• Tidak ada hasil yang ditemukan

R UANG L INGKUP

Dalam dokumen NSPK PENATAUSAHAAN BMN (Halaman 9-0)

BAB I PENDAHULUAN

C. R UANG L INGKUP

Prosedur Operasi Standar Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria ini berlaku untuk seluruh pelaksana penatausahaan BMN di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

3 D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

8. Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor : 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;

10. Keputusan Menteri Keuangan nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21 tahun 2007 tentang Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan pemindahtanganan BMN;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007, tentang Penatausahaan BMN;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.06/2008 tentang Penilaian Barang Milik Negara;

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2008 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;

4 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan &

Kodefikasi BMN;

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 248/PMK.07/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 244/PMK.06/2012 Tentang Tatacara Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara;

22. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 251/M/2012 tentang Unit Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 1/PMK.06/2013 Tentang penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 4/KMK.06/2013 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 53/KMK.06/2012 Tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 59/KMK.06/2013 Tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 94/KMK.06/2013 Tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

27. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-64/PB/2012 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

28. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-38/PB/2006 tentang Pedoman Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;

29. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2006 tentang Pedoman Akuntansi Persediaan.

30. Peraturan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Nomor : PER-07/KN/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

5 E. Pengertian

Dalam Prosedur Operasi Standar Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) ini yang dimaksud dengan:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR.

2. Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disingkat ADK, adalah data transaksi, data buku besar, dan/atau data lainnya berupa data elektronik yang dihasilkan dari aplikasi SAI Departemen Keuangan.

3. Bagan Akun Standar, yang selanjutnya disingkat BAS, adalah daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran, serta pembukuan dan pelaporan keuangan pemerintah.

4. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

5. Catatan Ringkas Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat CRBMN, adalah laporan ringkas yang menyajikan informasi tentang penjelasan atas nilai suatu akun yang disajikan dalam Neraca Barang Milik negara dan penjelasan lain yang berkaitan dengan status Barang Milik Negara dalam rangka pengungkapan yang memadai.

6. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK, adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan LAK dalam rangka pengungkapan yang memadai.

7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA, adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

8. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara.

9. Dokumen Sumber, yang selanjutnya disingkat DS, adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi.

6 10. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

11. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

12. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

13. Hibah Luar Negeri adalah penerimaan negara baik dalam bentuk Devisa dan/atau Devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah, badan/lembaga dalam negeri atau perorangan, yang tidak perlu dibayar kembali.

14. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang selanjutnya disebut KPKNL adalah instansi vertikal di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada lansung dibawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara DKI Jakarta.

15. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus yang selanjutnya disebut KPPN khusus adalah instansi vertikal di Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Direktorat Perbendahraan yang tugas pokoknya adalah memproses pembayaran yang menggunakan dana pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri khususnya dalam bentuk valuta asing (Valas).

16. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.

17. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Kepala Kantor Satuan Kerja yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selaku Pengguna Anggaran.

18. Laporan Arus Kas, yang selanjutnya disingkat LAK, adalah laporan yang menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktifitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran.

7 19. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban satker atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Prosedur Pelaporan Keuangan ini merupakan muara dari proses perencanaan dan pelaksanaan anggaran dalam siklus anggaran. Laporan Keuangan ini disusun dengan berpedoman pada Sistem Akuntansi Instansi.

20. Pembukuan BMN adalah kegiatan pendaftaran pencatatan BMN kedalam daftar barang yang ada pada pengguna barang dan pengelola barang;

21. Inventarisasi BMN adalah kegiatan melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN;

22. Pelaporan BMN adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN para pengguna barang dan pengelola barang;

23. Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya disingkat LRA, adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit dan pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

24. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selaku Pengguna Anggaran/Barang.

25. Menteri Keuangan adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang keuangan negara.

26. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

27. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK, adalah seseorang yang ditunjuk untuk atas nama kuasa pengguna anggaran/pengguna barang, dalam pengelolaan Administrasi keuangan dan barang, atau yang bertindak untuk pengadaan Barang dan jasa kantor/Satkernya sehingga menyebabkan anggaran keluar dari kasnya.

28. Pejabat Perbendaharaan, adalah seseorang PNS yang diangkat oleh Menteri setiap tahun anggaran untuk mengelola anggaran APBN kantor/satuan kerja di lingkungan Kemdikbud termasuk kantor/satker yang mengelola dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, yang terdiri dari Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penerbit SPM, dan Bendahara Pengeluaran / Penerimaan.

8 29. Pembayaran Langsung adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh PA/KPA kepada pihak yang berhak/rekanan melalui penerbitan SPM/SP2D-LS atas nama pihak yang berhak/rekanan.

30. Pembukuan Anggaran adalah Kegiatan pencatatan dokumen sumber dengan menggunakan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada unit akuntansi kantor/satuan kerja.

31. Penandatangan Surat Perintah Membayar, adalah seseorang yang diangkat oleh Menteri untuk atas nama KPA, untuk melakukan pengujian SPP dan penandatanganan SPM yang menyebabkan pengeluaran anggaran.

32. Pencetakan laporan keuangan adalah kegiatan untuk menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan pertanggungjawaban maupun manajerial dalam rangka pengambilan keputusan.

33. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah.

34. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

35. Perekaman dokumen sumber adalah kegiatan memindahkan data-data dalam lembaran kertas menjadi data-data elektronik.

36. Perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut Revisi DIPA adalah perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran dalam DIPA.

37. Perubahan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Revisi Rincian ABPP adalah perubahan/pergeseran rincian anggaran menurut alokasi Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.

38. Pihak lain adalah instansi/unit organisasi di luar Kementerian Negara/ Lembaga dan berbadan hukum yang menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN, dan karenanya wajib menyelenggarakan SAI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

39. Proses pengiriman data adalah kegiatan pengiriman data elektronik laporan keuangan (ADK) ke jenjang unit akuntansi di atasnya.

40. Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/sub-sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.

9 41. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, sasaran, dan anggaran yang merupakan penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis Kemdikbud dalam satu tahun anggaran.

42. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

43. Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disingkat SAI, adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/ Lembaga.

44. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat SIMAK-BMN, adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

45. Sistem Pengendalian Internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dalam sebuah organisasi untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk keandalan penyajian laporan keuangan pemerintah.

46. Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

47. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM, adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA atau Pejabat Pendatangan SPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

48. Surat Perintah Pembukuan/Pengesahan yang selanjutnya disebut SP3 adalah Surat Perintah yang diterbitkan oleh KPPN Khusus selaku kuasa Bendahara Umum Negara (yang fungsinya dipersamakan dengan SPM/SP2D) kepada BI dan Satker untuk dibukukan/disahkan sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam APBN atas realisasi penarikan Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) melalui tata cara pembayaran langsung dan Letter of Credit.

10 49. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban DIPA berdasarkan SPM.

50. Transfer lainnya adalah pengeluaran yang berasal dari anggaran perhitungan dan pembiayaan atas belanja bantuan sosial yang dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

51. Uang Persediaan adalah sejumlah uang yang disediakan untuk satuan kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari hari;

52. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang selanjutnya disingkat UAKPB, adalah UAI yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan barang tingkat satuan kerja Direktorat Jenderal.

53. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat UAKPA, adalah UAI yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan Keuangan tingkat satuan kerja Direktorat Jenderal.

54. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I, yang selanjutnya disingkat UAPPB-E1, adalah UAI yang melakukan kegiatan laporan barang dengan menerima laporan barang dari UAKPB.

55. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I, yang selanjutnya disingkat UAPPA-E1, adalah UAI yang melakukan kegiatan laporan keuangan dengan menerima laporan keuangan dari UAKPA.

56. Unit Akuntansi Pengguna Barang, yang selanjutnya disingkat UAPB, adalah UAI pada tingkat Kementerian Pendidikan Nasional yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik barang seluruh UAPPB-E1 yang berada di bawahnya.

57. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat UAPA, adalah UAI pada tingkat Kementerian Pendidikan Nasional yang melakukan kegiatan penggabungan laporan keuangan seluruh UAPPA-E1 yang berada di bawahnya.

58. Verifikator adalah pegawai yang bertanggung jawab untuk memeriksa dokumen sumber atau data transaksi sebelum dan setelah direkam oleh operator kedalam sistem aplikasi SIMAK BMN;

59. Validator adalah pegawai yang bertanggung jawab untuk memberikan otorisasi kepada operator untuk merekam data transaksi kedalam aplikasi SIMAK BMN;

60. Operator adalah pegawai yang bertanggung jawab untuk merekam data transaksi kedalam aplikasi SIMAK BMN;

11 61. Verifikasi dokumen sumber adalah kegiatan untuk memastikan hanya dokumen

sumber yang sah, lengkap dan benar yang direkam dalam aplikasi SAI;

62. Verifikasi laporan keuangan adalah kegiatan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan berasal dari perekaman dokumen sumber yang sah, lengkap dan benar;

63. Verifikasi Register Transaksi Harian (RTH), adalah kegiatan untuk memastikan data yang direkam telah sesuai dengan dokumen sumbernya;

12 BAB II

KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Kebijakan Akuntansi Barang Milik Negara

Barang adalah bagian dari kekayaan negara yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai tidak termasuk uang dan surat berharga.

Menurut Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

BMN memiliki jenis dan variasi yang sangat beragam, baik dalam hal tujuan perolehannya maupun masa manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam perlakuan akuntansinya ada BMN yang dikategorikan sebagai aset lancar, aset tetap dan aset lainnya.

Pengkategorian BMN ini dilakukan dalam menyajikan nilai BMN dalam neraca pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

1. Aset Tetap a. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri, misalnya tanah yang digunakan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen.

1) Pengakuan

Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat Sebagai bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.

2) Pengukuran

Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka

13 memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut. jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/ taksiran pada saat perolehan.

3) Pengungkapan

Tanah disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan pula:

a) Dasar penilaian yang digunakan

b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menurut jenis tanah yang menunjukkan:

- Penambahan;

- Pelepasan;

- Mutasi Tanah lainnya.

b. Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

1) Pengakuan

Gedung dan Bangunan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut. Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah. Pengakuan atas Gedung dan Bangunan ditentukan jenis transaksinya meliputi: penambahan, pengembangan, dan pengurangan.

Penambahan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Gedung dan Bangunan tersebut.

Pengembangan adalah peningkatan nilai Gedung dan Bangunan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan

14 efisiensi dan penurunan biaya pengoperasian. Pengurangan adalah penurunan nilai Gedung dan Bangunan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

2) Pengukuran

Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan. Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, serta jasa konsultan.

3) Pengungkapan

Gedung dan Bangunan disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula:

a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.

b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

- Penambahan;

- Pengembangan; dan - Penghapusan;

c) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Gedung dan Bangunan;

c. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai. Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi,

15 Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses/Produksi.

1) Pengakuan

Peralatan dan Mesin yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis transaksinya meliputi:

penambahan, pengembangan, dan pengurangan.

Penambahan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Peralatan dan Mesin tersebut.

Pengembangan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena

Pengembangan adalah peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena

Dalam dokumen NSPK PENATAUSAHAAN BMN (Halaman 9-0)