• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asdak C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Baskoro D.P.T., Tarigan S.D. 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah Pada Beberapa Jenis Tanah. Tanah Lingk. 9:77-81.

Cahyono B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Ding D., Zhao Y., Feng H., Peng X., Si B. 2015. Using the double-exponential water retention equation to determinate how soil pore-size distribution is linked to soil texture. Soil & Tillage Research. 156: 119-130.

[Ditjen PSP] Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2013. Perluasan Areal Sawah Baru menjadi Salah Satu Solusi untuk Meningkatkan Volume Produksi Beras dalam Negeri.

Fatma N.D. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea L.). Agronobis. 1: 89-98.

Foth H.D. 1951. Fundamentals Of Soil Science Eighth Edition. John Wiley &

Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo.Jakarta.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.

Haridjaja O., Setianingsih M., Baskoro D.P T. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air Kapasitas Lapang Berdasarkan Metode Alhricks, Drainase Bebas dan Pressure Plate pada Berbagai Tekstur Tanah dan Hubungannya dengan

Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Tanah Lingk 15: 52-59.

Hillel D. 1997. Pengantar Fisika Tanah. PT. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

Hillel D. 1982. Introduction to Soil Physics. Academic Press, Inc san Diego.

California.

Hossain M.F., Chen W., Zhang Y. 2015. Bulk density of mineral and organic soils in the anada’s arctic and sub-arctic. Information Processing in Agriculture. 2: 183-190.

Ichsan C.N., Hayati M., Mashtura S.P. 2010. Respon Kedelai Kultivar Kipas Putih dan Wilis pada Kadar Air Tanah yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil. Agrista. 14(1): 25-29.

Islami T., Utomo W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimol 26-27 September.

Palembang.

Karo-Karo A., Lubis A., Fauzi. 2017. Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Akibat Pemberian Beberapa Pupuk Organik dan Waktu Inkubasi.

Agroekoteknologi FP USU. 5: 277-283.

Khanafi N.W. 2016. Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Dan Ph Larutan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Pakcoy (Brassica Chinensis) Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System). Purwokerto: Universitas Muhamadiyah Purwokerto.

Kurnia U., Agus F., Adimihardja A., Dariah A. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. BBSDL-Litbang Deptan. Bogor.

Leiwakabessy F.M., Wahjudin U.M., Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah.

Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Martin M.A., Reyes M., Taguas F.J. 2016. Estimating soil bulk density with information metrics of soil texture. Geoderma. 287: 66-70.

McGrath D., Henry J. 2016. Organic amendments decrease bulk density and improve tree establishment and growth in roadside plantings. Urban Forestry & Urban Greening. 20: 120-127.

Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.

Nio S.A., Torey P. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekuranagan Air pada Tanaman. Bioslogos. 3: 31-39.

Nita C.E., Siswanto B., Utomo W.H. 2015. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemberian Bahan Organik (Blotong dan Abu Ketel) Terhadap Porositas Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Tebu pada Ultisol. Tanah dan Sumberdaya. 2: 119-127.

Noor M. 1996. Padi Lahan Marginal. Penebar Swadaya. Jakarta.

Oliva S.R., Mingorance M.D., Pena A. 2016. Effect of two different composts on soil quality and on the growth of various plant species in a polymetallic acidic mine soil. Chemosphere. 168: 183-190.

Perwitasari B., Mustika T., Catur W. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica juncea L.) Dengan Sistem Hidroponik. Agrovigor. 5: 14-25.

Prachmayadini R., Tarigan S.D., Trisasongko B.H. 2012. Penggunaan Citra Modis Sebagai Penduga Suhu Dalam Perhitungan Evapotranspirasi dengan Metode Blaney Criddle. Tanah Lingk. 14: 14-20.

Prasetyo B.H., Suriadikarta D.A. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Litbang Pertanian 25:39-46.

Pratiwa R. 2014. Mengenal Sifat Tanah Masam Gambut dan Tanah Masam Ultisol. Diakses dari http://www.bbpp-lembang.info [20 Juni 2018].

Pusat Penelitian Tanah. 1993. Kriteria Penelitian Sifat-sifat Tanah, Bogor.

Diakses dari http://repository.usu.ac.id [30 September 2017].

Puspita S.R.M., Maghfoer M.D., Koesriharti K. 2016. Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L. var. chinensis). Produksi Tanaman 4: 342-351.

Sarbini M., Qoriansyah A. 2013. Karakterisasi Sifat Fisik Tanah Ultisol yang Mengandung Krokos Di Terbanggi Besar Lampung Tengah. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Schjonning P., McBride R.A., Keller T., Obour P.B. 2016. Predicting soil particle density from clay and soil organic matter contents. Geoderma 286: 83-87.

Sinulingga M., Darmanti S. 2007. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa.

Diakses dari http:/ejournal.undip.ac.id [20 Juni 2018].

Siregar I.K., Sumono., S. Panggabean. 2016. Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda. Rekayasa Pangan dan Pert.

5: 390-396.

Soemarto C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.

Sosrodarsono S., Takeda K. 2003. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Sunanto A. 2010. Distribusi Bentuk C-organik Tanah pada Vegetasi yang Berbeda. Ilmu Pertanian Indonesia. 5: 6-12.

Susanto R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.

Yogyakarta.

Syahputra E., Fauzi., Razali. 2015. Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah di Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Agroekoteknologi. 572: 1796-1803 Triatmodjo B. 2009. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Wahyuni E.D., Baskoro D.P.T., Sofyan M. 2012. Kemampuan Retensi Air dan Ketahanan Penetrasi Tanah pada Sistem Olahan Tanah Intensif dan Olah Tanah Konservasi. Tanah Lingk. 14: 73-78.

Xu L., He N., Yu G. 2016. Methods of evaluating soil bulk density: impact on estimating large scale soil organic carbon storage. Catena. 144: 94-101.

Yulipriyanto H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 2. Peta tanah Provinsi Sumatera Utara

61

Lampiran 3. Tekstur tanah berdasarkan segitiga USDA

Gambar 1. Segitiga USDA Tekstur Lempung Berpasir

Gambar 1. Segitiga USDA Tekstur Lempung Liat Berpasir

63 Lampiran 4. Hasil analisis tanah

65

Lampiran 5. Perhitungan bulk density dan particle density .

Dimana :

BTKO = Berat tanah kering oven (massa tanah kering) Volume Total = volume ring sampel

Tinggi ring 4,9 cm maka, Volume Total = ¼ d2t

67

K1U3 = 97

84,97 g/cm3

= 1,14 g/cm3

K1U4 = 107

88,44 g/cm3

= 1,21 g/cm3

K1U5 = 103

84,97 g/cm3

= 1,21 g/cm3

Rata-rata = 1,19 g/cm3

K4U4 = 92

8 ,97 g/cm3

= 1,08 g/cm3

K4U5 = 93

8 ,97 g/cm3

= 1,09 g/cm3

K4U9 = 96

8 ,97 g/cm3

= 1,13 g/cm3 Rata-rata = 1,10 g/cm3

Kerapatan partikel tanah (Particle density) Volume air = 500 ml

Volume tanah (Vs)

K1U3 = 38 ml

K1U4 = 40 ml K1U5 = 40 ml K4U4 = 35 ml K4U5 = 40 ml K4U9 = 45 ml

ρ

s = KO s

K1U3 = 97

38 g/cm3

= 2,55 g/cm3

K1U4 = 107

40 g/cm3

= 2,68 g/cm3

K1U5 = 103

40 g/cm3

= 2,58 g/cm3 Rata-rata = 2,60 g/cm3

K4U4 = 92 g/cm3

69

= 2,63 g/cm3

K4U5 = 93

40 g/cm3

= 2,33 g/cm3

K4U9 = 96

45 g/cm3

= 2,13 g/cm3 Rata-rata = 2,36 g/cm3

Lampiran 6. Perhitungan porositas

Tekstur ρb (g/cm3) ρs (g/cm3) f (%)

Lempung Berpasir 1,19 2,60 53,23

Lempung Liat Berpasir 1,10 2,36 53,39

Porositas

f1 = (1-ρb

ρs) x 100%

= (1- 1,19 g/cm

2,60 g/cm ) x 100%

= 53,23 % f4 = (1-ρb

ρs) x 100%

= (1- 1,10 g/cm

2,36 g/cm ) x 100%

= 53,39 %

71

Lampiran 7. Perhitungan pemberian air awal pada tanah Ultisol tekstur lempung berpasir

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase bebas

Ulangan A

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 2.347,02 ml.

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase Bebas 48 Jam:

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 1.891,08 ml.

73

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Pressure Plate:

Ulangan A

(cm2)

pF 2,54 (%)

hT

(cm)

K3U1 490,63 29,33 12,98

K3U3 490,63 28,63 13,20

K3U4 490,63 28,48 13,13

Rata-rata 490,63 28,81 13,10

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb ρ

= 28,81% x 1,19 g/cm3 1 g/cm3

= 34,28%

Volume pemberian air

V = A x ht x

= 490,63 cm2 x 13,10 cm x 34,28%

= 2.203,26cm3

= 2.203,26 ml

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 2.203,26 ml.

Lampiran 8. Perhitungan pemberian air awal pada tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase Bebas 24 Jam:

Ulangan A

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

75

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 3.016,99 ml.

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase Bebas 48 Jam:

Ulangan A

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 2.480,12 ml

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Pressure Plate:

Ulangan A

(cm2)

pF 2,54 (%)

hT

(cm)

K6U2 490,63 30,25 14,13

K6U3 490,63 28,35 14,38

K6U5 490,63 30,01 14,10

Rata-rata 490,63 29,54 14,20

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb ρ

= 29,54% x 1,10 g/cm3 1 g/cm3

= 32,49%

Volume pemberian air V = A x ht x

= 490,63 cm2 x 14,20 cm x 32,49%

= 2.263,56 cm3

= 2.263,56 ml

Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman Pakcoy sebanyak 2.263,56ml.

77

Lampiran 9. Perhitungan pemberian air setelah evapotranspirasi pada tanah Ultisol tekstur lempung berpasir

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase Bebas 24 Jam:

Ulangan A

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

= 0,25 cm/hari

= 2,5 mm/hari - V = ET x A

= 0,25 cm/hari x 490,63 cm2

= 122,66 ml/hari

Maka, jumlah air yang hilang setelah terjadi evapotranspirasi pada tanaman pakcoy sebanyak 122,66 ml/hari.

79

Lampiran 10. Perhitungan pemberian air setelah evapotranspirasi pada tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir

- Perhitungan pemberian air di awal Metode Drainase Bebas 24 Jam:

Ulangan A

Pemberian air tanaman pakcoy di awal:

= Wd x ρb

= 0,6 cm/hari

= 6 mm/hari - V = ET x A

= 0,6 cm/hari x 490,63 cm2

= 294,38 ml/hari

Maka, jumlah air yang hilang setelah terjadi evapotranspirasi pada tanaman pakcoy sebanyak 294,38 ml/hari.

81

Lampiran 11. Hasil pengukuran suhu harian ruangan dan evapotranspirasi

Hari

Lampiran 12. Data pemberian air pada tanah lempung berpasir bertanaman

83

Lampiran 14. Hasil perkolasi tanah Ultisol bertekstur lempung barpasir

85

Lampiran 15. Hasil perkolasi tanah Ultisol bertekstur lempung liat barpasir Ulangan h1 (cm) h2 (cm) t1 (detik) t2 (detik) Perkolasi

Lampiran 16. Uji Statistika Kadar Air Kapasitas Lapang

Analisis sidik ragam

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 187,661 37,532 2,797 tn 3,11 5,06 Galat 12 161,011 13,418

Total 17 348,672 Ket:

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata

Perlakuan Ulangan

Total (%) Rataan (%)

1 2 3

K1 31,74 37,32 36,42 105,48 35,16

K2 28,80 31,57 27,25 87,62 29,21

K3 34,90 34,07 33,89 102,86 34,29

K4 36,39 41,40 42,37 120,16 40,05

K5 28,19 40,02 36,20 104,41 34,80

K6 33,28 31,19 33,01 97,48 32,49

Total 618,01

Rataan 103,00

87

Lampiran 17. Data berat bobot tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) (Batang dan Daun)

Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

Keterangan : LLP: lempung liat berpasir LP: lempung berpasir DB : drainase bebas pF: pressure plate

(Akar)

Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

Keterangan : LLP: lempung liat berpasir LP: lempung berpasir DB : drainase bebas pF: pressure plate

89

Lampiran 18. Data berat kering tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) (Batang dan Daun)

Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

Keterangan : LLP: lempung liat berpasir LP: lempung berpasir DB : drainase bebas pF: pressure plate

(Akar)

Perlakuan Ulangan

Total (g) Rataan (g)

1 2 3 4

K1 0,16 0,04 0,04 0,08 0,32 0,08

K2 0,02 0,02 0,01 0,01 0,06 0,02

K3 0,01 0,01 0,06 0,01 0,09 0,02

K4 0,02 0,04 0,04 0,04 0,14 0,04

K5 0,04 0,04 0,08 0,06 0,22 0,06

K6 0,01 0,08 0,06 0,04 0,19 0,05

Total 1,02

Rataan 0,046

Analisis sidik ragam

SK Db JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 5 0,011 0,002 2,576 tn 2,772 4,247

Galat 18 0,016 0,001

Total 23 0,027 Ket:

tn = tidak nyata

* = nyata

** = sangat nyata

91 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian

Pengeringan tanah Ultisol tekstur lempung berpasir

Pengeringan tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir

Tanah Ultisol tekstur lempung berpasir setelah diayak

Tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir setelah diayak

Pemantapan Tanah Benih Pakcoy

Pengambilan sampel untuk pengujian KAKL metode pF

Pengambilan sampel untuk pengujian KAKL metode drainase bebas

Tanah Ultisol tekstur lempung berpasir setelah diayak

Tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir setelah diayak

Pengayakan tanah untuk analisa

Analisa tekstur tanah

93 Analisa

bahan organik tanah Analisa pH tanah

Analisa N-total Analisa P-tersedia

membran plate apparatus

Pengukuran KAKL metode pF

Hasil tanaman pakcoy pada tanah Ultisol tekstur lempung berpasir

Hasil tanaman pakcoy pada tanah Ultisol tekstur lempung liat berpasir

Bobot basah tanaman pakcoy

Bobot kering tanaman pakcoy

Dokumen terkait