Penanganan Pascapanen Tanaman Nilam Tahun
BIMBINGAN TEKNIS PETANI NILAM
C. Sasaran Nasional
2. Provinsi Nusa Tenggara Timur
a)Kabupaten Kupang
Peralatan pascapanen jambu mete untuk 2 poktan masing-masing terdiri dari:
Oven dryer
Vacuum packing
Genset 5 KVA Alat ukur kadar air
Timbangan duduk 150kg
8 Kacip ceklok
Wadah penampung kacang mete
Meja kerja
Plastik kemasan 5 kg polos Plastik kemasan 0, 5 kg berlabel Loyang plastik
b)Kabupaten Flores Timur
Peralatan pascapanen jambu mete untuk 2 poktan masing-masing terdiri dari:
Oven dryer
Vacuum packing
Genset 5 KVA Alat ukur kadar air
Timbangan duduk 150kg
Timbangan duduk 10 kg
Kacip ceklok
Wadah penampung kacang mete
Meja kerja
Plastik kemasan 5 kg polos Plastik kemasan 0, 5 kg berlabel Loyang plastik
9
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman teknis Penanganan Pascapanen mete sebanyak 13 kelompok tani untuk 5 (lima) kabupaten dan di 2 (dua) provinsi yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Pusat
- Pelaksanaan kegiatan workshop dan pembahasan pedoman;
- Sosialisasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan, pengawalan dan evaluasi
kegiatan serta inventarisasi alat
pascapanen yang diwujudkan dalam bentuk perjalanan dinas ke provinsi dan kabupaten yang melaksanakan kegiatan ini.
- Pelaporan
- Dukungan administrasi. 2. Kegiatan Provinsi
- Melaksanakan pengadaan peralatan atau perlengkapan pascapanen jambu mete sesuai dengan Perpres Nomor 54
tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tanggal 6 Agustus 2010 apabila dana bantuan berupa dana Tugas Pembantuan Provinsi.
10
- Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas provinsi yang membidangi perkebunan, koordinasi ke kabupaten dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan pembinaan.
- Pelaporan
- Dukungan administrasi
- Dapat berupa dukungan pelatihan bagi petani yang mendapat bantuan.
3. Kegiatan Kabupaten
- Melaksanakan pengadaan peralatan atau perlengkapan pascapanen jambu mete sesuai dengan Perpres Nomor 54
tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tanggal 6 Agustus 2010 apabila dana bantuan berupa dana Tugas Pembantuan Kabupaten.
- Pelaksanaan koordinasi/konsultasi oleh dinas kabupaten yang membidangi perkebunan ke provinsi dan koordinasi ke lokasi dalam rangka persiapan, pelaksanaan, dan pembinaan.
- Pelaporan
- Dukungan administrasi.
- Dapat berupa dukungan pelatihan bagi petani yang mendapat bantuan.
11 Adapun capaian serapan anggaran kegiatan harus mencapai :
Triwulan I : 30 %
Triwulan II : 60 %
Triwulan III : 100 %
C. Lokasi, Jenis dan Volume
N
o Lokasi Jenis Bantuan
Volume (KT) 1 Nusa
Tenggara Barat
Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan)
pendukung pascapanen untuk komoditas Jambu Mete
- Pengadaan kacip - Lantai Jemur 9 2 Nusa Tenggara Timur
Penyediaan Sarana Pendukung (alat dan bangunan)
pendukung pascapanen untuk komoditas Jambu Mete
Oven dryer Vaccum packing Ginset 5 kva
Alat ukur kadar air Kacip ceklok
Wadah penampung kacang
mete Meja kerja Plastik 5 kg polos Plastik 0,5 kg berlabel Loyang plastic 4
12
D.Simpul Kritis
Permasalahan dalam penanganan
pascapanen biji mete dan produk
sampingnya (cangkang mete dan buah semu) secara nasional adalah:
— Masih terbatasnya produk olahan biji mete dan produk sampingnya (cangkang mete dan buah semu) yang dilaksanakan oleh kelompok tani
— Kualitas produk olahannya yang masih rendah
— Kebersihan dalam proses pengolahan yang masih kurang.
Sebagai upaya dalam mengatasi
permasalahan tersebut maka Direktorat Jenderal Perkebunan memberikan fasilitasi peralatan pascapanen tanaman karet untuk kelompok tani di daerah sasaran. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat
beberapa simpul kritis yang perlu
diwaspadai antara lain:
1. Kelompok sasaran penerima bantuan 2. Proses pelaksanaan pengadaan barang 3. Spesifikasi teknis peralatan penanganan
pascapanen jambu mete
4. Pemanfaatan barang bantuan oleh
kelompok tani.
13
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
Sesuai dengan arahan dari Kementerian Keuangan bahwa kegiatan fasilitasi bantuan untuk petani pada tahun 2013 harus melalui proses pengadaan yang dilakukan oleh petugas dinas yang membidangi perkebunan atau melalui metode kontraktual.
A.Pelaksanaan Pengadaan Barang
1. Proses pengadaan barang yang dilakukan harus mengacu kepada Perpres No. 54
tahun 2010 beserta perubahannya
tentang Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa.
2. Dalam rangka percepatan pelaksanaan
kegiatan, persiapan pengadaan barang dimulai dari Januari 2013 sekaligus pengumuman pelelangan.
3. proses pengadaan alat/mesin paling
lambat harus sudah selesai akhir semester I (bulan Juni) tahun 2013. Sehingga pada awal semester 2 sarana/alat/mesin sudah bisa dimanfaatkan kepada petani.
B.Mekanisme Penyaluran Barang Kepada
Kelompok Tani
1.Pengelolaan dan penyaluran barang harus mengacu kepada Permenkeu No.248 tahun 2010
2.Dalam rangka percepatan pelaksanaan
14 kelompok sasaran penerima alat/ mesin dilaksanakan pada bulan Januari 2013.
3.Penentuan kelompok tani terpilih
dilakukan melalui seleksi oleh petugas dinas yang membidangi perkebunan serta ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
setempat atau Kepala Dinas yang
membidangi perkebunan.
4.Penyerahan sarana/alat/mesin
pascapanen kepada kelompok tani harus dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Barang antara PPK pelaksana kegiatan dengan Ketua Kelompok Tani yang bersangkutan dengan dibubuhi materai 6.000 rupiah.
5.Penyerahan sarana/alat/mesin
pascapanen kepada kelompok tani paling lambat harus sudah dilakukan pada bulan Juni 2013.
C.Pelaskanaan Kegiatan lainnya
Pelaksanaan kegiatan pendukung seperti sosialiasi atau pertemuan teknis petani dilaksanakan mulai Januari hingga Juni 2013.
D.Kriteria Umum dan Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran yaitu :
1. Kelompok yang bersangkutan sudah
ada/telah eksis dan aktif,
15
dapat dipercaya serta mampu
mengembangkan usaha/kegiatan melalui kerjasama kelompok, dengan jumlah anggota minimal 25 orang
2. Kelompok yang bersangkutan tidak
mendapat penguatan modal atau fasilitasi lain untuk kegiatan yang sama/sejenis pada saat yang bersamaan atau mendapat modal pada tahun-tahun sebelumnya (kecuali kegiatan yang diprogramkan secara bertahap dan saling mendukung)
3. Kelompok yang bersangkutan tidak
bermasalah dengan perbankan, kredit atau sumber permodalan lainnya
4. Kelompok yang megalami kesulitan untuk mengakses sumber permodalan, sehingga sulit untuk menerapkan rekomendasi teknologi anjuran secara penuh dan memanfaatkan peluang pasar.
Kriteria calon kelompok sasaran lebih rinci diatur dalam Pedoman yang diterbitkan oleh eselon I maupun Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan provinsi dan Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota seseuai kondisi petani dan sosial budaya setempat. Disamping kriteria umum calon kelompok
sasaran, diharapkan masing-masing
kabupaten/kota menyusun Kriteria Teknis Calon Kelompok Sasaran.
16
V. PEMBINAAN, PENGAWALAN, MONITORING