HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Proses Produksi Corn Chips
Kadar air corn chips yang tinggi
Material Kualitas bahan baku yang tidak sesuai standar tetapi tetap dipergunakan.
Tidak terkendali Metode Kesalahan QC dalam pengambilan
sampel.
Mesin Kerusakan mesin yang karena tidak diservice secara berkala.
Penggunaan sparepart yang tidak sesuai dengan mesin.
Alat analisis yang digunakan tidak dikalibrasi secara berkala yang menyebabkan hasil analisis tidak akurat.
33 Lanjutan Tabel 11 No. Jenis Ketidaksesuaian Faktor Primer
Faktor Sekunder Terkendali /
Tidak Terkendali 3. Proses Pengemasan Corn Chips
Berat produk over- under
Material Kualitas bahan pengemas (film) tidak konsisten. Pada mesin packing A, B dan C tidak terkendali sedangkan mesin packing D terkendali Mesin Kerusakan mesin karena tidak diservice
secara berkala
Parameter mesin (getaran dan kecepatan) yang berubah-ubah.
Langkah Perbaikan Mutu
Langkah-langkah perbaikan mutu yang akan dibuat tim atau unit atau manajer yang menangani pengendalian mutu adalah menggunakan siklus PDCA Deming. Menurut Nasution (2004) siklus PDCA merupakan siklus untuk melakukan perbaikan proses kontinu dan pengendalian, meliputi atas delapan langkah. Langkah perbaikan tersebut yaitu (1) identifikasi masalah utama, (2) meneliti penyebab utama, (3) menentukan penyebab yang paling berpengaruh, (4) menyusun rencana perbaikan dan menetapkan sasaran, (5) menentukan tanggung jawab, mengapa, apa dan bagaimana melaksanakan tanggung jawab, (6) evaluasi dan validasi pelaksanaan, (7) kaji semua feedback dan lakukan perbaikan, serta (8) memperbaiki standar.
Dalam jangka pendek, langkah perbaikan mutu yang perlu diprioritaskan adalah identifikasi masalah utama terjadinya ketidaksesuaian disetiap proses. Dalam proses pengambilan keputusan, kita selalu berfikir untuk menentukan kegiatan apa yang pertama-tama harus dilakukan, dan selanjutnya kegiatan apa kembali yang perlu diambil, sehingga masalah yang dihadapi akan dapat dipecahkan. Dalam hal ini akan dipelajari terlebih dahulu karakteristik produk. Kemudian uraikan berbagai kemungkinan yang diduga menjadi penyebab terjadinya ketidaksesuaian. Untuk itu akan dimanfaatkan salah satu alat bantu dari seven tools yaitu diagram sebab akibat (fishbone). Fungsi alat ini adalah mengeksplorasi semua komponen sistem sebagai basis pencarian akar masalah. Pada langkah selanjutnya dilakukan wawancara dan pengamatan ke lokasi secara intensif untuk mendapatkan sebab-sebab yang paling berpengaruh kemudian menyusus langkah perbaikan dan menetapkan sasaran.
Rancangan perbaikan yang telah disusun segera dijalankan sesuai dengan waktu, tempat, metode maupun personel yang bertanggung jawab. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap tindakan perbaikan tersebut untuk terus memonitor perbaikan yang dilakukan. Pada langkah selanjutnya mengkaji semua feedback dan lakukan perbaikan. Dalam hal ini, apakah langkah-langkah perbaikan ternyata memberikan dampak positif terhadap proses produksi, maka langkah tersebut sebaiknya segera dirumuskan sebagai ketetapan atau kebijakan perusahaan. Dengan demikian di masa mendatang permasalahan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian proses dapat dicegah. Akhir dari delapan langkah adalah memperbaiki standar. Secara rinci langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka untuk memperbaiki mutu dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Langkah perbaikan mutu dengan siklus Deming
Langkah Pemecahan Masalah Tujuan Uraian Kegiatan
Plan 1.Identifikasi masalah utama Untuk menentukan tema yang
akan dibahas
Terjadi ketidaksesuaian antara hasil analisis dengan standar yang telah ditentukan pada proses penerimaan bahan baku jagung pipil, proses produksi dan proses pengemasan corn chips.
2.Meneliti penyebab utama Mencari penyebab dari permasalahan
a.Proses penerimaan bahan baku : 1)Kualitas bahan baku yang tidak
konsisten.
2) Motivasi kerja operator bongkar yang kurang.
3) Motivasi kerja karu (kepala regu) dan jiwa kepemimpina dalam mengatur operator yang kurang.
4) Cara bongkar jagung yang tidak sesuai dengan IK (Instruksi Kerja).
5) Kerusakan mesin karena kondisi mesin yang sudah tua dan tidak diservice secara berkala. b.Proses produksi corn chips :
1)Kualitas bahan baku yang tidak sesuai standar tetapi tetap dipergunakan. 2)Kemampuan operator yang kurang keterampilan dan pelatihan dalam bekerja. 3)Kemampuan karu (ketua regu) yang kurang pelatihan dalam mengoprasikan mesin dan
kurangnya jiwa kepemimpinan dalam mengawasi operator. 4)Kesalahan QC dalam pengambilan sampel.
5)Alat analisis yang digunakan tidak dikalibrasi secara berkala yang menyebabkan hasil analisis tidak akurat.
6)Kerusakan mesin yang karena tidak diservice secara berkala. 7)Penggunaan sparepart yang tidak sesuai dengan mesin. c.Proses pengemasan corn chips :
1)Kualitas bahan pengemas (film) tidak konsisten.
2)Kemampuan operator yang kurang keterampilan dan pelatihan dalam bekerja. 3)Kemampuan karu (ketua regu) yang kurang pelatihan dalam mengoprasikan mesin dan
kurangnya jiwa kepemimpinan dalam mengatur operator. 4)Kesalahan QC dalam pengambilan sampel.
5)Alat analisis yang digunakan tidak dikalibrasi secara berkala yang menyebabkan hasil analisis tidak akurat.
6)Kerusakan mesin karena tidak diservice secara berkala dan parameter mesinyang berubah- ubah.
3. Menemukan penyebab yang sangat berpengaruh
Menguji kebenaran penyebab dengan data
a. Proses penerimaan bahan baku :
Kualitas bahan baku yang tidak konsisten. b. Proses produksi corn chips :
Kualitas bahan baku yang tidak sesuai standar tetapi tetap dipergunakan.
Lanjutan Tabel 12
Langkah Pemecahan Masalah Tujuan Uraian Kegiatan
c. Proses pengemasan corn chips :
Parameter mesin (getaran dan kecepatan) yang berubah-ubah. 4. Menyusun rencana
perbaikan dan menetapkan sasaran
Membuat rencana guna mengatasi penyebab
a. Proses penerimaan bahan baku:
1)Melakukan evaluasi supplier secara berkala (sebulan sekali). 2)Membuat kesepakatan standar mutu jagung pipil dengan supplier. b.Proses produksi corn chips :
1)Merevisi IK (instruksi Kerja) dan SOP (Standard Operating Procedure) pemasakan jagung pipil agar mudah dipahami oleh operator.
2)Memberikan pelatihan yang terkait penerapan standar mutu proses produksi kepada operator yang bertugas.
c. Proses pengemasan corn chips :
1)Pembuatan jadwal service dan kalibrasi mesin packing. 2)Menetapkan parameter mesin.
Do 5. Melaksanakan langkah perbaikan
Melaksanakan apa yang telah direncanakan
a.Proses penerimaan bahan baku :
1)Evaluasi supplier dilaksanakan oleh departemen QA/QC dan dilaksanakan setiap akhir bulan. 2)Setiap pengiriman bahan baku jagung pipil, supplier diharuskan melampirkan CoA. b.Proses produksi corn chips :
1)IK dan SOP direvisi oleh departemen produksi divisi corn chips untuk selanjutnya dilaksanakan oleh operator.
2)Bagian HRD memberikan pelatihan kepada operator mengenai penerapan standar mutu sekurang-kurangnya enam bulan sekali.
c.Proses pengemasan corn chips :
1)Departemen QA/QC memetapkan jadwal service dan kalibrasi sebulan sekali untuk dilaksanakan oleh departemen maintenance.
2)Departemen R&D menetapkan parameter mesin packing untuk dilaksanakan oleh departemen produksi.
Check 6. Evaluasi dan validasi
pelaksanaan
Mengkonfirmasi hasil antara sebelum dan setelah langkah Perbaikan
Hasil pelaksanaan perbaikan mutu diamati oleh departemen QA/QC untuk selanjutnya dilakukan evaluasi.
Action 7. Kaji feedback dan lakukan
perbaikan
Melakukan prosedur sesuai langkah 5
Langkah perbaikan mutu dibuat standar kerja untuk mencegah terulangnya masalah. 8. Memperbaiki standar Merencanakan kegiatan
selanjutnya
Departemen QA/QC membuat jadwal rencana kegiatan dan memilih pokok permasalahan yang akan diselesaikan selanjutnya.
36