• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEGIATAN INDUSTRI PT. PRADJA PHARIN (PRAFA)

3.2 Tinjauan ke Bagian-bagian Lain

3.2.2 Quality Assurance / Quality Control Department

Departemen QA/QC bertanggung jawab terhadap penjaminan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas produk harus diciptakan sejak awal penerimaan bahan baku, proses pembuatan, peralatan, bangunan dan personalia yang terlibat dalam pembuatan. Bagan struktur organisasi Departemen QA/QC dapat dilihat pada Lampiran 5

Tugas Departemen QA/QC adalah: 1. Melaksanakan training c-GMP atau CPOB. 2. Membuat sistemm mutu sesuai c-GMP. 3. Membuat Annual Product Review.

4. Bertanggung jawab dalam melakukan sampling, pengujian, pelulusan dan penolakan bahan baku, bahan kemas, produk ruahan dan obat jadi (finished good).

5. Memonitoring kualitas air, udara dan sanitasi peralatan serta ruangan produksi.

6. Melaksanakan IPC (In Process Control).

7. Membuat Retention bahan baku produk dan dokumen.

8. Mengawasi sistem pengendalian perubahan, penanganan penyimpangan mutu, keluhan pelanggan, dan uji stabilitas.

9. Mengatur dan melaksanakan kualifikasi dan validasi. 10. Menangani produk komplain dan produk recall.

11. Melakukan inspeksi diri bersama-sama departemen lain. 12. Mengkoordinasi kalibrasi alat ukur.

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

14. Memeriksa dan memberi disposisi return good.

15. Mengelola semua dokumentasi yang terkait dengan CPOB seperti SOP, catatan pengelolaan batch, spesifikasi, dll.

Pada pelaksanaannya departemen ini terbagi lagi menjadi 5 bagian yang masing-masing bagian dikepalai oleh seorang supervisor, yaitu:

1. Pemeriksaan kimia 2. Pemeriksaan mikrobiologi 3. Validasi 4. QA (Inspection) 5. QA Compliance dan DCC 3.2.2.1 Pemeriksaan Kimia

Pemeriksaan kimia yang dilakukan yaitu pemeriksaan bahan baku, produk ruahan, obat jadi, air untuk produksi seperti PW (Purified Water) dan WFI

(Water For Injection) serta limbah. Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk

memastikan bahwa bahan baku yang dikirim supplier sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pada saat pemesanan. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah √N + 1, kecuali untuk bahan API (Active Pharmaceutical Ingredient)

pengambilan sampel dilakukan pada setiap kontainer yang datang tanpa terkecuali.

Pemeriksaan masing-masing bahan baku telah ditentukan spesifikasinya dalam SOP pemeriksaan bahan baku, meliputi antara lain :

1. Bahan padat : pemeriksaan pH, titik lebur, kadar air dan susut pengeringan. 2. Bahan cair : pemeriksaan viskositas, berat jenis dan pH.

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

3. Cangkang kapsul/ empty capsule : bobot, panjang kapsul, diameter, pH dan waktu hancur.

Selain untuk pemeriksaan diambil juga contoh bahan baku yang disimpan sebagai retained sample. Label released diberikan bila hasil pemeriksaan bahan baku tersebut sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Bila tidak memenuhi spesifikasi, bahan baku tersebut diberi label reject dengan membuat QDR (Quality

Deviation Record) untuk dikembalikan ke supplier atau dimusnahkan.

Pemeriksaan kimia produk ruahan dan obat jadi dilakukan untuk mengetahui kadar zat aktif dalam sediaan. Sampling dilakukan dengan metode ATA (Awal, Tengah, Akhir) waktu produksi. Metode analisa berdasarkan pada buku-buku standart yang diturunkan ke dalam SOP untuk masing-masing jenis obat. Disamping metode instrumentasi, juga digunakan metode konvensional (volumetri dan gravimetri).

Bagian ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan uji stabilitas untuk kontrol stabilitas produk yang beredar di pasaran (accelerated dan long term). Uji stabilitas dilakukan bila terjadi perubahan formula, supplier ataupun SOP. Untuk produk komersil, maka uji stabilitas yang dilakukan adalah accelerated dan long term selama enam bulan pertama sebanyak 3 batch. Sementara, untuk produk yang telah rutin diproduksi, hanya uji stabilitas long term saja yang dilakukan sekali dalam setahun. Uji stabilitas accelerated dilakukan pada suhu 40 ± 2 ºC dan RH 75 ± 5 %; dan long term pada suhu 30 ± 2 ºC dan RH 75 ± 5 %.

Bagian ini juga memeriksa air yang digunakan untuk produksi. Pemeriksaan WFI dan PW dilakukan secara harian, meliputi pemeriksaan konduktivitas, pH, kandungan klor dalam air. QA/QC juga melakukan

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

pemeriksaan air limbah yang dikelola pada IPAL. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium QA/QC dan juga melakukan kerjasama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor).

3.2.2.2Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan untuk pemeriksaan bahan baku dan produk-produk sirup, antibiotik dan produk steril serta air untuk produksi, yang meliputi pemeriksaan potensi antibiotik, TPC (Total Plate Counter), uji sterilitas,

bioburden test dan pyrogen test. Selain itu juga melakukan monitoring lingkungan

ruang produksi, sanitasi ruangan produksi steril, karyawan bagian steril dan fasilitas. Ruangan bagian Mikrobiologi dibagi menjadi 6 ruang yaitu :

1. Ruang TPC; ruang ini mempunyai sistem aliran udara keluar dari dalam ruang dengan tujuan agar tidak ada cemaran yang dapat masuk. Ruang ini berfungsi untuk menghitung angka kuman.

2. Ruang potency; merupakan ruang untuk uji potensi antibiotik. Ruang ini mempunyai sistem aliran udara ke dalam ruang dengan tujuan agar mikroba yang digunakan untuk uji potensi tidak keluar dari ruang.

3. Ruang steril; merupakan ruang yang dikondisikan sama seperti ruang produksi sediaan steril (kelas A); digunakan untuk uji sterilitas.

4. Ruang preparasi media; merupakan ruang pembuatan media pertumbuhan mikroba untuk mengembangbiakkan mikroba yang akan digunakan pada uji potensi.

5. Ruang pembersihan media; merupakan ruang untuk mematikan mikroba yang digunakan selama proses uji mikrobiologi.

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

Bagian ini juga melakukan pemeriksaan terhadap proses validasi media fill

pada proses pengisian injeksi aseptis, juga pemeriksaan air minum yang dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan cemaran di lingkungan kelas D dilakukan 1 bulan sekali, sedangkan untuk ruangan kelas A seperti diruang filling, pemantauan cemaran dilakukan setiap awal proses. Pemeriksaan cemaran secara keseluruhan dilakukan satu minggu sekali.

Uji potensi anti-mikroba dilakukan dengan 2 cara: silinder plate dan turbudimetri. Silinder plate dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat dan metode turbudimetri dilakukan dengan mengamati tingkat kekeruhan media. Kedua metode tersebut kemudian dibandingkan dengan standar dan setiap uji potensi harus terdapat kontrol positif maupun kontrol negatif.

Pemeriksaan udara menggunakan 2 metode yaitu: metode udara terbuka dan metode air sampler. Pemeriksaan udara terbuka dilakukan dengan pemaparan media di udara terbuka selama 4 jam. Metode air sampler dilakukan dengan menggunakan suatu alat dispossable yang cara kerjanya yaitu menghisap udara sebanyak 1000 L menuju suatu media. Kemudian media-media tersebut diinkubasi dan diperiksa jumlah mikrobanya.

Pemeriksaan sanitasi ruang dilakukan dengan metode swab; caranya adalah menggunakan alat seperti cotton bud yang telah dinetralisir (memakai lesitin, dan tween untuk menetralkan disinfektan pembersihan hama) kemudian diusapkan seluas 5 cm x 5 cm pada tembok ruang; setelah itu hasil usapan ditanam pada media pertumbuhan bakteri lalu diinkubasi.

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

3.2.2.3Validasi

Bagian validasi bertanggung jawab terhadap kalibrasi alat ukur (neraca timbang, termometer, gelas ukur, dll), kualifikasi dan validasi.

Kalibrasi dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dimana tiap-tiap alat ukur bisa saja memiliki periode kalibrasi yang berbeda yaitu tergantung dari seberapa sering dan seberapa rumit alat tersebut digunakan dalam kegiatan di pabrik. Kalibrasi terhadap alat ukur yang dilakukan menggunakan alat ukur/ kalibrator yang setiap tahun dikalibrasi oleh instansi atau kalibrasi nasional. Tidak semua alat ukur yang ada di PT. Prafa dikalibrasi sendiri (internal calibration), beberapa diantaranya harus dikalibrasi oleh instansi/badan kalibrasi nasional

(eksternal calibration). Data hasil kalibrasi dicatat atau dimasukkan dalam CSR

(Calibration Service Record). Tata cara kalibrasi dijelaskan secara praktis dalam

SOP.

Kualifikasi dilakukan terhadap semua peralatan (mesin dan instrumen) bangunan dan personalia yang ada di PT. Prafa. Kualifikasi peralatan yang dilakukan meliputi kualifikasi rancangan (Design Qualification), kualifikasi instalasi (Instalation Qualification), kualifikasi operasional (Operasional

Qualification), kualifikasi kinerja (Performance Qualification) dan kualifikasi

bangunan (Building Qualification). Kualifikasi tidak hanya dilakukan terhadap alat/mesin baru saja tetapi dapat juga dilakukan kualifikasi ulang terhadap alat/mesin lama yang telah mengalami perubahan yang mungkin dapat mempengaruhi output atau produk yang dihasilkan.

Validation Pharmacist atau Qualification and Validation Supervisor

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

dilakukan di PT. Prafa meliputi validasi proses, validasi pembersihan (cleaning

validation), validasi metode analisis, validasi proses pengemasan, dan validasi

sistem komput erisasi. 3.2.2.4 QA Inspection

Bagian QA Inspection bertanggung jawab melakukan pemeriksaan bahan kemas, IPC dan releasing produk. Pemeriksaan bahan kemas dilakukan pada

rubber stopper, cap, alu-foil, botol, label, primary box dan master box, yang

meliputi pemeriksaan ukuran, komposisi warna, jumlah lapisan untuk alu-foil, kejelasan dan kesesuaian tulisan, dengan metode sampling military standard. Hasil pemeriksaan didokumentasikan dalam laporan pemeriksaan bahan kemas. Bahan kemas yang telah memenuhi persyaratan diberi label released dan siap untuk digunakan pada proses produksi.

Bagian ini juga mewadahi IPC yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap proses produksi telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. IPC dilakukan oleh 2 bagian; yaitu petugas produksi itu sendiri dan inspektor dari Departemen QC. Pemeriksaan dilakukan dengan sampling PTA waktu produksi oleh inspektor sedangkan bagian produksi melakukan sampling dan pemeriksaan sesuai SOP dan BPR. IPC yang dilakukan oleh petugas produksi merupakan usaha untuk menjamin bahwa mesin dan peralatan produksi menghasilkan produk sesuai dengan yang diharapkan, sedangkan IPC yang dilakukan oleh QC adalah usaha untuk memastikan bahwa produk tersebut telah memenuhi spesifikasi sekaligus sebagai kontrol ganda terhadap kemungkinan penyimpangan hasil produksi.

Kegiatan rutin lainnya adalah line clearance proses produksi akan dimulai, yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan telah siap, bahan baku

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

telah benar baik jenis dan jumlahnya dan kondisi ruang produksi telah sesuai dengan yang seharusnya. Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh catatan mengenai mesin, bahan dan ruangan. Bagian ini juga melakukan pemeriksaan dokumentasi produksi maupun laboratorium untuk memastikan produk yang akan

di released ke pasaran telah memenuhi semua spesifikasi yang telah ditetapkan.

Pemeriksaan terhadap kemasan juga menjadi tanggung jawab dari bagian inspeksi. Metode sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari bahan kemasan (kemasan sekunder seperti box, blister dll) memakai metode √N+1. Sedangkan kemasan primer seperti vial, ampul menggunakan metode sampling

military standart, karena tiap kedatangan jumlahnya sangat banyak. Jika ada

permasalahan seperti salah cetak, perbedaan warna, perbedaan nomor batch pada kemasan, dan lain-lain maka bagian ini yang akan bertanggung jawab penuh dan yang mempunyai hak untuk melakukan komplain sepenuhnya kepada supplier

yang bermasalah.

3.2.2.5DCC(Document Control Center) dan GMP Compliance

Dokumentasi adalah salah satu komponen yang sangat esensial dalam CPOB. Sistem dokumentasi yang digunakan harus sistematis untuk memudahkan pencarian dokumen bila diperlukan. DCC dan GMP Compliance di PT. Prafa ditangani oleh seorang supervisor. DCC bertanggung jawab untuk mengelola SOP, master batch record, master list, spesifikasi dan prosedur analisa, dokumen registrasi, dokumentasi pengendalian perubahan, produk yang telah dinyatakan

released, change control, penyimpangan mutu, melakukan mock recall, dan

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

pengusutan data jika produk mendapat komplain dari konsumen dan disimpan bersamaan dengan penyimpanan contoh per tinggal. Lama penyimpanan dokumen mengikuti penyimpanan contoh per tinggal yaitu expired date ditambah 1 tahun.

Dokumen asli lain yang disimpan oleh DCC adalah SOP. Penyebaran SOP dikontrol dengan memberikan stempel pada SOP. SOP asli diberi stempel “original” dan SOP copy diberi stempel “copy”. Pada stempel “copy” tertulis kode angka yang menginformasikan beberapa copy yang beredar, bagian dan personel yang memiliki copy tersebut. SOP direvisi setiap 2 tahun sekali.

DCC juga bertanggung jawab membuat index SOP yang berlaku di Prafa agar SOP dapat diinventarisasi dan di-up date bila perlu dan menyimpan back-up

dalam bentuk CD-RW. Dokumen lain yang disimpan di DCC antara lain daftar

approved supplier, laporan obat jadi, protokol dan laporan validasi, prosedur

analisa/metode analisa, spesifikasi produk, surat-surat komplain dan dokumen registrasi.

GMP compliance khusus menangani penerapan GMP di PT. Prafa.

Tugasnya adalah menjadwalkan dan mengkoordinasikan inspeksi diri/Self Quality

Audit baik Internal Quality Audit ataupun External Quality Audit, menangani

dokumen-dokumen investigasi penyimpangan mutu, penanganan kontrol perubahan (Change Control), peninjauan produk tahunan (Annual Product

Review), dan pelulusan produk jadi. GMP compliance bertugas membuat laporan

Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin (Prafa) Citeureup-Bogor, 2009.

Dokumen terkait