• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman lada perdu, selain itu pemberian mulsa juga akan

menekan laju penguapan yang berlebihan karena terik matahari langsung tepat mengenai permukaan tanah sehingga air yang ada didalam tanah tidak banyak hilang menguap dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara optimal. Seperti yang terlihat pada gambar berikut,

Gambar 20. Pemberian mulsa di permukaan tanah

Dalam pemeliharaannya setelah 30 lebih HST pengujian dan pemeliharan tanamanan lada perdu ternyata ada satu tanaman lada perdu yang berada dalam sistem irigasi kendi Lapindo 1 mati dengan ciri-ciri daunnya mengering kecoklatan dan batang hingga akar membusuk. Gejala ini menunjukkan adanya serangan penyakit yang mengenai tanaman lada perdu yang mati yang diketahui terkena penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh serangan jamur Phytophthora capsici dan menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat. Sebenarnya, jamur P. capsici dapat menyerang seluruh bagian tanaman lada. Serangan yang paling membahayakan apabila terjadi pada pangkal batang atau akar. Dimana gejala serangan dini sulit diketahui,sedangkan gejala yang nampak seperti kelayuan tanaman yang menunjukkan serangan telah lanjut. Serangan P. capsici pada daun menyebabkan gejala bercak daun pada bagian tengah,atau tepi daun. Sepanjang tepi bercak tersebut terdapat bagian gejala berwarna hitam bergerigi seperti renda yang akan nampak jelas bila gejala masih segar,bagian tersebut tidak nampak apabila daun telah mengering atau pada gejala lanjut. Apabila serangan jamur ini terjadi pada satu tanaman dalam suatu kebun,maka dapat diperkirakan 1-2 bulan kemudian penyakit akan menyebar ke tanaman disekitarnya. Penyebaran penyakit akan lebih cepat pada musim hujan,terutama pada pertanaman lada yang disiangi bersih. Penyakit ini muncul pertama kali lewat turunnya hujan, meskipun pengujian dilakukan didalam greenhouse (rumah tanaman) tetap saja air hujan sedikit-sedikit masuk lewat dinding yang belubang kecil-kecil sehingga daun-daun tanaman tersebut yang umumnya bercirikan pendek dan daun yang tumbuh jaraknya sangat dekat dengan permukaan tanah terkena air yang bercampur tanah. Hal inilah yang membuat kondisi ini bisa berakibat buruk terhadap tanaman seperti terkenanya penyakit pada tanaman. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida, misalnya Delsene MX-200 atau Dithane dengan dosis sesuai dengan anjuran.

28

V. PENUTUP

4.1 . KESIMPULAN

1. Nilai konduktivitas hidrolika kendi Lapindo pada media air didapatkan sebesar 5.046x10-7 cm/detik untuk kendi Lapindo 1 sedangkan kendi Lapindo 2 sebesar 1.7680x10-7 cm/detik dengan laju rembesan yang didapatkan sebesar 0.49 liter/hari untuk kendi lapindo 1 dan kendi lapindo 2 sebesar 0.13 liter/hari.

2. Nilai konduktivitas hidrolika kendi Lapindo media tanah didapatkan setelah 4 bulan pengujian didalam greenhouse dan didapatkan nilainya sebesar 5.256x10-7 cm/detik untuk kendi Lapindo 1 dan kendi Lapindo 2 sebesar 6.715x10-7 cm/detik. Kendi Lapindo 2 bekerja lebih cepat dalam merembeskan air dari dinding kendinya sehingga proses pelembaban tanah yang ada disekitar kendi lebih cepat dibanding kendi Lapindo 1.

3. Laju rembesan yang didapatkan dari pengujian media tanah sebesar 0.4 liter/hari untuk kendi Lapindo 1 dan kendi Lapindo 2 sebesar 0.5 liter/hari. Sedangkan pola pembasahan tanah yang dilakukan kendi Lapindo digunakan 3 titik sebagai acuan yaitu pada titik pertama sejauh 5 cm dari dinding kendi, titik kedua sejauh 10 cm, dan titik ketiga 15 cm dari dinding kendi. Kendi Lapindo 1 membutuhkan waktu selama 6 hari untuk melembabkan tanah pada titik pertama, kemudian di titik ke dua membutuhkan waktu 9 hari dan 21 hari untuk titik ke tiga. Pada kendi Lapindo 2 dibutuhkan waktu selama 13 hari untuk melembabkan di titik pertama, kemudian 14 hari dititik ke dua dan titik ketiga selama 13 hari. Lama pelembaban tanah disekitar kendi Lapindo diperoleh dengan mengukur tiap titiknya dengan alat pengukur kelembaban tanah (Digital soil tester) yang dimulai dari kondisinya dry+ hingga wet+ dalam tiap titiknya setelah itu pindah ke titik berikutnya.

4. Dalam pengujian dengan tanaman lada perdu dengan sistem irigasi kendi Lapindo dilakukan selama 29 hari, laju rembesan air yang dirembeskan lewat dinding kendi Lapindo 1 sebesar 0.19 liter/hari dengan penurunan rata-rata tinggi air dalam tabung mariot sebesar 0.575 ml/hari, sedangkan pada kendi Lapindo 2 debit rata-rata sebesar 0.24 liter/hari dan penurunan rata-rata tinggi air dalam tabung mariot 0.469 ml/hari. Sehingga laju perembesan ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lada perdu.

5. Pemberian mulsa pada permukaan tanahnya ditutup dengan mulsa yang berupa jerami yang dilakukan untuk menekan laju penguapan yang berlebihan karena terik matahari langsung tepat mengenai permukaan tanah sehingga air yang ada didalam tanah tidak banyak hilang menguap dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara optimal.

6. Tanaman lada perdu yang mati dalam sistem irigasi kendi Lapindo 1 diketahui terkena penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh serangan jamur Phytophthora capsici dan menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat.

29

6.2 SARAN

Irigasi kendi Lapindo yang merupakan alternartif untuk memanfaatkan lumpur Lapindo dalam pengujiannya masih perlu ditingkatkan kembali, penggunaan alat yang memadai akan memudahkan dalam pelaksaan pengujian. Derigen mariot yang digunakan sebagai pengisi air kendi sebaiknya diganti dengan drum mariot dengan pipa kecil sebagai pengisi kendi, ini akan mencegah terjadinya lumut yang akan menghambat penyaluran air menuju kendi serta pengisian yang tidak terlalu sering. Tanaman yang di uji sebaiknya lebih beraneka kembali, seperti tanaman hortikultura lainnya, untuk membuktikan bahwa irigasi kendi lumpur lapindo ini cocok pada setiap jenis tanaman. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada tanaman lada perdu yang disebabkan oleh serangan jamur Phytophthora capsici dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida, misalnya Delsene MX-200 atau Dithane dengan dosis sesuai dengan anjuran. Pengujian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan di lahan untuk dapat diaplikasikan langsung dalam bidang pertanian untuk lahan kering.

Pada pengujian kendi keadaan lingkungan luar turut mempengaruhi kinerja irigasi kendi.

Penyinaran matahari, suhu lingkungan serta kelembaban yang juga perlu menjadi perhatian. Sehingga untuk memudahkan pengamatan suhu lingkungan, perlu adanya alat yang bisa memantau setiap saat lingkungan sekitar kendi, yang dapat mendukung data yang akan didapat. Modifikasi kendi Lapindo dengan karakteristik yang berbeda-beda juga akan semakin menambah kinerja kendi dalam merembeskan air, agar dapat digunakan sesuai keadaan yang dibutuhkan.

30

Dokumen terkait