• Tidak ada hasil yang ditemukan

Protein Bcl-2 merupakan suatu polipeptida yang diekspresikan atau dikode oleh

gen BCL2 yang berperan menekan proses apoptosis pada berbagai sistem seluler.

BCL2 adalah akronim dari B-cell lymphoma/leukemia-2. Sesuai dengan namanya,

gen ini pertamakali teridentifikasi pada limfomafolikuler sebagai hasil aktivasi

dari translokasi kromosom t(14;18) pada sebagian besar folikel pada non-Hodgkin

B-cell lymphoma. Pada translokasi ini, gen BCL2 berpindah dari lokasi normalnya pada kromosom 18q21 menuju lokasi yang sejajar dengan elemen

enhancer yang kuat dalam lokus Immunoglobulin Heavy-chain (IgH) pada kromosom 14q32. Hasil dari translokasi ini menciptakan gen BCL2 yang

mengalami deregulasi serta produksi berlebihan mRNA BCL2 dan protein-protein

yang dikode oleh gen ini.

Sebagai suatu onkogen, pada awalnya gen BCL2 ditemukan memiliki kemampuan

minimal untuk meningkatkan progresi siklus sel maupun proliferasi sel. Namun

terjadinya overekspresi dari BCL2secara spesifik mencegah sel untuk mengalami

apoptosis dalam responnya terhadap sejumlah rangsangan sehingga

memeperpanjang kelangsungan hidup sel. Overekspresi Bcl-2 pada sel limfoma

merupakan proses onkogenik primer yang bertanggungjawab menyebabkan sel

kemudian ditemukan pada sel-sel limfoid yang normal dan juga pada kelainan

limfoproliferatif tanpa adanya translokasi kromosom 14 dan 18 (Naim, 2006;

Muris, 2006; Walensky, 2008) .

Gen BCL2berlokasi di kromosom 18q21, dengan rentang lebih dari 230 kb DNA

dan terdiri dari 3 exon, dengan exon 2 serta sebagian kecil exon 3 merupakan

pengkode protein. BCL2 mengkode 2 mRNA, yaitu BCL2α dan BCL2β, dimana

hanya BCL2α yang memiliki relevansi biologis. Protein Bcl-2 merupakan protein membran dengan berat molekul 26-kDa, mempunyai rantai asam amino

hidrofobik, yang diperlukan untuk insersi pada membran sel, inti dan mitokondria.

Meskipun translokasi gen merupakan mekanisme utama untuk aktivasi gen BCL2,

namun telah dilaporkan pula terjadinya proses mutasi dan amplifikasi (Bronchud,

2004).

Secara ultrastruktural, protein Bcl-2 pertama kali ditemukan pada membran dalam

mitokondria. Pemeriksaan mikroskop elektron kemudian membuktikan bahwa

imunoreaktivitas Bcl-2 berlokasi pada membran luar mitokondria, membran

nukleus, juga pada membran sel dalam jumlah yang lebih minimal. Lokasinya

pada mitokondria mengindikasikan fungsi fisiologis Bcl-2 yang dimediasi oleh

fungsi metabolik dari organel sel ini (Rautureau dkk., 2010).

Protein ini meregulasi kematian sel dengan mempengaruhi permiabilitas membran

mitokondria, melalui keterlibatannya dalam mekanisme umpan balik caspase.

Protein Bcl-2 menghambat kerja caspase dengan mencegah pelepasan sitokrom c

dari mitokondria dan/atau melalui ikatannya dengan faktor aktivasi apoptosis

Gen BCL2 termasuk ke dalam kelompok gen regulator apoptosis yang

memproduksi protein agonis maupun antagonis apoptosis.Telah teridentifikasi

lebih dari 20 protein anggota keluarga Bcl-2, termasuk di dalamnya protein yang

antiapoptosis (Bcl-2,Bcl-xL,Bcl-w,mcl-1,Bcl-G) dan proapoptosis

(Bax,Bcl-xS,Bak,Bad, Bid,Bik,Bim). Keluarga protein ini telah dibuktikan peranannya

dalam mengatur proses apoptosis sebagai respon terhadap kemoterapi baik secara

in vitro maupun in vivo. Meskipun beberapa studi menyatakan bahwa Bcl-2 tidak selalu berfungsi sebagai penghambat apoptosis, namun overekspresi gen ini

menunjukkan kemampuannya dalam menghentikan atau menunda apoptosis dan

meningkatkan tingkat survivalsel tumor setelah pemberian berbagai stimulus,

termasuk dalam hal ini pemberian kemoterapi. Penemuan ini memunculkan suatu

konsep bahwa peningkatan ambang batas apoptosis memiliki peran penting dalam

tumorigenesis (Biroccio, 2000; Andersondkk., 2009; Pagedkk., 2010).

Saat ini telah dapat diidentifikasi protein homolog dari Bcl-2, dimana secara

struktural ditandai dengan adanya empat domainBCL2 homology

(BH1,BH2,BH3,BH4) yang sama-sama memiliki segmen α-helical. Kelompok

protein anti apoptosis (Bcl-2,Bcl-xL) memiliki rangkaian keempat domain yang

ada, sementara kelompok protein pro apoptosis dibagi menjadi kelompok

multi-BH domain (Bax,Bak) yang memiliki domain multi-BH1,multi-BH2, dan multi-BH3, serta kelompok BH3-only (Bim,Bad) yang hanya memiliki domain BH3. Protein

BH3-only merupakan struktur yang berperan penting memasangkan dan mengatur interaksi protein-protein ini (Walensky,2008).

Lokasi mutagenesis dari protein Bcl-2, yaitu domain BH1 dan BH2, menunjukkan

bahwa kedua lokasi ini penting untuk pengikatan Bcl-2 dengan Bax. Hal ini

memberikan kesan bahwa fungsi intrinsik dari Bcl-2 sebagai regulator apoptosis

yang menghambat maupun mengaktifkan apoptosis terjadi melalui interaksi

protein-protein yang saling mempengaruhi satu sama lain (Bronchud,

2004;Pagedkk.,2010). Kematian sel ditentukan oleh rasio antara protein-protein

yang pro dan anti apoptosis, dan ditemukan bahwa efek anti apoptosis dari Bcl-2

dihambat melalui hubungan timbal balik dengan ekspresi protein Bak

(Parkdkk.,2006).

Studi terkini membuktikan bahwa Bcl-2 ditemukan pula pada beberapa jaringan

non limfoid.Introduksi gen yang menghambat fungsi genBCL2dapat menginduksi

apoptosis pada sejumlah tipe tumor. Hal ini memunculkan suatu hipotesis bahwa

sel tumor secara kontinyu diatur oleh fungsi produk gen BCL2atau gen lain yang

berhubungan untuk mencegah kematian sel. Sesuai dengan hipotesis ini, ekspresi

BCL2dihubungkan dengan prognosis yang buruk pada kanker prostat, kanker

kolon, dan neuroblastoma (Naim, 2006;Muris, 2006). Hasil yang bertolak

belakang didapatkan pada kanker paru dan mamae, dimana dengan ekspresi BCL2

yang positif pasien memiliki prognosis yang lebih baik (Lukyanovadkk., 2000).

Pada kanker ovarium, overekspresi protein Bcl-2 berhubungan dengan

resistensi terhadap kemoterapi serta tingkat kelangsungan hidup pasienyang lebih

buruk (Gangdkk.,2007). Namun beberapa penelitian lainnya menghubungkan

ekspresi Bcl-2 dengan tingkat kelangsungan hidup pasien yang lebih lama

dengan ekspresi positif Bcl-2 pada ≥ 75% sel lebih rendah 30% dibandingkan

dengan pasien dengan ekspresi < 75% sel. Peran ini terutama ditemukan pada sel

tumor yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat sehingga mengurangi

risiko perubahan genetik lebih lanjut yang menyebabkan tumor kurang agresif

(Ayadi dkk., 2010). Hubungan Bcl-2 dengan prognosis yang lebih baik dapat

dijelaskan dengan kemampuan yang dimiliki oleh Bcl-2 dalam menunda sel

memasuki S phase, sehingga sel memiliki indeks proliferasi yang lebih rendah.

Ekspresi Bcl-2 pada jaringan normal ditemukan secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan jaringan neoplasma, dengan nilai median dan range ekspresi

mRNAyang berbeda-beda pada berbagai tipe. Kecenderungan pola penurunan

ekspresi yang sama ditemukan pada kanker lambung, namun pola ekspresi yang

berlawanan ditemukan pada kanker payudara dan prostat.

Ekspresi Bcl-2 pada epitel ovarium normal dan tumor jinak ditemukan lebih

tinggi dibandingkan dengan spesimen kanker ovarium (Anderson,2009).

Berdasarkan tipe histologisnya, Torredkk. (2007) menemukan ekspresi Bcl-2 yang

tinggi (> 75% sel tumor) pada tumor ovarium tipe epitelial, dimana terdapat

perbedaan yang signifikan antara tumor jinak/ cystadenoma dan borderline

dibandingkan dengan jenis tumor ganas ovarium. Pewarnaan Bcl-2 yang positif

ditemukan pada jaringan ovarium normal, yakni pada sel teka interna dari korpus

luteum, sel granulosa dari folikel, dan pada stroma ovarium. Tingginya ekspresi

protein ini pada ovarium normal kemungkinan berkaitan dengan fungsi fisiologis

Bcl-2 dalam mencegah apoptosis dan peranannya dalam memacu pertumbuhan

dengan perkembangan dan progresivitas tumor merupakan akibat dari deregulasi

Bcl-2 dalam menjaga fungsi fisiologis dan integritas epitel perrmukaan ovarium

(Andersondkk., 2009).

Hasil temuan yang berbeda didapatkan pada penelitian lainnya. Gang dkk. (2007)

menemukan bahwa ekspresi positif Bcl-2 pada 54,2% kasus melalui pemeriksaan

imunohistokimia 72 kasus kanker ovarium epitelial. Tingkat ekspresinya pada

kanker ovarium secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pada tumor

jinak dan kontrol normal. Dengan menggunakan nilai cut off 30% sebagai batas

untuk menilai overekspresi protein Bcl-2, ditemukan ekspresi yang positif pada

kanker ovarium lebih tinggi dibandingkan dengan tumor borderline (Hogdaldkk.,

2010). Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya dimana ekspresinya pada

karsinoma ovarium lebih tinggi dari tumor borderline (Rauf, 2004).Bcl-2

berperan meningkatkan tumorigenesis dengan mencegah eliminasi sel yang rusak

yang salah satunya melalui mekanisme stres oksidatif sel (Cox, 2007).

Tipe histologis adalah salah satu faktor prognostik signifikan dan independen

pada kanker ovarium yang berhubungan dengan tingkat kelangsungan hidup

secara umum (Greene, 2002). Beberapa penelitian menemukan hubungan yang

bermakna antara ekspresi positif Bcl-2 dengan tipe histologis kanker ovarium

(Sagarradkk., 2002; Kupryjanczykdkk.,2003), namun penelitian lainnya tidak

menemukan hubungan ini (Rauf, 2004; Hogdal dkk., 2010). Pola ekspresi yang

berbeda ditemukan berdasarkan subtipe histologisnya, dimana ekspresi Bcl-2

yang lebih tinggi ditemukan pada tipe endometrioid dan clear cell carcinomajika

Perbedaan ekspresi Bcl-2 pada berbagaijenisneoplasia ini menandakan

kemungkinan peranan yang berbeda-beda dalam proses apoptosis serta

mengindikasikan mekanisme ekspresi yang spesifik untuk masing-masing

jaringan (Wheeler, 2001). Page dkk. (2010) mempertimbangkan perlunya

pendekatan studi tentang protein penanda biologis yang berbeda-beda untuk

subtipe-subtipe tumor ovarium epitelial sebagai kasus yang berbeda dan berdiri

37 BAB III

Dokumen terkait