• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baris 1 kolom 2: Jika K dibandingkan L, maka K sedikit lebih

2. PT Saung Mirwan

PT Saung Mirwan adalah perusahaan agribisnis yang memproduksi berbagai sayuran hidroponik maupun konvensional. Komoditi yang diperjualbelikan diantaranya adalah paprika, tomat recento, timun jepang, Edamame, berbagai jenis sayuran daun, berbagai jenis Lettuce, dan masih banyak komoditi lain yang dapat disediakan.

Awal berdirinya PT Saung Mirwan berawal dari niat seorang pengusaha bernama Bapak Tatang, yang beralih dari bisnis jasa konstruksi dan periklanan pada tahun 1984. Beliau lebih berminat pada profesi sebagai petani untuk mengisi masa pensiun. Bapak Tatang untuk mewujudkan obsesinya, kemudian menyewa lahan di Cipanas seluas 7 hektar, dan mengusahakan tak kurang dari 30 komoditas sayuran. Seluruhnya dikelola dengan menganut cara ala petani Cipanas. Strategi Tatang dalam menjalankan usaha bisnisnya adalah menembak pasar khusus menjadikan PT Saung Mirwan sebagai salah satu ‘konglomerat’ sayuran dan bibit bunga.

Menyadari pentingnya dukungan dari luar perusahaan, tahun 1995 PT Saung Mirwan mencoba membina hubungan dengan segelintir petani. Sebagai mitra, petani mengusahakan sejumlah komoditas sayuran sesuai permintaan PT Saung Mirwan. Mereka banyak dibantu baik modal, benih maupun transfer budidayanya. Hampir setiap minggu ada penyuluh yang mendatangi petani mitra untuk memantau perkembangan kebun.

Visi PT Saung Mirwan adalah menjadi salah satu leader di bidang agribisnis dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian. Adapun misi PT Saung Mirwan adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar.

b. Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia, dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan.

c. Mengembangkan sistem agribisnis melalui jaringan kemitraan. d. Bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian untuk

menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku agribisnis.

PT Saung Mirwan dipimpin oleh seorang Direktur Utama (Dirut) yang sekaligus bertindak sebagai pendiri dan pemilik perusahaan yang bertanggung jawab atas segala aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Dirut dibantu oleh Sekretaris Direktur yang bertugas untuk mengurus segala keperluan direktur. Dirut mempunyai beberapa staf ahli yaitu Information Technology (IT) yang memberikan informasi serta masukan yang penting bagi Dirut dalam pengambilan keputusan, Quality Assurance (QA) yang memberikan masukan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi standar serta Research and Development (R&D) yang bertugas untuk mengembangkan dan melakukan penelitian terhadap inovasi dan penelitian untuk produksi.

Direktur Utama PT Saung Mirwan membawahi tiga orang direktur, yaitu Direktur Bidang Produksi, Direktur Bidang Komersial, dan Direktur Bidang Umum. Struktur PT Saung Mirwan dapat dilihat pada Gambar 6. Bidang Umum terbagi dalam Divisi Keuangan dan Accounting, Human Resources, General Assurance, dan Teknik. Divisi Keuangan bertugas untuk mencatat semua

pengeluaran dan pemasukan serta yang berhubungan dengan keuangan. Divisi General Assurance dan Divisi Human Resource bertugas untuk mencatat absen karyawan dan menentukan insentif untuk karyawan. Selain itu divisi ini juga bertugas untuk menilai kinerja karyawan. Divisi Teknik bertugas untuk mengurus masalah teknik misalnya jika terjadi kerusakan pada mobil pengangkutan, maka melaporkan ke divisi teknik.

Bidang Produksi terdiri dari Divisi Produksi Kebun Gadog dan

Divisi kemitraan (berhubungan dengan mitra tani PT Saung Mirwan), sedangkan Bidang Komersial terdiri dari Divisi

Penjualan Sayuran, Divisi Penjualan Bunga, Divisi Pengadaan, dan Divisi Pengemasan. Divisi yang akan dibahas lebih mendalam dalam penelitian adalah yaitu Divisi Kemitraan (karena Edamame diproduksi oleh petani mitra PT Saung Mirwan), Divisi Penjualan Sayuran, Divisi Pengadaan, dan Divisi Pengemasan.

a. Divisi Kemitraan

Divisi Kemitraan PT Saung Mirwan melakukan hubungan kemitraan dengan para petani sayuran Edamame di sekitar perusahaan. Tujuan PT Saung Mirwan melakukan hubungan kemitraan adalah untuk memenuhi permintaan customer PT Saung Mirwan, mendapatkan sayuran Edamame, dan untuk membantu petani dalam meningkatkan kesehjahtraan petani.

Petani yang ingin melakukan hubungan kemitraan dengan PT Saung Mirwan harus memberikan identitas diri (berupa fotocopy Kartu Tanda Pengenal), petani menyepakati perjanjian bahwa benih yang akan ditanam adalah benih yang berasal dari PT Saung Mirwan, dan petani wajib menjual hasil panen sayuran Edamame kepada PT Saung Mirwan. Divisi kemitraan melakukan kemitraan dengan petani dalam hal pemberian pinjaman benih, budidaya sayuran Edamame, membuat program tanam sayuran Edamame, dan pembeliaan hasil panen sayuran Edamame.

PT Saung Mirwan pernah mengalami kesulitan benih, hal tersebut dikarenakan faktor iklim dan cuaca yang tidak

mendukung dalam pembuatan benih. Oleh karena itu, PT Saung Mirwan mengajarkan kepada petani dalam hal

pembuatan benih Edamame.

Hubungan kemitraan antara PT Saung Mirwan dan petani Edamame didasarkan pada sebuah komitmen dan perjanjian. Komitmen tersebut berdasarkan harga, kualitas, dan volume sayuran Edamame. Bentuk perjanjian yang dilakukan adalah kontrak berdasarkan per musim tanam.

Risiko yang terdapat dalam menjalin hubungan kemitraan dengan petani yaitu tidak terpenuhinya kualitas, kuantitas, dan

target produksi sayuran Edamame yang diharapkan PT Saung Mirwan. Meskipun demikian, PT Saung Mirwan tidak

kesulitan dalam menjalin hubungan kemitraan dengan petani mitra, karena kedua belah pihak saling membutuhkan.

PT Saung Mirwan juga melakukan kerjasama dengan pihak lain yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Penelitian

Bidang Umum

Div. General

Assurance

Direktur Utama PT Saung Mirwan

Staf Ahli IT, QA, R&D

Div. Teknik Div. Keuangan dan Accounting Div. Human Resources Bidang Komersial

Div. Penjualan Sayur

Div. Penjualan Bunga

Div. Pengadaan

Div. Pengemasan Div. Kemitraan

Kebun Gadog Bidang

Sayuran. Kerjasama yang dilakukan adalah melakukan percobaan mengenai budidaya sayuran Edamame. Sifat hubungan kerja sama yang dilakukan adalah temporer. Manfaat yang diperoleh dalam melakukan hubungan kerja sama yaitu dalam hal pengembangan budidaya sayuran Edamame.

b. Divisi Penjualan Sayuran

Penjualan dan pemasaran Edamame PT Saung Mirwan dilakukan oleh divisi penjualan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan omset dan laba yang sebesar-besarnya. Ritel atau customer PT Saung Mirwan saat ini adalah Carrefour, Matahari, Diamond, dan Farmer. Customer tersebut sudah lama melakukan hubungan kerja sama dengan PT Saung Mirwan dalam hal pengadaan sayuran Edamame, semenjak ritel tersebut berdiri.

Strategi pemasaran terdiri dari segmentation, targetting, dan positioning. Segmentation sayuran Edamame PT Saung Mirwan adalah semua customer yang ingin menjual sayuran Edamame, targgeting PT Saung Mirwan adalah customer yang selalu memberikan keuntungan bagi PT Saung Mirwan (setelah beberapa lama melakukan hubungan kerjasama, memiliki histori pembayaran yang bagus kepada PT Saung Mirwan). Positioning Edamame PT Saung Mirwan adalah sayuran Edamame yang berkualitas dengan jumlah yang tepat pada saat yang tepat (dari segi kuantitas pun berkualitas).

Bauran pemasaran terdiri dari product, price, place, dan promotion. Product yang dijual adalah sayuran Edamame yang fresh (berwarna hijau segar). Price sayuran Edamame dibagi

menjadi dua harga. Pertama, harga Edamame adalah Rp 10.000,00 - Rp 13.000,00/kg untuk sayuran Edamame curah

dan Rp 18.000,00/kg untuk sayuran Edamame pack. Tempat pemasaran dan penjualan sayuran Edamame berada di Kota Jakarta dan Kota Tangerang. Promosi yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan dengan cara melakukan demo masak di store,

membagikan pamflet dan brosur, mengurangi harga jual sayuran Edamame, dan promosi melalui media internet.

Sistem pemesanan yang dilakukan antara PT Saung Mirwan dengan customer yaitu dengan cara melakukan perjanjian. Perjanjian yang dilakukan antara PT Saung Mirwan dengan customer berisikan Supplier Name, Supplier Maintenance, Rebates, Promotion, Trading Term, Store Opening/Special Occasion, dan Holiday Closing Period. Supplier name terdiri dari nama perusahaan dan kode perusahaan. Supplier maintenance terdiri dari data PT Saung Mirwan sebagai supplier tetap atau musiman, beserta nomor gudang ritel yang akan dituju sebagai tempat pengiriman produk. Rebates merupakan perjanjian antara pemasok dengan pihak ritel terkait dengan biaya display barang dan potongan penjualan. Promotion berisikan persentase biaya promosi yang ditanggung oleh pemasok.

Trading Term adalah aturan-aturan umum terkait dengan pengiriman barang ke ritel. Hal-hal yang diatur dan disepakati dalam Trading Term antara lain mengenai waktu pembayaran pesanan oleh ritel, tenggang waktu pengiriman, diskon reguler, biaya registrasi, kompensasi keterlambatan pengiriman barang, biaya pengemasan, kompensasi pelayanan, pengembaliaan produk, dan ketentuan harga. Store opening merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan perusahaan pemasok dengan pihak ritel yang berada di kantor pusat terkait dengan pembukaan cabang atau toko baru. Holiday Closing Period merupakan tenggang waktu yang telah disepakati antara perusahaan pemasok dengan perusahaan ritel mengenai penundaan pengiriman barang berkaitan dengan peringatan hari-hari besar seperti perayaan lebaran, natal, tahun baru, dan perayaan hari-hari besar.

Mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh pihak customer dengan PT Saung Mirwan secara kredit, dengan tempo pembayaran selama dua-tiga minggu setelah pemberian faktur

kepada ritel. Pendistribusian sayuran Edamame dari PT Saung Mirwan ke customer dengan menggunakan mobil truk

yang dilengkapi dengan cold storage.

Complain atau masalah dari customer yang biasa diterima oleh PT Saung Mirwan mengenai kualitas dan kuantitas sayuran Edamame. Kualitas yang kurang baik disebabkan karena adanya bintik hitam pada polong dan polong yang kurang berisi. Kuantitas Edamame yang disebabkan karena jumlah sayuran Edamame yang tidak sesuai dengan permintaan customer. Upaya

yang biasanya dilakukan oleh Divisi penjualan dan pemasaran PT Saung Mirwan dalam mengatasi kondisi tersebut, adalah

dengan memberitahukan kondisi yang sebenarnya secara jujur kepada customer (terbuka terhadap customer).

Risiko yang terjadi pada penjualan dan pemasaran sayuran Edamame adalah yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas sayuran Edamame. Ketika persediaan sayuran Edamame sedikit, customer tetap menerimanya dan tidak complain karena customer sangat membutuhkan sayuran Edamame. Tetapi ketika persedian sayuran Edamame cukup banyak, customer menolaknya dan

complain. Walaupun demikian, sejauh ini hubungan PT Saung Mirwan dengan customer berjalan dengan baik dan

hubungan kerja sama dibangun diatas keterbukaan dan kejujuran.

c. Divisi Pengadaan

Divisi pengadaan merupakan salah satu divisi di Bidang Komersial. PT Saung Mirwan memperoleh sayuran Edamame dari petani mitra (daerah sekitar Gadog di Bogor) dan pemasok Edamame yang lain (daerah sekitar Garut dan daerah Jember Jawa Timur). Jumlah pemesanan sayuran Edamame terhadap mitra tani, kelompok usaha tani, atau kombinasi dari keduanya adalah 3 - 4 ton/minggu.

Sistem pengadaan sayuran Edamame yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan, yaitu dengan cara Bidang produksi membagi

program tanam ke petani mitra, setelah panen, hasil panen diberikan kepada PT Saung Mirwan, Edamame dibersihkan, Edamame dikemas, dan kemudian Edamame siap untuk dikirim ke customer.

Prosedur pemesanan Edamame dari petani (mitra tani) atau pemasok (mitra beli), yaitu dengan sistem kontrak (berdasarkan perjanjian) dan dipesan secara langsung. Sistem pembayaran Edamame dilakukan secara kredit dalam jangka waktu empat minggu.

Permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pengadaan sayuran Edamame, yaitu ketersediaan bahan baku Edamame yang tidak konsisten, mutu sayuran Edamame yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, kurangnya informasi, jumlah hasil panen petani mitra yang tidak sesuai rencana (karena faktor cuaca, benih yang tidak berkualitas, pestisida).

Cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu dengan cara menyimpan benih lebih banyak pada saat musim panas, melakukan strategi harga, tidak panen di siang hari agar warna sayuran Edamame tidak menjadi kuning, dan hasil panen tidak diletakkan di tempat yang terlalu lembab. Pada saat ketersediaan sayuran Edamame sedikit, sedangkan permintaan sayuran Edamame tinggi, cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dengan membeli Edamame dari mitra beli. Pada saat ketersediaan sayuran Edamame banyak, sedangkan permintaan sayuran Edamame rendah, cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dengan melakukan promosi sayuran Edamame dan menurunkan harga jual sayuran Edamame. Kontinuitas hubungan yang terjalin antara PT Saung Mirwan dengan petani atau pemasok Edamame berdasarkan kepuasan kedua belah pihak dan harus saling menguntungkan.

d. Divisi Pengemasan

Pengemasan adalah kegiatan penanganan pasca panen sayuran Edamame. Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pasca panen sayuran Edamame, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu peralatan dan bahan untuk panen, untuk penerimaan dan penyimpanan, dan untuk pengemasan sayuran Edamame.

Peralatan yang dibutuhkan untuk panen yaitu krat plastik dan alat transportasi. Krat plastik berfungsi untuk tempat sayuran Edamame setelah dipanen dan alat transportasi berfungsi untuk membawa sayuran Edamame dari lahan atau kebun ke packing house . Alat transportasi yang digunakan adalah mobil dan motor.

Peralatan yang dibutuhkan untuk penerimaan dan penyimpanan yaitu timbangan digital, meja sortir, krat plastik, dan cold storage. Timbangan digital berfungsi untuk menimbang sayuran Edamame dari petani, meja sortir berfungsi untuk memisahkan sayuran Edamame yang diterima dan ditolak oleh PT Saung Mirwan, krat plastik berfungsi untuk tempat sayuran Edamame yang diterima oleh PT Saung Mirwan, dan cold storage berfungsi untuk menyimpan dan atau mendinginkan sayuran Edamame yang diterima PT Saung Mirwan.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pengemasan Edamame yaitu meja kerja, wrapping holder, pisau, dan bahan kemasan. Meja kerja berfungsi untuk proses pengemasan sayuran Edamame, wrapping holder untuk tempat dudukan plastik film, pisau berfungsi untuk menyobek plastik film, dan bahan kemasan digunakan pada tahap penyelesaian.

Bahan kemasan terdiri dari tray foam, plastik film, dan bahan perekat (selotip). Tray foam berfungsi untuk kemasan sayuran Edamame, plastik film berfungsi untuk penutup kemasan sayuran Edamame, dan bahan perekat berfungsi sebagai perekat.

Ketentuan kemasan Edamame PT Saung Mirwan terdiri dari Edamame yang berkualitas, sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh PT Saung Mirwan dan ketentuan kemasan yang diinginkan oleh customer, sehingga ukuran kemasan Edamame bermacam-macam sesuai dengan permintaan customer.

Kemasan sayuran Edamame yang diminta oleh customer dibagi menjadi dua, yaitu kemasan untuk sayuran Edamame pack dan kemasan untuk sayuran Edamame curah. Kemasan sayuran Edamame pack menggunakan bahan pengemasan seperti tray foam, plastik film, dan bahan perekat, sedangkan kemasan sayuran Edamame curah menggunakan bahan pengemasan seperti carton box dan plastik atau krat plastik.

Proses pengemasan sayuran Edamame pada PT Saung Mirwan terdiri dari dua tahap. Pertama, sayuran

Edamame yang akan dikemas adalah sayuran Edamame hasil sortir oleh bagian penerimaan yang telah didinginkan di cold storage. Kedua, sayuran Edamame ditata pada tray foam, berat sayuran Edamame disesuaikan dengan permintaan customer, kemudian ditutup dengan plastik film.

Ukuran kemasan sayuran Edamame pack yang diminta oleh customer yaitu 250 g/pack dan 500 g/pack. Ukuran kemasan sayuran Edamame curah yang diminta oleh customer yaitu 10 kg/carton box dan 5 kg/krat plastik.

3. Customer

Salah satu customer PT Saung Mirwan adalah PT Carrefour Lebak Bulus. Visi PT Carrefour adalah “Dikenal dan Dicintai karena Membantu Pelanggan dan Konsumen untuk Menikmati Kualitas Hidup yang Lebih Baik Setiap Hari”. Misi PT Carrefour adalah “Menjadi Ritel Pilihan Di Indonesia Pada 2012”. PT Carrefour Indonesia berdiri pada tanggal 1 September 1999. Kegiatan yang dilakukan oleh PT Carrefour adalah melakukan penjualan dan pembeliaan Consumer Goods. Dalam menganalisis PT Carrefour dibagi menjadi 4 (empat) aspek yaitu aspek pemasaran, aspek kemitraan, aspek pengadaan, aspek pengemasan.

a. Aspek Pemasaran

Pemasaran sayuran Edamame PT Carrefour dilakukan oleh divisi pemasaran dengan tim. Tujuan dari kegiatan pemasaran Edamame PT Carrefour adalah untuk penjualan sayuran Edamame, mendapatkan keuntungan, untuk penetrasi pasar, dan edukasi ke customer.

Strategi pemasaran terdiri dari segmentation, targeting, dan positioning. Segmentation sayuran Edamame PT Carrefour adalah semua pasar. Targeting sayuran Edamame PT Carrefour adalah golongan menengah ke atas. Positioning sayuran Edamame PT Carrefour adalah makanan cemilan yang sehat.

Bauran pemasaran terdiri dari product, price, place, dan promotion. Product yang dijual adalah sayuran Edamame yang fresh (berwarna hijau segar). Price sayuran Edamame dibagi

menjadi dua harga. Pertama, harga Edamame adalah Rp 10.000,00 - Rp 13.000,00/kg untuk sayuran Edamame curah

dan Rp 18.000,00/kg untuk sayuran Edamame pack. Tempat pemasaran dan penjualan sayuran Edamame berada di daerah yang memiliki komunitas golongan menengah ke atas. Promosi yang dilakukan oleh PT Carrefour dengan cara melakukan demo masak di store, membagikan pamflet dan brosur, mengurangi harga jual sayuran Edamame, memasang iklan di koran, word of mouth, dan promosi melalui media internet.

Kualitas sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan berbeda dengan kualitas sayuran Edamame perusahaan lain. Kualitas sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan telah memenuhi spesifikasi yang sesuai dengan PT Carrefour. Kualitas sayuran Edamame yang diminta oleh PT Carrefour yaitu warna kulit polong hijau segar, jumlah biji dalam polong 2 - 3 biji, tidak cacat, jumlah polong/0,5 kg maksimum 150 polong, dan tidak busuk.

b. Aspek Kemitraan, Aspek Pengadaan, dan Aspek Pengemasan

PT Carrefour melakukan hubungan kerja sama dengan PT Saung Mirwan dalam hal pengadaan dan pemasaran sayuran Edamame. Tujuan PT Carrefour melakukan hubungan kemitraan dengan PT Saung Mirwan adalah untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas produktifitas sesuai dengan target yang dibutuhkan. Kebutuhan sayuran Edamame bekisar 1 ton/minggu. Kualitas kemasan sayuran Edamame PT Saung Mirwan lebih rapih dan sesuai dengan keinginan PT Cafferour.

Alur pemesanan sayuran Edamame antara PT Carrefour dengan PT Saung Mirwan adalah pihak ritel mengirimkan Purchasing Order dan PT Saung Mirwan menerimanya, kemudian PT Saung Mirwan mengirimkan Delivery Order kepada Distribution Centre atau ritel, kemudian pihak ritel menyortir sayuran Edamame. Apabila ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi PT Carrefour, maka sayuran Edamame dikembalikan kepada PT Saung Mirwan. PT Carrefour dengan PT Saung Mirwan melakukan hubungan kerja sama dengan baik, komunikasi kedua belah pihak lancar, dan saling terbuka.

Risiko yang terjadi dalam menjalin hubungan kerja sama dengan PT Saung Mirwan yaitu pemenuhan kapasitas tidak terpenuhi, adanya risiko bisnis, dan sayuran Edamame yang dipesan di awal tidak semuanya habis terjual sehingga menyebabkan produk basi. Permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan sayuran Edamame selama ini adalah karakteristik sayuran Edamame yang sulit diprediksi dan memiliki jumlah ketidakpastiaan yang cukup tinggi. Cara yang biasa dilakukan oleh PT Carrefour adalah mencari supplier lain atau tidak menjual sayuran Edamame.

4.2. Prioritas dari Anggota Rantai Pasok Sayuran Edamame Dalam Manajemen Risiko Rantai Pasokan

4.2.1 Proses Bisnis Rantai Pasokan

Ruang lingkup Supply Chain Operations Reference (SCOR) meliputi Plan, Source, Make, Process, dan Deliver. SCOR menunjukkan adanya suatu proses bisnis dalam rantai pasok. Ruang lingkup SCOR dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema Ruang Lingkup SCOR (SCOR Model dalam Marimin dan Maghfiroh, 2010)

1. Plan (Perencanaan)

Perencanaan merupakan proses awal dalam rantai pasok. Perencanaan kegiatan merencanakan rantai pasokan mulai dari pengadaan sumber daya rantai pasokan, merencanakan produksi, merencanakan penjualan dengan memperkirakan permintaan, merencanakan distribusi, merencanakan pengiriman, merencanakan persediaan, hingga merencanakan saluran penjualan. Perencanaan menjadi sangat penting karena perencanaan digunakan untuk membuat suatu strategi dalam pengadaan sumber daya yang dibutuhkan, untuk menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

2. Source (Pengadaan)

Proses ini berkaitan dengan pengadaan bahan baku dan pelaksanaan outsource. Proses ini meliputi komunikasi, negosiasi, penerimaan barang, inspeksi dan verifikasi, hingga pembayaran barang kepada pemasok. Umumnya proses ini dilakukan oleh bandar,

usaha dagang dan koperasi dengan menjalin kerjasama dengan petani dan pemasok barang non pertanian baik secara individu maupun kelompok yang dipercaya dapat memasok barang yang sesuai dengan standar mutu. Manajemen pengadaan mencakup penentuan harga, pengiriman, pembayaran kepada pemasok, dan meningkatkan hubungan baik. Penentuan harga melalui mekanisme pasar dan berdasarkan pada pasar yang dituju (pasar modern/pasar tradisional), dan jalur rantai distribusi.

3. Make (Budidaya)

Budidaya adalah kegiatan menghasilkan sayuran Edamame. Budidaya merupakan faktor penentu terhadap kelangsungan rantai pasok sayuran Edamame. Budidaya merupakan proses produksi sayuran Edamame yang membutuhkan ketersediaan sarana produksi baik lahan, benih, pupuk, irigasi, dan lain-lain.

4. Process (Pengolahan)

Pengolahan merupakan lanjutan dari kegiatan budidaya karena produk yang dihasilkan dari budidaya akan diproses dan diolah dalam kegiatan pengolahan. Kegiatan pengolahan meliputi kegiatan sortasi, pengemasan, pelabelan, dan persiapan pengiriman. Sortasi adalah kegiatan terpenting karena tingkat kualitas ditujukan ke pasar yang berbeda.

5. Deliver (Pengiriman)

Pengiriman adalah proses bisnis yang melibatkan pergerakan fisik dari sayuran yang berada dalam satu jalur rantai pasok. Manajemen pengiriman barang didahului dengan komunikasi pendahuluan terutama informasi harga, jumlah, kualitas, dan frekuensi yang harus dikirim. Proses tawar menawar dan negosiasi sering dilakukan dalam proses ini.

4.2.2 Risiko Rantai Pasok Sayuran Edamame

Menurut Djohanputro (2008), risiko diartikan sebagai ketidakpastiaan yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya atau ketidakpastiaan yang bisa dikuantitaskan yang dapat menyebabkan