• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Radio

2.5.1 Radio Siaran

.Radio merupakan suatu media yang dicirikan oleh program yang sangat terspesialisasi ditujukan kepada segmen khalayak yang sangat sempit. Radio siaran (radio broadcast) adalah suatu aspek komunikasi. Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Donald McNicol dalam bukunya “Radios Conquest of space” menyatakan bahwa terkalahkannya ruang angkasa oleh radio (The Conquest of space of radio) dmulai pada tahun 1802 oleh Dane, radio merupakan karya yang sangat sederhana, yakni, ditemukannya suatu penerimaan pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan kawat beraliran listrik.

James Maxwell berhasil menemukan rumus-rumus mewujudkan gelombang elektro magnetis, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi. Rumus ini ditemukannya pada tahun 1865. Berdasarkan teorinya itu menyatakan bahwa gerakan magnetis dapat mengarungi ruang angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya, yakni 186.000 mil per detik. Dikemudian hari ternyata teori tersebut dapat

membuktikan kebenarannya. Gelombang elektro magnetis itu bisa direfleksikan kepada suatu cahaya pada tahun 1884 dan telah dibuktikan oleh Heinrich Hertz.

Radio siaran sebagai sarana propaganda, radio siaran secara serempak dapat mencapai rakyat banyak seketika, telah menimbulkan dampak yang besar terhadap politik, sosial, ekonomi, kebudayaan pendidikan, dan militer. Pada mulanya, seketika radio siaran ditemukan fungsinya hanya untuk memberi hiburan, penerangan dan pendidikan kepada khalayak. Namun beberapa negara menggunakan radio untuk propaganda.10

2.5.2 Radio Siaran Sebagai Media Massa Elektronik

Sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio siaran mempunyai perbedaan dengan media massa lainnya. Radio berbeda dengan televisi, walaupun ada persamaan dalam sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya audial sedangkan televisi audiovisual. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, jika ada lambang-lambang nirverbal , yang dipergunakan jumlahnya sangat minim, misalnya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik.

Keuntungan radio siaran bagi komunikasi ialah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Tidak demikian dengan media massa lainnya. Karena sifatnya auditori untuk didengarkan, lebih mudah

10

Effendy, Onong Uchjana. 1990. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung, CV. Mandar Maju. Hal. 21-35

orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Bandingkan dengan media massa lainnya, misalnya televisi. Jika ingin menyampaikan pesan dalam bentuk drama. Sebuah kisah dihutan, didasar laut, ataupun di neraka lebih mudah disajikan dibandingkan jika disampaikan melalui televisi,surat kabar, atau film.

Daya pikat untuk dapat melancarkan pesan ini penting artinya dalam proses komunikasi, terutama melalui media massa, disebabkan sifatnya yang satu arah (one way traffic communication). komunikasi hanya dari komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan. Selain itu pesan yang disampaikan kepada khalayak hanya sekilas dengar saja, arus balik (feedback) tidak mungkin pada saat itu. Pendengar yang tidak mengerti atau ingin memperoleh penjelasan lebih jauh, tak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulang lagi.11

2.5.3 Radio Stasiun Swasta

Ketentuan dalam undang-undang penyiaran pasal 16 no. 32 tahun 2002 menyebutkan bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga peyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia dengan bidang usaha menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Bersifat komersial berarti stasiun swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan usaha sah lainnya yang terkait dengan penyelenggaraa peyiaran.

11

Effendy, Onong Uchjana, 1991, Rado Siaran, Teori & Praktek. Bandung :Cv. Mandar Maju. Hal 18-20

Stasiun swasta diselenggarakan melalui sistem terestrial atau melalui sistem satelit secara analog atau digital. Stasiun swasta dapat melaksanakan siaran dengan menggunakan saluran multipleksing. Dalam hal ini, terdapat ketentuan bahwa dalam menyelenggarakan penyiaran multipleksing stasiun swasta hanya dapat menyiarkan satu program siaran. Penyiaran multipleksing adalah penyiaran dengan menggunakan satu channel, namun mampu menampilkan lebih dari satu program pada saat yang bersamaan.12

2.5.4 Radio FM

Dalam rangka memproduksi siaran perlu diperhatikan sifat-sifat radio seperti : (1)Auditori, sifat siaran adalah untuk didengar, maka isi siaran yang sampai ditelinga hanya sepintas lalu saja. (2)Mengandung gangguan, komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat massal akan menghadapi dua faktor gangguan yakni, semantic noise dan channel noise factor (3) Akrab, seorang penyiar seolah-olah dekat dengan pendengar, dengan cekatan menghidangkan acara-acara yang mengembirakan kepada audience.13

Penyiaran menurut Chester, Garrison, dan Willis dalam bukunya “Television and Radio” menyatakan bahwa penyiaran sebagai pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima ditelinga atau didengar dan dilihat oleh publik. Beberapa tipe penyiaran : penyiaran bunyi standar atau AM (Aplitudo Modulation) dan penyiaran FM (Frequency Modulations).

12

Morissan, 2011, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Hal. 88-89

13

Effendy, Onong Uchjana, 1991, Rado Siaran, Teori & Praktek. Bandung :Cv. Mandar Maju. Hal 82-84

Penyiaran radio FM (Frequency Modulation), memiliki banyak kelebihan dan daripada penyiaran radio standar. Pada umumnya lebih dinamis, suara lebih jernih, dan gangguan lebih rendah. Stasiun penyiaran radio FM dapat didengar dengan kualitas yang sama baiknya dari jarak penerimaan penyiaran radio AM. Karena cakupannya dibatasi oleh garis pandang dari bagian puncak pemancar, maka lebih cocok untuk masyarakat dipusat kota dari pada masyarakat dipedesaan. Keterbatasan cakupan seperti ini memungkinkan stasiun penyiaran radio FM untuk menggunakan frekuensi yang sama karena secara geografis letaknya tidak berjauhan.

FCC (Federal Communications Commissions) memberikan wewenang operasional bisnis bagi penyiaran radio FM pada tahun 1941.Namun untuk membantu stasiusn-stasiun penyiaran radio FM secara komersial dan untuk lebih mengefisienkan penggunaan frekuensi FM, FCC memberikan wewenang kepada stasiun radio FM untuk terlibat dalam jasa tambahan seperti “musik fungsional” yang memiliki banyak variasi, misalnya restauran, pabrik, musik latar belakang, selain itu, musik latar belakang di toko-toko (storecasting), musik latar belakang pada kendaraan pembawa penumpang (radio transit). Jasa-jasa ini terjadi karena sistem multiplex penyiaran. Sistem ini memungkinkan transmisi frekuensi penyiaran suatu program kedua (sekunder) yang dapat diterima oleh individu-individu dan organisasi yang memilii alat penerimaan ganda. Multiplexing juga memungkinkan siaran stereo dilakukan, karena menggunakan sistem ini, dua sinyal yang dibutuhkan untuk melengkapi suatu efek stereo dapat disisarkan pada frekuensi yang sama. FCC memberikan izin untuk jenis penyiaran ini oleh

penyiaran radio FM pada tahun 1961 dan sejumlah stasiun penyiaran radio mulai memberikan program stereo. 14

Dokumen terkait