Abubakar, Triyanftini, R. Sunarlim, H. Setiyanto, dan Nurjannah. 2000. Pengaruh Suhu dan Waktu Pasteurisasi terhadap Mutu Susu Selama
Penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 6(1):45-50.
Adriani. 2003. Optimalisasi produksi anak dan susu kambing Peranakan Etawah
dengan superovulasi dan suplementasi Zn. Disertasi. Programam
Pascasarjana IPB, Bogor.
Antari, R dan U. Umiyasih 2009. Pemanfaatan Tanaman Ubi Kayu Dan
Limbahnya Secara Optimal Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Loka
Penelitian Sapi Potong, Jl. Pahlawan, Grati, Pasuruan 67184.
Asminaya, N. S. 2007. Penggunaan Ransum Komplit Berbasis Sampah Sayuran
Pasar Untuk Produksi Dan Komposisi Susu Kambing Perah. Disertasi.
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ayuningsih, B. 2007. Pengaruh Penggunaan Bungkil Biji Kapuk Terhadap Kualitas Dan Kandungan Asam Siklopropenat Susu Kambing Perah
Peranakan Etawah. Skripsi. Universitas Padjadjaran Fakultas
Peternakan, Sumedang.
Badan Standardisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011, Susu Segar. Departemen Pertanian, Jakarta.
Basya , S. 1993. Perimbangan Optimal Hijauan Dan Konsentrat Dalam Ransum
Sapi Perah Laktasi. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Bath, D. L., F. N. Dickinson, H. A. Tucker & R. D. Applemen. 1985. Dairy
cattle:Principles, Pactices, Problems, Profits. 3rd ed. Lea & Febiger.
Philadelphia.
Christiyanto, M., M. Soejono., R. Utomo., H. Hartadi., dan B. P. Widyobroto. 2003. The Nutrient Digestibility of Different Protein Energy Precursor
Rations In Dairy Cattle Fed on a Basal Diet of King Grass. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dinas Peternakan Jawa Barat. 2013. Kondisi Lahan Pangonan Di Jawa Barat
SaatIni,
Akses Pada Tanggal 04 Maret 2014).
Eckles, C.H., W.R. Combs and H. Macy. 1957. Milk and Milk Product. Mc.Graw-Hill Book Co. New York.
Eckles CH, Coms WR, Macy H. 1984. Milk and Milk Product Ed ke-4. Denvile Illinois : The Mac Graw Hill Publisher Inc.
Eckles, C.H., W.B. Conb and H. Macy. 1979. Milk and Milk Product. Mc Grow Hill Book Company, Inc. New York.
Edelsten D. 1988. Composition of Milk. Di dalam : Cross HR dan Overby AJ (Editor), Meat Science, Milk Science and Technology. Illinois : Interstate Publishing Inc.
Fitriyanto., T. Y. Astuti dan S. Utami., 2013. Kajian Viskositas Dan Berat Jenis Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Pada Awal, Puncak Dan Akhir
Laktasi. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman,
Purwokerto.
Fox PF, McSweeney PLH. 1998. Dairy Chemistry and Biochemistry. Londo (GB): Blackie.
French, M.H. 1980. Observations on The Goat. FAO Agricultural studies no.80. Rome.
Hanafi, M. 2007. Pengaruh Mastitis Terhadap Kadar Total Bahan Kering Dan
Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Di Unit Peternakan Kutt Suka
Makmur Grati. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya, Malang.
Haryanti, N. W., 2009. Kualitas Dan Kecukupan Nutrisi Sapi Simental Di
Peternakan Mitra Tani Andini. Kelurahan Gunungpati, Kota Semarang.
Hutchison C. F., 2002. Dry Cow Management. (http://www.lsuagcenter.com /NR/rdonlyres/2B8694D3-AB5E-4BA4-8079-BB623EDBF988/9092/ drycowmanagement.pdf, Di akses pada tanggal 03 Maret 2014.
Hayuningtyas, A. I., 2007. Karakteristik Morfometri Ukuran dan Bentuk Tubuh Kambing Peranakan Etawah Pada Kelompok Umur di Koperasi Daya
Mitra Primata. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kawas, J. R., J. Lopes., D. L. Danelon dan C. D. Lu, dalam (Tufarelli et al., 2008). 1991. Influence of foarege to Concentarte Rations On Intake,
Digestibility, Chewing and Milk Production of Dairy Goats. Small
Ruminant Research 4-11-18.
Kusumaningrum B, I., 2009. Kajian Kualitas Ransum Kambing Peranakan
Ettawa Di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Ruminansia Kendal.
Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.
Larson , B. L., 1985. The Dairy Goat as a model in Lactation Studies. J. Dairy Sci. 61 : 1023.1985. Lactation. The Iowa State University Press/Ames. First Ed. Ames. Iowa.
Lukman D. W, Sudarwarwanto M, Sanjaya AW, Punawarman T, Latif H, Soejoedono RR. 2009. Hygiene Pangan Asal Hewan. Bagian Kesmavet, DIPHK, Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
MacLeod, C. 2000. Catering for Horses Today Forage verses concentrate – top
10 tips. Independent equine nutritionist (reg), Smithgore.
Mueller, J. P., M. H. Poore., J. M. Luginbuhl and J. T. Green., Matching Forages To The Nutrient Needs Of Meat Goats. Department of Crop Science
and Department of Animal Science (http://www.cals.ncsu. edu/an_ sci
/extension/animal/meatgoat/pdf_factsheets/matchingforagesmg.pdf, di akses pada tanggal 04 Maret 2014).
Muljana, W. 1982. Pemeliharaan dan Ternak Kegunaan Sapi Perah. Aneka Ilmu. Semarang.
National Research Council (NRC). 1981. Nutrien Requirements of Goats: Angora,
Dairy and Meat Goats in Temperate and Tropical Countries.
Pembayu, D. R. 2013. Uji Kualitas Dan Hedonik Susu Kambing Peranakan
Etawah (PE) Yang Diberi Biskuit Biosuplemen. Skripsi. Departemen
Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rahman, A. 2004. Suplementasi Ransum yang Mengandung Ikatan Ampas Tahu
dan Ampas Bir dengan Zn dan Cu Terhadap produksi sapi perah.
Departemen Nutrisi dan Ilmu Makanan Ternak, Pakan Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ramadhan B. G., T. H. Suprayogi dan A. Sustiyah.2013. Tampilan Produksi Susu dan Kadar Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa Akibat Pemberian Pakan Dengan Imbangan Hijauan dan Konsentrat Yang
Berbeda. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rangkuti, J. H. 2011. Produksi Dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah
(PE) Pada Kondisi Tatalaksana Yang Berbeda. Skripsi. Departemen
Ilmu Produksi Dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rasyid, M. 2008. Goats and their Nutrition. Manitoba Agriculture, Food and Rural Initiatives, Langston University.
Ridwan, Y. 1998. Kepekaan Kambing Peranakan Etawah Terhadap Infeksi
Haemonchus contortus. Program Studi Sains Veteriner. Program
Studi Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rumetor, S. D. 2008. Suplementasi Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus Lour) dan Zink Vitamin E Dalam Ransum Untuk Memperbaiki
Metabolisme dan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah.
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sauvant, D. and P. Morand-Fehr. 1979. Adaptation of feeding levels of
concentrate to the physiological state of goats. In Journal Rech Ovine
Caprine I, Tovic – Speac. Ed. Paris, France. pp. 93.
Senjaya, A. 2012. Kadar Asam Lemak Kaproat Dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Etawah Yang Diberi Pakan Tambahan Serbuk Akar Som
Jawa (Talinum Paniculatum Gaertn). Skripsi. Departemen Ilmu
Produksi Dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sirait, J dan K. Simanihuruk. 2010. The Potency And Utilization Of Cassava And
Sweet Potato Leaves As Feed Resources For Small Ruminant. Loka
Penelitian Kambing Potong, PO Box 1, Sungei Putih, Galang 20585, Sumatera Utara.
Sodiq, A dan Abidin, Z. 2002. Kambing Peranakan Ettawa Penghasil Susu
Berkhasiat Obat. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Soejono, M., A. Mosofie., R. Utomo., N. K. Wardhani dan J. B. Schiere. 1987.
Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak. Proceedings Bio
Conversion Second Work Shop, Grati.
Sofriani, N. 2012. Pengaruh Pemberian Silase Daun Singkong (Manihot Esculenta) Terhadap Penggunaan Nutrien Pakan, Produksi, Dan
Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE). Departemen Ilmu
Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
.
Solaiman, S. G., 2006. Notes On Goats, Feeding Management Of A Meat Goat Herd. Agricultural Experiment Station. Tuskegee University Tuskegee, Alabama.
Sudono, A. 1985. Produksi Sapi Perah. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Sukarini, I. A. M. 2012. Produksi Dan Komposisi Air Susu Kambing Peranakan Etawah Yang Diberi Tambahan Konsentrat Pada Awal Laktasi.Skripsi.
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.
Sulistyowati, E. 1999. Imbangan Hijauan Konsentrat Optimal Untuk Konsumsi
Ransum dan Produksi Susu Sapi Perah Holstein Laktasi. Fakultas
Pertanian. Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Styaningsih, W., C. Budiarti dan T. H. Suprayogi. 2013. The Effects Of Massage And Feed To Milk Production And Fat Content Ettawa Grade Goat. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.
Tewe, O. O., 2004. Cassava for livestock feed in sub-Saharan Africa. University of Ibadan, Nigeria.
Theodore, F. R. 2010. Lokal Pemberian Ransum Komplit Mengandung Bungkil Inti Sawit Sebagai Pengganti Bungkil Kelapa Dengan Hijauan Berbeda Terhadap Penampilan Reproduksi Induk Kelinci. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tillman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fak. Peternakan UGM.
Tillman, A., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusomo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah mada University Press, Yogyakarta.
Tufarelli, V., M. Dario dan V. Laudadio. 2008. Forage to concentrate ratio in Jonica breed goats: influence on lactation curve and milk
composition. Department of Animal Health and Welfare. Faculty of
Veterinary Medicine. University of Bari, Valenzano 70010, Italy. Utari, F. D, B.W.H.E. Prasetiyono dan A. Muktiani. 2013. Kualitas Susu
Kambing Perah Peranakan Ettawa Yang Diberi Suplementasi Protein Terproteksi Dalam Wafer Pakan Komplit Berbasis Limbah
Agroindustri. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang.
Velik, M.., R. Baumung dan W. F. Knaus. 2001. Partial substitution of concentrates by maize silage in rations for organic dairy cows and its
influence on performance and utilization efficiency. (http://
Walker, R., G. Busby dan D. Barber. 2006. Economics of concentrate feeding Findings from the “Sustainable dairy farm systems for profit” project. Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland.
Wasdiantoro, H. 2010. Imbangan Hijauan Dan Konsentrat Yang Berbeda Pada Penampilan Produksi Sapi Sumba Ongole Yang Diberi Tiga Macam
Ransum Penggemukan. Departemen Ilmu Produksi Dan Teknologi
Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Wibowo, A. D., 2010. Fraksinasi Protein Bungkil Kelapa Dari Hasil Samping
Industri Minyak Kelapa. Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wibowo, P. A., T. Y. Astuti dan P. Soediarto. 2013. Kajian Total Solid (Ts) Dan Solid Non Fat (Snf) Susu Kambing Peranakan Ettawa (Pe) Pada Satu
Periode Laktasi. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.
Yusmadi, 2008. KajianMutu Dan Palatabilitas Silase Dan Hay Ransum Komplit
Berbasis Sampah Organik Primer Pada Kambing Peranakan Etawah.
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zakaria, F. 2012. Pengaruh Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Dan Daun Katuk (Sauropus Androgynus L.Merr) Pada Ransum Kambing Peranakan Etawah (PE) Laktasi Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Susu. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zeng, S.S., E.N. Escobar, & T. Popham. 1997. Daily variations in somatic cell count, composition, and production of Alpine goat milk.Small Rum. Res 26: 253-260.
Zuriati, Y., R. R. A. Maheswari dan H. Susanty. 2011. Karakteristik Kualitas Susu Segar Dan Yoghurt Dari Tiga Bangsa Kambing Perah Dalam Mendukung Program Ketahanan Dan Diversifikasi Pangan Departemen IPTP. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil analisis ragam 1. Anava protein susu
SK DB JK KT F.hit 0,05 0,01 Baris 2 0,033207207 0,016603603 1,257037944 19,16 99,17 Lajur 2 0,069874171 0,034937085 2,64504284 19,16 99,17 Perl. 2 0,420312054 0,210156027 15,91064871 19,16 99,17 Galat 2 0,026417028 0,013208514 Total 8 0,549810459
2. Anava kadar lemak susu SK DB JK KT F.hit 0,05 0,01 Baris 2 0,043038549 0,021519274 9,727098014 19,16 99,17 Lajur 2 0,012460317 0,006230159 2,816143498 19,16 99,17 Perl. 2 0,07314059 0,036570295 16,53042921 19,16 99,17 Galat 2 0,004424603 0,002212302 Total 8 0,133064059
3. Anava bahan kering susu
SK DB JK KT F.hit 0,05 0,01 Baris 2 0,085168153 0,042584076 3,104477578 19,16 99,17 Lajur 2 0,021515633 0,010757816 0,78426967 19,16 99,17 Perl. 2 0,014798343 0,007399171 0,539416689 19,16 99,17 Galat 2 0,027433973 0,013716986 Total 8 0,148916101
4. Anava solid non fat (BKTL) susu
SK DB JK KT F.hit 0,05 0,01 Baris 2 0,017611023 0,008805512 1,758394066 19,16 99,17 Lajur 2 0,009915844 0,004957922 0,990059553 19,16 99,17 Perl. 2 0,116784508 0,058392254 11,66049151 19,16 99,17 Galat 2 0,010015402 0,005007701 Total 8 0,154326777
5. Anava berat jenis susu SK DB JK KT F.hit 0,05 0,01 Baris 2 0,00000022 0,00000011 1,960934468 19,16 99,17 Lajur 2 0,000000166 0,000000083 1,480163805 19,16 99,17 Perl. 2 0,000002491 0,000001246 22,21595931 19,16 99,17 Galat 2 0,000000113 0,000000057 Total 8 0,000002989
6. Uji lanjut BNJ terhadap berat jenis susu
Perlakuan Rerata x-P0 x-P1 x-P2 BNJ 5 % BNJ 1 % Notasi P2 80:20 1,03378 0,00115 0,00007 0,000653 0,001499 A
P1 60:40 1,03371 0,00108 A
Lampiran 2. Prosedur penentuan kadar protein susu dengan titrasi formol Susu 10 ml
Masukkan di erlenmeyer
Tambahkan 0,4 ml Natrium oksalat jenuh 3 tetes PP 1%
Dititrasi NaOH 0,1 N sampai merah muda
Tambahkan 2 ml formalin 40% sampai warna putih kembali Dititrasi NaOH 0,1 N sampai merah muda
NaOH di catat sebagai (a)
Aquadest 10 ml Masukkan di erlenmeyer
Tambahkan 0,4 ml Natrium oksalat jenuh 3 tetes PP 1%
Dititrasi NaOH 0,1 N sampai merah muda NaOH dicatat sebagai blanko (b) % kadar protein = (a - b) x 1,95 (faktor formol)
Lampiran 3. Prosedur analisis lemak susu metode gerber.
Masukkan H2SO4 10 ml 91-92% ke dalam butirometer Tambahkan 11 ml susu dan 1 mililiter amyalkohol p.a.
Butirometer ditutup dengan sumbat karet dan dikocok perlahanlahan sampai homogen dan berwarna kuning kecoklatan
Lalu di dinginkan dan tambahkan 10 tetes aquadest
Butirometer dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu 65-70 C selama 10 menit.
Setelah itu butirometer disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 1200 putaran/menit.
Kemudian butirometer tersebut dimasukkan ke dalam penangas air lagi selama 5 menit
Kemudian dibaca pada skala yang terdapat pada butirometer.
Lampiran 4. Prosedur analisis berat jenis susu.
Sampel susu sebanyak 200 ml dihomogenkan Dimasukkan ke dalam tabung.
Masukkan laktodensimeter kedalam tabung Catat skala ketika temperatur pada 27° C
Lalu masukkan dalam rumus BJ=1+s/1000+(T-27,5)x0,0002
Lampiran 8. Dokumentasi selama penelitian
1. Analisi bahan pakan 2. Lokasi penelitian
2. Penyedian hijauan 3. Hijauan daun singkong
7. Pemerahan susu 8. Sampel susu