• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/22 Oktober

TINJAUAN PUSTAKA

2. Proses Penuaan

2.1 Definisi Proses Penuaan

Proses menua (aging process) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain, menua bukanlah suatu penyakit tetapi, merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh (Miller, 2009).

Proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Proses penuaan berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap cedera (Mubarak, 2009).

2.2 Perubahan Akibat Proses Penuaan

Perubahan akibat proses menua yang paling menonjol pada usia tua adalah perubahan fisik dan fungsi seperti :

1. Sel

Menjadi Lebih sedikit jumlahnya, ukurannya lebih besar, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi atrofi, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati.

2. Sistem persarafan

Menurunnya hubungan persarafan, berat otak menurun 10-20%, respon dan waktu untuk beraksi lambat khususnya terhada stres, defisit memori, mengecilnya saraf panca indera seperti penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif terhadap sentuhan.

3. Sistem Pendengaran

Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, otosklerosis akibat membran timpani yang atrofi, terjadi pengumpulan serumen, fungsi pendengaran semakin menurun pada lansia yang mengalami ketegangan/stres.

4. Sistem penglihatan

Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola),kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang, berkurang luas pandangannya, menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau.

5. Sistem kardiovaskular

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, kemampuan jantung memompa darah menurun hal ini menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh.

Temperatur tubuh menurun ( hipotermia ) secara fisiologis akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas akibatnya aktivitas otot menurun.

7. Sistem pernafasan

Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, kemampuan untuk batuk berkurang, kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun,.

8. Sistem Gastrointestinal.

Kehilangan gigi akibat Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun dan kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit, Eosephagus melebar, Rasa lapar menurun, asam lambung menurun, Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, Daya absorbsi melemah.

9. Sistem Reproduksi

Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spematozoa meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur, kurang lebih 75% pria diatas 65 tahun mengalami pembesaran prostat. Pada wanita vagina mengalami kontraktur dan mengecil, menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara dan vulva, selaput lendir vagina menurun.

10. Sistem perkemihan

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.

11. Sistem Endokrin

Produksi hampir semua hormon menurun, menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan menurunnya daya

pertukaran zat, menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan testosteron.

12. Sistem integumen

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit cenderung kusam, kasar dan bersisik karena kehilangan proses kreatinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis, timbul bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis tidak merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik-bintik atau noda coklat, rambut dalam hidung dan telinga menebal, kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu, berkurangnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras, rapuh, pudar dan kurang bercahaya, berkurangnya jumlah dan fungsi kelenjar keringat.

13. Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan cairan dan semakin rapuh, kifosis, gerakan pinggang, lutut, jari-jari pergelangan terbatas, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua, kekuatan dan stabilitas tulang menurun terutama vertebra, pergelangan, dan paha sehingga insiden osteoporosis dan fraktur meningkat, atrofi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram dan menjadi tremor. (Potter & Perry, 2005; Nugroho, 2008)

Kemunduran yang telah disebutkan sebelumnya mempunyai dampak terhadap tingkah laku dan perasaan orang yang memasuki lanjut usia. Misalnya, kemunduran fisik yang berpengaruh terhadap penampilan

seseorang. Pada umumnya, saat dewasa, seseorang dianggap tampil paling cakap, rampan, atau paling cantik. Kemunduran fisik yang pada dirinya membuat yang bersangkutan berkesimpulan bahwa kecantikan atau ketampanan yang mereka miliki mulai hilang. Baginya, hal ini berarti kehilangan daya tarik dirinya. Wanita biasanya lebih risau dan merasa tertekan karena keadaan tersebut. Biasanya wanita dipuja orang karena kecantikan dan keindahan fisiknya. Namun, tidak berarti pria pada masa ini tidak mengalami atau merasakan hal serupa. Pria yang sedang mengalami proses menua, tetap menginginkan dirinya menarik bagi lawan jenisnya (Nugroho, 2008).

Dokumen terkait