• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Puasa Ramadhan

1. Pengertian Puasa Ramadhan

Puasa menurut bahasa adalah menahan (Chatibul Umam, dkk. 1994: 11). Sedangkan puasa menurut syara`(Islam) adalah Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari disertai niat dan beberapa syarat tertentu.(Tatang Ibrahim, 2005: 35). Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam bulan Islam.(Tatang Ibrahim, 2005: 40). Menurut ilmu Fiqih puasa ramadhan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah swt pada bulan ramadhan selama sebulan penuh. Bulan Ramadhan dipilih oleh Allah swt sebagai bulan diwajibkannya puasa,bukannya karena bulan ramadhan lebih istimewa atau lebih tinggi statusnya dari bulan-bulan qamariah lainnya (Zakiah Darajadjat. 1993: 268). Berpuasa pada bulan ramadhan ini merupakan salah satu rukun Islam yang ke lima.

Allah Swt.telah berfirman dalam Q.S. al-Baqarah: 183 mengenai perintah ibadah puasa Ramadhan yang wajib untuk dilakukan bagi orang-orang yang bertakwa.

22

َل ْمُكِلْبَق نِم َنيِذَّلا ىَلَع َبِتُك اَمَك ُماَيِّصلا ُمُكْيَلَع َبِتُك ْاوُنَماَء َنيِذَّلا اَهُّيَأي ْمُكَّلَع َنوُقَّتَت “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqoroh: 183]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ْحاَو اًناَميِإ َناَضَمَر َماَص ْنَم اًناَميِإ ِرْدَقْلا َةَلْيَل َماَق ْنَمَو ، ِهِبْنَذ ْنِم َمَّدَقَت اَم ُهَل َرِفُغ اًباَسِت

ِهِبْنَذ ْنِم َمَّدَقَت اَم ُهَل َرِفُغ اًباَسِتْحاَو

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

2. Ketentuan awal dan akhir Puasa Ramadhan

Puasa ramadhan adalah puasa yang telah ditentukan jumlah bilangan hari dan waktu melaksanakannya,yakni satu bulan penuh lamanya. Ada yang berjumlah 30 hari dan ada pula yang berjumlah 29 hari. Puasa ini disyari`atkan pada tahun ke II (dua) H,melalui firman Allah.

23

Untuk menentukan awal dan akhir bulan ramadhan dapat ditempuh tiga cara, yaitu :

a) Dengan cara Ru`yatul Hilal yaitu melihat bulan sabit tanggal satu bulan qamariyah dengan mata kepala.

b) Dengan cara Istikmal yaitu menyempurnakan bilangan 30 hari dari bulan Sya`ban dan Ramadhan.

c) Dengan cara Hisab, yaitu perhitungan peredaran bulan dan matahari.

3. Amalan-amalan sunnah pada waktu Puasa Ramadhan

Ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan dan dicontohkan oleh junjungan kita nabi Muhammad SAW, antara lain :

a) Segera berbuka, apabila telah jelas dan yakin bahwa matahari telah terbenam.

b) Berbuka puasa dengan buah korma atau sesuatu yang manis atau dengan air putih.

c) Membaca do`a sewaktu berbuka puasa.

d) Makan sahur sesudah lewat tengah malam, maksudnya supaya menambah kekuatan dalam berpuasa.

e) Memperbanyak membaca Al-Qur`an dan mempelajari kandungan isinya (belajar atau mengajar), sesuai dengan amaliah Rasulullah SAW. f) Memberi makanan untuk berbuka puasa kepada yang berpuasa

24 4. Hikmah Puasa Ramadhan

Banyak hikmah yang terkandung dalam pensyariatan puasa. Adapun hikmah yang disyariatkannya puasa,adalah sebagai berikut : a) Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. Semua ibadah

mengandung arti syukur kepada Allah swt. Kita harus bersyukur atas nikmat karunia-nya yang tidak terhingga banyaknya dan tidak ternilai harganya.

b) Meningkatkan iman dan takwa. Puasa bertujuan meningkatkan iman dan takwa, jika melaksanakan puasa dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, insya Allah iman dan takwa kita akan menimgkat.

c) Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama. Puasa berarti menahan makan dan minum. Dengan demikian, orang yang berpuasa diharapkan dapat merasakan penderitaan fakir miskin yang kurang makan. Akhirnya, solidaritas sesama muslim akan tercipta.

d) Melatih kesabaran. Selain menahan makan dan minum, puasa juga melatih untuk menahan hawa nafsu. Orang yang mampu menahan hawa nafsu akan menjadikan dirinya orang yang sabar.

e) Melatih kedisiplinan dan keteraturan dalam hidup. Orang yang berpuasa diharapkan dapat lebih disiplin dalam kehidupannya. Mereka harus mengatur makan dan minum sebelum waktu berbuka tiba,orang yang berpuasa tidak boleh makan dan minum. Begitu juga, ketika waktu berbuka tiba,tidak boleh menunda-nunda berbuka. (T.Ibrahim-Darsono, 2007: 19)

25

5. Hal-hal yang dilarang bagi orang yang berpuasa Ramadhan

Selama menjalankan ibadah puasa ramadhan,ada beberapa larangan yang harus diperhatikan. Apabila larangan tersebut dilanggar maka batallah puasa yang dikerjakannya salah satu larangan tersebut adalah suami isteri yang bersetubuh pada siang hari di bulan ramadhan. Bagi suami isteri yang bersetubuh pada siang hari di bulan ramadhan sama saja artinya membatalkan puasa dengan jima (bersetubuh). Allah SWT melarang ummat Islam yang sudah berumah tangga melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) pada siang hari di bulan ramadhan, dan sebaliknya membolehkan melakukan hal tersebut pada malam hari.

Dengan demikian, orang (suami dan isteri) yang bersetubuh pada siang hari di bulan ramadhan maka batallah puasa mereka berdua. (Tatang Ibrahim,2004 : 47)

6. Kafarat bagi orang yang melanggar laramgan puasa ramadhan

Allah Swt hanya melarang umatnya bersetubuh disiang hari pada bulan ramadhan, sedangkan pada malam hari diperbolehkan. Jadi, barang siapa melakukan persetubuhan dengan istrinya disiang hari maka ia wajib membayar kafarat atau denda. Kafarat bagi orang yang melakukan pelanggaran ini ada tiga tingkatan yaitu :

a) Membebaskan budak belian.

b) Bila tidak mampu membebaskan hamba sahaya, harus berpuasa dua bulan berturut-turut.

26

c) Bila berpuasa selama dua bulan juga tidak kuat, harus memberikan shadaqah kepada fakir miskin dengan makanan pokok yang mengenyangkan. Jumlah fakir miskin yang harus diberi shadaqah 60 orang dan masing-masing ¾ liter perhari. D. Metode Snowball Throwing

1. Pengertian Metode Snowball Throwing

Menurut Saminanto, metode pembelajaran Snowball Throwing adalah metode pembelajaran yang disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Tujuannya melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. (Saminanto, 2010:37).

Metode Snowball Throwing ini merupakan salah satu metode dari pembelajaran aktif yang mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Dalam metode ini, dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru. Setelah itu, masing-masing siswa membuat pertanyaan pada suatu kertas yang dibentuk seperti bola dan berisi pertanyaan atau soal lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh sehingga siswa bisa terlatih untuk bekerja secara berkelompok (Suprijono, 2010: 128).

Metode ini dapat berjalan efektif dan efisien jika siswa lebih aktif. Dengan penerapan metode Snowball Throwing diharapkan siswa

27

bisa lebih mudah memahami materi yang dipelajari serta mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi dalam hal ini pelajaran Fiqih materi puasa ramadhan dan juga pelajaran Pendidikan Agama Islam yang lainnya.

2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing

Berikut adalah langkah-langkah metode Snowball Throwing (Riyanto, 2010: 276):

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

d) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari

satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ±5 menit. f) Setelah peserta didik mendapat satu bola/satu pertanyaan,

diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

28 g) Evaluasi.

h) Penutup.

Dari langkah-langkah yang ada pada metode Snowball Throwing dapat diprediksikan bahwa pembelajaran akan efektif karena memenuhi unsur-unsur pada pembelajaran aktif dan sesuai dengan pengelolaan kelas yang efektif.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Snowball Throwing

Dalam metode Snowball Throwing terdapat kelebihan dan kelemahan, antara lain:

a. Kelebihan

1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada teman lain.

2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain.

3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa. 4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

5) Pendidikan tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktik.

29

7) Ketiga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat tercapai.

b) Kelemahan

1) Bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi, sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini terlihat dari soal yang dibuat siswa seperti contoh yang telah diberikan.

2) Ketua kelompok yang kurang mampu menjelaskan dengan baik tentu akan menjadi penghambat bagi anggota lain dalam memahami materi, sehingga membutuhkan waktu yang banyak untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran. 3) Kelas cenderung gaduh dalam pembentukan kelompok. 4) Adanya peserta didik yang bergantung pada peserta didik

lain.

Dari beberapa kelemahan metode Snowball Throwing diatas, dapat diatasi dengan beberapa tindakan, antara lain:

1) Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan disampaikan secara singkat dan jelas disertai dengan metode yang akan digunakan.

2) Mengoptimalkan waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan.

3) Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan dapat teratasi.

30

4) Memisahkan grup anak yang dianggap sering membuat gaduh dala kelompok yang berbeda.

5) Guru dapat menambahkah pertanyaan secara individu dan pemberian penghargaan kepada kelompok.

Dokumen terkait