• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

2.7. Proses Produks

Dalam melaksanakan suatu aktivitas produksi pada perusahaan, tentunya tidak terlepas dari bahan-bahan yang digunakan dan jenis produk yang akan dibuat. Oleh sebab itu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan menggunakan bahan baku utama, bahan penolong dan bahan tambahan.

2. 7. 1. Standar Mutu Produk

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan sangat mengutamakan kualitas standar mutu produk. Dalam setiap kali memproduksi Coca-Cola, Sprite, Fanta dan Frestea dilakukan pemeriksaan produk, mulai dari water tretment, sympel syrup, final syrup, dan beverage (hasil minuman ringan). Adapun yang menjadi standar mutu produk PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan adalah :

- Kemurnian (purity) - Rasa (taste)

- Bau (odor) - Penampakan

Pemeriksaan dilakukan dalam 1 jam setiap kali produksi untuk melihat hasil standar mutu produk. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium.

2. 7. 2. Bahan Yang Digunakan a. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan–bahan lainnya. Jadi bahan baku ini juga disebut bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan dalam pembuatan minuman ringan ini adalah :

- Air

Air diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter untuk kemudian diolah sebelum digunakan dalam proses produksi, maupun oleh kebutuhan sehari-hari perusahaan.

Air diperoleh dari sumur bor yang dikategorikan menjadi 2 jenis : 1. Treated Water

Digunakan untuk produksi, keperluan air minum kantin, dan kantor.

2. Untreated Water

Digunakan untuk keperluan kamar mandi, pencucian ruangan, pekarangan dan lain – lain.

- Gula

Gula yang digunakan haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan atau gula murni, diantaranya adalah gula yang memiliki kadar 99,99% dan bebas dari kotoran. Gula diperoleh dari Australia, Thailand dan China. Rata – rata kebutuhan gula yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Rata – rata Jumlah Pemakaian Gula/unit Produksi Jenis Produksi Jumlah Gula (Kg) Keterangan Coca-Cola Sprite Fanta Strawbery Fanta Melon 203.225 258.081 292.65 259.20 Untuk Produksi 1 satuan unit

Tabel 2.2. Rata – rata Jumlah ... (lanjutan) Jenis Produksi Jumlah Gula (Kg) Keterangan Fanta Creamy Frestea 255.40 166.80 Untuk Produksi 1 satuan unit

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan

- Concentrate

Concentrate dibeli dari PT. Coca-Cola Indonesia Jakarta (satu-satunya perusahaan yang menyediakan bahan ini untuk Coca-Cola Company di Indonesia). Concentrate terdiri dari 3 jenis yaitu Concentrate (Part I, Part II dan Part III). Concentrate berfungsi sebagai bahan pengawet dan pemberi rasa. Rata-rata kebutuhan Concentrate per unit produksi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3. Rata-rata Jumlah Pemakaian Concentrate/Unit Produksi

Jenis Concetrate (Part)

Keterangan

Coca-Cola Sprite Fanta Strawbery Fanta Melon Fanta Creamy Fanta Soda Water 0.667 t 0.25 0.5 b 0.5 b 0.5 b 0.5 b 0.25 b 0.5 b 0.5 b 0.5 0.67 t 0.5 b 1.0 t 1.0 t 0.5 b t = tabung b = bungkus

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan

- Carbon Dioksida (CO2)

Carbon dioksida (CO2) merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai penyegar dan pengawet minuman. Selain dari itu secara kualitas berfungsi untuk menunjukkan ciri dari Coca-Cola itu sendiri. CO2 dibeli dari PT. Aneka Gas dan UD. Mulya Perkasa di Medan. Rata-rata penggunaan CO2 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4. Rata – rata Jumlah Pemakaian CO2/unit Produksi Jenis Produksi Jumlah Pemakaian

CO2(Kg) Keterangan Coca-Cola Sprite Fanta Strawbery Fanta Melon Fanta Creamy 14.26 14.65 9.90 9.90 9.90 Untuk Produksi 1 Satuan Unit

Fanta Soda Water 15.84

Sumber : Departemen QA (Laboratorium) PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan

b. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk akhir.

- Kaporit [Ca (Ocl)2)

Digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri (menghambat pertumbuhan mikroorganisme), membilas botol dan sanitasi peralatan. - Asam Sulfat (H2SO4)

Bahan ini digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

- Filter Aid

Berfungsi untuk melapisi filter paper sewaktu proses penyaringan sympel syrup di filter press, memperbesar pori-pori filter paper sehingga mempermudah filtrasi dan menahan carbon aktif sehingga tidak lolos ke final syrup tank.

Digunakan pada pembuatan syrup untuk menjernihkan larutan gula dan menghilangkan bau-bau asing.

- Kerikil

Berfungsi sebagai media penyaring pada sand filter diproses pengolahan air agar dapat menyaring benda-benda asing yang larut dalam air olahan. - Caustik Soda (NaOH)

Dipakai pada proses pencucian botol pada bottle washer sebagai deterjen. - Bahan Kimia Lainnya

Misalnya Poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur, Cl2, KMnO4.

c. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu suatu produk atau suatu bahan dimana bahan ini merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan pada proses pembuatan minuman ringan yang terdapat pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan pada umumnya dibutuhkan pada proses packing, yaitu :

- Botol

Botol adalah bahan pengemas minuman ringan yang dihasilkan oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan yang siap dipasarkan.

- Crown Cork (penutup botol)

Berfungsi sebagai tempat penyusunan botol-botol dengan kapasitas 24 botol per crate. Crate yang dipakai ada yaitu :

Full Depth

Crate ini dipakai untuk produk Coca-Cola, Sprite, Fanta dan Frestea dengan berat rata-rata kurang lebih dari 1,8-1,9 kg/buah.

- Karton

Digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam botol plastik.

2. 8. Uraian Proses

Berdasarkan cara pembuatannya, minuman yang diproduksi PT. Coca- Cola Bottling Indonesia Medan dapat dikelompokan atas 2 kelompok besar yakni kelompok Coca-Cola, Sprite, dan Fanta serta kelompok Frestea. Coca-Cola, Sprite, Fanta yang mengalami proses pembuatan yang sama, hanya komposisi bahannya yang berbeda.

Adapun proses pembuatan dan pembotolan Coca-Cola, Sprite, dan Fanta di perusahaan ini mengalami beberapa tahapan, seperti terlihat pada Gambar 2.2 :

WATER PRODUCT 5865 L/jam DEAERATOR COOLER CARBONATOR BEVERAGE FILLER CROWNER DATA CODER FINISH GOOD 18000 botol/jam HOT WATER SIMPLE SIRUP FINAL SIRUP FILTER KAPAS FILTER KARBON FILTER PERMANGANAT WASHING MACHINE GULA 25 Kg/jam, CARBON, FILTER AID

CONCENTRATE PART I AND PART II 25 L/jam

CO 25 Kg/j BOTTLE CROWN CORK P A R A M I X

Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Soft Drink

Uraian dari proses pengolahan air hingga pembotolan adalah sebagai berikut: 1. Proses Pengolahan Air (Water Treatment)

Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan. Air diperoleh dari 4 sumur bor dengan kedalaman 100-200 m dari sumur dan dengan kedalaman ini diharapkan air sumur tersebut tidak mengandung zat-zat organik atau bebas dari pencemaran. Air yang diperoleh dengan bantuan pompa raw meter yang berkapasitas 22 m3/jam.

Air dari sumur akan dipompa ke alat degasifier yang sebelumnya diinjeksikan H2SO4 dengan tujuan mengubah CO2 sehingga mudah dibebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

Dari degasifier air masuk ke dalam fluclator tank/reaction tank. Sebelumnya ditambahkan Poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur dan Cl2 10%. PAC berfungsi untuk mengendapkan senyawa-senyawa organik. Kapur berfungsi untuk menaikan besar Ph, karena semakin besar Ph maka kecepatan mengendapkann semakin besar. Sementara Cl2 berfungsi sebagai antiseptik untuk mematikan kuman-kuman bakteri dan standart chlorine dalam air, dimana standart chlorine dalam air adalah 6-10 ppm. Pada fluclator tank terjadi pengendapan floc dimana akan mengendap kebawah, sementara air pada bagian atas akan dialirkan ke sand filter. Jarak antara permukaan air dengan floc dijaga lebih kurang 1-1,25 m untuk mempertahankan kejernihan air.

Di sand filter air akan disaring. Ada 3 sand filter tetapi yang digunakan hanya 2, sementara yang satu lagi sebagai cadangan. Sebagian filter digunakan kerikil dengan ukuran sebagai berikut :

- Lapisan I dengan ukuran 2-3 m - Lapisan II dngan ukuran 1-2 m - Lapisan III dengan ukuran 0.5-1 m

Total lapisan tebalnya lebih kurang ¾ dari tinggi sand filter. Setiap hari setelah produksi akan dilakukan back wash yang berfungsi untuk menghilangkan

partikel/kotoran dalam sand filter. Sementara setiap 3 bulan sekali kerikil-kerikil akan dikeluarkan untuk dicuci dengan Hcl 2-5 % lalu dapat dipakai kembali.

Dari sand filter air dialirkan ke storage tank. Setelah air sampai ketinggian maksimum, pompa air dari sumur akan mati secara otomatis dan akan hidup kembali apabila telah mencapai tinggi maksimum.

Kemudian air dialirkan lagi ke buffer tank dan sebelumnya ditambahkan chlorine 10 %. Tujuannya adalah untuk membunuh sisa-sisa dari bakteri-bakteri yang masih terdapat di dalam air yang telah diolah.

Dari buffer tank ini, air dilewatkan melalui carbon filter untuk menyerap chlorine dan partikel-partikel kecil. Kadar Cl2 setelah melewati carbon filter adalah 0 ppm. Setelah itu air dilewatkan melalui polisher filter sebagi proses penyaringan akhir.

Air hasil pengolahan (treated water) inilah yang dipakai untuk proses produksi pembuatan Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea. Pada tiap tahapan proses pengolahan akan diambil sampel air untuk diperiksa oleh bagian Quality Control di laboratorium untuk memastikan bahwa air hasil pengolahan akan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Dokumen terkait