• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitian ini, pernah dilakukan oleh :

1. Fr edianto dan Zulaikha (1999)

Judul :

“Hubungan Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi dan Kinerja Perusahaan Studi Terapan pada Industr i Manufaktur menengah – kecil, di kotamadya, Semarang”

Permasalahan :

Bagaimana hubungan antara lingkungan eksternal, orientasi strategi, dan kinerja perusahaan ?

Kesimpulan :

Bahwa paradikma hubungan antara lingkungan eksternal, orientasi strategi, dan kinerja perusahaan berbasiskan teori kontigensi bila diterapkan dan dapat menjelaskan konfigurasi lingkungan eksternal – orientasi strategi dan implikasinya terhadap perusahaan.

2. Syafrudin (2001) Judul :

“Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan Pada Sistem Kontr ol Akuntansi dan Kinerja Perusahaan”

Permasalahan :

Apakah dinamika lingkungan akan moderasi hubungan sistem kontrol akuntansi?

Kesimpulan :

Dinamika lingkungan yang ada di sekitar organisasi nerupakan faktor pengaruh moderasi terhadap hubungan sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan.

3. Faisal dan Indra Wijaya Kusuma (J RAI, 2002)

Judul :

“Pengaruh Karakteristik Tugas terhadap Keefektifan Bentuk Pengendalian Akuntansi, Perilaku, dan Per sonal dalam Peningkatan Kinerja Manajer Riset dan Pengembangan”

Dalam penelitian tersebut permasalahan yang dikemukakan untuk mengetahui apakah bentuk pengendalian akuntansi, perilaku dan personal mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja manajerial, serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh karakteristik tugas (task analyzability dan number of exception) terhadap keefektifan bentuk pengendalian akuntansi, perilaku, dan personal

dalam meningkatkan manajerial. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : pengendalian perilaku dan personal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan pengendalian akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial dan untuk karakteristik tugas tidak mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial.

4. Dwirandra (2009)

Judul :

“Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan,

Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial”

Permasalahan :

a. Apakah pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat informasi sistem akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial?

b. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial bagi para manajer ?

c. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial bagi para manajer dengan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang tinggi ?

Kesimpulan :

a. Terdapat pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat informasi sistem akuntasi manajemen, dan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.

b. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian yang rendah.

c. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agreagat informasi sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh negatif para kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang tinggi.

5. Kusuma (2011)

Judul :

“Pengaruh Lingkungan Eksternal, Orientasi str ategi, dan Sistem Kontr ol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan”

Permasalahan :

Apakah lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?

Kesimpulan :

Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga lingkungan

eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, teruji kebenarannya.

6. Kartika (2012)

Judul :

“Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Prilaku, dan Pengendalian Per sonal Ter hap Kinerja Manajerial”

Permasalahan :

Apakah pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial ? Kesimpulan :

Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja manajerial adalah pengendalian akuntansi, sedangkan pengendalian perilaku, dan pengendalian personal tidak terbukti berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sehingga hipotesis penelitian ini “Bahwa pengendalian akuntansi,

pengendalian perilaku, dan pengendalian personal berpengaruh terhadap kinerja manajerial” sebagian teruji kebenarannya.

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Lingkungan

2.2.1.1 Pengertian Lingkungan

Lingkungan merupakan kombinasi antara sumber – sumber alam dan kebudayaan seseorang dalam masyarakat pengertian lingkungan menurut Irawan dan Swasta (1986:43) adalah jumlah dari seluruh faktor eksteren yang mempengaruhi individu atau masyarakat.

Secara realita perusahaan merupakan sebuah produk dari beberapa lingkungan dan untuk mempertahankannya perusahaan harus dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berubah – ubah. Perusahaan dikelilingi oleh lingkungan dangan karakteristik berbeda – beda tingkatan maupun aspek kepentingannya.

Faktor – faktor lingkungan pokok tersebut menurut Irawan dan Swasta (1986:43) adalah :

1. Lingkungan fisik dan teknologi yang meliputi tanah, iklim, udara, dan air. Perusahaan akan menggantungkan pada sumber daya alam tersebut.

2. Lingkungan perekonomian dan perpajakan. Lingkungan ini menerangkan tentang sistem pasar pada sumber-sumber daya alam saat diolah, diprediksi dan didistribusikan kepada masyarakat.

3. Lingkungan pemerintahan. Lingkungan ini menitik beratkan pada peranan pemerintah serta kebijakan dalam mengembangkan bisnis.

4. Lingkungan hukum dan etika. Lingkungan ini merupakan latar belakang hukum dan peraturan tentang operasi yang dijalankan perusahaan.

5. Lingkungan internasional. Lingkungan ini menyangkut hubungan internasional dengan negara-negara lain atau dengan perusahaan asing diluar negeri di bidang ekspor impor.

Gambar 2.1 : Faktor – Faktor Lingkungan Pokok

Sumber : Irawan & Basu Swastha, Lingkungan Perusahaan, hal 43

2.2.1.2 Lingkungan Eksternal

Lingkungan perusahaan dibagi dalam lingkungan paling dekat dan lingkungan paling jauh dan menunjang ataupun tidak menunjang.

1. Lingkungan paling dekat dengan organisasi yaitu lingkungan yang secara langsung mempengaruhi strategi, mencakup antara lain pesaing, pelanggan, pemasok, dan pemerintah.

2. Lingkungan umum yang secara tidak langsung mempengaruhi strategi atau disebut outher layer, general environment, remote environment,

Lingkungan Internasional

Lingkungan Fisik Lingkungan Perekonomian

Dan Teknologi dan Pajak

Lingkungan Pemerintah Lingkungan Hukum

di Etika Perusahaan

makro environnment, meliputi antara lain sektor ekonomi politik dan sosial (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596).

Ada dua pendekatan untuk mengukur lingkungan eksternal perusahaan yaitu : ukuran obyektif dan subyektif. Pengukuran subyektif berdasarkan pada atensi dan interpretasi manager terhadap lingkungannya dan memungkinkan peneliti menggambarkan lingkungan organisasi berdasarkan perspektif anggota organisasi.

Sedangkan ukuran obyektif umumnya berdasarkan data industri seperti pertumbuhan, penjualan industri dan rasio konsentrasi industri. (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596).

2.2.1.3 Faktor – Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor – faktor lingkungan eksternal terdiri dari beberapa sektor (Robinson, 1997 : 93 ), Yaitu :

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen

pasar, dalam perencanaan strateginya perusahaan harus

mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang mempengaruhi industrinya. Baik ditingkat nasional maupun

internasional, perusahaan harus mempertimngakan ketersediaan kredit secara umum. Tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan (Disposable Income), serta kecenderungan belajar masyarakat (Propensity to spend). Suku bunga primer, laju inflasi, serta kecenderungan pertumbuhan PNB merupakan faktor-faktor ekonomi lain yang harus dipertimbangkan (Pearce and Robinson, 1997 : 93).

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. Perubahan sikap sosial, merubah permintaan akan berbagai jenis pakaran buku, kegiatan waktu senggang, dan sebagainya. Seperti kekuatan-kekuatan lain di lingkungan eksternal kekuatan sosial bersifat dinamik, dan selalu berubah sebagai akibat upaya orang-orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan (Peace and Robinson, 1997 : 93).

3. Faktor Politik

Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan administatif, dan banyak lagi tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Karena undang-undang dan peraturan yang demikian biasanya bersifat membatasi, mereka cenderung mengurangi potensi laba perusahaan. (Pearce and Robinson, 1997 : 98).

4. Faktor Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan inovasi, perusahaan

harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin

mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada aatau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi yang mempunyai

dampak segera dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar dan produk baru yang canggih atau dapat juga mempersingkat usia fasilitas produksi (Pearce and Robinson, 1997 : 99).

5. Faktor Ekologi

Faktor yang paling menonjol dalam lingkungan eksternal seringkali adalah hubungan timbal balik antara bisnis dan ekologi. Istilah ekologi mengacu pada hubungan manusia dengan makhluk hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka. Ancaman terhadap ekologi pendukung kehidupan kita yang utamanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu kegiatan masyarakat industrial biasanya dinamakan polusi (Pearce and Robinson, 1997 : 100).

2.2.1.4 Diagnosis dan Analisis Lingkungan

Menurut Gluueck dan Jauch (1994 : 96) diagnosis lingkungan adalah kegiatan penyusunan strategi yang terdiri atas pembuatan keputusan-keputusan manajerial dengan menilai pentingnya informasi tentang kegiatan-kegiatan dan tantangan yang ditemukan dalam analisis lingkungan.

Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan strategi dapat memonitor kesempatan dan tantangan serta untuk menentukan sifat,

mengidentifikasi strategi yang dilaksanakan sekarang dan prediksi lingkungan masa depan. Dalam mengumpulkan informasi untuk analisis lingkungan, penyusunan strategi dapat menggunaka informasi verba. Informasi tertulis, penyelidikan dan pengamatan. Peramalan dan studi formal serta sistem informasi manajemen Glueck and Jauch (1994:96).

Menurut Glueck and Jauch (1994:100) pentingnya analisis dan diagnosis lingkungan.

1. Lingkungan berubah sangat cepat dan dinamis, sehingga para manajer perlu menganalisis dan mendiagnosa perubahan lingkungan tersebut.

2. Para manajer perlu menyelidiki lingkungan untuk :

a. Menentukan apakah fakor-faktor lingkungan saat sekarang mengancam strategi perusahaan saat sekarang dan pencapaian tujuan perusahaan.

b. Menentukan apakah faktor-faktor lingkungan saat sekarang memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk

mencapai tujuan dengan cara menyesuaikan strategi

perusahaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis dan diagnosa lingkungan perlu dilakukan eksternal perusahaan untuk mengantisipasi

berbagai kemungkinan keadaan yang muncul sehingga perusahaan dapat bertahan

2.2.2. Orientasi Strategi

2.2.2.1 Pengertian Orientasi Strategi

Menurut Nawawi (2003 : 350) orientasi adalah usaha membantu para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan situasi atau lingkungan perusahaan, sedangkan menurut Anonim (2008:630) orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tampat, dan sebagainya) yang tepat dan benar.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa orientasi adalah usaha untuk membantu para pekerja untuk menentukan sikap yang tepat dan benar serta mampu beradaptasi dengan situasi lingkungan atau dengan iklim bisnis atau organisasi atau perusahaan.

Strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan metode yang digunakan untuk mengembangkan produksi dan menjual produk atau jasa aktual (Porter, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999), sedangkan menurut Sukanto (1996:31) strategi adalah pondasi tujuan organisasi dan pola gerak dan pendekatan manajemen mencapai tujuan.

Orientasi strategi menunjukkan pada sekumpulan nilai-nilai yang secara konsisten menjadi pedoman bagi tindakan dan respon strategi suatu

perusahaan, atau mengacu bagaimana organisasi menggunakan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Manu dan Sriram, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999).

Pada penelitian ini, dimensi-dimensi orientasi strategi yang dilibatkan mengacu pada orientasi kewirausahaan yang menurut Suryana (2001:117) strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan aktifitas perusahaan dengan lingkungan eksternal dimana perusahaan harus dapat bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategi dalam melakukan strategi dari ketiga strategi tersebut.

1. Berada pertama dipasar dengan produk dan jasa baru (berani mengambil resiko).

2. Posisikan produk dan jasa baru pada relung pasar yang dilayani (proaktifitas).

3. Merubah karakteristik produk pasar atau industri (inovasi). 2.2.2.2 Dimensi Orientasi Strategi

1. Kemauan Untuk Melakukan Inovasi

Kemauan untuk melakukan inovasi mencerminkan

kecenderungan perusahaan untuk terlibat dan mendukung ide-ide baru, eksperimen dan proses kreatif yang menghasilkan produk, layanan, proses perubahan teknologi baru. Dalam lingkup perusahaan manufaktur inovasi mencakup penciptaan, peningkatan, dan perluasan

produk, proses dan teknologi. Namun inovasi produk dan proses merupakan hal terpenting bagi strategi bisnis suatu perusahaan.

Pendapat ini mendapat dukungan dari Zahra dan Daas (1993) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999) dimana dalam konteks perusahaan manufaktur, inovasi (produk, proses dan teknologi) yang benar-benar baru atau hanya merupakan modifikasi dari produk, proses atau teknologi yang telah ada.

2. Pro aktivitas

Proaktifitas seringkali sebagai paling cepat melakukan inovasi dan pertama mengintrodusir produk atau layanan baru pada suatu pasar. Sehingga suatu perusahaan yang proaktiv adalah pemimpin bukan pengikut, karena perusahaan tersebut memiliki kemauan dan kemampuan jauh kedepan untuk menangkap peluang.

Lawan dari perusahaan yang proaktiv adalah perusahaan yang pasif, yang menggambarkan perusahaan yang tidak mampu menangkap peluang atau tidak mampu menjadi pemimpin pasar (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 601).

3. Berani Mengambil Resiko

Pada umumnya konsep berani mengambil resiko dijelaskan pada tingkat individual (Venkatraman, 1989) dalam Fredianto dan

Zulaikha (1999). Hal ini bisa dipahami pemilik atau manajer puncak (Top Management) memiliki pengaruh yang kuat terhadap strategi maupun filosofi bisnis perusahaan terutama perusahaan kecil. Sehingga pemilik atau manajer perusahaan merupakan pusat dari perilaku perusahaan.

Teori prospek menjelaskan bahwa manajer atau pembuat keputusan dalam perusahaan cenderung menghindari resiko (risk and verse) ketika pengalaman dari hasil yang didapatkan, dirasakan memuaskan atau berada diatas target. Dan jika sebaliknya cenderung berani mengambil resiko jika hasil yang dirasakan tidak memuaskan (Fredianto dan Zulaikha, 1999:602)

2.2.3 Sistem Kontr ol Akuntasi

Menurut Murdick, dkk (1993:16), sistem mempunyai arti seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau prosedur atau bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi atau barang.

Menurut Supriyono (2000:16) mendefinisikan sistem dalam pengertian sistematik adalah “aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan berdasarkan pada urutan prosedur-prosedur atau prosedier selangkah demi selangkah”.

Menurut Mockler (1994:241) pengendalian adalah suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar kerja dan sasaran perencanaan-perencanaan sistem umpan balik informasi membandingkan kinerja sesungguhnya dan standar terlebih dahulu ditetapkan itu menentukan apakah ada penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin sehingga semua sumber daya perusahaan tengah digunakan untuk sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran perusahaan.

Menurut Supriyono (2000:212) pengendalian adalah mengembangkan, menguji, dan merevisi standar untuk alat pengendalian lainnya untuk mengukur prestasi sesungguhnya, membantu manajemen dalam mendorong pelaksanaan dengan menggunakan alat pengendalian yang sudah ditentukan, menyusun untuk menyediakan laporan prestasi pada pihak-pihak yang berhak menerima dan memelihara sistem pengedalian.

Menurut Pearce and Robinson (1997:489) langkah-langkah dalam proses pengendalian :

1. Menetapkan Standar Kerja 2. Mengukur Kinerja

3. Mengidentifikasi Penyimpangan (Deviasi) dari Standar 4. Melakukan tindakan Koreksi (perbaikan).

Mengukur hasil-hasil dari suatu tindakan yang telah dirampungkan menurut smith dan skousen (1995:3) akuntansi mempunyai arti “Accounting is a service activity it’s function is provide quantiative information, primary financial is nature, abou economic decissions in making reassumed choice among alternative course of action ”. Adalah dapat diartikan bahwa akuntansi merupakan akuntansi penyedia dimana fungsinya dalah menyajikan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif mengenai kesatuan ekonomi yang berguna dalam pembuatan keputusan ekonomi pada saat memilih diantara beberapa pilihan tindakan yang ada. Ini diperkuat pendapat siegel (1989:1) yang menyatakan “Accounting is a services discipline whose function is to provide relevant and timely information about the financial affairs of business and not for profit antities to assiste internal and externaluser in making economic decissions ” atau dengan kata lain akuntansi adalah penyedia yang berfungsi untuk melengkapi informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan dari kesatuan usaha bisnis dan non profit untuk memberikan pengguna laporan keuangan baik eksternal maupun internal dalam mengambil keputusan.

Maka dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi sehingga menurut Weygandt dan Kieso (1995:9), akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpan balik informasi kepada berbagai organisasi dan pribadi yang dapat mereka gunakan oleh memperbaiki lingkungan mereka oleh sebab itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Warren

dan Fess (1984:2) akuntansi merupakan proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat bagi pemakai informasi yang bersangkutan.

Dari beberapa definisi mengenai akuntansi diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kualitatif yang dapat menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan sehingga akuntansi juga disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya kepada pembuat keputusan. Selain itu juga akuntansi disebut sebagai sistem informasi karena menerima informasi dari lingkungan, mengukurnya, mencatat, memproses dan mengeluarkan laporan kembali ke lingkungan dan orang-orang mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.

Menurut Simmons (1987:101) dalam Syarifuddin (2001) sistem kontrol akuntansi adalah semua proses dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk menjaga dan mengubah pola aktifitas organisasi. Yang termasuk dalam sistem kontrol akuntansi dalah sistem perencanaan sisem pelaporan dan prosedur monitoring yang berdasarkan pada informasi.

2.2.3.1 Pengertian Perencanaan

Menurut Heckert (1996:12) perencanaan adalah menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yeng terintegrasi sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menganalisa, merevisi (bila perlu), mengkomunikasikan kepada semua tingkat manajemen serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur-prosedur yang cocok.

Menurut Supriyono (2000:213) perencanaan adalah

mengkoordinasikan semua penyusunan dan pemeliharaan secara strategi sampai rencana kegiatan, baik jangka pendek (dalam bentuk anggaran induk) maupun jangka panjang (dalam bentuk program).

Mengintegrasi rencana-rencana tersebut melalui saluran-saluran manajemen yang mempunyai wewenang mengotorisasi, menyelaraskan rencana tersebut dan mengadakan revisi yang diperlukan, serta menentukan sistem dan prosedur penyusunan dan pemeliharaan rencana tersebut.

2.2.3.2 Pengertian Pelaporan

Menurut Heckert (1996:12) pelaporan adalah menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan yang digunakan untuk manajemen dalam proses pengambilan keputusan, mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan untuk tujuan satuan organisasinya :

menyiapkan dan menyampaikan berkas-berkas laporan ekstern yang diperlukan untuk memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para pelanggan dan masyarakat umum.

Menurut Supriyono (2000:212) pelaporan adalah menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan intern dan tahunan dalam bentuk realisasi dan proyeksi untuk dipakai oleh manajemen dan menyatukan laporan-laporan yang diperlukan pihak eksternal.

Prinsip pelaporan sebagian manajer, biasa dan pasif menerima saran dari analysis sistem dalam kaitannya dengan sifat laporan yang diterimanya dan yang lain terus menerima laporan yang biasa disampaikan pada posisinya bagaimana juga, seharusnya manajer mengambil peran aktif dalam menentukan jenis dan isi informasi laporan yang diterimanya. Beberapa prinsip yang harus diikuti apakah memiliki laporan :

1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting

2. Laporan harus seringkas mungkin 3. Harus disediakan dukungan (back up)

4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi 5. Setiap laporan harus berformat keputusan

2.2.3.3 Pengertian Monitor ing

Pengawas adalah “pengaturan kebiasaan dalam organisasi”.

Pengawasan juga telah didefinisikan sebagai proses dimana kerjasama tingkat manajer memastikan bahwa tingkat manajer menengah melakukan atau mengarahkan sasaran strateginya pada organisasi.

Sudah adakah ukuran standar kerja dbandingkan tindakan apa yang perlu diambil agar segala sesuatu sesuai dengan ukuran yang telah disetujui bersama. Demikianlah semua ini harus dikaji agar perusahaan berhasil.

Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri organisasi merupakan tonggak penentu keberhasilan perusahaan. Dalam pihak perusahaan konsultan Mc. Kinsey mengemukakan 8 syarat keberhasilan perusahaan (Sukamto, 1996:31) sebagai berikut :

1. Strategi yaitu cara organisasi mencapai tujuan

2. Struktur yang merupakan kerangka dasar tanggung jawab fungsi, komunikasi, informasi dan proses pengambilan keputusan.

3. Sistem yaitu fasilitas perencanaan dan pengawasan yang dilakukan dalam organisasi

4. Staf, yang berupa sumber daya manusia

5. Keterampilan, yaitu kemampuan staf dan keseluruhan karyawan dalam organisasi

6. Corak manajemen, berupa prilaku manajemen dalam memimpin dan memotivasi organisasi dalam pencapaian tujuan

7. Nilai dalam bersama, yaitu mulai tujuan yang diakui bersama sebagai perekat organisasi

8. Sukses manajemen lancer

2.2.4 Kinerja Manajerial

2.2.4.1 Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja adalah evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan (Suartana,2000 dalam Faisal dan Kusuma, 2002:167)

Menurut Asri (1989 : 97) kinerja manajer dijabarkan sebagai usaha-usaha yang dilakukan oleh perusaha-usahaan yang berbentuk pengembangan manajemen, perbaikan sistem kerja, dan usaha-usaha mengadakan alih teknologi baik yang menengah maupun teknologi tingkat atas, sehingga kualitas personal yang dimiliki oleh perusahaan meningkat.

Manajer dalam posisinya sebagai pimpinan yang mengarahkan bawahannya dalam upaya mencapai tujuan-tujuan usaha yang telah ditetapkan oleh perusahaan, harus melakukan koordinasi yang baik dengan departemen manapun di dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.2.4.2 Tugas Manajerial

Efektifitas kinerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan, apabila seorang supervisor dalam sebuah perusahaan manufaktur, efektifitas kinerja adalah apabila unit kerja mampu memenuhi

Dokumen terkait