BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.3 Proses Produksi Dan Mesin Yang Digunakan
Yang dimaksud dengan mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu, (Sofjan, 1993 : 103).
Proses pembuatan tire terbagi atas beberapa proses yang masing-masing proses pembuatannya menggunakan mesin dan tempat yang berbeda. Tire
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana terbentuk setelah semua proses dari awal sampai akhir proses dilakukan dengan benar, tentang proses pembuatan tire secara menyeluruh antara lain :
Gambar 4.4 Proses Produksi MC Tire PT. Gajah Tunggal Tbk. TOPPING
CALL. BIAS CUTTING
TREAD EXTRUDING
BUILDING INNER PAINT
CURING TIRE F. I TIRE BEAD GROMMET BANBURY Comp'd Comp'd Comp'd Treatment Ply Tread GT GT * Tire Bead Wire
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
4.3.1 Flow Chart Proses Tread Extruding
COMPOUND WARM UP MILL FEED MILL EXTRUDING SHRINKAGE CONVEYOR COLOUR MARKING UNDER TREAD CEMENT FEEDER COOLING CONVEYOR SPONGE ROLL BLOWER ACCUMULATOR BOOKING TREAD STORAGE TREAD (OES) MARKING PAINT BLOWER PANTRUCK / ROLLING TREAD COMPOUND/ TREAD (OES) COOL W ATER DIE HOUSE. DIE PLATE. HEAD EXTRUDING
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Compound SO
Compound SO adalah material untuk membuat tread, dimana compound (SO) Nomor harus sesuai dengan Inprocess Spec, dan jumlah max. satu kali giling sekitar 16 lembar (sheet).
Gambar 4.5 Compound Sheet
1 lembar (sheet) yaitu sama dengan 1 lekukan / 1 meter panjang lembar compound (sekitar 7.2 kg), dimana tebal per lembar maksimal 12 mm. Lama penyimpanan compound maksimal 10 hari dari tanggal produksi, dapat juga sampai maksimal 16 hari ( hal ini tidak disarankan karena comp’d sulit lumat pada waktu warm up mill ).
Compound / Tread OES
Compound / Tread OES adalah material untuk membuat tread, dimana comp’d / Tread OES Nomor harus sesuai dengan Inprocess Spec, dan pencampuran maksimal 20 % dari jumlah yang digiling ( maksimal 2 box per 16 lembar comp’d SO ).
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Gambar 4.6 Compound Tread OES
Dimana berat Tread OES dalam 1 box sekitar 14.5 kg ( tidak termasuk berat box ).
Warm Up Mill
Merupakan proses pemanasan dan pelumatan awal tread comp’d, dimana proses warm up mill ini dilakukan di mesin Open Mill. Dimana untuk tinggi bank comp’d waktu menggiling 30 cm diukur dari tinggi permukaan atas mesin Open Mill, comp’d thickness 8 – 12 mm diukur setelah digiling dan waktu giling 4 – 6 menit ( 3 – 5 kali giling ) supaya mendapatkan hasil tread comp’d yang homogen. Setelah digiling di Warm Up Mill comp’d ditransfer melalui conveyor ke Feed Mill untuk menjalani proses selanjutnya.
Feed Mill
Merupakan proses pelumatan lanjutan tread comp’d, dimana comp’d digiling untuk mendapatkan hasil tread comp’d yang lebih homogen yang
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana selanjutnya comp’d yang digiling tersebut dibuat Feed Strip yang kemudian ditransfer ke mesin Extruder unruk menjalani proses selanjutnya, proses Feed Mill ini dilakukan dimesin Open Mill. Dimana untuk tinggi bank comp’d waktu menggiling 30 cm diukur dari tinggi permukaan atas mesin Open Mill, temperature Feed Strip maksimal 90oC diukur setelah digiling, dan tebal serta lebar Feed Strip sesuai dengan Inprocess Spec.
Extruding
Merupakan proses untuk memadatkan dan mendorong feed strip comp’d secara terus menerus untuk menghasilkan Tread, dimana temperature Head Extruder maksimal 115oC dan temperature Barrel Extruder maksimal 95oC dan kecepatan putar Srew sesuai dengan Inproses Spec.
Head Extruder, Die House dan Die ( Plate )
Berfungsi sebagai media perantara pembentukan contour tread, dimana pemakaian Die House dan Die Plate sesuai dengan Inprocess Spec, temperature tread maksimal 120oC diukur setelah tread keluar dari Die ( Plate ).
Shrinkage Conveyor
Berfungsi sebagai media untuk membantu menjaga dimensi contour tread, bekerjanya shrinkage conveyor mengikuti extruder.
Colour Marking
Berfungsi sebagai penandaan tread agar dapat dibedakan secara visual dan tercetak pada permukaan atas tread.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Under Tread Cement Feeder
Berfungsi sebagai perekat antara tread dan ply pada proses building, under tread cement dilapiskan pada bagian bawah tread, dimana waktu simpan maksimal 48 jam dan selalu diaduk secara merata. Proses pemakaiannya adalah drum dicelupkan pada cement tank kemudian berputar, tread digulirkan pada permukaan drum yang telah terlapisi cement.
Blower
Berfungsi untuk mengeringkan under tread cement pada tread, bekerjanya mengikuti extruder.
Cooling Conveyor
Berfungsi untuk mendinginkan tread dengan menggunakan media air, dimana temperature inlet air tersebut maksimal 32oC dan tread temperature 35oC pada saat keluar dari cooling conveyor.
Sponge Roll
Berfungsi untuk mengeringkan permukaan atas dan bawah tread dari air setelah dari proses cooling conveyor, dimana bekerjanya mengikuti extruder.
Blower
Berfungsi untuk mengeringkan permukaan atas dan bawah tread dari air dengan semburan udara setelah melewati sponge roll , dimana bekerjanya mengikuti extruder.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Accumulator
Berfungsi untuk meredam supply tread pada saat penggantian rolling tread/ pantruck, dimana bekerjanya mengikuti extruder.
Tread ( OES )
Yaitu tread yang secara visual dan dimensi tidak sesuai dengan Inprocess Spec, dimana tread ( OES ) tersebut dikumpulkan yang nantinya digiling ulang untuk proses pembuatan tread dari awal.
Gambar 4.7 Tread Booking
Dipergunakan dalam penempatan tread ( dalam bentuk Rolling Tread dan pantruck ).
Tread Storage
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan tread, dimana lama penyimpanan tread maksimal 3 hari.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
4.3.2 Flow Chart Proses Bias Cutting
TREATMENT LET OFF PRICKING FESTOON SLITTING WIND UP PLY JOINT FEED CONVEYOR CUTTING PLY STORAGE BOOKING
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Treatment
Merupakan material untuk membuat ply, yaitu terdiri dari cord ( nylon ) yang telah dilapisi oleh compound, proses pembuatan treatment dilakukan dengan menggunakan mesin Topping Calender, dimana lama penyimpanan treatment maksimal 14 hari dari tanggal produksi topping calender, dengan lebar 1460 ± 15 mm dan panjang satu roll treatment 450 ± 5 meter. Adapun jenis Treatment yang dipakai adalah M6143N-925, M6148NS-925, M6138J-925, M6138J-925, M6140N-925, dimana penggunaan masing- masing jenis treatment tersebut sesuai dengan Inprocess Spec.
Let Off
Berfungsi sebagai dudukan roll treatment dan untuk menjaga kestabilan tension dari treatment tersebut, dimana air pressure for break roll treatment diadjust sesuai besarnya gulungan treatment.
Pricking
Berfungsi untuk membuat lubang- lubang pada treatment dengan tujuan untuk membantu keluarnya udara yang terperangkap pada proses building, dimana bekerjanya mengikuti proses cutting.
Festoon
Berfungsi untuk meredam dan membantu kesetabilan tension treatment pada saat proses cutting.
Feed Conveyor
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Cutting
Berfungsi untuk memotong treatment dengan lebar dan sudut tertentu sesuai dengan Inprocess Spec.
Ply Joint
Berfungsi untuk menyambung ply secara overlap dengan jarak overlap 3 – 5 benang dengan sudut yang sejajar.
Slitting
Berfungsi untuk membelah hasil cutting menjadi ply.
Wind Up
Berfungsi untuk menggulung ply bersama dengan kain liner agar tidak lengket antara satu dengan yang lainnya.
Gambar 4.8 Ply
Lebar Sudut
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
4.3.3 Flow Chart Proses Bead Grommet
WIRE
LET OFF STAND
WIRE CLEANING HEATING HEAD , DIE , BUFFLE EXTRUDING PULL ROLL BENDING ROLL BEAD WINDING CUTTING BEAD TALC FEEDER BOOKING BEAD STORAGE COMPOUND BEAD COMP'D SLITTING COMP'D FEED STRIP SOLUTION FESTOON FORMER & ADJUSTING PLATE PUSHING ROLLER CUTTER TALC LORY COMPOUND(OES) DIPPING IN BEAD COMPOUND RELEASE AGENT
COMPOUND OVER FLOW
BEAD COOLING
BEAD DRYING WATER
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Wire
Merupakan salah satu material untuk membuat bead, dimana wire diameter sesuai dengan Inprocess Spec.
Let – Off Stand
Berfungsi untuk menjaga kesetabilan tension dari wire dan sebagai dudukan bead reel.
Wire Cleaning
Berfungsi sebagai pembersih wire dari debu atau foreign material, dimana menggunakan sponge dan cairan solution sebagai media pembersih.
Heating
Berfungsi untuk memanasi wire sehingga memudahkan compound lengket dengan wire pada saat proses selanjutnya.
Extruding
Sebagai media untuk memadatkan dan mendorong feed strip compound secara terus menerus, dimana compound pressure pada extruder 70 – 150 kg/cm2, head extruder temperature maksimal 80oC, cylinder temperature maksimal 80oC, extruder screw speed maksimal 67.7 rpm, screw temperature maksimal 60oC, dan cool water pressure minimal 1 kg/cm2.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Compound Feed Strip
Merupakan material untuk melapisi bead, dimana mempunyai tebal 8 ± 1 mm dan lebar 38 ± 5 mm.
Bead Compound Slitting Machine
Berfungsi sebagai media memotong lembaran compound menjadi feed strip.
Compound Overflow
Berfungsi untuk menyeimbangkan pemakaian pelapisan comp’d pada wire.
Dipping in Bead Comp’d Release Agent
Berfungsi sebagai media untuk mendinginkan comp’d overflow dan supaya compound tidak lengket dengan yang lainnya, dimana menggunakan campuran cairan dengan estimasi campuran 10 (air) : 1 (GRL).
Compound OES
Merupakan material untuk melapisi wire.
Head, Die dan Baffle
Berfungsi sebagai media pembentuk pelapisan wire dengan compound, dimana ukuran Die dan Baffle tersebut disesuaikan Inprocess Spec.
Bead Cooling
Berfungsi untuk mendinginkan lapisan compound dengan cara air dikucurkan dari atas bead secara continue.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Pull Roll
Berfungsi untuk mendinginkan lapisan compound dan menarik bead, dimana Pull Roll speed 20 - 40 rpm.
Bead Drying
Berfungsi untuk mengeringkan bead, dengan cara udara dari blower disemprotkan dari atas dan bawah bead.
Festoon
Berfungsi untuk meredam supply bead dari extruder pada saat bead winder berhenti sementara.
Bending Roller
Berfungsi untuk melengkungkan bead agar relatif sesuai dengan lengkungan former.
Bead Winding
Berfungsi untuk menggulung bead, dimana winding speed, circum length, size code, bead width dan thickness sesuai dengan Inprocess Spec.
Pushing Roll
Berfungsi untuk membantu mengarahkan dan merekatkan overlap bead ,dimana menggunakan tekanan angin 0.5 – 1 kg/cm2.
Cutting
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Bead Talc Feeder
Berfungsi untuk memberikan lapisan talc pada bead sehingga tidak lengket satu dengan lainnya.
Booking
Berfungsi sebagai media untuk peletakan bead.
Bead Storage
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan bead, dimana lama penyimpanan maksimal 3 bulan dari tanggal produksi, bila bead pada wire tidak terlapisi compound bead, maka tidak dapat digunakan.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
4.3.4 Flow Chart Proses Building
PLY BEAD TREAD KEROSIN SOLUTION TIRE BUILDING M/C TREAD CUTTING DRUM BUILDING STITCHER HBT TYPE : CUTTER
HBT Line F & BTU TYPE : SLITTER
GM TYPE : SCISSORS
BLOWER Khusus HBT Line
F & BTU Type
TREAD ( OES ) BUILDING STEP VENTING BOOKING GREEN TYRE STORAGE
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Ply
Merupakan salah satu material penyusun green tire, dimana nomor ply sesuai dengan tire building spec, pemasangan ply pertama dan seterusnya sudut ply saling bersilangan, jarak overlap sambungan antara 3 – 5 benang, posis overlap sambungan antara ply 1 dan seterusnya saling berjauhan (tidak boleh menumpuk).
Tread
Merupakan salah satu material penyusun green tire, dimana tread no. sesuai dengan tire building spec, estimasi posisi sambungan tread tidak boleh menumpuk antara ply dengan ply atau ply dengan tread.
Bead
Meupakan salah satu material penyusun green tire, dimana bead no. sesuai dengan tire building spec, jumlah bead tiap green tire adalah 2 pcs.
Mesin Tire Building
Berfungsi sebagai alat atau media untuk membuat green tire, dimana jenis mesin yang dpakai ada 3 macam, yaitu BTU ( Bladder Turn Up ), HBT ( Herbert ) dan GM ( Manual ).
Drum Building
Berfungsi sebagai media untuk mengassembly ply, bead dan tread menjadi green tire, dimana machine type dan drum code sesuai dengantire building spec, drum speed rotation pada waktu stitcher bekerja adalah 190 – 250 m/min. Untuk mengassembly tiga komponen penyusun green tire yaitu ply, bead dan tread
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana menggunakan solution dengan material SBP XX yang berfungsi untuk menambah daya lengket antara ply, bead dan tread, dimana estimasi campuran cairan tersebut 1 (koresin ) : 50 ( SBP XX ).
Stitcher
Berfungsi sebagai media untuk menekan atau melengketkan Tread dengan ply, dimana cylinder diameternya 50 mm dan waktu stitcher bekerja antara 10 – 13 detik.
Tread Cutting
Berfungsi untuk memotong tread dengan panjang sesuai tire building spec, dimana HBT type cutter temperature ( pada ujung ) 125 – 175 0C, GM type Scissor temperature 100 – 125 0C, BTU type menggunakan Slitter yang didinginkan dengan water spray kemudian ujung tread dikeringkan ( atas dan bawah ) dengan menggunakan Blower.
Turn Up
Berfungsi untuk mengikat bead dengan cara melipatkan ply ke bead, dimana untuk tipe mesin GM dengan menggunakan manual, tipe mesin HBT dengan menggukan media Fingers ( jari – jari ) dan tipe mesin BTU dengan menggunakan media Bladder.
Tread ( OES )
Merupakan tread, dimana secara visual dan dimensi tidak sesuai dengan tire building spec dan tread yang kelebihan potong.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Venting
Berfungsi untuk membantu memudahkan keluarnya udara yang terperangkap antar ply dengan ply atau dengan tread, dengan cara green tire dipress melalui roll yang ada jarum pakunya dan diputar secara merata mengelilingi green tire. Dimana cylinder air pressure 4.5 ± 0.5 kg/ cm2, cylinder diameter 52 mm, lama kerja 2 kali lingkaran green tire, diameter roll 176 mm dan vening roll surface speed 19 – 21 m/min.
Gambar 4.11 Roll Venting Booking
Berfungsi untuk penempatan green tire, dimana menggunakan lorry sebagai tempat booking.
Green Tire Storage
Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan green tire, dimana lama penyimpanan maksimal 14 hari dari tanggal produksi.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
4.3.5 Flow Chart Proses Curing
GREEN TIRE
GREEN INNER PAINT & GREEN OUTER PAINT
POST CURE INFLATION HANGING CONVEYOR TIRE CURING TIRE MOLD SHAPING PROCESS HIGH PRESSURE STEAM LOW PRESSURE STEAM RING BLADDER & BLADDER LOW PRESSURE STEAM SERIAL NO PCI RIM WATER PRESSURE
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Green Tire
Merupakan material yang akan dimasak, dimana green tire code mengikuti Inprocess Spec dan waktu pemasangan green tire pada mold dengan posisi sambungan tread didekat nomor serial.
Green Inner Paint
Berfungsi sebagai lubrican pada bagian dalam green tire agar tidak lengket dengan bladder pada saat proses curing terjadi, dimana menggunakan material Internal Tire Lubricant ( Silicon ). Adapun pemakaiannya dengan cara disemprotkan merata pada bagian dalam green tire, dimana internal tire lubricant tidak boleh dicampur dengan air dan sesalu dalam kondisi diaduk, dan setelah green tire diberi GIP dikeringkan pada suhu ruang selama minimal 30 menit setelah itu green tire siap untuk dimasak.
Green Outer Paint
Berfungsi sebagai lubrican pada bagian luar green tire agar tidak lengket dengan mold pada saat proses curing terjadi, dimana menggunakan material PCP. Adapun pemakaiannya dengan cara disemprotkan merata pada bagian luar green tire, dimana PCP tidak boleh dicampur dengan SBP XX dan selalu dalam kondisi diaduk, dan setelah green tire diberi GOP dikeringkan pada suhu ruang selama minimal 30 menit setelah itu green tire siap untuk dimasak.
Tire Curing
Berfungsi untuk membentuk, memasak dan mencetak green tire menjadi tire.
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Oil Pump
Berfungsi sebagai media penggerak hydraulik untuk mesin curing tipe BOM Hydraulic, dimana oil pressure untuk kondisi low 25 ± 5 kg/cm2 dan kondisi high 100 – 120 kg/cm2.
Ring Bladder
Berfungsi sebagai media peletakan Bladder.
Bladder
Berfungsi sebagai media untuk proses shaping pada saat pembentukan atau pemasakan green tire menjadi tire, dengan bladder temperature 120 ± 10 oC.
Water Pressure
Berfungsi sebagai media untuk proses vacuum bladder ( diflate bladder ), sebagai media untuk menggerakkan cylinder bladder dan sebagai media untuk membantu pembuangan steam pada proses drain.
Shaping Process
Berfungsi untuk pembentukan awal green tire pada mold sebelum proses curing.
Steam
Berfungsi sebagai media untuk memanaskan platten, mold dan bladder, dimana platten pressure 7.5 ± 0.5 kg/cm2 , internal ( bladder ) high pressure steam 11 ± 0.5 kg/cm2 , internal ( bladder ) low pressure steam 7.5 ± 0.5 kg/cm2.
Tire Mold
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Serial No.
Berfungsi sebagai identitas manufacturing number atau identitas produksi yang menunjukkan minggu dan tahun produksi.
Post Cure Inflation (PCI)
Berfungsi untuk membentuk keseragaman dimensi tire setelah dimasak.
Hanging Conveyor
Berfungsi sebagai media mengirimkan tire ke finishing dan inspection section, dimana speed operation 17 – 18 m/min, dan jarak antar hanger 900 mm.
Gambar 4.13 Tire