• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Proses Realisasi dan Pembayaran Angsuran/

Mudharabah

Gambar 4.2

Proses Realisasi dan Pembayaran Angsuran / Kewajiban Pembiayaan Mudharbah

Keterangan :

: alur realisasi dan pembayaran angsuran secara garis besar : alur realisasi dan pembayaran angsuran secara teknis

1. Realisasi dari Bank Muamalat ke Koperasi Karyawan adalah melalui Rekening Giro Escrow Koperasi karyawan

Rekening Giro Escrow adalah rekening giro penampungan untuk realisasi penyaluran pembiayaan dan penampungan untuk sumber pengembalian pembiayaan. Rekening giro ini tidak dilengkapi dengan Cek dan Bilyet Giro sehingga pendebetan rekening hanya dapat dilakukan oleh Bank Muamalat. 2. Berdasarkan Daftar Nominatif Anggota dari Koperasi Karyawan yang telah

ditanda-tangani oleh Pengurus dan diverifikasi oleh Bank Muamalat dengan BANK MUAMALAT

Rek. Giro Aktif Kopkar

Koperasi Karyawan Escrow Kopkar Rek. Giro

Anggota Kopkar

Badan Usaha yang Menaungi Kopkar

Rek. Giro/Tabungan

dibubuhi stempel verifikasi maka Bank Muamalat melakukan pemindahbukuan dari rekening giro Escrow koperasi karyawan ke rekening masing-masing anggota.

3. Pembayaran kewajiban angsuran dari anggota langsung disetorkan / ditransfer ke Rekening Giro Escrow koperasi karyawan oleh Bagian Personalia / Bendahara Perusahaan yang berwenang melakukan pemotongan kewajiban angsuran dari masing –masing Anggota Koperasi sebesar kewajiban Koperasi kepada Bank Muamalat.

4. Bank Muamalat mendebet Rekening Giro Escrow sebesar kewajiban dari koperasi karyawan

5. Koperasi karyawan juga wajib mengaktifkan mutasi keuangan usahanya melalui Bank Muamalat dengan menggunakan Rekening Aktif Koperasi Karyawan

4.3.1 Tata Cara Pembukuan Pembiayaan Mudharabah a. Dropping Pembiayaan

- Pembiayaan Mudharabah xxx

Rekening Nasabah xxx

- Rekening Nasabah xxx

Pendapatan Adm. Mudharabah xxx - Beban Penyisihan Piutang Aktifa Produktif xxx

Cadangan Penyisihan Piutang Aktifa Produktif xxx b. Pembayaran Angsuran Bagi Hasil

Pendapatan Bagihasil xxx c. Pembayaran Angsuran Pokok

Rekening Nasabah xxx

Pembayaran Mudharabah xxx

d. Tunggakan Mudharabah

- Pembiayaan Mudharabah Jatuh Tempo xxx

Pembiayaan Mudharabah xxx

- Beban Penyisihan Piutang Aktiva Pembiayaan xxx

Cadangan Penyisihan Piutang Aktiva Pembiayaan xxx e. Pembayaran Tunggakan

Rekening Nasabah xxx

Pembiayaan Mudharabah Jatuh Tempo xxx f. Pembayaran Tunggakan Pokok Sebagian

Rekening Nasabah xxx

Pembiayaan Mudharabah Jatuh Tempo xxx g. Pelunasan Sebagian

Rekening Nasabah xxx

Pembiayaan Mudharabah xxx

h. Pembayaran Bagi hasil Sebagian

Pembiayaan Mudharabah xxx

Pendapatan Bagihasil xxx

i. Pembentukan Akrual Bagihasil

Pendapatan Bagihasil Akrual xxx j. Pembayaran Sisa Bagihasil

- Rekening Nasabah xxx

Pendapatan Bagihasil xxx

-Pendapatan Bagihasil Akrual xxx

Piutang Bagihasil Mudharabah xxx 4.3.2 Plafond Pembiayaan

a. Penentuan besarnya alokasi pembiayaan untuk Nasabah disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan kepada anggotanya berdasarkan potensi gaji anggota Nasabah dan mengacu pada analisa pembiayaan yang berlaku di Bank serta skala usaha perusahaan

b. Limit penyaluran Pembiayaan Nasabah kepada anggotanya maksimal sebesar Rp 100 juta per anggota dan tidak dipersyaratkan adanya jaminan tambahan dari anggota. Untuk pembiayaan diatas Rp 100 juta, anggota Nasabah wajib menyerahkan jaminan tambahan yang dititipkan di Bank atas nama nasabah.

4.3.3 Jangka Waktu Pembiayaan Mudharabah

a. Jangka waktu pembiayaan kepada Nasabah disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan Nasabah kepada anggotanya

b. Periode pembiayaan :

1) 1 – 3 tahun (khusus untuk koperasi karyawan perusahaan swasta dengan asset < Rp 50.000.000.000 , 00

2) 1 – 5 tahun (khusus koperasi karyawan dari instansi Pegawai Negeri Sipil/ PNS, BUMN, TNI/POLRI, dan perusahaan swasta dengan aset ≥ Rp 50.000.000.000,00

c. Pembayaran pokok pembiayaan berikut bagi hasil dilakukan secara bulanan sesui jangka waktu dan jadwal yang disepakati dan tidak diberikan masa tenggang (grace period)

4.3.4 Jaminan Pembiayaan Mudharabah

a. Jaminan berupa Piutang Nasabah kepada anggotanya

b. Nasabah bertanggungjawab atas kelancaran pembayaran kewajiban di Bank termasuk bila terjadi wanprestasi dari anggota Nasabah.

c. Nasabah bekerjasama dengan Bendahara Gaji dalam hal pendebetan atau pemotongan gaji karyawan dalam rangka pembayaran angsuran setiap bulannya.

d. Bila terdapat anggota yang menunggak angsurannya, diputus hubungan kerjanya, keluar/mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja, meninggal dunia atau hal-hal lain yang menyebabkan kewajibannya tidak terpenuhi maka “Nasabah bertanggung jawab penuh dan wajib melunasi sisa pembiayaannya di Bank.” Untuk itu agar dituangkan dalam Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3) dengan memuat persyaratan bahwa perhitungan nisbah bagi hasil berdasarkan ekspektasi pendapatan yang diperoleh dari total angsuran anggotanya tiap bulan (Rp xxx / bulan)

1. Sales Profit ( Pendapatan Kotor Penjualan) Contoh perhitungan :

Misalkan Penjualan Rp 110,00

HPP 100

Maka Pendapatan Kotor ( Gross Profit ) Rp 10,00 Diharapkan pembagian keuntungan (Expected Profit Rate) adalah 50:50, maka Perhitungan Nisbah berdasarkan Penjualan yaitu :

50 X 100 = 45,45 % 110

Nisbah Bank = 45,45 %

Nisbah Nasabah = 100 % - 45,45%

= 54,55 %

2. Gross / Profit (selisih Penjualan dengan HPP)

Dengan penggunaan metode ini prosedur pembiayaan kepada koperasi lebih terkontrol tetapi hanya untuk perusahaan tertentu dimana perusahaan / koperasi tersebut hanya menjual satu jenis produk

Misalkan Expected Profit Rate (EPR) 5 :5 5 X 100 = 50 % 10 Nisbah Bank = 50 % Nisbsh Nasabah = 100 % - 50 % = 50 % 3. Loss / Profit 5 X 100 = 62,5 % 8 Nisbah Bank = 62,5 %

Nisbah Nasabah = 100 % - 62,5 %

= 37,5 %

e. Apabila perolehan pendapatan lebih kecil dari ekspektasi pendapatan yang disebabkan karena kelalaian Nasabah didalam memotong gaji anggotanya untuk membayar angsuran maka Nasabah bertanggungjawab untuk menambah/menutupi kekurangan pendapatan tersebut

f. Dokumen jaminan berupa kesanggupan bayar dari pihak-pihak terkait, sebagai berikut :

1) Dokumen pemotongan gaji, tunjangan-tunjangan ataupun hak-hak yang timbul dalam bentuk apapun juga, sebagai berikut :

a) Surat kuasa pemotongan gaji, tunjangan-tunjangan ataupun hak- hak yang timbul dalam bentuk apapun juga dari anggota nasabah kepada bendahara gaji Perusahaan tempat anggota nasabah bekerja.

b) Surat pernyataan dari bendahara gaji tempat anggota nasabah bekerja untuk menjamin kelancaran pemotongan gaji, tunjangan-tunjangan ataupun hak-hak yang timbul dalam bentuk apapun juga dalam rangka pembayaran angsuran hutang pokok, margin, denda dan biaya-biaya lain yang menjadi kewajiban anggota nasabah, serta untuk pelunasan kewajiban anggota nasabah apabila status anggota sebagai karyawan terputus hubungan kerjanya oleh sebab apapun juga.

2) Dokumen jaminan atas kelancaran pembayaran serta pelunasan kewajiban anggota nasabah kepada bank.

g. Dokuemen penutupan asuransi minimal berupa polis asuransi jiwa dengan perluasan PHK dari perusahaan asuransi yang ditetapkan bank, dengan ruang lingkup penutupan / manfaat asuransi minimal mencakup: 1) Risiko meninggal dunia, dengan minimal coverage 100% dari

jumlah kerugian

2) Risiko Pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan minimal coverage 7 5 % dari jumlah kerugian.

4.4 Kriteria Diterimanya Pembiayaan berdasarkan Grading Kopkar

Dokumen terkait