• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alvarez, A.M.R dan Maria, L.G.R. (2000). Lipids in Pharmaceutical and Cosmetic Preparations. Grasas Y Aceites. Spanyol: Sevilla University Aramo. (2012). Skin and Hair Diagnosis System. Sungnam: Aram Huvis Korea

Ltd. Hal. 1-10.

Budi, M. dan Paimin, F.R. (2004). Buah Merah. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal.3-26, 47-56, 67-68.

Butler, H. (2000). Poucher,s Perfumes, Cosmetics and Soaps Tenth Edition.

Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Hal 210.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 33.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 33.

Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 22,235.

Fernandes, A.R., Michelli, F.D., Claudineia, A.S.O.P., Telma, M.K., Andre, R.B., Maria, V.R.V. (2013). Stability evaluation of organic Lip Balm. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences. 49(2). Hal. 294,296.

Hutami, R.A.P., Joshita, D., Abdul, M. (2014). Pemanfaatan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna dan natioksidan Alami dalam Formulasi Lipstik dan Sediaan Oles Bibir. Universitas Indonesia. Hal. 12

Jacobsen, P.L., Denis, P.L., Michael, A.S., Drore, E., Barbara, D.W. (2011). The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Inc. Hal. 27-29.

Kadu, M., Suruchi, V., Sonia, S. (2014). Review on Natural Lip Balm.

International Journal of Research in Cosmetic Science. Hal. 1-2

Keithler, W.R. (1956). Formulation of Cosmetic and Cosmetic Specialities. New York: Drug and Cosmetic Industry. Halaman 153-155.

Kwunsiriwong, S. (2016). The Study on the Development and Processing Transfer of Lip Balm Products from Virgin Coconut Oil: A Case Study.

Official Conference Proceedings of The Asian Conference on Sustainability, Energy & the Environment 2016. Thailand: The International Academic Forum. Hal. 1-2

Linda. (2012). Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Angkak (Monascus purpureus) Sebagai Pewarna. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal. 24

Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. (2012). Ithaca Got Your Lips Chapped: A Performance Analysis of Lip Balm. BEE 4530. Hal. 4-5.

Mitsui, T. (1997). Cosmetic and Skin: New Cosmetic Science. Amsterdam:

Elsevier. Hal 38-46.

Ratih, H., Titta, H., Ratna, C.P. (2014). Formulasi Sediaan Lip Balm Minyak Bunga Kenanga (Cananga Oil ) Sebagai Emolien. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami (SPBOA) XIV dan Muktamar XII PERHIPBA 2014. Yogyakarta: Leutikaprio. Hal.3.

Rawlins, E. A. (2003). Bentley’s textbook of Pharmaceutics. 18th Edition.

London: Bailierre Tindall. Halaman 22, 355.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quin. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient. 6th Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association. Hal. 283, 441, 780.

Satheesh, M dan Abhay, P.Y. (2011). Lip: An Impressive and Idealistic Platform for Drug Delivery. Journal of Pharmacy Research. 4(4). Hal. 1

Sulastomo, E. (2013). Kulit Cantik dan Sehat. Mengenal dan Merawat Kulit.

Jakarta: Kompas. Hal. 134, 290.

Tranggono, R. I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. Hal.11-32, 167.

Trookman, N.S., Ronald, L., Rosanne, F., Rahul, M., Vincent, G. (2009). Clinical Assessment of a Combination Lip Treatment to Restore Moisturization and Fullness. The Journal of Clinical Aesthetic Dermatology.2(12). Hal:

44-45.

Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:

Universitas Indonesia Press. Hal. 3-5, 58, 196-197.

Lampiran 1. Sertifikat analisis minyak buah merah

Lampiran 2. Gambar alat dan bahan 1. Alat

Moisture Checker Oven

Neraca Analitik

Wadah lip balm

Penangas Air pH meter

Penjepit Tabung

Cawan Penguap

Lampiran 2. (Lanjutan) 2. Bahan

Cera Flava

Oleum Cacao Lanolin

Minyak Buah Merah

Lampiran 3. Perhitungan modifikasi formula sediaan lip balm dari minyak buah merah

- F0 yaitu sediaan tanpa minyak buah merah

- Gliserin 5% = 5

- F1 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 2,5%

- Gliserin 5% = 5

- F2 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 5%

- Gliserin 5% = 5

- Minyak buah merah 5% = 5

100 x 100 g = 5 g

- Oleum cacao ad 100 = 100 – (5+10+0,18+15+5) = 64,82 g

- F3 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 7,5%

- Gliserin 5% = 5

- F4 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 10%

- Gliserin 5% = 5

Lampiran 4. Bagan pembuatan sediaan lip balm dari minyak buah merah

- Ditimbang - Ditimbang

- Dimasukkan ke - Dimasukkan ke

dalam cawan penguap dalam cawan penguap - Dilelehkan diatas - Dilelehkan diatas

penangas air sambil penangas air sambil

diaduk diaduk

- Dimasukkan lelehan cera flava kedalam lelehan basis oleum cacao

- Dimasukkan nipagin, lanolin dan gliserin sambil diaduk

- Dimasukkan minyak buah merah sambil diaduk

- Dimasukkan ke dalam wadah lip balm - Dibiarkan pada suhu ruangan sampai

membeku Oleum

Cacao

Basis Oleum Cacao

Cera Flava

Lelehan Cera Flava

Hasil

Lip Balm Minyak Buah Merah

Lampiran 5. Gambar sediaan lip balm dari minyak buah merah

Keterangan :

F0: Sediaan tanpa konsentrasi minyak buah merah (blanko) F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 2,5%

F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 5%

F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 7,5%

F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 10%

Lampiran 6. Gambar hasil uji homogenitas

Keterangan :

F0: Sediaan tanpa konsentrasi minyak buah merah (blanko) F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 2,5%

F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 5%

F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 7,5%

F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 10%

F2 F1

F4 F3 F0

Lampiran 7. Uji efektivitas sediaan pada bibir panelis - F0: Sediaan tanpa minyak buah merah

Sebelum: Sesudah:

Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah pemberian Sediaan F0 yaitu normal pemberian Sediaan F0 yaitu

cenderung kering mengalami peningkatan

kelembaban ditandai dengan tekstur kulit bibir sedikit lebih halus

- F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 2,5%

Sebelum: Sesudah:

Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah pemberian Sediaan F1 yaitu normal pemberian Sediaan F1 yaitu

cenderung kering mengalami peningkatan

kelembaban ditandai dengan tekstur kulit bibir lebih halus

- F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 5%

Sebelum: Sesudah:

Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah pemberian Sediaan F2 yaitu normal pemberian Sediaan F2 yaitu cenderung kering dan tampak kulit mengalami peningkatan

mengelupas tipis kelembaban ditandai dengan

tekstur kulit bibir lebih halus dan sedikit lebih cerah

- F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 7,5%

Sebelum: Sesudah:

Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah pemberian Sediaan F3 yaitu normal pemberian Sediaan F3 yaitu cenderung kering dan tampak kulit mengalami peningkatan

mengelupas tipis kelembaban ditandai dengan

tekstur kulit bibir lebih halus dan lebih cerah

- F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak buah merah 10%

Sebelum: Sesudah:

Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah pemberian Sediaan F3 yaitu kering mengalami peningkatan

dan tampak kulit mengelupas kelembaban ditandai dengan tekstur kulit bibir lebih halus dan lebih cerah

Lampiran 8. Perhitungan persen pemulihan

 F0 1.34−32

32 x 100% = 6,25%

2.33−30

30 x 100% = 10%

3.33−32

32 x 100% = 3,12%

Rata-rata = 33,33−31,33

31,33 x 100% = 6,38%

 F1 1. 36−32

32 x 100% = 12,50%

2. 36−31

31 x 100% = 16,12%

3.37−33

33 x 100% = 12,12%

Rata-rata = 36,33−32

32 x 100% = 13,53%

 F2 1. 38−31

31 x 100% = 22,58 %

2. 40−32

32 x 100% = 25%

Lampiran 8. (Lanjutan)

3. 39−32

32 x 100% = 21,87%

Rata-rata = 39−31,66

31,66 x 100% = 23,18%

 F3 1. 44−32

32 x 100% = 37,5 %

2.42−33

33 x 100% = 27,27%

3.43−32

32 x 100% = 34,37 %

Rata-rata = 43−32,33

32,33 x 100% = 33,00%

 F4 1.48−31

31 x 100% = 54,83%

2.39−22

22 x 100% = 77,27%

3.38−21

21 x 100% = 80,95%

Rata-rata = 41,66−24,66

24,66 x 100% = 68,93%

Lampiran 9. Perhitungan Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Untuk menghitung nilai kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus sebagai berikut:

1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%

𝑥 : nilai kesukaan rata-rata

𝑋𝑖 : nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i=1,2,3,...,n s : simpangan baku nilai kesukaan

- F1

Lampiran 9. (Lanjutan)

Lampiran 9. (Lanjutan)

Lampiran 9. (Lanjutan) = (8−6,46)

2 +(7−6,46)2 +(8−6,46)2 + (7−6,46)2 +(5−6,46)2+ ...+ (7−6,46)2 30

= 2,37 + 0,29 + 2,37 + 0,29 + 2,13 + ...+ 0,29 30

= 1,38

 s = √𝑠2

= √1,38

= 1,17

 P (𝑥 – (1,96. s / √𝑛 )) ≤ 𝜇 ≤ (𝑥 + (1,96. s / √𝑛 ))

P (6,46 – (1,96. 1,17 / √30 )) ≤ 𝜇 ≤ (6,46 + (1,96. 1,17 / √30 )) P (6,46 – 0,41) ≤ 𝜇 ≤ (6,46 + 0,41)

P (6,05 ≤ 𝜇 ≤ 6,87)

Lampiran 10. Data nilai kelembaban pada skin analyzer - Kondisi Awal

- Minggu Ke-1

- Minggu Ke-2

Lampiran 10. (Lanjutan) - Minggu Ke-3

- Minggu Ke-4

Lampiran 11. Data Hasil Uji Statistik

Lampiran 11. (Lanjutan)

2. Uji Kruskal Wallis

Test Statisticsa,b

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Chi-Square 7.454 11.097 9.479 11.458 11.918

Df 4 4 4 4 4

Asymp. Sig. .114 .025 .050 .022 .018

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Jenis Formula

3. Uji Mann Whitney - F0 dengan F1

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 3.000 1.000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 9.000 7.000 6.000 6.000 6.000

Z -.696 -1.623 -2.023 -1.993 -2.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .487 .105 .043 .046 .043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a .200a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F0 dengan F2

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 4.000 .500 .000 .000 .000

Wilcoxon W 10.000 6.500 6.000 6.000 6.000

Z -.258 -1.771 -2.023 -1.964 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .796 .077 .043 .050 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a .100a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

Lampiran 11. (Lanjutan) - F0 dengan F3

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 2.000 .000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 8.000 6.000 6.000 6.000 6.000

Z -1.291 -1.993 -2.023 -1.964 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .197 .046 .043 .050 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a .100a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F0 dengan F4

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 1.000 2.500 2.500 .000 .000

Wilcoxon W 7.000 8.500 8.500 6.000 6.000

Z -1.550 -.886 -.943 -1.964 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .121 .376 .346 .050 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200a .400a .400a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F1 dengan F2

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 3.500 2.500 4.000 1.000 .000

Wilcoxon W 9.500 8.500 10.000 7.000 6.000

Z -.471 -.943 -.236 -1.623 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .346 .814 .105 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a .400a 1.000a .200a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

-

Lampiran 11. (Lanjutan) - F1 dengan F3

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 3.500 .000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 9.500 6.000 6.000 6.000 6.000

Z -.471 -2.023 -2.023 -1.993 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .043 .043 .046 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a .100a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F1 dengan F4

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 3.500 .000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 9.500 6.000 6.000 6.000 6.000

Z -.471 -2.023 -2.023 -1.993 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .043 .043 .046 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a .100a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F2 dengan F3

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U 2.000 .500 .000 .500 .000

Wilcoxon W 8.000 6.500 6.000 6.500 6.000

Z -1.291 -1.798 -2.023 -1.771 -1.964

Asymp. Sig. (2-tailed) .197 .072 .043 .077 .050

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a .100a .100a .100a .100a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

-

Lampiran 11. (Lanjutan) - F2 dengan F4

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U .500 .500 3.000 4.000 4.000

Wilcoxon W 6.500 6.500 9.000 10.000 10.000

Z -1.798 -1.771 -.664 -.225 -.225

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .077 .507 .822 .822

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .100a .700a 1.000a 1.000a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

- F3 dengan F4

Test Statisticsb

Kondisi Awal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4

Mann-Whitney U .000 .000 1.000 1.500 3.000

Wilcoxon W 6.000 6.000 7.000 7.500 9.000

Z -1.993 -1.993 -1.623 -1.328 -.655

Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 .105 .184 .513

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .100a .200a .200a .700a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Jenis Formula

-

Lampiran 12. Kuesioner uji kesukaan (hedonic test)

FORMULASI SEDIAAN LIP BALM YANG MENGANDUNG MINYAK BUAH MERAH (RED FRUIT OIL) SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

Nama : Usia :

Berdasarkan kemudahan pengolesan, aroma, homogenitas, dan kelembaban yang dirasakan pada bibir, berikanlah penilaian saudara terhadap empat sediaan uji ini:

Konsentrasi Minyak Buah Merah 2,5% 5% 7,5% 10%

Nilai Kesukaan

Nilai kesukaan:

1 : Amat sangat tidak suka 6 : Agak suka 2 : Sangat tidak suka 7 : Suka

3 : Tidak suka 8 : Sangat suka

4 : Agak tidak suka 9 : Amat sangat suka 5 : Netral

Dokumen terkait