• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

4.2. Proses Produksi pada Divisi Spinning

4.2.1. Hasil Produksi Divisi Spinning

Divisi Spinning pada PT Unitex Tbk bertugas untuk mengolah bahan baku kapas menjadi benang melalui proses pemintalan. Kapas yang digunakan terdiri dari beberapa jenis yaitu kapas jenis Suplima, China, Zimbabwe, Australia, Mesir, Ultima dan America Hotco. Selain kapas, bahan baku lain yang digunakan adalah polyester yang merupakan senyawa kimia. Benang yang dihasilkan oleh Divisi Spinning terbagi menjadi dua bagian yaitu benang yang akan diolah menjadi kain dan benang yang akan langsung dijual kepada konsumen. Benang yang akan diolah menjadi kain tersebut melalui beberapa proses selanjutnya yaitu proses Weaving atau penenunan dan proses Dyeing yang memoles kain

terhadap warna, penampilan dan pegangan (handling). Sedangkan benang yang langsung dijual kepada konsumen melewati proses yarn dyeing atau pencelupan benang untuk memberikan warna pada benang yang akan dijual. Produk berupa benang umumnya dijual kepada perusahaan tekstil dan kemudian akan diolah lagi menjadi kain oleh perusahaan tersebut. Atau dengan kata lain benang tersebut menjadi bahan mentah bagi perusahaan tekstil itu.

Benang yang dihasilkan oleh Divisi Spinning terbagi menjadi tiga jenis, yaitu jenis T/C, jenis CVC dan jenis Cotton. Perbedaan antara ketiga jenis benang ini adalah komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Benang jenis T/C dibuat dengan campuran 65 persen kapas dan 35 persen polyester. Benang jenis CVC dibuat dengan campuran 45 persen polyester dengan 55 persen kapas dan benang jenis Cotton dibuat dari kapas 100 persen tanpa campuran polyester.

Sepanjang tahun 2005 Divisi Spinning PT Unitex Tbk telah menghasilkan benang sebanyak 3.544.504 lbs (satuan produksi benang) yang setara dengan 3.544.504 pon. Jumlah komposisi jenis benang yang dihasilkan adalah 1.375.372 lbs benang jenis T/C atau sekitar 38,80 persen dari total produksi, 697.424 lbs benang jenis CVC atau sekitar 19,68 persen dari total produksi dan 1,471,708 lbs benang jenis cotton atau sekitar 41,52 persen dari total produksi. Gambar 8 menunjukkan komposisi hasil produksi Divisi Spinning tahun 2005.

Gambar 8. Komposisi Hasil Produksi Divisi Spinning 2005 Cotton 41,52% CVC 19,68% T/C 38,80%

Hasil produksi Divisi Spinning selama satu tahun yaitu selama tahun 2005 secara detail disajikan dalam Tabel 5 dan diagram yang menunjukkan hasil produksi digambarkan pada Gambar 10.

Tabel 5. Data Produksi Divisi Spinning PT Unitex Tbk Tahun 2005 Jenis Benang No Bulan T/C (Lbs) CVC (Lbs) Cotton (Lbs) Total 1 Januari 172.632 27.036 86.088 285.756 2 Februari 85.236 69.736 73.364 228.336 3 Maret 81.024 68.652 134.860 284.536 4 April 118.496 80.528 140.664 339.688 5 Mei 92.396 80.356 91.696 264.448 6 Juni 88.824 87.180 74.352 250.356 7 Juli 67.676 85.040 131.684 284.400 8 Agustus 142.416 34.632 138.660 315.708 9 September 158.208 10.272 180.076 348.556 10 Oktober 123.060 40.052 169.124 332.236 11 November 111.056 54.236 112.252 277.544 12 Desember 134.348 59.704 138.888 332.940 Total Produksi 1.375.372 697.424 1.471.708 3.544.504 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Ju m lah pr odu ks i

Gambar 9. Diagram Hasil Produksi Divisi Spinning Selama Tahun 2005. Pada Gambar 9, tampak bahwa jumlah produksi Divisi Spinning mengalami perubahan pada setiap bulan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah hari kerja. Selain itu juga adanya perubahan

permintaan produk benang yang diterima oleh Divisi Spinning. Hasil produksi PT Unitex secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.2.2. Proses Produksi Divisi Spinning

Produksi yang dilakukan oleh Divisi Spinning menggunakan dua bahan baku yaitu kapas (cotton) dan polyester. Pada dasarnya proses dari masing-masing jenis benang tidak berbeda jauh. Perbedaannya terletak pada proses yang melalui mesin Super Lub dan Comber. Benang yang terbuat dari polyester tidak melalui kedua mesin tersebut. Setelah melalui mesin Pre Drawing, polyester langsung menuju ke mesin DF Mixing.

Pada setiap mesin menghasilkan olahan yang berbeda, yaitu sliver, lap, shinomaki yarn dan benang. Sliver adalah serat kapas yang dibentuk gumpalan memanjang, sedangkan lap adalah gumpalan serat kapas yang dibentuk persegi. Shinomaki yarn adalah benang mentah. Proses produksi Divisi Spinning dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Proses Produksi Divisi Spinning

Gambar 10. Proses Produksi Divisi Spinning

Carding Carding Carding

Pre Drawing Pre Drawing Lap Former Lap Former Combing Combing Blowing Blowing Kapas Kapas Pemintalan 1 Pemintalan 2 Drawing 1st, 2nd, 3rd Drawing 1st, 2nd, 3rd Simplex Frame Simplex Frame Ring Spinning Ring Spinning Winding Winding Benang kapas/polyester Benang kapas Fungsi • Mencampur serat • Membuka gumpalan • Membersihkan serat • Membersihkan serat

• Memisahkan serat pendek

• Membentuk sliver

• Mensejajarkan serat ke arah sliver

• Merangkap sliver

• Mempersiapkan bahan untuk proses pada mein comber

• Penyisiran serat

• Pemisahan serat pendek dan kotoran

• Pelurusan serat

• Meluruskan dan mensejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu

• Memperbaiki kerataan : berat/panjang, campuran dengan perangkapan

• Menyesuaikan berat sliver

• Peregangan sliver menjadi roving

• Memberikan sedikit antihan (twist)

• Menggulung benang pada bobin tegak

• Peregangan lanjut

• Antihan lebih lanjut

• Menggulung pada bobbin miring

• Menggulung benang pada cones

Polyester

4.2.3. Standar Mutu Produk

PT Unitex menetapkan standar mutu untuk produk yang dihasilkannya agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Standar mutu tersebut harus terpenuhi sebelum produk diluncurkan ke pasar. Pada tahap finishing dilakukan pengecekan terhadap mutu produk yang dihasilkan dan disesuaikan dengan standar.

Standar mutu masing-masing jenis benang berbeda. Penentu yang digunakan dalam standar mutu adalah strength, U persen, E long, thin, thick, neps dan classifault. Strength adalah kekuatan benang, E long adalah panjang putus benang, U persen adalah kerataan benang, thin adalah tipis benang, thick adalah tebal benang, neps adalah cacat dari bahan baku dan classifault adalah slub dengan tingkat rendah, sedang hingga tingkat tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel standar mutu masing-masing jenis benang yang terdapat pada Lampiran 4.

Pada tahap finishing yang dilakukan dengan mesin, cacat yang tertangkap adalah slub dengan tingkat Kegagalan rendah hingga tinggi, thin dan thick. Hal ini terjadi karena standar mutu yang lain ditentukan oleh ketiga jenis kegagalan tersebut, kecuali untuk penentu kekuatan. Kegagalan dengan penentu kekuatan sangat jarang terjadi. Jenis kegagalan dengan penentu kekutan benang tidak tertangkap mesin tetapi terlihat pada saat benang telah digulung. Pada gulungan benang yang kekuatannya tidak sesuai standar permukaannya tidak rata.

Suatu poduk dinyatakan cacat apabila produk tersebut tidak memenuhi standar mutu yang telah dibuat oleh PT Unitex Tbk. Produk yang dinyatakan cacat akan dibuang dan tidak akan diluncurkan ke pasar ataupun diolah kembali. Hal ini disebabkan karena benang akan diputus secara otomatis oleh mesin jika benang tersebut cacat.

Dokumen terkait