• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Proses Produksi Kerajinan Keramik Elvie di Dukuh Sayangan

2. Proses

Proses disini meliputi proses pembuatan, proses pengeringan, sampai proses pembakaran dan pengasapan. Karena dalam proses pengeringan maupun pembakaran benda keramik akan mengalami penyusutan, maka

commit to user

ukuran benda keramik yang akan dibuat dalam proses pembentukan produk biasanya lebih 1centimeter dari ukuran yang diinginkan atau ukuran yang tertera pada desain. Oleh sebab itu adanya desain sangat berpengaruh terhadap kinerja pengrajin dan hasil produksinya. Secara umum, untuk menjadikan sebuah produk keramik dalam pembuatannya harus melalui lima tahapan antara lain proses mbodi, mbubut, mblabur, ngelus, dan nglambu.

a. Mbodi

Mbodi merupakan tahap pertama pembuatan produk keramik.

Yang dimaksud dengan mbodi adalah suatu proses membentuk badan keramik mulai dari tanah liat sampai menjadi benda keramik sesuai bentuk yang diinginkan. Dalam proses mbodi ini digunakan tiga macam teknik yaitu:

1) Teknik Putaran Tegak atau Datar

Pembentukan badan keramik menggunakan teknik putaran datar ada 4 proses yaitu:

a) Ngeplok

Ngeplok merupakan suatu proses dari pengambilan tanah

liat yang kemudian dibentuk bulat seperti bola.

Gambar 4.22 Ngeplok

commit to user

Proses pembentukan bulat seperti bola ini dimaksudkan agar benda keramik yang dibuat bisa center (tepat pada titik tengah)

Gambar 4.23 Proses Center

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

b) Plotot

Plotot merupakan tahap pembentukan setelah proses center.

Tanah yang berbentuk bulat tersebut di plotot atau ditekan sehingga membentuk dasar benda keramik yang kemudian akan tambah tanah liat lagi.

Gambar 4.24 Plotot

commit to user

Dalam proses penambahan tanah liat, sebelumnya tanah liat dibuat bulat memanjang kemudian barulah ditambahkan dari arah dalam seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.25 Membentuk tanah liat menjadi bulat memanjang (foto kiri)

Penambahan tanah liat (foto kanan) (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.26 Hasil penambahan tanah liat (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c) Ngurat

Ngurat adalah proses selanjutnya dimana tangan mulai

commit to user

bibantu dengan peralatan berupa kain yang dibasahi dengan air yang bertujuan mempermudah proses ngurat.

Gambar 4.27 Proses Ngurat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah tanah hasil dari proses ngurat tersebut meninggi, barulah kemudian diukur sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Apabila pada proses ngurat ketinggian melebihi ukuran yang diinginkan, biasanya pengrajin akan mengurangi ketinggian dengan cara menekan tanah liat ke arah bawah.

commit to user

Gambar 4.28 Pengukuran

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d) Natap

Natap adalah membentuk keseluruhan badan keramik,

walaupun pada tahap selanjutnya badan keramik tersebut masih harus melalui proses penyempurnaan. Pada proses natap, pertamakali yang harus dilakukan adalah menghaluskan bagian atas benda keramik dengan menggunakan kain yang telah dibasahi dengan air.

commit to user

Gambar 4.29 Proses Pembasahan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah permukaan bagian atas dibasahi, barulah dimulai proses natap atau pembentukan badan. Pembentukan badan keramik bagian atas dan bawah dilakukan dengan bantuan kedua tangan, kain basah, dan plastik untuk mengurangi tanah sedikit demi sedikit.

Gambar 4.30 Proses natap bagian atas (foto kiri) Proses natap bagian bawah (foto kanan) (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Proses natap selesai setelah badan keramik terbentuk sesuai benda yang diinginkan dan dengan ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 4.31 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Datar (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) 2) Teknik Putaran Miring

Pembuatan teknik putaran miring sama dengan pembuatan teknik putaran datar yang harus melalui 4 proses yaitu ngeplok, plotot,

ngurat, dan natap. Teknik putaran miring digunakan untuk

membentuk benda keramik dengan ukuran kecil seperti lepek, berikut uraiannya:

a) Ngeplok

Proses ngeplok (membuat tanah liat menjadi bulat bola) pada teknik putar miring sama persis dengan proses ngeplok pada teknik putar datar dimana tanah dibuat bulat bola agar bisa menemui titik tengan yang akan mempermudah proses selanjutnya menggunakan kedua tangan.

commit to user

b) Plotot

Kegiatan mlotot pada teknik putaran miring dilakukan dengan menekan tanah liat dengan tujuan agar tanah liat bisa berbentuk memanjang keatas

Gambar 4.32 Plotot

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c) Ngurat

Ngurat adalah menipiskan tanah liat agar bisa naik, seperti

gambar dibawah ini ngurat dilakukan dengan kedua jempol menekan bagian tengah tanah liat dan jari-jari yang lain mulai menipiskan tanah liat.

commit to user

Gambar 4.33 Ngurat

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d) Natap

Natap merupakan proses terakhirdalam pembuatan sebuah

benda keramik, dimana pada proses natap merupakan kegiatan untuk membentuk badan keramik.

Gambar 4.34 Proses Awal Natap

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Pada proses awal natap badan keramik harus diukur sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Apabila melebihi ukuran maka harus dikurangi dengan menggunakan senar.

commit to user

Gambar 4.35 Proses Mengurangi Ukuran (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah ukuran sesuai, maka permukaan yang telah dikurangi harus dihaluskan atau diratakan dengan menggunakan tangan yang telah dibasahi dengan air.

Gambar 4.36 Meratakan Badan Keramik (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Gambar 4.37 Hasil Akhir Proses Natap Putaran Miring (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) 3) Teknik Cetak Tekan

Pada teknik cetak tekan, proses pembentukan badan keramik agak sedikit berbeda. Walaupun begitu terdapat pula teknik ngeplok

tanah yang apabila pada teknik putaran datar dan putaran miring beratri membuat tanah liat menjadi bulat bola, akan tetapi pada teknik cetak tekan ini yang dimaksud dengan ngeplok adalah membentuk tanah liat menjadi bulat memanjang (silindir) keatas.

commit to user

Gambar 4.38 Tanah Liat Hasil Proses Ngeplok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah proses ngeplok kemudian tanah dikurangi dengan mengguanakan papan kayu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 4.39 Proses Mengurangi Tanah liat (foto kiri) Tanah liat sesuai ukuran (foto kanan) (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Setelah ukuran tanah liat sesuai, maka dimulai tahap selanjutnya yaitu memotong atau mengiris tanah liat tersebut dengan ukuran ketebalan 1 centimeter menggunakan bantuan senar.

Gambar 4.40 Proses Pemotongan Tanah liat (foto kiri) Pengambilan tanah liat hasil pemotongan (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah proses pemotongan tanah liat selesai barulah memulai proses mencetak. Langkah pertama yaitu menyiapkan cetakan pada meja putar dan kemudian pada permukaan cetakan tersebut dibubuhi atau ditaburi dengan abu gosok atau pasir dengan tujuan agar tanah liat tidak lengket pada cetakan.

commit to user

Gambar 4.41 Abu Gosok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.42 Proses Pemberian Abu Gosok (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah cetakan diberi abu gosok barulah kemudian langkah kedua yaitu mengambil tanah liat yang telah dipotong untuk di cetak dengan cara ditekan-tekan. Akan tetapi sebelumnya permukaan tanah liat tersebut harus dihaluskan menggunakan plastik dengan tujuan menutup pori-pori tanah.

commit to user

Gambar 4.43 Proses Menutup Pori-Pori Tanah (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Proses pencetakan diawali dengan meletakkan potongan tanah liat diatas permukaan cetakan, kemudian pada bagian tengah di tekan agar membentuk kaki benda yang di cetak.

Gambar 4.44 Meletakkan tanah liat diatas cetakan (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Gambar 4.45 Membentuk kaki benda keramik dengan cara menekan permukaan atas

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah proses awal mencetak kemudian permukaan pinggir tanah liat dipotong sesuai dengan ukuran cetakan dengan menggunakan senat pancing.

Gambar 4.46 Proses Pemotongan

commit to user

Pada tahap ketiga, setelah dipotong bagian tanah liat yang sebelumnya di tekan ditutup kembali dengan tanah liat agar ketebalannya sama kemudian diratakan dengan tangan dan dihaluskan dengan plastik. Tahapannya akan diuraikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.47 Menutup permukaan tanah liat yang sebelumnya ditekan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.48 Menghaluskan permukaan tanah liat dengan menggunakan tangan (foto kiri)

Menghaluskan permukaan tanah liat dengan mengguanakan plastik (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Pada tahap terakhir proses pembuatan badan keramik dengan teknik cetak tekan adalah memisahkan tanah liat dari cetakan. Sebelum diambil pada badan tanah liat terlebih dahulu diberikan penopang dari tanah liat dengan tujuan agar tidak jatuh saat cetakan

commit to user

dibalik karena tanah maasih dalam keadaan basah. Setelah diberi penopang barulah cetakan tersebut ditutup menggunakan papan kayu untuk kemudian digunakan sebagai dasar saat cetakan dibalik.

Gambar 4.49 Pemberian penopang dari tanah liat (foto kiri) Penutupan dengan papan kayu (foto kanan)

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Proses pemisahan atau pengambilan cetakan dari tanah liat dilakukan dengan cara melepaskan satu persatu bagian dari cetakan tersebut.

Gambar 4.50 Proses pengambilan cetakan (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Gambar 4.51 Hasil setelah cetakan gips diangkat (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

b. Mbubut

Mbubut merupakan proses menyempurnakan badan keramik.

proses penyempurnaan ini dilakukan dengan cara mengerok badan keramik dengan menggunakan besi janur. Pada tahap ini benda keramik diletakkan diatas meja putar yang sebelumnya telah diberi alas tanah yang kemudian ditutup dengan kain.

Gambar 4.52 Pemberian tanah liat pada alat putar sebagai alas dalam proses mbubut (foto kiri)

Penutupan tanah liat dengan menggunakan kain (foto kanan) (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Gambar 4.53 Proses Mbubut Benda Keramik tanpa Tangkai (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Sedangkan untuk mbubut benda keramik yang bertangkai alas yang digunakan lebih tinggi.

Gambar 4.54 Alas Proses mbubut Benda bertangkai (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

Tahapan proses mbubut pada benda keramik bertangkai adalah sebagai berikut:

1) Meletakkan benda keramik yang akan disempurnakan badannya pada alas yang telah disediakan.

Gambar 4.55 Meletakkan benda Keramik (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

2) Mulai mengurangi benda keramik dengan menggunakan besi janur sampai badan keramik tersebut sempurna.

commit to user

Gambar 4.56 Proses Ngerok

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.57 Hasil Ngerok

commit to user

3) Menghaluskan benda keramik hasik pengurangan (pengerokan)

Gambar 4.58 Menghaluskan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

c. Mblabur

Mblabur adalah proses pemberian warna merah pada benda

keramik. Proses ini bertujuan agar benda keramik setelah dibakar berwarna kemerahan. Pada proses pemberian warna, warna yang digunakan berasal dari tanah liat merah yang telah disaring dan diberi air.

Proses mblabur tersebut dilakukan dengan cara menguaskan saringan tanah liat merah pada seluruh permukaan benda keramik atau dengan cara mencelupkan benda keramik kedalam bak yang telah berisi adonan tanah liat merah.

commit to user

Gambar 4.59 Saringan

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.60 Tanah liat merah

commit to user

Gambar 4.61 Benda keramik sebelum di blabur (foto kiri) Benda keramik sesudah di blabur (foto kanan) (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

d. Ngelus

Ngelus merupakan proses menghaluskan benda keramik. pada

tahap ngelus, yang dihaluskan mulai dari permukaan dalam sampai permukaan luar benda keramik. sebelum proses ngelus dimulai, terlebih dahulu disiapkan alas sama dengan alas yang digunakan saat proses

mbubut, yaitu meja putar yang diatasnya telah diberi tanah liat dan

kemudian ditutup dengan kain.

Adapun langkah-langkah ngelus adalah sebagai berikut: 1) Meletakkan benda keramik pada alas yang telah tersedia

Gambar 4.62 Benda Keramik

commit to user

2) Memutar meja putar sambil menghaluskan lekukan benda keramik bagian luar dan kemudian diteruskan menghaluskan bagian dalam. Pada proses ngelus digunakan alat bantu berupa plastik bekas botol infuse dengan berbagai ukuran disesuaikan dengan bentuk benda keramik.

Gambar 4.63 Ngelus permukaan bagian dalam (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

3) Ngelus permukaan luar benda keramik, dimana pada permukaan

commit to user

Gambar 4.64 Ngelus permukaan badan keramik bagian luar (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

4) Ngelus permukaan bawah benda keramik.

Gambar 4.65 Ngelus permukaan bawah (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Gambar 4.66 Hasil Setelah di Lus

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

commit to user

e. Nglambu

Nglambu merupakan proses mengkilapkan benda keramik yang

telah dihaluskan dengan menggunakan kain kelambu. Proses nglambu

dilakukan dengan cara menggosok-gosokkan kain kelambu pada seluruh permukaan benda keramik sampai mengkilap.

Gambar 4.67 Proses Nglambu

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Hasil dari proses nglambu kemudian dikeringkan untuk selanjutnya akan dibakar.

commit to user

Gambar 4.68 Hasil Proses Nglambu

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012)

Setelah proses pembentukan atau pembuatan benda keramik selesai, maka tibalah saatnya dimulai proses pengeringan. Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses pembakaran. Dimana dalam proses pengeringan ini diusahakan benda-benda keramik tidak terkena sinar matahari secara langsung karena dikhawatirkan akan menyebabkan benda keramik pecah.

Pengeringan benda keramik sebaiknya dilakukan dengan cara diangin-anginkan dengan waktu pengeringan kira-kira 4 hari sampai dengan 1 minggu tergantung pada cuaca.

commit to user

Gambar 4.69 Proses pengeringan benda keramik (Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah benda keramik benar-benar kering, barulah akan dilaksanakan proses pembakaran. Untuk melaksanakan proses pembakaran terlebih dahulu harus disiapkan bahan bakar dan tungku bakar. Ada empat tahap dalam pembakaran benda keramik yang didalamnya termasuk pula tahap pengasapan, dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyusunan atau penataan

Penyusunan atau penataan benda keramik harus dilakukan sebelumnya agar tidak kesulitan dalam pembongkaran.

b. Ngintir (api kecil)

Ngintir yaitu pembakaran dengan menggunakan api kecil yang

dilakukan selama 6 jam sampai 9 jam yang dimaksudkan supaya kandungan air yang masih tersisa saat proses pengeringan menjadi habis. c. Api besar

Pembakaran dengan menggunakan api besar dilakukan saat setelah

ngintir. Tujuan pembakaran ini adalah membuat benda keramik menjadi

keras, kuat dan padat sehingga tidak hancur jika terkena air, karena sifat tanah liat yang akan lembek jika tekena air. Proses pembakaran dengan api besar biasanya dilakukan selama 2 jam sampai 3 jam.

commit to user

d. Pengasapan

Tahap pengasapan merupakan tahap akhir dalam pembakaran benda keramik sebelum pembongkaran. Adanya tahap pengasapan dimaksudkan untuk memberi warna merah kehitaman pada benda keramik. Dalam proses pengasapan ini dibutuhkan waktu 2 jam sampai 3 jam pula layaknya proses pembakaran api besar. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah daun munggur.

Daun munggur merupakan sejenis daun dari pohon trembesi yang banyak terdapat dihutan. Selain daun munggur, daun pisang dan daun kelapa bisa juga digunakan dalam proses pengasapan akan tetapi karena lebih boros maka Elvie Keramik menggunakan daun munggur sebagai bahan bakar dalam proses pengasapan.

Gambar 4.70 Daun Munggur

(Sumber: Dokumentasi Dese Purnamasari, 2012) Setelah langkah-langkah dalam tahap pembakaran selesai, maka saatnya untuk proses pembongkaran. Proses pembongkaran benda keramik dilakukan setelah benda keramik menjadi dingin.

commit to user

Dokumen terkait