• Tidak ada hasil yang ditemukan

Afandi F.N., Siswanto B., Nuraini Y. 2015. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik terhadap Sifat Kimia Tanah pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar di Entisol Ngrangkah Pawon, Kediri. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 2: 237-244.

Arviandi R., Rauf A., Sitanggang G. 2015. Evaluasi Sifat Kimia Tanah Inceptisol pada Kebun Inti Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.) di Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Barat. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3: 1329-1334.

Aventi. (2015). Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015. Jakarta.

Baskoro D.P.T., Tarigan S.D. 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah pada Beberapa Jenis Tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 9: 77-81.

Budi S., Sari S. 2015. Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press. Malang.

Cahyono B. 2003. Teknik Dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Falah M.A.F., Wajima T., Yasutake D., Hidaka K., Kitano M. 2005. High Temperature Effects on Root Absorption. Journal Agriculture Meteorology. 60: 809-1812.

Foth H.D. 1994. Fundamentals Of Soil Science Eight Edition. John Willey &

Sons. New York.

Gaol S.K.L., Hanum H., Sitanggang G. 2014. Pemberian Zeolit dan Pupuk Kalium untuk Meningkatkan Ketersediaan Hara K dan Pertumbuhan Kedelai di Entisol. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2: 1151-1159.

Gusdi R., Zahara R.P., Andesbi F. 2014. Teknologi Pemberian Air pada Bedengan Berdasarkan Kadar Air Kapasitas Lapang Tanah. Jurnal Nasional Ecopedon. 2: 29-33.

Hakim N., Nyakpa M.Y., Lubis A.M., Nugroho S.G., Diha M.A., Hong G.B., Bailey H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.

Lampung.

Hanafiah K.A. 2005. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.

Haridjaja O., Baskoro D.P.T., Setianingsih M. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air Kapasitas Lapang berdasarkan Metode Alhricks, Drainase Bebas, dan Pressure Plate pada Berbagai Tekstur Tanah dan Hubungannya dengan Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Jurnal Tanah Lingkungan. 15: 52-59.

Haryanto E., Suhartini T. 2002. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hillel D. 1997. Pengantar Fisika Tanah. PT. Mitra Gama Widya.Yogyakarta.

Hossain M.F., Chen W., Zhang Y. 2015. Bulk Density of Mineral and Organic Soil in h anada’s Ar ti and ub-arctic. Journal Information Processing in Agriculture. 2: 183-190.

Kementrian Pertanian. 2000. Jenis dan Varietas Tanaman Sayuran. Diakses dari http://ditbenih.hortikultura.go.id. [14 Juni 2018].

Ketaren S.E., Marbun P., Marpaung P. 2014. Klasifikasi Inceptisol pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Hasundutan. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2: 1451-1458.

Khanafi W.N. 2016. Pengaruh Konsentrasi Nutrisi dan pH Larutan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Pakcoy (Brassica Chinensis) Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System). Bachelor Thesis. Universitas Muhammadiyah.

Purwokerto.

Leiwakabessy F.M., Wahjudin U.M., Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah.

Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Limantara L.M., 2010. Hidrologi Teknik Dasar. CV. Citra Malang. Malang.

Lu S., Malik Z., Chen D., Wu C. 2014. Porosity and Pore Size Distribution of Ultisols and Correlations to Soil Iron Oxides. Catena. 123: 79-87.

Martin M.A., Reyes M., Taguas F.J. 2016. Estimating Soil Bulk Density with Information Metrics of Soil Texture. Geoderma. 287: 66-70.

McGrath D., Henry J. 2016. Organic Amendments Decrease Bulk Density and Improve Tree Establishment and Growth in Roadside Plantings. Urban Forestry & Urban Greening. 20:120-127.

Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.

Musliman. 2014. Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) pada Panen Pertama dan Kedua dengan Pemberian Bokashi dan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.

Muyassir, Sufardi, Saputra I. 2012. Perubahan Sifat Fisika Inceptisol Akibat Perbedaan Jenis dan Dosis Pupuk Organik. Lentera. 12: 1-8.

Nariratih I., Damanik M.M.B., Sitanggang G. 2013. Ketersediaan Nitrogen pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan Serapannya pada Tanaman Jagung. Jurnal Online Agroekoteknologi.

1: 479-488.

Nursanti I., Rohim A.M. 2009. Pengelolaan Kesuburan Tanah Mineral Masam untuk Pertanian. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 5: 12-18.

Nursyamsi D., Setyorini D. 2009. Ketersediaan P Tanah-Tanah Netral dan Alkalin. Jurnal Tanah dan Iklim. 30: 1410-1444.

Rahmi M. 2007. Penetapan Metode Analisis P Tersedia Tanah Entisol. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sarbini M., Qoriansyah A. 2013. Karakterisasi Sifat Fisik Tanah Ultisol yang Mengandung Krokos Di Terbanggi Besar Lampung Tengah. Skripsi.

Universitas Lampung. Lampung.

Sari L. 2010. Analisa Unsur Hara Nitrogen pada Sampel Tanah Kelapa Sawit di PPKS Medan Secara Titrimetri. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Setiawan M.A., Rauf A., Hidayat B. 2015. Evaluasi Status Hara Tanah Berdasarkan Posisi Lahan di Kebun Inti Tanaman Gambir Kabupaten Pakpak Barat. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2: 1433-1438.

Sinulingga M., Darmanti S. 2007. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa.

Jurnal Biologi. 15: 32-38.

Siregar N.A., Sumono, Munir A.P. 2013. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di Lahan Percobaan Kwala Bekala USU Melalui Uji Laboratorium dan Lapangan. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 1: 138-143.

Siregar S.R., Zuraida, Zuyasna. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapang Terhadap Pertumbuhan Beberapa Genotipe M3 Kedelai (Glycine max L.).

Jurnal Floratek. 12: 10-20.

Soemarto C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.

Sosrodarsono S., Takeda K. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Staff Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penelitian Sifat- sifat Tanah.

Diakses dari http://syekhfanismd.lecture.ac.id [14 Juni 2018].

Sulaeman D. 2011. Efek Kompos Limbah Baglog Jamur Tiram Putih terhadap Sifat Fisik Tanah serta Pertumbuhan Bibit Markisa Kuning. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutanto R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.

Yogyakarta.

Triatmodjo B. 2009. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Yulipriyanto H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Yunus Y. 2004. Tanah dan Pengolahan. CV. Alfabeta. Bandung.

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian

Rumah Kaca - Tekstur Tanah

- Bahan Organik

Lampiran 2. Peta tanah Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 3. Titik pengambilan tanah

Lampiran 4. Tekstur tanah entisol berdasarkan segitiga USDA

Lampiran 5. Tekstur tanah inceptisol berdasarkan segitiga USDA

Lampiran 6. Hasil analisa tekstur, C-Organik, N-total, P-tersedia, dan pH tanah

Lampiran 7. Hasil analisa uji pF (kapasitas lapang)

Lampiran 8. Perhitungan bulk density, particle density, dan porositas

- BTKO : Berat tanah kering oven (massa tanah kering) - Volume Total : Volume ring sampel

Tinggi ring 4,9 cm maka, Volume Total

4( 4)(4 )2 4 9 ) = 84,97 cm³

Tinggi ring 5,1 cm maka, Volume Total

4( 4)(4 )2 )

Entisol 2 96 g

Inceptisol 1 : 55 ml

Rata-rata

Rata-rata

9 + 8 + 8

= 37,19%

Lampiran 9. Analisis sidik ragam pengukuran kadar air kapasitas lapang

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 16,458 3,292 0,523 tn 3,106 5,064

Galat 12 75,529 6,294

Total 17 91,987

Ket :

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata

Lampiran 10. Perhitungan pemberian air dan evapotranspirasi awal Perhitungan pemberian air di awal :

Perlakuan A

K 8 g 89 g

K1 = 490,63 cm² x 12,42 cm x 36,11%

Perhitungan pemberian air setelah terjadi evapotranspirasi : Perlakuan A

- Kadar Air Volumetrik (θ)

- Kadar Air Setelah Evapotranspirasi Metode Pressure Plate

Konversi nilai kadar air metode pF diperoleh secara manual dengan hasil dari Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Keterangan : X : Nilai KAKL 24 jam sebelum evapotranspirasi X2 : Nilai KAKL 24 jam setelah evapotranspirasi Y1 : Nilai KAKL pF sebelum evapotranspirasi Y2 : Nilai KAKL pF setelah evapotranspirasi - Evapotranspirasi Aktual

Entisol : Δθ = θawal – θakhir

= 36,11 % - 30,50 % = 5,61 %

6 x 2 hari

= 0,69 cm/hari

= 6,9 mm/hari

Air yang hilang : V = ET x A

= 0,69 cm/hari x 490,63 cm2

= 338,53 ml/hari Inceptisol : Δθ = θawal – θakhir

= 34,88 % - 32,4 % = 2,48 %

2 48 x hari

= 0,33 cm/hari

= 3,3 mm/hari

Air yang hilang : V = ET x A

= 0,33 cm/hari x 490,63 cm2

= 161,91 ml/hari

Maka jumlah air yang hilang setelah terjadi evapotranspirasi pada tanaman Pakcoy sebanyak 338,53 ml/hari pada tanah entisol dan 161,91 ml/hari pada tanah inceptisol.

Lampiran 11. Hasil pengukuran suhu harian ruangan, dan evapotranspirasi

Lampiran 12. Data pemberian air berdasarkan evapotranspirasi tanaman pakcoy

Lampiran 13. Perhitungan perkolasi

Lampiran 14. Data bobot basah tanaman pakcoy (Brassica rapa L.)

Perlakuan Bobot Basah Tanaman (g)

Akar Batang dan Daun

Lampiran 15. Data bobot kering tanaman pakcoy (Brassica rapa L.)

Perlakuan Bobot Kering Tanaman (g)

Akar Batang dan Daun

Lampiran 16. Analisis sidik ragam bobot basah tanaman pakcoy (Brassica rapa L.)

Batang dan Daun

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 312,833 62,567 77,669 ** 2,772 4,247 Galat 18 14,500 0,806

Total 23 327,333 Ket :

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata Akar

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 9,104 1,821 27,665 ** 2,772 4,247

Galat 18 1,185 0,66

Total 23 10,288

Ket :

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata

Lampiran 17. Analisis sidik ragam bobot kering tanaman pakcoy (Brassica rapa L.)

Batang dan Daun

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 1,730 0,346 69,427 ** 2,772 4,247

Galat 18 0,90 0,005

Total 23 1,820

Ket :

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata Akar

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 1,954 0,391 5,384 * 2,772 4,247

Galat 18 1,306 0,73

Total 23 3,260

Ket :

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata

Lampiran 18. Dokumentasi penelitian

Pengeringan tanah inceptisol Pengeringan tanah entisol

Tanah inceptisol setelah diayak Tanah entisol setelah diayak

Pemantapan tanah Benih pakcoy

Penanaman bibit pakcoy pada tanah inceptisol

Penanaman bibit pakcoy pada tanah inceptisol

Pengambilan sampel untuk Pengambilan sampel untuk pengujian pengujian KAKL metode KAKL metode pressure plate

drainase bebas

Pengayakan tanah untuk analisa Analisa tekstur tanah

Analisa bahan organik tanah Analisa pH tanah

Analisa N-Total Analisa P-Tersedia

Analisa Particle Density Membran plate apparatus

Pengukuran KAKL metode Pengukuran perkolasi pressure plate

Hasil tanaman pakcoy pada tanah Hasil tanaman pakcoy pada tanah Inceptisol entisol

Bobot basah tanaman Bobot kering tanaman

Dokumen terkait