• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospek Perekonomian dan Inflasi

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 76-81)

Perekonomian Kaltim triwulan I 2015 diproyeksi melambat sejalan

dengan masih lemahnya permintaan Tiongkok terhadap batubara,

sedangkan inflasi diperkirakan masih mendapat tekanan...

Kondisi perekonomian makro di triwulan I 2015 diproyeksi melambat yang disumbang oleh tertahannya produksi pertambangan batubara, khususnya akibat masih lemahnya permintaan Tiongkok yang masih mengalami perlambatan ekonomi serta belum adanya kabar positif terkait perkembangan harga batubara internasional. Dari sisi perkembangan harga, tekanan inflasi pada awal tahun mulai mereda pasca pemerintah mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi dan menyesuaikan kembali harga-harga komoditas energi yang lain.

6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kaltim pada triwulan I 2015 diproyeksi melambat disumbang oleh masih tertahannya produksi batubara Kaltim seiring dengan masih lambatnya pertumbuhan permintaan energi di Tiongkok. Perlambatan juga disumbang oleh sektor migas sebagai dampak masih akan terjadinya penurunan di sektor yang tidak terbarukan tersebut. Selain itu berdasarkan hasil FGD, perbankan di Kaltim cenderung menghindari penyaluran kredit di sektor konstruksi karena dinilai masih berisiko tinggi. Demikian pula sektor pertanian yang diperkirakan akan melambat pada triwulan awal tahun karena belum terjadinya musim panen. Selain itu, harga komoditas CPO juga masih belum membaik sehingga berpotensi menurunkan nilai tambah bagi subsektor perkebunan. Tingginya gelombang yang berpotensi membuat nilai tambah di subsektor perikanan diperkirakan melambat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2014 yang tumbuh 3,83% (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KPw BI Prov. Kaltim yang mengindikasikan bahwa pada awal Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan dunia usaha sektor pertambangan yang melambat dari 0,00% menjadi -4,78% atau mengalami kontraksi.

Dari sisi permintaan, faktor-faktor penarik pertumbuhan akan berasal dari perlambatan konsumsi domestik akibat masih lesunya sektor utama Kaltim yang diduga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat. Masih lesunya sektor utama yang merupakan penghasil komoditas berbasis ekspor juga berdampak pada penurunan ekspor Kaltim. Perlambatan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga diperkirakan merupakan dampak dari masih terus terkoreksinya harga batubara yang memperkirakan tingkat konsumsi pada tahun 2015 akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Perkiraan melambatnya pengeluaran masyarakat juga diperkuat dengan indikator Indeks Ekspektasi Konsumen yang mengindikasikan masyarakat berekspektasi perekonomian cenderung masih lemah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Dari sisi sektoral, turunnya level permintaan Tiongkok masih menjadi isu terdepan dalam bisnis batubara, khususnya untuk regional Asia. Sebagai importir dan konsumen batubara terbesar di dunia, permintaan Tiongkok memainkan peranan penting dalam pembentukan harga batubara. Perlambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok menjadi penyebab utama masih akan tertahannya produksi batubara Kaltim. Pemerintah Tiongkok bahkan

77

memberlakukan kebijakan pemotongan angka produksi sebesar 150 juta ton dan impor sejumlah 50 juta ton dalam menyikapi rendahnya harga di level domestik. Selain kebijakan tersebut, efektif per 15 Oktober Pemerintah Tiongkok juga mulai memberlakukan pajak impor bagi batubara untuk memproteksi penambang lokal. Sama dengan Tiongkok, sentimen negatif juga masih terjadi pada pasar batubara Kaltim dengan negara tujuan Korea Selatan. Dalam menyikapi penerapan pajak impor yang baru, yakni US$16,2/ton untuk kalori kurang dari 5.000kc dan US$18,2 untuk yang lebih dari kalori tersebut, importir Korea mulai mengalihkan permintaan batubara dari Indonesia ke Australia dan Rusia. Selain itu, pengusaha Korea juga mengajukan review atas pajak impor tersebut, khususnya untuk batubara dengan kalori yang banyak dikonsumsi, yakni 3.800kc NAR. Importir mengusulkan agar khusus untuk kalori tersebut, pajaknya diubah menjadi US$14,2/ton namun tampaknya review ini tidak ditanggapi oleh pemerintah. Meskipun demikian, perkembangan ekspor batubara Kaltim masih dapat terbantu dengan peningkatan permintaan batubara di India meskipun relatif masih terbatas. Di sisi lain, peningkatan permintaan India yang dikonfirmasi dengan Purchasing Manager Index (PMI) India yang masih terus berekspansi selama satu tahun terakhir menjadi faktor penahan perlambatan kinerja subsektor batubara Kaltim. India diperkirakan akan menambah jumlah impor sebesar 42 juta ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Namun demikian, dalam memenuhi kebutuhannya, India tidak hanya melakukan impor dari Indonesia saja tetapi juga dari negara penghasil batubara lainnya, yakni Australia dan Afrika Selatan. Dari sisi produksi, penutupan ratusan tambang ilegal yang dilakukan juga diproyeksi menjadi sumber tambahan kuota impor India. Dari sisi harga, pelaku usaha di India pun cenderung melakukan impor dari Indonesia karena harga transportasi batubara domestik hampir dua kali lebih mahal dibandingkan dengan impor dari Indonesia.

Pada sektor migas, hasil liaison KPw BI Prov.Kaltim mengindikasikan bahwa sampai dengan awal 2015, penurunan lifting diperkirakan masih akan terus terjadi. Penurunan ini merupakan dampak belum adanya kepastian perpanjangan salah satu blok migas. Sentimen positif yang menjadi pendukung sedikit tertahannya kontraksi di sektor pertambangan migas terutama karena mulai berproduksinya beberapa proyek dengan total produksi sekitar 615 mmscfd.

Dengan melihat perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan I 2015 diperkirakan pada kisaran 1,7%-2,1% (yoy). Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan pada kisaran 1,8%-2,2% (yoy).

6.2 Proyeksi Inflasi

Pergerakan inflasi Kaltim pada triwulan I 2015 diperkirakan masih mendapatkan tekanan meskipun pemerintah telah menurunkan harga BBM bersubsidi, LPG dan semen di awal tahun. Namun secara keseluruhan tahun 2015, risiko inflasi yang disebabkan oleh pangan masih cukup tinggi mengingat prognosa produksi pertanian di Kaltim masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Kaltim. Ketergantungan pasokan dari daerah lain masih menjadi andalan di tengah risiko cuaca ekstrim dan naik turunnya gelombang laut untuk mendukung kelancaran distribusi. Selain itu, optimalisasi utilisasi pelabuhan menjadi faktor kunci dalam menjaga kelancaran distribusi yang merupakan faktor penting dalam mengendalikan inflasi. Selain bahan makanan, konsumsi durable goods masyarakat diperkirakan akan mengalami

78

kenaikan di akhir tahun sesuai dengan pola historis dimana konsumsi barang tahan lama cenderung meningkat di akhir tahun. Selain faktor pangan, risiko inflasi Kaltim tahun 2015 akan dipengaruhi oleh rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).

Berdasarkan komposisi pembagiannya, laju inflasi di triwulan mendatang akan dipicu oleh kelompok volatile food akibat bencana banjir di beberapa sentra produksi bahan pangan. Sementara itu, kelompok administered price diperkirakan cenderung stabil seiring dengan kebijakan pemerintah dalam menyesuaikan harga BBM dan LPG. Sedangkan di sisi core, tekanan inflasi relatif masih terbatas.

Dengan melihat perkembangan tersebut, inflasi Kalimantan Timur pada triwulan I 2015 diperkirakan pada kisaran 7,7%-8,1% (yoy). Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan pada kisaran 4+1% (yoy).

79

D AFTAR ISTILAH

Administ ered Price

Kelompok komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah. Anggaran Pendapat an dan Belanja Daerah (APBD)

Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Clean M oney Policy

Kebijakan Bank Indonesia untuk menarik uang tidak layak edar dan menyediakan uang layak edar bagi masyarakat.

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Dana Alokasi Umum (DAU)

M erupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Bagi Hasil (DBH)

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kew enangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah. Dana Pihak Ket iga (DPK)

Dana yang dihimpun perbankan dari masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Ekspor-Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi.

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Import ed inf lat ion

80

Indeks Ekspekt asi Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1-100.

Inf lasi

Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent). Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui w aw ancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Loan t o Deposit Rat io (LDR)

Adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana yang dihimpun (giro, tabungan dan deposito).

Loan t o Value Rat io (LTV)

Adalah rasio dalam analisis kredit yang mengukur cakupan jaminan melalui perbandingan jumlah total kew ajiban peminjam kepada bank terhadap nilai agunan total.

M ont h t o mont h (m -t -m )

Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan berikutnya.

Non Perf orming Loan (NPL)

Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

Pendapat an Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar. Pert umbuhan Ekonomi

Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triw ulanan atau tahunan).

Produk Domest ik Regional Brut o (PDRB)

Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu w ilayah tertentu.

Purchasing M anagers Index (PM I)

M erupakan indeks gabungan dari berbagai indikator bertujuan untuk mengukur tingkat produksi, mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.

81

Quart er t o quart er (qt q)

Perbandingan antara data satu triw ulan dengan triw ulan sebelumnya. Volat ile Food

Kelompok barang konsumsi masyarakat yang pergerakan harganya harganya bergerak sangat volatile (misalnya bahan makanan / beras).

Year on year (yoy)

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (Halaman 76-81)

Dokumen terkait