• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku Obat

Dalam dokumen OUTLOOK TEKNOLOGI KESEHATAN 2020 (Halaman 93-100)

Proyeksi dan Strategi Rantai Pasok

5.1 Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku Obat

Pasar BBO Global, khususnya Active Pharmaceutical Ingredients (API) bernilai $ 182,2 miliar pada tahun 2019 dan diperkirakan akan mencapai $ 245,2 miliar pada 2024 atau tumbuh pada CAGR 6,1 persen. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan pasar, di antaranya adalah peningkatan insiden penyakit kronis, meningkatnya prevalensi penyakit kanker, kemajuan teknologi dalam pembuatan BBO, semakin meningkatnya kebutuhan terhadap obat generik, peningkatan populasi geriatrik (penyakit lanjut usia), peningkatan aplikasi obat baru dan peningkatan penggunaan obat biofarmasi. Sementara faktor-faktor seperti persyaratan peraturan yang ketat dan kebijakan pengendalian harga obat yang tidak menguntungkan di berbagai negara dapat menghambat pertumbuhan pasar BBO.

Sumber: https://www.marketsandmarkets.com/Market-Reports/API-Market-263.html, 2020

Gambar 5.1 Proyeksi Kebutuhan API Menurut Wilayah (dalam $ Miliar)

Berdasarkan data dari EvaluatePharma, 2019 (Table 5.1) segmen obat generik menyumbang pangsa pasar yang signifikan selama periode 2016–2024, dengan nilai penjualan $ 75,2 miliar pada tahun 2016 menjadi $ 99,8 miliar pada tahun 2024 atau mengalami pertumbuhan 4,8 persen, sementara segmen obat yang dijual bebas atau over the counter (OTC) pertumbuhannya lebih rendah yaitu 2.1 persen dengan nilai penjualan $ 36,2 miliar pada tahun 2016 dan $ 41,1 miliar pada periode yang sama (2024). Obat generik mendapat manfaat dari berakhirnya paten obat inovatif karena obat ini sudah tersedia di pasaran. Permintaan akan obat-obatan berkualitas dengan biaya lebih rendah dan terjangkau menciptakan peluang meningkatnya kebutuhan akan obat generik. Berdasarkan geografis, Asia Pasifik mendominasi pasar karena meningkatnya pengeluaran perawatan kesehatan yang menyebabkan pelayanan kesehatan berkualitas dapat diakses seiring dengan permintaan yang lebih tinggi untuk produk farmasi di seluruh Asia Pasifik. Organisasi kontrak manufaktur (CMO/CDMO) adalah sebagai mitra outsourcing utama untuk perusahaan farmasi yang memasok produk mereka di seluruh wilayah Asia Pasifik. Obat-obatan dengan golongan terapi atau kandungan bahan aktifnya yang diproyeksikan akan mendominasi selama 10 tahun mendatang. Lima obat yang memiliki nilai penjualan tertinggi, yaitu obat dengan golongan terapi Oncology (obat kanker) menempati segmen

76

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

terapi utama pada tahun 2024, dengan pangsa pasar 19,4 persen dan penjualan mencapai $ 237 miliar, disusul obat Anti diabetics (obat diabetes) dengan pangsa pasar 4,71 persen dan penjualan mencapai $ 58 miliar, obat Anti rheumatics (obat rematik) dengan pangsa pasar 3,67 persen dan penjualan mencapai $ 55 miliar, obat Anti virals dengan pangsa pasar 2,95 persen dan penjualan mencapai $ 42 miliar, dan obat Immunosuppressants (obat untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh, biasanya untuk pasien yang menjalani transplantasi organ) dengan pangsa pasar 2,63 persen dan penjualan mencapai $ 36 miliar. Obat immunosuppressants juga mengalami pertumbuhan pasar yang paling tinggi dibanding dengan obat golongan terapi lainnya yakni CAGR hingga 2024 sebesar 16,9 persen.

Tabel 5.1 Penjualan Obat Resep & Obat OTC Global Menurut Kelompok Terapi Oleh Evaluate (2018 & 2024): 15 Kategori Teratas & Total Pasar

Sumber: EvaluatePharma, 2019 Keterangan:

Warna hijau : Produk bahan aktif kimia

No. Rank Therapy Area

Global Sales ($ bil)

CAGR % Growth 2018 2024 1 Oncology 123.8 236.6 +11.4% 2 Anti-diabe tic s 48.5 57.6 +2.9% 3 Anti-rheumatic s 58.1 54.6 -1.0% 4 Vaccines 30.5 44.8 +6.6% 5 Anti-virals 38.9 42.2 +1.4% 6 Immunosuppre ssants 14.2 36.1 +16.9% 7 Dermatologic als 15.8 32.1 +12.6% 8 Bronchodilator s 28.0 30.7 +1.6% 9 Sensory Organs 22.3 30.5 +5.3% 10 Anti-coagulants 19.3 24.6 +4.1% 11 Anti-hyper tensive s 22.9 24.1 +0.9% 12 MS therapies 22.7 21.1 -1.2% 13 Anti-fibrinolytic s 13.8 18.2 +4.7%

14 Anti-hyper lipidae mic s 9.6 17.7 +10.8%

15 Sera & gammaglobulins 10.5 15.1 +6.2%

Top 15 479 686 +6.2%

Other 385 536 +5.7%

Total WW Prescript ion & OTC Sales 864 1,222 +5.9% Total ‘Prescript ion & OTC Sales’ include s:

WW Generic Sales 75.2 99.8 +4.8%

77

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

Sementara itu kebutuhan BBO di Indonesia berkembang sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan PDB. Jumlah Penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2035 diproyeksikan mencapai 306 juta jiwa. Dengan asumsi pertumbuhan 5 persen per tahun, PDB Indonesia pada tahun yang sama akan mencapai Rp 24,12 ribu triliun (Konstan 2010).

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2015 – 2045 BPS, 2018

Gambar 5.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia

31,90% 13,80% 14,20% 9,20% 12,80% 14,20% 3,90% Bahan baku (12%-70%) Tenaga Kerja (15% - 17%) Over Head (5% - 38,3%) Biaya Distribusi (0 - 21,7% Biaya Promosi (0-40%) Marjin Keuntungan (4 %-40%)

Sumber: Khayam, M. Kemenperin, 2019.

Gambar 5.3 Komponen Biaya Pembentuk Harga Obat

Dalam Bab I dan Bab II, telah disampaikan beberapa sumber data yang menjelaskan besarnya pasar farmasi di Indonesia. Proyeksi berikut ini menggunakan dasar bahwa pasar

78

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

farmasi Indonesia Rp 84 triliun pada tahun 2019. Sedangkan kebutuhan BBO adalah 31,9 persen dari nilai obat (Gambar 5.3).

Dengan mempertimbangkan tren historis dan pertumbuhan penduduk, serta prospek ekonomi ke depan, maka diasumsikan bahwa pertumbuhan kebutuhan obat akan mengalami kenaikan 7 persen per tahun. Kebutuhan obat dan BBO Indonesia diproyeksikan akan mencapai Rp 248 triliun dan Rp 79 triliun pada tahun 2035 sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 5.4.

Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber

Gambar 5.4 Proyeksi Kebutuhan Obat dan Bahan Baku Obat

Selanjutnya, proyeksi kebutuhan obat generik dan paten (Gambar 5.5) serta obat resep dokter dan bebas/OTC (Gambar 5.6) dibuat berdasarkan proyeksi kebutuhan obat tersebut di atas.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Gambar 5.5 Proyeksi Kebutuhan Obat Generik dan Paten

84 90 96 103 110 118 126 135 144 154 165 177 189 202 217 232 248 27 29 31 33 35 38 40 43 46 49 53 56 60 65 69 74 79 -50 100 150 200 250 300 Tr il iu n R u p ia h

79

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Gambar 5.6 Proyeksi Kebutuhan Obat Resep dan Bebas

Dari hasil FGD dan wawancara dengan nara sumber yang terkait, maka diproyeksikan BBO kimia yang potensial untuk dikembangkan adalah sebagai berikut (Tabel 5.2).

Tabel 5.2 Skenario Pengembangan Industri Farmasi Produk BBO Kimia dalam Rangka Substitusi Impor (2020 – 2025)

No. Pengembangan Industri Bahan Baku Obat Kimia 2020-2025

Sudah Diproduksi di Dalam Negeri Rencana Diproduksi di Dalam Negeri

1 Statin derivates (menurunkan kadar kolesterol: Simvastatin, Atorvastatin, rosuvastatin)

Beta-Lactam (Amoxycillin)

2 Pantoprazole Pharma Salt (NaCl pharma-grade)

3 Clopidogrel Dextrose pharmagrade

4 ARV (Entecavir, Tenofovir) Pen-G

5 Paracetamol 6 Cephalosporin (7–ACA) 7 7-AVCA 8 7-ACCA 9 7-ADCA 10 Magnesium hidroksida

Pengembangan industri farmasi produk BBO Kimia sudah diproduksi di dalam negeri oleh PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (PT. KFSP). Sedangkan skenario pengembangan industri farmasi produk BBO Kimia yang rencananya akan diproduksi di dalam negeri antara lain oleh PT. KFSP dan industri farmasi lainnya.

Selain melalui pendekatan sintesis kimia, upaya memproduksi BBO juga bisa melalui proses bioteknologi, terutama bahan baku obat-obat yang tergolong “baru” seperti obat kanker,

80

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

obat diabetes, obat jantung, dan sebagainya. Sejak ditemukannya bioteknologi, perkembangan penemuan-penemuan senyawa obat berkembang sangat cepat.

BBO yang dibuat dengan bioteknologi digolongkan sebagai biofarmasi. Biofarmasi dapat digolongkan menjadi monoclonal antibodies (mAbs), therapeutic proteins dan vaksin (vaccines). Tren pasar biofarmasi beberapa tahun belakang ini semakin meningkat dan diproyeksikan akan terus meningkat di masa depan (Gambar 5.7).

Sumber: GPFI, 2019

Gambar 5.7 Tren Pangsa Pasar BBO Biofarmasi dan BBO Kimia (Small Molecules)

5.2 Strategi Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

Untuk meningkatkan produksi BBO nasional, maka perlu disusun strategi penguatan rantai pasok. Secara umum strategi tersebut yang pertama adalah memperkuat industri BBO sendiri, sedangkan yang kedua adalah memperkuat aliran bahan baku dan pasar BBO. Penguatan industri BBO dilakukan dengan berbagai strategi berikut:

1. Mengembangkan kebijakan yang berpihak pada pengembangan BBO local: a) Review kebijakan;

b) Penyusunan/revisi kebijakan, termasuk mengutamakan produksi dalam negeri, c) Penyusunan kebijakan operasional;

d) Pemberian insentif fiskal dan non fiskal kepada industri yang berminat mengembangkan BBO.

2. Menumbuhkan pelaku industri BBO, baik oleh BUMN maupun swasta melalui model:

81

Outlook Teknologi Kesehatan 2020

Inisiatif Penguatan Rantai Pasok Bahan Baku Obat

a) Mandiri, dilakukan secara mandiri dengan menggunakan sumber daya industri tersebut, contoh PT. Riasima Abadi;

b) Joint venture (kemitraan), misalnya seperti yang dilakukan PT. Kimia Farma dengan PTPN VIII dalam produksi kina maupun antara PT. Kimia Farma dengan PT. Sungwun Pharmacopia dalam memproduksi beberapa produk BBO kimia; c) Fasilitasi pembiayaan dari pemerintah melalui penyertaan modal pemerintah kepada BUMN sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, contoh penyertaan modal pemerintah di PT. Biofarma.

3. Menguatkan riset di bidang BBO yang berorientasi pada kebutuhan a) Inventarisasi kebutuhan BBO yang feasible;

b) Inventarisasi/kajian riset di bidang BBO yang telah ada;

c) Pengembangan riset berorientasi kebutuhan (kebutuhan industri dan kepentingan program pemerintah);

d) Penyediaan sumberdaya manusia yang berkompeten. 4. Meningkatkan kemampuan Iptek

a) Pengembangan standar; b) Efisiensi teknologi produksi; c) Up date teknologi produksi BBO; d) Produksi skala laboratorium;

e) Peningkatan kapasitas produksi berskala komersial sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis.

Penguatan aliran bahan baku dan pasar BBO dilakukan dengan strategi sebagai berikut: 1. Meningkatkan sinergitas ABGC (Academic, Bussiness, Government dan Community):

a) Membangun jejaring Pokjanas;

b) Penyusunan pohon produksi yang dapat diterapkan;

c) Pembentukan satgas untuk penanganan BBO prioritas berdasarkan pohon produksi;

d) Pemetaan kemampuan industri BBO;

e) Membangun Science Park untuk menyediakan linkage antara peneliti dan kalangan bisnis agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh industri;

f) Pengembangan pasar ekspor.

2. Meningkatkan produksi bahan kimia dasar, pemanfaatan SDA, dan bioteknologi a) Skrining bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai BBO,

b) Melakukan kajian produksi bahan antara (intermediate) BBO; c) Produksi scaling-up;

Dalam dokumen OUTLOOK TEKNOLOGI KESEHATAN 2020 (Halaman 93-100)