Fokus kita sebagai anak-anak adalah mulai mengarahkan perhatian kepada realitas

dari mendengar, menerima dan melakukan kehendak Bapa. Hal ini sepertinya merupakan sebuah poin yang sederhana dan jelas untuk dibuat, namun tantangan yang sebenarnya bagi kita adalah mendapatkan pemahaman mengenai hal-hal tersebut.

Menerima kehendak Bapa

Jadi apakah kehendak Bapa bagi kita? Pada tingkat yang paling dasar, kehendak Bapa adalah memberikan kepada kita kehendak-Nya. Hal ini mungkin terdengar bodoh, namun inilah poin utama yang diperhatikan. Menerima kehendak Bapa hanya akan dapat terjadi ketika hati kita disunat dan kehendak kita dipotong dan digantikan dengan kehendak Bapa. Suatu hal yang patut disyukuri, Kristus telah merintis sebuah jalan bagi kita. Kuncinya adalah memahami apa artinya bagi kita untuk tinggal dengan Kristus dalam persekutuan doa-Nya di Getsemani. Ingat, ketika Kristus sedang berdoa di Getsemani, Dia sudah mengetahui kehendak Bapa. Akan tetapi, penting untuk menerima kehendak Bapa sebelum Dia dapat berlanjut untuk sesungguhnya melakukan kehendak Bapa. Inilah kunci bagi kita, karena Yesus juga mengajak ketiga murid-Nya untuk ‘berjaga dan berdoa’ketika Dia pergi berdoa kepada Bapa. Apa yang murid-murid Yesus lihat dan, lebih kepada poin, apa yang Yesus mau kita lihat saat ini sehubungan dengan doa-Nya kepada Bapa? Yesus hanya menggambarkan kepada kita bahwa kita harus berjalan menurut kehendak Bapa dan bukan menurut kehendak kita

1 Mat 12:50

2 Mat 7:21 3 Luk 22:42

(9)

6

sendiri. Hal ini bukan hanya mengacu kepada isi dari kehendak Bapa seolah-olah menyarankan bahwa serangkaian petunjuk diberikan selangkah demi selangkah sehingga Kristus akan mengikuti naskah tersebut sepanjang jalan menuju Kalvari. Menerima kehendak Bapa berarti ‘mau dan melakukan’ kehendak Bapa.4 Betapa pentingnya hal ini bahwa kita mengerti bagaimana menerima kehendak Bapa sehingga kehendak-Nya dapat menjadi kehendak ‘saya’, dan tidak hanya berasumsi bahwa mendengarkan kehendak-Nya sudah cukup sebelum kita berlanjut untuk melakukan kehendak-Nya. Pada kenyataannya, kita tidak memiliki pengharapan dari melakukan kehendak-Nya kecuali kehendak-Nya telah menggantikan ‘kehendakku’.

Melakukan kehendak Bapa

Dalam menerima kehendak Bapa, kita berlanjut untuk melakukan kehendak-Nya, yaitu untuk melayani nama dan pekerjaan kita, melalui persembahan. Ini adalah pekerjaan keimamatan. Proses yang membawa kita untuk memberikan, atau mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup untuk membuktikan kehendak Allah, pada kenyataannya adalah pekerjaan hidup kita. Berpartisipasi dalam pekerjaan ini mengharuskan kita untuk terus-menerus mendengar kehendak Bapa yang datang kepada kita dalam firman tentang salib, dan menerima kehendak Bapa sebagaimana kita terus tinggal dalam persekutuan doa Kristus di Getsemani.

Jubah kebenaran

Dalam Kristus kita menerima kehendak Bapa dan kapasitas untuk melakukannya. Sekarang, ketika kita berbicara mengenai kapasitas untuk melakukan kehendak-Nya, kita terhubung dengan istilah alkitabiah tentang mengenakan jubah kebenaran kita.5 Ini adalah topik yang lebih luas, namun poin kita di sini adalah memahami bahwa jubah kebenaran merupakan suatu mandat untuk melakukan kehendak Allah bagi hidup kita.

Pengharapan bagi setiap anak Allah adalah dikenakan dengan jubah kebenaran, yang juga diartikan sebagai jubah keimamatan kita. Pemikiran utama dari mengenakan jubah keimamatan, atau jubah kebenaran kita adalah kita melakukan pekerjaan keimamatan. Ini adalah pekerjaan persembahan. Kata ‘kebenaran’berarti ‘cara yang benar untuk hidup’. Hanya ada satu cara yang benar untuk hidup, dan cara itu tidak ditentukan oleh seperangkat aturan atau hukum yang olehnya kita coba untuk hidup. Cara yang benar bagi kita untuk hidup, dianugerahkan kepada kita oleh Bapa, dalam kehendak-Nya. Kehendak Bapa bukan hanya sederetan perintah-perintah yang harus kita lakukan. Kehendak-Nya berbicara kepada siapa sesungguhnya yang kita akan jadi, nama kita, pekerjaan-pekerjaan kita dan kehidupan sesungguhnya yang olehnya kita akan hidup.

Ketika kita menggambarkan seseorang sebagai ‘mengenakan jubah kebenaran’, kita sebenarnya sedang mengatakan bahwa mereka dikenakan dengan kemampuan kehendak-Nya. Kita sedang mengacu kepada kemampuan untuk mempersembahkan (atau melayani) dirinya sendiri sebagai persembahan yang hidup. Inilah satu-satunya cara yang benar untuk hidup. Jika Anda mau menjadi imam bagi Allah, maka Anda harus menerima jubah dengan nama dan pekerjaan-pekerjaan Anda. Allah ingin mengenakan jubah tersebut kepada Anda. Dia ingin memberikanmu sebuah pekerjaan, dan memberikanmu anugerah serta kapasitas untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Apakah pekerjaan yang seharusnya saya lakukan?

Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama kita. Ketika kita berbicara tentang nama seseorang, kita sedang mengacu kepada nama yang telah dicatat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Akan tetapi, kita tidak memiliki nama ini pada saat kita lahir. Secara

4 Flp 2:13 5 Yes 61:10

(10)

7

praktis, setiap orang mendapatkan identitas mereka saat mereka lahir, tetapi kita hanya menemukan nama dan pekerjaan-pekerjaan kita ketika kita berada di dalam Kristus. Sekarang Anda berada di dalam Kristus (melalui baptisan), Anda memiliki akses (jalan masuk) untuk mengetahui apa yang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Hal ini menghubungkan kita kepada nama kita. Kita lalu mempersembahkan hidup kita, atau melayani persembahan kita, yang merupakan nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Kita sedang menggenapi kehendak-Nya, karena kita tahu bahwa kehendak Bapa adalah anak-anak-Nya mempersembahkan sesuai dengan nama mereka. Akan tetapi, kita hanya bisa mempersembahkan sesuai dengan nama kita ketika hati nurani kita dibersihkan dari perbuatan yang sia-sia. Perbuatan yang sia-sia adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kehendak Bapa bagi kita. Pembersihan ini datang kepada kita dalam pekerjaan sunat Bapa di mana kita sekarang sedang mengambil bagian sebagaimana kita telah datang ke dalam Kristus. Sekarang kita sedang mengenakan jubah keimamatan, atau jubah kebenaran. Kita sedang menerima mandat untuk melakukan kehendak-Nya.

Kegiatan setiap anak Allah adalah untuk terus-menerus menerima kehendak Bapa sebagaimana kehendak Bapa ini terus-menerus datang kepada kita dalam firman tentang salib. Saya harus tetap terhubung dengan penderitaan Kristus di Getsemani di mana pekerjaan sunat Bapa menyingkirkan kehendak saya sehingga saya menerima kehendak-Nya. Hal ini membebaskan saya untuk mempersembahkan diri saya sebagai persembahan yang hidup, yang merupakan ibadahku yang sejati, sehingga saya dapat membedakan (membuktikan) yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.

(11)

8

Pertanyaan Pembelajaran – Pekerjaan Dari Status Anak

Firman yang diberitakan oleh mereka yang diutus oleh Kristus menyebabkan pendengarnya menjadi terhubung dengan pekerjaan salib.

 Apakah yang telah menjadi dampak dari firman tentang salib dalam hidup saudara?  Bagaimanakah penerimaan kehendak Bapa telah mengubahkan cara hidup saudara?

Injil tentang status anak secara khusus menghubungkan kita kepada nama dan pekerjaan-pekerjaan kita. Nama dan pekerjaan-pekerjaan seseorang tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.

 Apa perbedaan pekerjaan-pekerjaan dari status anak dengan pekerjaan atau perbuatan sia-sia?  Bagaimana saudara mengetahui apa yang telah tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba

(12)

9

MENGHASILKAN BUAH DARI

STATUS ANAK

John Hay

Pengantar

Sebelum dunia dijadikan, Allah Bapa telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya.1Suatu pemikiran yang luar biasa! Menurut kerelaan kehendak Bapa, kita telah ditetapkan untuk menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya melalui Yesus Kristus. Yesus adalah contoh, atau

pola, dari status anak kita dan kita akan menjadi anak-anak Allah, dan ahli waris bersama-sama

dengan Kristus, ketika kita menghasilkan buah dari status anak kita, di dalam Dia.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap.'2Ini adalah buah dari status anak. Dalam artikel ini, kita akan memperhatikan bagaimana kita menghasilkan buah dari status anak kita. Pertama-tama kita akan memeriksa bagaimana firman dari status anak kita datang kepada kita sebagai benih dari kodrat ilahi. Kemudian, kita akan fokus kepada cara dimana Tuhan memberikan kita sebuah hati yang baru sehingga benih itu bisa berakar,

bertumbuh dan menghasilkan buah yang tetap. Inilah yang dimaksudkan dengan dilahirkan sebagai seorang anak Allah.

1 Ef 1:5

(13)

10

Kasih Allah yang besar

Rasul Paulus menjelaskan bahwa Allah Bapa menjadikan keselamatan tersedia dan memberikan kepada kita warisan dari status anak karena kasih-Nya yang besar, dimana dengan kasih itu Dia

mengasihi kita. ‘Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita (dengan kasih itu Dia mengasihi kita), telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita (oleh kasih karunia kamu diselamatkan). Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.'3

Kasih Bapa kepada kita dinyatakan dalam memberikan Anak-Nya yang tunggal.4 Hal ini tidak hanya terjadi ketika Yesus Kristus lahir. Hal ini terjadi di dalam persekutuan perjanjian Allah sebelum dunia

dijadikan! Anak merupakan kepenuhan dari kehendak dan penyediaan Allah bagi status anak kita. Bapa memberikan Anak, dan sekarang semua orang yang menerima Dia, diberikan kuasa (hak) untuk menjadi anak-anak Allah.5Sungguh menakjubkan untuk memikirkan kasih Bapa yang besar kepada setiap kita!

Juru Selamat dunia

Ketika Adam tidak taat kepada Tuhan dan memakan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dosa masuk ke dalam dunia dan, melalui dosa, maut masuk ke dalam dunia. Pada kenyataannya, Paulus menjelaskan bahwa karena dosa Adam, maut telah menjalar kepada semua orang.6 Sesungguhnya, kita dilahirkan mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa.7

Akan tetapi, karena begitu besar kasih-Nya, Allah Bapa membuat Yesus Kristus - Dia yang tidak mengenal dosa - menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.8 Seperti yang kita ketahui, Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui Roh Kekal dan menyelesaikan pekerjaan yang Bapa telah berikan kepada-Nya. Dia mati untuk dosa-dosa kita, Dia dikuburkan, dan Dia bangkit kembali pada hari ketiga, menurut Kitab Suci.9 Sekarang Yesus telah naik kembali kepada Bapa dan menerima kemuliaan yang Ia miliki sebelum dunia dijadikan.

Benih dari kodrat ilahi

Pekerjaan ini menyatakan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dunia yang di dalam-Nya kita menerima belas kasihan. Penting untuk diperhatikan bahwa pekerjaan ini juga menyatakan Dia sebagai ‘Benih’. Berbicara mengenai diri-Nya sendiri, Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau biji

gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah’.10 Kemudian, baik Petrus dan Paulus mengidentifikasi Yesus sebagai Benih (Keturunan) Abraham, dimana di dalam-Nya semua keluarga di bumi akan diberkati.11 Ini adalah suatu hal yang penting.

3 Ef 2:4-6 4 Yoh 3:16 5 Yoh 1:12 6 Rm 5:12 7 Ef 2:1 8 2Kor 5:21 9 1Kor 15:3-4 10 Yoh 12:24 11 Rm 3:25. Gal 3:16

(14)

11

Yesus Kristus adalah Benih dari kodrat ilahi. Kita mengambil bagian dari kodrat ilahi ketika kita lahir dari

Allah.12 Inilah artinya diberkati. Kita bisa katakan bahwa kita diberkati ketika kita lahir dari benih kodrat ilahi yang tidak fana, melalui firman Allah yang hidup dan yang kekal.13 Sekarang, mari kita perhatikan bagaimana seorang pendengar diberkati dengan pertama-tama menerima, dan kemudian mengambil bagian dari kodrat ilahi.

Perumpamaan tentang penabur

Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita bahwa kita mempunyai akses (jalan masuk) kepada Kristus – Benih dari kodrat ilahi – ketika para penabur, atau para utusan, diutus kepada kita.14 Utusan-utusan yang benar adalah anggota dari administrasi Kristus, dan mereka penuh dengan iman dan Roh Kudus. Firman yang mereka beritakan adalah firman tentang status anak yang datang sebagai

benih dari kehidupan ilahi. Inilah firman yang sesungguhnya diberitakan ketika kita berkumpul bersama dalam nama Yesus Kristus, misalnya dalam persekutuan.

Di sepanjang Perjanjian Baru, firman tentang status anak digambarkan dalam banyak cara, termasuk injil tentang Kristus, injil tentang Allah, dan firman tentang salib. Terlepas dari penjelasannya, firman yang Yesus beritakan, melalui para utusan yang Dia utus, adalah Roh dan hidup.15 Dengan demikian, kita dapat mengerti bahwa kodrat ilahi adalah satu Roh dan satu hidup Yahweh yang diberikan kepada kita sebagai suatu milik pribadi.

Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita lebih jauh bahwa firman tentang status anak ditaburkan ke ‘tanah’hati kita.16 Kita menerima benih dari kodrat ilahi ketika kita menerima baik utusan dan berita yang dibawakan ke dalam hati kita.

Sedihnya, banyak orang yang menolak baik utusan dan beritanya. Yesus berkata bahwa orang-orang ini menerima benih yang jatuh di pinggir jalan.17 Dalam hal ini, benih dirampas karena hati mereka keras dan mereka menolak Roh Kudus.18

Tanah yang berbatu-batu

Sebaliknya, Yesus menggambarkan mereka yang menerima firman tentang status anak untuk pertama kali, sebagai orang-orang yang menerima benih di tanah yang berbatu-batu. Perumpamaan ini

sangat membantu.Tanpa Kristus, hati kita adalah hati yang keras. Hati keras yang dimaksud baik

yang berada di pinggir jalan, ataupun hati keras yang ada di tanah berbatu-batu. Luar biasanya, benih dari kodrat ilahi dapat bertumbuh di hati yang keras,berbatu-batu. Bagaimana hal ini terjadi? Benih

dari firman itu hidup dan berkuasa. Benih itu datang dengan kapasitas, atau kasih karunia, untuk bertumbuh di dalam hati yang berbatu-batu dan membawa pendengarnya sepanjang jalan menuju tanah yang baik dari tubuh Kristus. Kapasitas dari benih ini sering dirujuk sebagai kasih karunia yang sebelumnya, yang artinya sebuah kasih karunia yang datang sebelum adanya suatu respon.

Dalam hal ini, penting bagi kita untuk tidak bingung dalam membedakan antara menerima benih dari kodrat ilahi dengan dilahirkan dari Allah. Kita dilahirkan dari Allah sebagai suatu ciptaan baru dengan sebuah hati yang baru, roh yang baru, dan kehendak yang baru, ketika kita telah datang 12 2Ptr 1:4 13 1Ptr 1:23 14 Mat 13:3 15 Yoh 6:63 16 Mat 13:19 17 Mat 13:19 18 Kis 7:51

(15)

12

kepada Kristus dan telah disatukan dengan sunat-Nya. Mari kita perhatikan hal ini lebih jauh. Ketika benih ini mulai bertumbuh di tanah yang berbatu-batu, firman Allah membuat pendengarnya memandang kepada Dia yang telah mereka tikam – Yesus Kristus. Sebagaimana mereka meratapi Anak Sulung, mereka berseru ‘Saudara-saudara, apa yang harus kami perbuat?’19

Para pendengar dipanggil untuk bertobat, keluar dari dunia, dan datang kepada Bapa dimana mereka

menemukan Kristus. Mereka lalu dipanggil untuk dibaptis bersama dengan Yesus Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya, untuk pengampunan atas dosa-dosa mereka.20 Ketika seseorang setuju untuk menaati firman ini, hati mereka sedang berubah dari hati yang berbatu-batu, dan mereka mulai menemukan keselamatan.

Tanah yang baik

Sudah jelas dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat menghasilkan buahdi tanah yang baik.21 Hal ini berarti bahwa hati kita yang berbatu-batu bagaimanapun juga harus menjadi tanah yang baik. Allah bukan mengubah hati kita yang lama, tetapi Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberikan kita sebuah hati yang baru. ‘Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang

keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat (hati daging).'22 Kapan hal ini terjadi? Kita menerima hati yang baru ketika kita bersatu dalam persekutuan sunat Kristus di Taman Getsemani.

Sunat ini memberikan kepada kita hati yang baru, roh yang baru dan kehendak yang baru dari seorang anak Allah melalui pekerjaan pembaharuan akan firman Allah. Kita benar-benar menjadi ciptaan baru dalam Kristus.23

Sekarang setelah kita menerima sebuah hati yang baru, benih dari kodrat ilahi dapat berakar dan menghasilkan buah dari status anak dalam kita. Ini adalah hal yang penting. Yesus berkata bahwa setiap pohon dikenal dari buahnya.24 Seorang yang percaya menunjukkan bahwa mereka lahir dari Allah dengan menghasilkan buah dari status anak. Bagaimana kita menghasilkan buah dari status

anak kita? Kita harus berpartisipasi dalam persembahan Kristus.

Persembahan Kristus

Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi. Ketika kita berpartisipasi dalam persekutuan penderitaan Kristus, benih dari kodrat ilahi yang telah kita terima, menghasilkan buah dalam kehidupan kita, menunjukkan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Lebih lanjut dari ini, kita dapat menabur hidup tersebut sehingga dapat menjadi milik orang lain. Ada tiga unsur

multiplikasi dari kodrat ilahi.

Pertama, hidup dari benih berakar dan bertumbuh di dalam kita. Kristus telah memberikan kita

sebuah hati yang baru, dan akar dari kodrat ilahi berakar ke bawah dan kemudian bermultiplikasi (menghasilkan buah) ke atas.25 Kita bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai seorang anak ketika kita

19 Kis 2:37 20 Kol 2:12-13 21 Mat 13:8 22 Yeh 36:26 23 2Kor 5:17 24 Luk 6:44 25 Yes 37:31

(16)

13

bertahan dalam penganiayaan dan penderitaan karena firman tersebut. Pada titik ini, penting bagi kita untuk tidak mengundurkan diri, atau Allah tidak berkenan kepada kita.26

Dalam unsur yang kedua, kita bersatu dengan persembahan Kristus dan benih tersebut mulai bermultiplikasi menjadi lebih banyak benih yang diberikan kepada orang lain. Ini adalah pelayanan

penginjilan kita. Ketika kita memberitakan injil tentang Kristus dan orang lain lahir dari Allah, benih dari kodrat ilahi dimultiplikasikan kembali ketika orang-orang yang baru percaya ini bersatu dalam persembahan Kristus. Dengan jalan ini, orang-orang percaya sedang dihubungkan bersama dalam persekutuan yang berlangsung dari persembahan Kristus.

Dalam unsur yang ketiga, benih yang dimultiplikasi dari kodrat ilahi menjadi roti untuk dimakan. Ini adalah roti persekutuan. Paulus menulis, ‘Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan

adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?’27 Yesus berkata bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa. Sama halnya, roti menyatakan kehendak Allah yang sedang diselesaikan secara individu, dan oleh tubuh-Nya yang terdiri dari banyak anggota. Roti tersebut adalah makanan untuk persekutuan dan juga untuk bertahan hidup.

Hati kita – taman yang diairi

Ketika kita menutup bagian ini, sangat membantu jika kita memperhatikan perkataan dari nabi Yeremia. Dalam menggambarkan umat Allah, dia menulis bahwa ‘hidup (jiwa) mereka akan menjadi seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana. ’Nabi Yehezkiel menuliskan,

‘Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah

runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu.’28 Janji-janji yang luar biasa ini adalah untuk kita!

Hati kita yang sebelumnya berbatu-batu, sunyi sepi - tidak mampu menghasilkan hidup Allah. Namun, injil tentang Yesus Kristus berakar di dalam hati kita sebagai sebuah benih dari kodrat ilahi. Hati kita yang berbatu-batu, sunyi sepi dijauhkan dan digantikan dengan sebuah hati yang baru ketika

kita lahir dari Allah dan bersatu dengan sunat Kristus. Benih dari kodrat ilahi kemudian bisa bertumbuh pada tanah yang baik dari hati kita, dan kita dimampukan untuk menghasilkan buah dari status anak kita serta memultiplikasikan benih ini kepada yang lain. Namun, kita harus terus-menerus menerima sebuah hati yang baru, dan hati yang baru ini harus terus-terus-menerus diairi; jika tidak

demikian hati ini akan kembali menjadi tidak menghasilkan buah.

Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.'29 Kita terus-menerus menerima sebuah hati yang baru – hati dari ciptaan baru – ketika kita makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Saat kita bersekutu dalam tubuh dan darah Kristus, kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam hati kita.

Hati kita terus-menerus diairi ketika kita mengizinkan air penyucian membersihkan kita dari keinginan daging dan ketandusannya. Pembasuhan ini memampukan benih untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah di tanah yang baik. Namun, kita harus menjaga benih ini untuk tidak

26 Ibr 10:38 27 1Kor 10:16 28 Yeh 36:35 29 Yoh 6:53-56

(17)

14

terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Ini adalah benih yang jatuh di antara semak duri.30 Melalui kuasa Roh Kekal, kita dapat memiliki pikiran yang diperbaharui sehingga mereka dapat memikirkan hal-hal yang dari Roh, sehingga kita dapat mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.31

Nabi Yehezkiel memberitakan janji dari Perjanjian Kekal. ‘Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.'32 Jika kita akan terus-menerus menerima benih kodrat ilahi dan menghasilkan buah dari status anak kita, Dia akan menjadi Allah kita, dan kita akan menjadi umat-Nya. Dia akan menjadi Bapa kita, dan kita akan menjadi anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan-Nya.

30 Mat 13:7

31 2Kor 10:5 32 Yeh 36:28

(18)

15

Pertanyaan Pembelajaran – Menghasilkan Buah dari Status Anak

Kita mengerti dari perumpamaan tentang penabur bahwa benih dari kehidupan ilahi hanya dapat menghasilkan buah di tanah yang baik. Hal ini berarti hati kita yang berbatu-batu harus menjadi tanah yang baik.

 Jelaskan bagaimana hati kita menjadi tanah yang baik dimana di dalamnya benih hidup Allah dapat berakar, bertumbuh dan bermultiplikasi.

 Apakah hatimu menjadi tanah yang baik? Perubahan-perubahan praktis apakah yang terjadi dalam hidupmu, melalui proses ini?

Persembahan Kristus adalah cara yang olehnya kodrat ilahi dimultiplikasi.  Apakah tiga unsur yang penting untuk multiplikasi kodrat ilahi?  Bagaimana ketiga unsur ini terlihat (nyata) dalam hidupmu sendiri?

(19)

16

HATI YANG MENDEKAT

Julianne

Hamilton

Pendahuluan

Kita sering mendengar hal ini diberitakan bahwa firman Allah datang memanggil. Dia memanggil kita untuk melakukan apa? Cukup sederhana, Dia memanggil kita untuk ‘mendekat’. Seperti seorang bapa

dengan penuh kasih memanggil anak-anaknya untuk mendekat, demikian juga, Yahweh Bapa sedang memanggil kita untuk ‘mendekat kepada-Nya’.

Kita tahu dengan baik perkataan Yesus, ketika Ia berkata, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’1Yesus juga mengatakan bahwa tidak seorangpun dapat datang kepada Dia, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Yesus.2

Rasul Yohanes berkata dalam Injilnya bahwa Bapa memberikan kepada Kristus, orang-orang yang meresponi panggilan untuk menjadi seorang anak Allah. Dan Yesus berkata, ‘Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’3

1 Yoh 14:6

2 Yoh 6:44 3 Yoh 6:37-40

(20)

17

Perkataan Kristus ini sedang mengarahkan kita untuk mengamati sifat dari hubungan antara Yahweh Bapa dengan Anak-Nya. Hubungan mereka bersama telah menghasilkan sesuatu yang sangat istimewa yang olehnya kita sekarang dapat mendekat kepada Allah. Dan apa yang Mereka hasilkan

adalah sesuatu yang sepenuhnya baru.

Sunat Kristus

Sejak sebelum adanya waktu, dalam dunia di luar kekekalan yang Kitab Suci sebut ‘sebelum’, Yahweh Elohim sepakat untuk membuat ruang untuk memasukkan kita dalam kasih, persekutuan dan persembahan Mereka yang unik. Dari Perjanjian Mereka sendiri, Mereka sepakat untuk membuat perjanjian dengan kita. Dan perjanjian itu disebut sebuah ‘perjanjian kekal mengenai hidup dan damai sejahtera’.

Persekutuan mereka adalah seperti sebuah taman, penuh dengan buah yang baik, dimana dari padanya mengalir sungai-sungai air kehidupan. Taman Tuhan adalah taman yang diairi dengan baik! Dari kekayaan akan hubungan Mereka bersama, Mereka menghasilkan suatu tuaian dari hidup status anak.

Hidup status anak ini – yaitu, ‘hidup dari seorang anak Bapa’ – dihasilkan oleh Yahweh Anak, yang merupakan kepenuhan dari semua status anak. Dia menyerahkan kehendak-Nya ke tangan Bapa, dan dalam dunia di luar kekekalan itu, Dia menyerahkan hidup-Nya sendiri untuk menjadi milik kepunyaan Bapa. Dia menjadi, bagi kita, ‘sesuatu yang baru’. Dia menjadi ‘rupa Anak yang baru’. Dia menjadi ‘Anak Bapa’.

Ketika Yahweh Anak menyerahkan kehendak-Nya kepada Bapa, Bapa kemudian mengubahkan Dia kepada gambaran dari status anak-Nya. Itulah, ‘Gambaran dari status anak yang merupakan milik

Bapa’. Kita tidak diubahkan kepada gambaran dari status anak yang ‘hakiki’ dari Yahweh Anak, ‘sebelum’. Kita sedang diubahkan kepada gambaran dari ‘Anak Bapa’.4

Proses pengubahan ini, sesungguhnya adalah apa yang Kitab Suci sebut ‘sunat Kristus’, yang terjadi ‘sebelum’ dan dinyatakan dalam waktu. Dia diubahkan kepada gambaran dari status anak yang kita akan jadi – status anak yang memenuhi kehendak Bapa di sorga. Penulis kitab Kolose menyebut sunat-Nya ‘bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia’.5 Sunat ini terjadi ‘sebelum’, melalui proses pengubahan dari Bapa, dan bukan dengan tangan manusia. Inilah apa artinya sunat dalam

‘kesederhanaan’-nya. Ini merupakan pekerjaan dari Bapa untuk mengubah Anak-Nya kepada gambaran dari status anak yang menjadi ekspresi penuh dari kebapaan-Nya.

Pada saat Anak hidup dalam kepenuhan dari ekspresi itu, Anak sedang sepenuhnya menyatakan Bapa-Nya. Ketika Bapa sepenuhnya dinyatakan melalui status anak dari Anak-Nya, maka Anak sepenuhnya dinyatakan oleh Bapa-Nya. Ini adalah ‘kasih yang mempersembahkan’ dalam tindakan. Yang satu berasal dari yang lain, diubahkan kepada yang lain, menyatakan yang lain, dan kemudian dinyatakan oleh yang lain.

Proses dan hubungan ini adalah apa yang sedang diubahkan dari kita, melalui sunat Kristus. Dari sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul kuasa yang memampukan, diberikan kepada-Nya, untuk diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga. Kita harus bersatu dengan sunat-Nya untuk dimampukan dalam melakukan kehendak Bapa di sorga. Kristus disunat ‘sekali

4 Rm 8:29

(21)

18

untuk selamanya’. Sunat kita sendiri tidak menghasilkan apa-apa. Hanya Kristus-lah hikmat Allah dan kuasa Allah.6 Hanya melalui Dia maka kita dapat mendekat kepada Allah.

Benih Perjanjian Baru

Kristus juga disebut ‘Benih Perjanjian’.7 Dia ditegakkan sebagai Benih Perjanjian, ketika setiap nama dalam Perjanjian, dan dalam kitab kehidupan Anak Domba, diberikan kepada Anak sebagai milik kepunyaan pribadi-Nya. Nama dan hidup kita ada di dalam Kristus, sang Benih. Daging dan darah-Nya adalah roti dan anggur yang memampukan ketaatan kita.8

Secara puitis, dapat kita katakan bahwa Dia dilahirkan melalui proses pengubahan dari Bapa, sebagai Benih dari status anak. Kemudian Dia ditanamkan dalam taman perjanjian Yahweh, dan bertumbuh sebagai ‘seorang Anak Bapa’ dalam dunia itu, sebelum! Segala sesuatu yang akan dilahirkan dari firman Anak diserahkan kepada Dia oleh Bapa dalam taman perjanjian itu. Dia dipelihara dan dirawat oleh Bapa dan Roh Kudus, oleh kuasa yang memampukan dari ketujuh kali lipat Roh Allah.

Dan Dia juga menghasilkan sejumlah besar benih status anak dalam taman perjanjian itu, ‘sebelum’. Dia bekerja keras! ‘Benih’ itu bertumbuh menjadi suatu tuaian yang dari padanya Dia mengambil gandum, memprosesnya, dan membuatnya menjadi roti – roti yang memberikan kuasa, memampukan ketaatan. Roti ini adalah daging-Nya. Dan juga, dari darah-Nya, dihasilkan oleh sunat-Nya, Dia menanam sebuah kebun buah anggur dan memprosesnya menjadi anggur. Ini adalah darah dari Perjanjian Kekal. Perjanjian Kekal ada di dalam darah-Nya. Ini adalah hidup ciptaan baru.

Kristus adalah Ciptaan Baru. Dia telah mengatur sebuah meja, dan berkata, ‘Daging-Ku adalah roti ketaatan, dan darah-Ku adalah anggur kehidupan.’ ‘Datanglah makan dan minum dari-Ku.’ ‘Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!’9 Dari ‘hati yang baik’ engkau dapat melayani Allah yang hidup, dan menjadi milik kepunyaan pribadi-Nya. Ini adalah hidup Perjanjian Baru bagi setiap rumah tangga.

Dan, setelah makan dari status anak-Nya – status anak-Nya sebagai seorang ‘Anak Bapa’ – Kristus mengatakan, ‘Rasanya baik bukan? Sekarang, bersatulah dengan-Ku sebagai seorang anak Allah! Terimalah daging dari hati-Ku sebagai hatimu, supaya hatimu akan menjadi seperti taman yang diairi dengan baik yang menghasilkan tuaian dari buah kebenaran dan damai sejahtera. Dan dengan bersatu dalam sunat-Ku, menyingkirkan semua yang lama, sehingga benih-Ku dapat bertumbuh di dalam engkau.’

Dari sunat-Nya muncul hati seorang anak Allah. Dari sunat-Nya muncul hati ‘yang baik’. Inilah apa yang telah diberikan Perjanjian Baru kepada kita. Perjanjian Baru telah memberikan kita sebuah ‘hati yang baru’, sebuah hati yang merupakan ‘tanah yang baik’. Dan Perjanjian Baru telah memberikan kita benih dari kehidupan ilahi, yang akan bertumbuh dalam hati kita dan menghasilkan suatu tuaian dari kebenaran dan damai sejahtera. Ini adalah hidup Perjanjian Baru dimana Kristus telah tersedia bagi setiap anak Allah, bagi setiap keluarga, bagi setiap rumah tangga. Tapi kita perlu untuk memperhatikan masalah hati kita jika kita mau masuk ke dalam semua yang Bapa telah tentukan bagi kita sebagai anak-anak-Nya.

6 1Kor 1:24

7 Gal 3:16

8 Yoh 6:32, 53-56. Mat 14:22-24 9 Mzm 34:8

(22)

19

Hanya hati yang disunat yang dapat mendekat

Kitab Suci menggunakan ‘hati’ untuk menggambarkan keseluruhan dari manusia batiniah, baik jiwa maupun roh. Hati adalah substansi nyata dari seseorang, yang tidak dapat dilihat dari sudut pandang alamiah.10Suatu realita sederhana adalah keseluruhan manusia batiniah kita, baik jiwa maupun roh, memiliki kecenderungan untuk melakukan keinginannya sendiri! Inilah alasan mengapa Kitab Suci berkata, ‘perhatikan’, ‘berjaga-jaga’, ‘berhati-hati’, dan ‘sadarlah’! Hati kita ‘mengambil jalannya sendiri’.11 Kita semua memiliki banyak pembenaran mengapa hal ini terjadi.

Kita juga baca perkataan pengkhotbah Salomo, yang memproklamirkan kepada kita bahwa ‘Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati.’12 Tuhan dan Juruselamat kita sendiri juga mengajarkan, berkata bahwa ‘sebab dari dalam, dari hati [anak-anak] orang (manusia), timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, [dan] kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.’13

Hati-hati yang seperti inilah yang tidak pernah dapat mendekat kepada Allah! Hal ini diekspresikan lebih lanjut dalam kitab Yehezkiel, dimana Tuhan memproklamirkan bahwa ‘tidak seorangpun dari orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk dalam tempat kudus-Ku’.14 Dari hal ini, kita dapat dengan mudah memperkirakan bahwa ‘tidak seorangpun yang tidak disunat hatinya boleh mendekat kepada Allah’. Hanya mereka yang telah 'disunat hatinya' dapat mendekat kepada Dia. Hanya mereka yang telah diubahkan kepada kehendak Bapa di sorga, dengan bersatu dalam sunat Kristus, yang dapat mendekat kepada Allah.

Sunat dalam Perjanjian Lama

Berbicara kepada anak-anak Israel, umat pilihan Tuhan, Musa menyampaikan poin penting dari Perjanjian Lama. Poin ini adalah ‘TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup’.15

Tuhan memutuskan bahwa perjanjian ini harus dimeteraikan dengan tanda sunat, yang akan ditunjukkan dalam daging dari setiap laki-laki bangsa Yahudi. Setiap anak laki-laki bangsa Yahudi harus disunat pada hari kedelapan, dan setiap anak perempuan bangsa Yahudi harus berpartisipasi dalam upacara pemurnian.16

Dengan menarik kesimpulan, Paulus menggambarkan upacara sunat dari Perjanjian Lama sebagai suatu sunat ‘yang dibuat dengan tangan manusia’. Itu adalah pekerjaan yang dilakukan oleh ‘tangan manusia’, oleh ‘tangan mereka sendiri’, sesuai dengan hukum taurat. Tapi sunat ini tidak menguntungkan apa-apa bagi mereka karena, sekalipun mereka disunat dalam tubuh daging mereka, hati mereka telah berpaling menurut jalan mereka sendiri. Melalui tipu daya dosa, hati mereka telah menjadi sekeras batu amril.

10 Firman tentang Salib, hal 37

11 Yes 53:6-11 12 Pkh 9:3 13 Mrk 7:21-23 14 Yeh 44:9 15 Ul 30:6 uraian 16 Luk 2:23, Im 12

(23)

20

‘Mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’

Kita membaca firman Tuhan dalam Zakharia pasal tujuh, dimana Dia menggambarkan sifat dari hubungan-Nya dengan bangsa Israel dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita baca bagaimana mereka membuat hati mereka seperti batu amril sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hukum dan firman yang Dia kirim kepada mereka oleh Roh-Nya melalui nabi-nabi sebelumnya. Sehingga, Dia mengirimkan murka yang besar atas mereka.

Dalam menggambarkan hubungan mereka, Dia berkata bahwa sama seperti Dia memanggil dan mereka

tidak mendengar, demikian juga mereka memanggil dan Dia tidak akan mendengar. Dia

mencerai-beraikan mereka dengan angin badai di antara bangsa-bangsa yang tidak mereka kenal. Dan negeri itu menjadi sunyi sepi di belakang mereka sehingga tidak seorangpun ‘yang lalu lalang’, karena mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi.

Ini merupakan suatu pernyataan yang menarik: ‘mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi’. Bagi kita, membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi adalah

masalah hati. Hati yang keras seperti batu amril adalah hati yang sunyi sepi. Ini adalah hati dari batu.

Ini adalah hati dari hukum ‘Perjanjian Lama’ yang tidak pernah dapat dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru, kecuali hati itu disatukan dengan sunat Kristus. Ketika kesesakan datang karena firman itu, dan penderitaan dari pendisiplinan tangan Bapa datang untuk mengubahkan kita kepada gambaran dari seorang anak Allah, kita memiliki kecenderungan untuk menjadi tersandung, dan hati kita menjadi keras. Sesungguhnya, kitalah yang membuat hati kita menjadi keras. Seperti yang tertulis dalam kitab Zakharia, kita membuat hati kita seperti batu amril. Kita sesungguhnya memberikan diri kita kepada hal ini! Kita memberikan hati kita untuk tersandung dan dikeraskan, sehingga hati kita menjadi keras, seperti batu amril.17

Contoh dari Adam dan Hawa

Kata ‘membuat’ di sini sangatlah penting. Untuk ‘membuat’ sesuatu memerlukan suatu proses dan aplikasi yang bijaksana. Ini merupakan suatu ‘pekerjaan’ yang dengan sengaja dilakukan. Ini tidak terjadi begitu saja. Sebagai contoh, jika anda mau memanggang sebuah kue, diperlukan suatu proses dan aplikasi yang bijaksana. Itu tidak terjadi begitu saja, hanya karena anda berkata, ‘Saya mau membuat sebuah kue’. Anda harus mengerjakannya. Dan demikian juga dengan masalah hati. Ada suatu pekerjaan dimana kita berpartisipasi di dalamnya.

Saya tidak dapat membantu tetapi saya pikir bahwa ada suatu pekerjaan yang dengan sengaja dan secara daging Hawa lakukan dalam hatinya sendiri. Hawa bertindak dalam anggapan dan ketidaktaatan ketika dia mengambil dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. ‘Negerinya yang indah’ dapat kita katakan, adalah taman Eden, yang ke dalam taman itu Allah telah menempatkan dia dan suaminya. Taman ini adalah tanah yang kaya dan subur dimana benih telah bertumbuh untuk menghasilkan taman yang paling indah, dengan banyak pepohonan yang menghasilkan banyak buah. Para penulis Kitab Suci sering merujuk, kepada ‘hati’ sebagai sebuah taman. Alam yang subur dari tanah taman ini, taman Eden, adalah seperti hati manusia yang Allah telah ciptakan di dalam mereka. Hati ini sepadan dengan hati daging Kristus (hati yang taat), dilahirkan di dalam Dia, melalui sunat-Nya, dalam dunia perjanjian, ‘sebelum’. Hati Kristus kaya dan penuh akan kebaikan, mampu memelihara kehidupan ilahi Allah. Dalam kegenapan waktu, hati Kristus akan diberikan kepada umat manusia ketika mereka dilahirkan dari Allah, dengan bersatu dalam persekutuan sunat-Nya.

17 Za 7:11-12

(24)

21

Hati Kristus adalah hati yang ‘baik’. Hati Adam sepadan dengan hati Kristus, ketika ia hidup oleh ketaatan iman. Ketika Adam dan Hawa berjalan dalam persekutuan dengan Allah di dalam taman, mereka mampu menghasilkan suatu tuaian dari ‘kebenaran dan damai sejahtera’.

Sekarang, jangan bingung terhadap makna yang kami sampaikan di sini. Jangan bingung terhadap bahasa yang digunakan oleh rasul Paulus, yang sering mengajarkan tentang ‘tubuh daging’ yang harus dipotong. Ini adalah ‘hati yang jahat karena ketidakpercayaan’ yang Adam dan Hawa rangkul ketika mereka tidak menaati Allah. Sebelum dia jatuh melalui ketidaktaatan, hati alamiah Adam sesungguhnya sepadan dengan ‘sunat hati’ Kristus.

Oleh iman, dalam kegenapan waktu, Adam dan Hawa harus berhadapan dengan hati yang baru yang

Kristus telah terima melalui sunat-Nya, ‘sebelum’. Ini menjadi pelayanan dan penyediaan Kristus yang lebih lanjut bagi mereka. Selalu dianggap bahwa anak-anak manusia akan menerima kodrat ilahi dan menjadi anak-anak Allah, dalam kegenapan waktu, melalui pelayanan Kristus. Hal ini tidak terjadi melalui kelahiran dimana anak-anak manusia akan menjadi anak-anak Allah.

Ketika Hawa terperdaya oleh dosa, dan berbalik dari Tuhan dan firman-Nya, dia mengeraskan hatinya seperti batu amril. Adam juga bersatu dengan Hawa dalam tindakan ini, dan dengan sengaja mengeraskan hatinya juga. Hati yang berbatu-batu dari ketidakpercayaan ini dihasilkan di dalam Adam dan Hawa, ketika mereka menerima perkataan Iblis. Hal ini menjadi suatu perjanjian dosa bagi mereka. Negeri mereka yang indah menjadi sunyi sepi, sehingga maut masuk. Baik Adam maupun Hawa tidak memilih untuk menantikan dengan sabar dalam iman, atau bertahan melalui musim pengujian dengan kasih karunia Allah yang memampukan. Sebaliknya, mereka membuat jalan lain bagi diri mereka sendiri. Dan dengan melakukan hal ini, mereka membuat diri mereka menjadi sumber dari jalan mereka sendiri.

Mereka menjadi tawanan dari hukum dosa dan maut ketika mereka menerima buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Benih ketidaktaatan mereka adalah perkataan yang dihasilkan oleh Iblis dalam hati mereka, dan buahnya membuat negeri mereka yang indah menjadi tempat yang sunyi sepi.

Mereka menjadi terputus dari hati daging Kristus (hati yang taat) sejak saat itu dan diusir dari ‘negeri yang indah’ dari taman Eden, ke tempat yang sunyi sepi. Jalan menuju pohon kehidupan dilarang bagi mereka.

Hawa tidak mendekat kepada Allah

Hal ini jelas bahwa Hawa tidak mendekat kepada Allah, karena dia tidak melawan iblis. Bukti dari

mendekat kepada Allah adalah anda melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam hidupmu.

Tetapi Hawa tidak mendekat kepada Allah. Dan jelas, Iblis tidak lari dari Hawa. Inilah mengapa Iblis

terus berkeliaran di taman Eden. Pada kenyataannya, Iblis berada tepat di tengah-tengah taman Eden! Pekerjaan Hawa adalah melawan iblis! Hawa seharusnya melihat iblis lari dari taman. Ini adalah pekerjaan pengudusannya. Hawa seharusnya memegang tongkat besar dan berkata, ‘Apa yang kamu

lakukan di sini? Enyahlah dariku, Iblis! Keluar dari tamanku!’

Bukankah hal ini terdengar seperti perkataan Kristus kepada Petrus? ‘Enyahlah dari-Ku, Iblis!’ Kita harus melawan pekataan iblis, tidak peduli dari siapapun itu berasal. Perkataan Iblis akan membawa kita menjauh dari partisipasi kita dalam sunat Kristus, yang mengubahkan kita kepada gambaran dari status anak-Nya.

Hati Hawa telah mulai berubah menjadi batu amril ketika ia menginginkan jalan yang lain, sebagaimana dia mendengarkan perkataan Iblis. Hatinya menjadi duniawi ketika dia tidak tetap sepenuhnya tunduk kepada Allah dan kepada kehendak-Nya. Kita juga duniawi, ketika kita menarik

(25)

22

diri kita menjauh dari Allah melalui ketidakpercayaan. Dan Iblis selalu ada di sana dengan pandangan alternatif yang akan membuat kita tersesat.

Kita baca dalam kitab Yakobus, ‘Karena itu tunduklah kepada Allah [dan kebenaran-Nya], dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.’18

Kesimpulan

Kita perlu untuk mendekat kepada Tuhan, untuk memahami jalan-jalan-Nya, dan untuk mengenal Dia.

Inilah dimana kelepasan kita dimulai. Mengapa kita, yang telah merasakan kebaikan Tuhan,

menginginkan sesuatu yang lain yang hanya akan pernah menghasilkan ketandusan/sunyi sepi, kekerasan

hati dan maut di dalam kita? Mengapa kita membenarkan hukum kita sendiri, dan alasan-alasan dari hati kita sendiri, sementara mengetahui bahwa kehidupan Allah tidak datang kepada kita dari jalan kita sendiri?

Tidak peduli apapun usaha kita, proses kita yang bijaksana atau aplikasi kita, tujuan pekerjaan dari

tangan kita sendiri, tidak akan pernah menghasilkan kehidupan Allah dalam hati kita. Dengan

demikian, pekerjaan yang ‘dibuat dengan tangan kita’, hanya akan pernah membuat negeri yang indah menjadi tempat yang sunyi sepi. Anak-anak Israel, umat pilihan Allah, memberikan kesaksian untuk hal

ini.

Hati yang berbatu-batu tidak dibaharui. Hati yang demikian tidak akan pernah menghasilkan suatu tuaian dari kebenaran dan damai sejahtera. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah berpartisipasi dalam pekerjaan yang ‘bukan buatan tangan manusia’. Satu-satunya jalan kita ke depan adalah menangkap hati yang baru, yang diberikan oleh Perjanjian Baru, dan dihasilkan oleh sunat Kristus. Kebenaran yang sederhana adalah di dalam semua hati kita ada beberapa unsur ‘ketandusan/sunyi sepi’. Ada sesuatu yang keras di sana. Ada semak duri di sana. Negeri kita yang indah adalah tempat yang sunyi sepi. Kita memerlukan suatu pembasuhan akan pembaharuan yang datang kepada kita ketika kita menerima firman Allah.

Kita baca dalam kitab Yesaya bahwa Tuhan memandang semua ketandusan kita dengan belas kasihan – bukan demi kita, tapi demi Dia. Dikatakan, ‘Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.’19

Tuhan mau menghibur anda, saat ini. Penghiburan-Nya adalah ‘masalah hati’. Apakah hatimu seperti yang nabi Yesaya telah tuliskan? Apakah hatimu runtuh? Apakah hatimu seperti padang gurun, kering, berbatu dan keras? Apakah hatimu seperti padang belantara, dimana tidak ada apapun yang dapat tumbuh? Tuhan memandang keadaan hatimu dengan belas kasihan yang besar. Dia memandang atas semua reruntuhan dan tempat sunyi sepimu dengan belas kasihan.

Tuhan berjanji, melalui nabi-Nya Yesaya, bahwa jika engkau menjauhkan hatimu yang berbatu-batu (yakni menyalahkan orang lain), dan jika engkau menjauhkan hatimu yang bersemak duri (yakni berbicara yang jahat satu terhadap yang lain), maka Dia akan terus-menerus menuntun engkau, dan memuaskan

18 Yak 4:7-10

(26)

23

keinginanmu di tanah yang kering dan sunyi sepi! Dia akan memberikan kekuatan bagi tulang-tulangmu! Dan

hatimu akan seperti taman yang diairi dengan baik, dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.20 Ini adalah janji-janji yang besar dan berharga yang Tuhan telah berikan kepada kita, hari ini! Dia mau memberikan kita sebuah hati yang baru. Tanah hati kita yang berbatu-batudan bersemak duri perlu

disingkirkan dari jalan kita. Dan hati yang demikian hanya dapat disingkirkan ketika kita bersatu dengan sunat Kristus. Dan jika kita akan menyingkirkannya, Tuhan akan memberikan kita hati daging-Nya sendiri. Hati ini akan menjadi sebuah hati yang seperti taman yang diairi dengan baik, mampu

menerima, memelihara dan menumbuhkan benih ilahi yang datang kepada kita sebagai firman Allah. Dan, dengan hati ini, kita akan menghasilkan tuaian dari kehidupan dan damai sejahtera sebagai anak-anak perjanjian. Tuhan sedang menarik kita, saat ini. Pada hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu. Mendekatlah kepada-Nya!

20 Yes 58:9-11

(27)

24

Pertanyaan Pembelajaran –Hati yang Mendekat

Melalui sunat Kristus-lah maka kita menerima sebuah hati yang baru. Hal ini penting untuk mendekat kepada Allah.

 Bagaimana kita bersatu dengan sunat Kristus?  Mengapa penting untuk mendekat kepada Allah?

Bukti dari mendekat kepada Allah adalah kita melawan iblis. Iblis tidak memiliki tumpuan dalam kehidupan kita.

 Bagaimana kita melawan iblis, dan apa yang terjadi jika kita tidak melawan iblis?

 Apa kesaksianmu tentang mendekat kepada Allah? Di manakah engkau telah mengetahui kelepasan dari kekerasan hatimu?

(28)

25

SUNAT KRISTUS

- mengubahkan kita dari yang alamiah kepada

rohaniah

Bruce Hamilton

Alamiah dibandingkan dengan rohaniah

Rasul Paulus menjelaskan kepada gereja Korintus bahwa ‘tubuh yang ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup,"1 tetapi Adam yang akhir [Kristus] menjadi roh yang memberikan hidup. Tetapi, yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.’2

Setiap orang yang dilahirkan dari Roh Allah adalah rohaniah. Orang-orang rohaniah disebut ‘anak-anak Allah’ karena mereka telah dilahirkan dari Roh Allah; mereka adalah ‘anak-anak-‘anak-anak Allah Bapa. Setiap orang yang tidak dilahirkan dari Roh Allah adalah alamiah. Orang-orang alamiah disebut ‘anak-anak manusia’. Tertulis dalam Alkitab bahwa ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.’ Hal-hal dari Allah ini, yang telah Dia persiapkan untuk umat-Nya dinyatakan melalui Roh Allah. Hanya orang-orang yang dilahirkan dari Roh Allah

1 Kej 2:7 2 1Kor 15:42-46

(29)

26

yang dapat menerima dan mengetahui hal-hal yang dari Allah. Manusia alamiah tidak menerima, dan tidak dapat mengetahui, hal-hal yang dari Roh Allah.3

Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dah menerima Roh Allah, orang itu hanya seorang manusia alamiah yang berpikir bahwa hal-hal yang dari Allah adalah kebodohan. Orang itu terbelenggu kepada kebodohan akan dunia alamiah, yang merupakan roh dunia. Hal ini seperti menjadi buta dan tuli terhadap segala sesuatu yang dari Allah – ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga’. Namun, Allah telah menaruh kekekalan dalam hati anak-anak manusia, tetapi tidak seorangpun dapat mengetahui pekerjaan yang Allah lakukan sejak semula sampai akhir.4 Inilah mengapa, bukannya berbalik kepada Allah, namun orang-orang di seluruh dunia selama beratus-ratus dan bahkan beribu-ribu tahun telah bertanya-tanya dalam kesia-siaan, ‘Apakah artinya hidup?’, ‘Dari manakah kita berasal?’, ‘Mengapa kita ada?’ Manusia alamiah hanya dapat melihat kepada hal-hal alamiah untuk jawabannya, tetapi dia tidak akan pernah menemukan jawaban tersebut. Beberapa orang melihat kepada planet-planet dan bintang-bintang yang jauh. Yang lain melihat lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada dunia yang sangat kecil. Beberapa orang cukup senang membiarkan hal itu dalam imajinasi mereka, sementara yang lain tidak peduli. Salomo, yang dianggap sebagai manusia paling bijaksana yang pernah hidup, berkata, ‘Ketika aku memberi perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia ... maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.’5 Tidak ada harapan bagi manusia alamiah.

Langkah pertama dari yang alamiah kepada rohaniah adalah ketika telinga kita dibuka untuk mendengarkan firman Allah dan mata kita dibuka untuk melihat hal-hal yang dari Allah. Kita berlanjut dari yang alamiah kepada rohaniah ketika kita dilahirkan dari Roh Allah. Kita tidak harus tetap menjadi alamiah dan terasing dari Allah. Dia telah membuka sebuah jalan bagi kita untuk menjadi anak-anak Allah yang rohaniah. Inilah bagaimana Allah selalu menghendakinya. Dengan cara yang sama, menjadi seorang bayi bukanlah sesuatu yang kita harus merasa malu akannya, kita tidak perlu merasa malu dengan menjadi alamiah. Namun, kalau kita tidak pernah bertumbuh atau menjadi dewasa dan kita terus menjadi bayi-bayi, maka hal itu tidaklah benar, bukan? Sama halnya bagi perjalanan Kekristenan kita. Kita harus bertumbuh dan menjadi dewasa serta diubahkan dari yang alamiah menjadi rohaniah. Ini adalah suatu perjalanan yang harus kita jalani sepanjang kehidupan kita.

Untuk menjadi rohaniah, kita harus menjadi seperti Yesus. Dia adalah contoh dari apa artinya menjadi rohaniah itu. Namun, ada suatu perbedaan antara Yesus dengan kita. Yesus adalah Allah Anak, yang artinya Dia adalah selalu Allah Anak; Dia selalu ada. Itulah mengapa Dia berkata bahwa Dia ‘Aku Adalah’.6 Dia tidak pernah menerima suatu identitas atau menjadi ada melalui kelahiran. Kita menerima identitas kita dan menjadi ada ketika kita dikandung dalam rahim ibu kita. Kita dilahirkan sebagai anak-anak manusia dan harus bertumbuh serta dilatih sebagaimana kita berkembang menjadi orang-orang yang dewasa. Agar Yesus menjadi seorang anak Allah, Dia juga harus menjadi seorang anak manusia. Yesus masuk ke dalam rahim Maria dan dilahirkan dari Maria sebagai seorang anak manusia. Kita menyebut hal ini ‘inkarnasi’. Yesus memulai pelayanan-Nya ketika Dia berusia tiga puluh tahun, dan selama pelayanan-Nya Dia merujuk kepada diri-Nya sendiri

3 1Kor 2:9-14 4 Pkh 3:11 5 Pkh 8:16-17 6 Yoh 8:58

(30)

27

sebagai ‘Anak Manusia’.7 Dia berkata kepada orang-orang bahwa Allah adalah Bapa-Nya. Jika mereka mau mengenal seperti apakah Allah Bapa itu, Yesus berkata bahwa Dia adalah teladan terbaik dari siapakah Allah Bapa itu. Dia berkata, ‘Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.’8 Banyak orang terkejut dengan apa yang Ia katakan. Mereka tidak menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Dia adalah teladan dari apa yang mereka akan jadi sebagai anak-anak Allah.9

Alkitab memperkenalkan dua pembahasan yang terpisah, tetapi berhubungan, untuk menjelaskan bagaimana Allah Anak menjadi Anak Bapa. Yang satu disebut ‘sunat’ dan yang lain disebut ‘persembahan’. Secara bersama, hal-hal tersebut menjelaskan rahasia ini kepada kita. Sunat adalah proses yang olehnya Allah Bapa membuat Allah Anak, menjadi Anak-Nya. Persembahan adalah proses yang olehnya Allah Anak menyerahkan hak-Nya sendiri sebagai Allah Anak dan menundukkan diri-Nya untuk menjadi semua yang Bapa minta dari Dia. Ketika Yesus menjadi Anak Bapa, Dia menjadi ekspresi penuh dari segala keberadaan Bapa dan yang Bapa kerjakan. Ini adalah persembahan-Nya. Paulus menjelaskan ini kepada gereja di Filipi.10 Dia berkata bahwa sekalipun Yesus adalah Allah Anak, dalam bentuk Allah dan setara dengan Allah, Dia mengosongkan diri-Nya. Maksud Paulus bahwa Anak merendahkan diri-Nya dan menjadi taat kepada Bapa. Bapa kemudian membuat Anak menjadi seorang raja-imam. Pekerjaan-Nya adalah mempersembahkan diri-Nya di kayu salib. Oleh persembahan-Nya, Anak menebus manusia dan memultiplikasikan kehidupan Allah melalui persembahan, memberikannya sebagai suatu milik kepunyaan pribadi bagi setiap orang yang percaya kepada Dia. Melalui Dia mereka dapat dilahirkan sebagai anak-anak Allah.

Sunat Kristus

Sebelum waktu dan di dalam waktu

Untuk memahami sunat Kristus dengan tepat, kita harus memperhatikan apa yang Allah lakukan di luar waktu, apa yang Ia lakukan di dalam batas waktu, dan bagaimana tujuan-Nya digenapi dalam kedua konteks ini. Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa tanpa Roh Allah yang memberikan pengertian, sudut pandang kita hanya akan berasal dari perspektif batas-waktu, karena kehidupan kita di bumi ini dibatasi oleh waktu. Sunat Kristus tidak dapat hanya dimengerti dari perspektif alamiah, batas-waktu. Perspektif ini akan membuat kita melihat sunat Kristus sebagai suatu peristiwa yang terjadi sebelum dunia dijadikan dan kemudian entah bagaimana terulang dalam waktu. Ini akan menjadi suatu kesalahan.

Hal ini akan menolong, jika kita menyadari tiga kunci realita. Pertama, Allah tidak memiliki awal dan tidak ada akhir. Dia sepenuhnya ‘sekarang’. Kitab Suci merujuk kepada dunia persekutuan Allah sebagai ‘sebelum’. Kita dapat bertanya, ‘Sebelum apa?’ Jawabannya adalah, ‘Sebelum suatu permulaan telah dinyatakan oleh Allah untuk melakukan rencana-Nya’. Ini memimpin kita kepada realita berikutnya, yakni kekekalan. Suatu yang kekal, atau selama-lamanya, memiliki titik awal tapi tidak memiliki akhir. Perjanjian Kekal adalah contoh kita di sini. Sebelum Bapa, Anak dan Roh Kudus sepakat untuk melahirkan banyak anak, belum ada anak-anak Bapa. Perjanjian Kekal dari status anak memiliki sebuah titik awal. Anak-anak Allah akan dilahirkan sebagai orang-orang alamiah dan kemudian menerima kehidupan Allah, yang akan memampukan mereka untuk hidup selamanya. Ketiga, kita menyadari bahwa batas-waktu, atau sementara, merupakan hal-hal yang memilki awal dan akhir. Dalam bagian waktu, ada suatu urutan tindakan yang terjadi antara awal dan akhir.

7 Mat 16:13 8 Yoh 14:9 9 Yoh 8:59 10 Flp 2:5-11

(31)

28

hal yang diselesaikan. Sebagai contoh, orang-orang diberikan waktu untuk memilih apakah mereka mau menjadi anak-anak Allah atau tidak.

Bagaimana hal ini menolong kita untuk mengerti sunat Kristus? Semua yang ‘ditentukan sebelumnya’ adalah suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Pekerjaan ini dimanifestasikan dan diselesaikan dalam waktu ketika Kristus mati di atas kayu salib di Kalvari.11 Hal ini penting. Ketika Yahweh Bapa menerima Yahweh Anak sebagai Anak-Nya dalam perjanjian Mereka ‘sebelum’, Dia berkata, ‘Anak-Ku Engkau! Engkau telah ‘Anak-Kuperanakkan pada Hari ini.’12 Pernyataan ‘Hari ini’ menegakkan permulaan dari waktu dan permulaan dari Perjanjian Kekal. Kristus harus menjalani seluruh perjalanan dari Perjanjian Kekal dan memenuhi semua tahap-tahapnya. Dia diubahkan oleh ketaatan-Nya, dan ditunjukkan pada setiap tahap bahwa Dia adalah Anak Bapa. Kristus harus menyelesaikan perjalanan itu dan mengerjakan segala yang Bapa minta dari pada-Nya. Bapa memberikan Dia kekuatan dan kemampuan pada setiap tahap perkembangan-Nya. Dan, dengan cara ini, Dia disempurnakan sebagai Anak Allah. Kesempurnan tidak terjadi sebelum Kristus mati dan dibangkitkan dari kematian, dimana Bapa mendeklarasikan bahwa Dia adalah Anak tunggal-Nya.

Sudah selesai

Sunat adalah pekerjaan dari Bapa untuk mengubahkan Anak sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Dia sedang diubahkan sampai pada titik akhir. Titik akhir ini adalah suatu kematian dalam arti bahwa Dia berhenti mengerjakan inisiatif-Nya sendiri sebagai Yahweh Anak. Sementara Dia tidak berhenti dari keberadaan-Nya sebagai Yahweh Anak, Yesus mati di atas kayu salib. Paulus menjelaskan bahwa, setelah datang dalam daging manusia, Anak merendahkan diri-Nya dengan menjadi seorang Anak yang taat sampai mati di atas kayu salib. Kematian-Nya datang setelah Ia mendeklarasikan bahwa semua pekerjaan-Nya sudah selesai. Ketika Yesus berkata, ‘Sudah selesai!’13 Dia memproklamirkan bahwa sunat-Nya oleh tangan Bapa sudah lengkap. Ini adalah titik akhir dari sunat-Nya. Ini juga adalah akhir dari persembahan-Nya. Dia telah sepenuhnya mengosongkan diri-Nya dan menjadi Anak Bapa. Ini adalah titik akhir, atau kematian, akan bagaimana hal-hal yang sebelumnya telah terjadi, dan sekarang merupakan suatu permulaan yang baru. Lebih dari ini, hal tersebut merupakan kegenapan dan perwujudan dari ciptaan baru.

Ada banyak aspek mengenai pekerjaan yang Kristus telah selesaikan di atas Kalvari. Salah satunya adalah akhir dari maut. Manusia telah jatuh ke dalam dosa dan terhilang dari Allah karena ketidaktaatannya. Penghakiman jatuh atas manusia karena dosanya, dan manusia berada di bawah penghukuman maut. Di atas kayu salib, Kristus mengalahkan dosa. Maut dihapuskan. Melalui berita tentang salib, setiap orang sekarang dapat ditebus dari dosa. Mereka dapat kembali kepada Bapa dan mewarisi status anak mereka. Melalui proses ini, mereka dipulihkan kepada penentuan mereka dan menerima kehidupan kekal.

Kesimpulan

Ketika Yesus dibangkitkan dari kematian, Dia dibangkitkan sebagai Anak Allah yang kekal. Bapa tidak mendeklarasikan Dia sebagai Anak-Nya sampai Yesus sepenuhnya dewasa dan kekal, dan mampu mewarisi langit yang baru dan bumi yang baru. Hal ini juga berlaku bagi kita. Kita berjalan dengan Kristus sebagai murid-murid-Nya, datang di bawah tangan Bapa, dan mengalami pekerjaan sunat-Nya dalam kehidupan kita sementara kita bersekutu di dalam tubuh Kristus. Kita juga belajar dari Kristus bagaimana mempersembahkan diri kita dalam melayani Allah sebagai imam-imam bagi Bapa. Ketika kita melakukan hal ini kita dapat memiliki hidup Allah sebagai anak-anak-Nya.

11 1Ptr 1:20

12 Ibr 5:5. Mzm 2:7 13 Yoh 19:28-30

(32)

29

Rasul Paulus mendorong setiap orang percaya untuk menjadi dewasa dalam iman dan bertumbuh ke dalam kedewasaan penuh dari seorang anak Allah.14Jika kita terus berlanjut dan menjadi dewasa dalam jalan status anak ini, tubuh kita akan diubahkan dan menjadi kekal ketika Kristus kembali. Setelah kita menerima tubuh rohaniah kita, kita akan berlanjut dengan Kristus kepada langit yang baru dan bumi yang baru, dan hidup dalam keluarga Allah selamanya.

Pertanyaan Pembelajaran –Sunat Kristus

Tanpa seseorang dilahirkan dari Allah dan menerima Roh Allah, dia hanyalah seorang manusia alamiah yang tidak dapat memahami dan mengerti hal-hal yang dari Allah.

 Apa artinya menjadi ‘rohaniah’?

 Apakah titik awal untuk membuat transisi dari yang alamiah menjadi rohaniah?

Dengan mengetahui bahwa segala sesuatu telah diselesaikan, Yesus berseru, ‘Sudah selesai!’ dan menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa.

 Apa yang telah ‘diselesaikan’ oleh Yesus? Jelaskan perbedaan antara persembahan Kristus dengan sunat Kristus.

 Bagaimana kita datang di bawah tangan Bapa dan mengalami pekerjaan sunat-Nya dalam kehidupan kita, saat ini?

14 Ef 4:13

Referensi

Dokumen terkait

Indikator PDB hijau dapat memberikan gambaran yang lebih luas mengenai kondisi kesejahteraan di suatu negara karena memperhitungkan faktor kerusakan lingkungan dan

Keterlibatan orbita pada infeksi TB dapat terjadi pada salah satu dari tiga cara: infeksi eksogen primer, infeksi sekunder yang terjadi dengan ekstensi langsung dari

Dari beban geser yang diatur pada tiang vertikal ponton sesuai dengan jarak yang telah ditentukan kemudian kita mendapat titik beratnya.. Letak titik berat ini

Dalam pengembangan antarmuka Aplikasi perangkat alat bantu ajar anatomi tubuh ini diperhatikan beberapa kriteria untuk menghasilkan antarmuka yang User Friendly antara lain dari

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Bank Syariah Bukopin yang berada di Jalan Salemba Raya No. Pelatihan berupa pengarahan secara langsung sesuai dengan

team gi3i untuk   penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan kebutuhan klien.  Anjurkan klien untuk  meningkatkan asupan nutrisinya.  4akinkan diet yang diknsumsi

dan pengumpulan data lapangan kerja, upaya- upaya yang lebih keras untuk mengumpulkan informasi tentang pekerjaan mandiri (yang mencakup 40 persen dari keseluruhan tenaga kerja),

Ada sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program