• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. diberhentikan sementara sebagai PNS;

d. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Psikolog Klinis

e. cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau f. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

12. PENGANGKATAN KEMBALI:

Pengangkatan Kembali setelah dibebaskan sementara karena CLTN dan ditugaskan secara penuh diluar jabatan psikolog klinis paling tinggi berusia 2 tahun sebelum mencapai BUP.

Tingkat JabatanJenjang Golongan Ruang Angka Kredit Tunjangan Jabatan

Ahli Pertama III/b 150 Rp. 300.000 Muda III/c 200 Rp. 600.000 III/d 300 Madya IV/a 400 Rp. 850.000 IV/b 550 IV/c 700

: Nomor PER/11/M.PAN/5/2008 tentang Jabatan Fungsional Psikolog Klinis dan Angka : Nomor 1112/MENKES/PB/XII/2008 dan Nomor 28 Tahun 2008

: Psikolog Klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan psikologi klinis di

sarana pelayanan kesehatan yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

: Memberikan pelayanan psikologi klinik yang meliputi assesmen, interpretasi hasil assesmen, intervensi, pembuatan laporan pemeriksaan psikologi, pelaksanaan tugas di tempat risiko tinggi, dan pengabdian masyarakat yang meliputi pelaksanaan penanggulangan problem psikologi klinik pada masyarakat rumah sakit, pelaksanaan tugas khusus lapangan di bid psikologi klinik pada komunitas, dan menjadi saksi ahli.

Perka BKN Nomor 39 Tahun 2007

Dirjen yang membidangi pelayanan psikologi bagi Psikolog Klinis Madya dibantu Tim Penilai Departemen Pimpinan unit kerja pelayanan psikologi bagi Psikolog Klinis Pertama s.d Madya dibantu Tim Penilai Unit Kerja Pimpinan unit kerja diluar Depkes bagi Psikolog Klinis Pertama s.d Madya dibantu Tim Penilai Instansi

Dinas Kesehatan Provinsi bagi Psikolog Klinis Pertama s.d Madya dibantu Tim Penilai Provinsi /Kota bagi Psikolog Klinis Pertama s.d Madya dibantu Tim Penilai tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan;

dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat berupa jenis hukuman disiplin

Psikolog Klinis

Klinis;

cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau

Pengangkatan Kembali setelah dibebaskan sementara karena CLTN dan ditugaskan secara penuh diluar jabatan psikolog klinis paling tinggi berusia 2 tahun sebelum mencapai BUP.

Tunjangan

Jabatan Batas Usia Pensiun Pengangkatan Dalam Jabatan

Rp. 300.000 58 th Syarat pengangkatan pertama:1. Berijazah serendah-rendahnya S.1 Psikologi Klinis;

2. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda Tk I, Golru III/b; 3. Telah lulus dan memiliki sertifikat

Profesi Psikolog Klinis;

4. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang- kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir.

Rp. 600.000 58 th

Rp. 850.000 60 th

Syarat pengangkatan perpindahan dari jabatan lain:

1.Memenuhi syarat pengangkatan pertama;

2.Memiliki pengalaman di bidang pelayanan psikolog klinis paling singkat 2 tahun.

1. PERMENPAN-RB : Nomor 29 Tahun 2013 tentang Jabatan

2. PERATURAN BERSAMA : Nomor 47 Tahun 2014 dan Nomor 21 Tahun 2014

3. PENGERTIAN : Jabatan fungsional Radiografer adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan radiologi pada sarana kesehatan yang diduduki PNS 4. TUGAS POKOK : Melakukan kegiatan pelayanan radiologi yang meliputi persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi. 5. PERPRES TUNJANGAN : Nomor 54 Tahun 2007, Per Ka. BKN Nomor 39 Tahun 2007

6. PERATURAN BUP : PP Nomor 21 Tahun 2014 7. INSTANSI PEMBINA : Kementerian Kesehatan 8. RUMPUN JABATAN : Kesehatan

9. LINGKUP BERLAKU : P N S Pusat / Daerah 10. PEJABAT PENETAP PAK :

a. Direktur Jenderal yang membidangi bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golru IV/b dan pangkat Pembina Utama Muda, golru IV/c di lingkungan Kementerian Kesehatan, instansi pusat selain Kementerian Kesehatan, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Pusat.

b. Direktur yang membidangi bina pelayanan keteknisian medik Kementerian Kesehatan, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Kementerian Kesehatan dibantu Tim Penilai Unit Kerja.

c. Direktur Rumah Sakit Kementerian Kesehatan, bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golongan ruang II/c s.d Penyelia da Radiografer Pertama dan Muda di lingkungan Rumah Sakit Kem. Kesehatan dibantu Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat. d. Pejabat eselon II yang membidangi kesehatan instansi pusat selain Kementerian Kesehatan bagi Radiografer Pelaksana, pangkat

Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama s.d Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Rumah Sakit instansi pusat selain Kementerian Kesehatan dibantu Tim Penilai Instansi.

e. Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Provinsi, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Provinsi dibantu Tim Penilai Provinsi.

f. Direktur Rumah Sakit Provinsi bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama, Muda di lingkungan Rumah Sakit Provinsi dibantu Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi.

g. Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Kabupaten/Kota, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Rumah Sakit Kabupaten/Kota, Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golongan ruang II/c s.d Penyelia, dan Radiografer Pertama s.d Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Puskesmas perawatan plus dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Kabupaten/Kota.

h. Direktur Rumah Sakit Kabupaten/Kota, bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama dan Muda di lingkungan Rumah Sakit Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Unit Pelayanan Teknis Daerah Kab/Kota 11. PENGANGKATAN DARI TINGKAT TERAMPIL KE TINGKAT AHLI

a. Radiografer Terampil yg memperoleh Ijasah S1/D.IV dpt diangkat menjadi Radiografer Ahli dgn syarat:

1) Memiliki ijazah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi/Teknik Radiologi/Teknik Radiodiagnosti Teknik Radioterapi;

2) Tersedia formasi untuk RadiograferAhli; dan

3) Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang ditentukan

b. Radiografer Terampil yang akan beralih menjadi Radiografer Ahli diberikan angka kredit dari ijazah S1/D.IV ditambah angka kr kumulatif sebesar 65% dari diklat, tugas pokok dan pengembangan profesi dgn tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang

Radiografer

penunjang

12. PEMBEBASAN SEMENTARA:

a. tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; b. diberhentikan dari Jabatan Negeri;

c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Radiografer;

d. cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau e. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

13. KENAIKAN JABATAN:

Radiografer yang akan naik jabatan setingkat lebit tinggi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi. 14. PENGANGKATAN KEMBALI:

Radiografer yang dibebaskan sementara karena ditugaskan secara penuh diluar jabatan Radiografer dapat diangkat kembali dalam jabatannya paling tinggi berusia 54 tahun.

Tingkat JabatanJenjang Golru Angka Kredit TunjanganJabatan Batas Usia Pensiun

Terampil

Pelaksana II/c 60 Rp. 240.000 5 II/d 80

Pelaksana

Lanjutan III/aIII/b 100150 Rp. 265.000 5 Penyelia III/c 200 Rp. 500.000 5 III/d 300 Ahli Pertama III/a 100 5 III/b 150 Muda III/a 200 5 III/b 300 Madya IV/a 400 60 IV/b 550 IV/c 700

Jabatan Fungsional Radiografer dan Angka Kreditnya : Nomor 47 Tahun 2014 dan Nomor 21 Tahun 2014

: Jabatan fungsional Radiografer adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan radiologi pada sarana kesehatan yang diduduki PNS : Melakukan kegiatan pelayanan radiologi yang meliputi persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi.

Per Ka. BKN Nomor 39 Tahun 2007

Direktur Jenderal yang membidangi bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golru IV/b dan pangkat Pembina Utama Muda, golru IV/c di lingkungan Kementerian Kesehatan, instansi pusat selain Kementerian Kesehatan, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Pusat.

Direktur yang membidangi bina pelayanan keteknisian medik Kementerian Kesehatan, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Kementerian Kesehatan dibantu Tim Penilai Unit Kerja.

Direktur Rumah Sakit Kementerian Kesehatan, bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golongan ruang II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama dan Muda di lingkungan Rumah Sakit Kem. Kesehatan dibantu Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat.

Pejabat eselon II yang membidangi kesehatan instansi pusat selain Kementerian Kesehatan bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama s.d Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Rumah Sakit instansi pusat selain Kementerian Kesehatan dibantu Tim Penilai Instansi.

Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Provinsi, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Provinsi Direktur Rumah Sakit Provinsi bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama, dan Muda di lingkungan Rumah Sakit Provinsi dibantu Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi.

Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Kabupaten/Kota, bagi Radiografer Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Rumah Sakit Kabupaten/Kota, Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golongan ruang II/c s.d Penyelia, dan Radiografer Pertama s.d Madya, pangkat Pembina, golru IV/a di lingkungan Puskesmas perawatan plus dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Kabupaten/Kota.

Direktur Rumah Sakit Kabupaten/Kota, bagi Radiografer Pelaksana, pangkat Pengatur, golru II/c s.d Penyelia dan Radiografer Pertama dan Muda di lingkungan Rumah Sakit Kabupaten/Kota dibantu Tim Penilai Unit Pelayanan Teknis Daerah Kab/Kota Radiografer Terampil yg memperoleh Ijasah S1/D.IV dpt diangkat menjadi Radiografer Ahli dgn syarat:

Memiliki ijazah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi/Teknik Radiologi/Teknik Radiodiagnostik/ Radiografer Terampil yang akan beralih menjadi Radiografer Ahli diberikan angka kredit dari ijazah S1/D.IV ditambah angka kredit kumulatif sebesar 65% dari diklat, tugas pokok dan pengembangan profesi dgn tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur

Radiografer

cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau Radiografer yang akan naik jabatan setingkat lebit tinggi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.

Radiografer yang dibebaskan sementara karena ditugaskan secara penuh diluar jabatan Radiografer dapat diangkat kembali dalam Batas

Usia

Pensiun Pengangkatan Dalam Jabatan 58 th Syarat pengangkatan pertama tingkat Terampil:1. Berijazah paling rendah Diploma III (D.III) Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi/Teknik Rontgen/ Teknik Radiologi/Teknik Radiodiagnostik/Teknik Radioterapi; 2. Pangkat paling rendah Pengatur, golru II/c;

3. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Radiografer yang masih berlaku;

4. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

58 th 58 th

58 th Syarat pengangkatan pertama tingkat Ahli:1. Berijazah paling rendah Sarjana (S.1) atau Diploma IV (D.IV) Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi/Teknik Radiologi/ Teknik Radiodiagnostik/Teknik Radioterapi; 2. Pangkat paling rendah Penata Muda, golru III/a; 3. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Radiografer yang

masih berlaku;

4. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

58 th

60 th

Syarat pengangkatan perpindahan dari jabatan lain:

1. Memenuhi syarat pengangkatan pertama;

2. Memiliki pengalaman di bidang pelayanan radiologi paling kurang 1 th terakhir sebelum pengangkatan; 3. Usia paling tinggi 50 tahun;

1. PERMENPAN : Nomor PER/47/M.PAN/4/2005 Angka Kreditnya

2. PERATURAN BERSAMA : Nomor 1368/MENKES/PB/IX/2005 dan

3. PENGERTIAN : Refraksionis Optisien adalah PNS yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan

pelayanan refraksi optisi pada sarana pelayanan kesehatan.

4. TUGAS POKOK : Melaksanakan kegiatan pelayanan mata dasar, pelayanan refraksi, pelayanan optisi, pelayanan lensa kontak, konsultasi/rujukan, bimbingan dan penyuluhan, evaluasi dan pencatatan pelayanan.

5. PERPRES TUNJANGAN : Nomor 34 Tahun 2008, Per Ka. BKN Nomor 39 Tahun 2007 6. PERATURAN BUP : PP Nomor 21 Tahun 2014

7. INSTANSI PEMBINA : Kementerian Kesehatan 8. RUMPUN JABATAN : Kesehatan

9. LINGKUP BERLAKU : PNS Pusat / Daerah 10. PEJABAT PENETAP PAK :

a. Direktur Keperawatan dan Keteknisian Medik bagi Refraksionis Optisien Pelaksana s.d Penyelia dibantu Tim Penilai Departemen

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi bagi Refraksionis Optisien Pelaksana s.d Penyelia dibantu Tim Penilai Provinsi c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bagi Refraksionis Optisien Pelaksana s.d Penyelia dibantu Tim Penilai

Kabupaten/Kota

d. Pimpinan Sarana Kesehatan Masyarakat instansi pusat diluar Depkes bagi Refraksionis Optisien Pelaksana s.d Penyelia dibantu Tim Penilai Instansi

11. PEMBEBASAN SEMENTARA:

a. tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan;

b. dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin sedang atau berat berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat;

c. diberhentikan sementara sebagai PNS;

d. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Refraksionis Optisien;

e. cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau