• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Penelitian

Dalam dokumen Proposal Disertasi NEK change sdh di rev (Halaman 49-55)

METODA PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Perbaikan kondisi kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kaimana secara signifikan di bidang:

1. Kependudukan 2. Kesehatan dan Gizi 3. Pendidikan 4. Ketenagakerjaan 5. Taraf dan Pola Konsumsi 6. Kemiskinan

7. Perumahan dan Lingkungan 8. Sosial Lainnya

Faktor-Faktor Lainnya Kondisi kesejahteraan rakyat di Kabupaten

Kaimana yang masih memprihatinkan di bidang:

1. Kependudukan 2. Kesehatan dan Gizi 3. Pendidikan 4. Ketenagakerjaan 5. Taraf dan Pola Konsumsi 6. Kemiskinan

7. Perumahan dan Lingkungan 8. Sosial Lainnya Peningkatan Aksesibilitas Pengembangan Jaringan Jalan Koordinasi antarinstansi Pembangunan Sektor Lainnya Belanja APBD

Kapasitas Fiskal Sangat Tinggi

Dana Perimbangan Lainnya

Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Belanja Pemerintah Pusat Transfer Ke Daerah

Penelitian ini dari sudut pandang teknis analisis dirancang sebagai suatu penelitian dengan tujuan eksplanasi dan bersifat integratif. Dari berbagai buku teks diketahui bahwa masih terdapat dua rancangan penelitian yang lain, yaitu penelitian dengan tujuan eksplorasi dan deskripsi. Menurut O’Sullivan dan Rassel (1989: 40), dalam suatu desain penelitian eksplanasi perlu ditemukan bukti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan Babbie (2004: 89) menjelaskan bahwa jika suatu studi deskriptif ditujukan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan seperti apa, di mana, kapan, dan bagaimana, maka suatu penelitian eksplanasi berupaya menjawab pertanyaan tentang mengapa.

Hubungan di antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian eksplanasi disebut dengan nomothetic causality. Kriteria yang pertama yang harus dipenuhi adalah bahwa variabel-variabel yang digunakan harus saling berhubungan (correlation). Kriteria kedua adalah penyebab harus berlangsung terlebih dahulu sebelum timbul efek atau dampak yang dihasilkan (time order). Kriteria terakhir adalah variabel- variabel yang diamati tidak bersifat lancung (nonspurious).

Di dalam penelitian ini, sebagai variabel dependen adalah kondisi kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kaimana yang dijabarkan menjadi beberapa indikator sosial dan ekonomi. Sedangkan sebagai variabel independen adalah pengembangan jaringan jalan dan faktor-faktor lainnya yang diduga turut mempengaruhi perbaikan kondisi kesejahteraan rakyat. Setelah dilakukan pengujian, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat signifikan atau tidak signifikan, dan dapat pula

bersifat positif atau negatif. Secara ideal, pengembangan jaringan jalan diharapkan memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perbaikan kondisi kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kaimana.

Dari sudut pandang substansi, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai suatu penelitian evaluasi kebijakan. Kebijakan yang dimaksudkan adalah kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pembangunan jaringan jalan di Kabupaten Kaimana. Sebagian kebijakan merupakan produk dari instansi pemerintah pusat, sedangkan kebijakan-kebijakan lainnya dihasilkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Kaimana.

Agar kebijakan-kebijakan tersebut dapat direncanakan dan dilaksanakan secara sinergis dan harmonis, maka diperlukan koordinasi antarlembaga, yang dalam praktiknya tidak mudah. Untuk itu, penelitian ini menggunakan analisis jaringan kebijakan untuk mencermati proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan jaringan jalan yang melibatkan instansi vertikal pemerintah pusat dan instansi daerah. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan analisis dampak kebijakan untuk mengetahui manfaat yang dihasilkan dari pengembangan jaringan jalan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kaimana.

3.2 Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari:

1. perkembangan panjang jalan di Kabupaten Kaimana menurut peruntukkan, sistem jaringan jalan, fungsi, status, dan kelas jalan; 2. kondisi ruas-ruas jalan di Kabupaten Kaimana dalam beberapa tahun;

3. jumlah anggaran dan realisasinya yang digunakan untuk membangun dan memelihara ruas-ruas jalan di Kabupaten Kaimana selama beberapa tahun anggaran, baik yang bersumber dari APBD maupun APBN; 4. postur APBD Kabupaten Kaimana dalam beberapa tahun anggaran; 5. profil Kabupaten Kaimana;

6. indikator kesejahteraan rakyat di Kabupaten Kaimana selama beberapa tahun yang meliputi aspek kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, taraf dan pola konsumsi, kemiskinan, perumahan dan lingkungan, serta indikator sosial lainnya;

7. kesempatan kerja di Kabupaten Kaimana; serta 8. data-data lainnya yang relevan.

Data sekunder dikumpulkan dari berbagai dokumen yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), instansi pemerintah pusat, instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kaimana, dan sumber-sumber publikasi resmi lainnya.

Data menyangkut indikator kependudukan yang dikumpulkan mencakup:

1. jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; 2. kepadatan penduduk;

3. komposisi penduduk dan angka beban tanggungan;

4. perkembangan age specific fertility rate (ASFR) dan total fertility rate

(TFR); serta

5. persentase wanita yang melakukan perkawinan pertama di usia kurang dari 16 tahun.

Selanjutnya data mengenai indikator kesehatan dan gizi yang dikumpulkan terdiri dari:

1. perkembangan angka kematian bayi dan angka harapan hidup; 2. angka kesakitan dan rata-rata lamanya sakit;

4. persentase Balita menurut status gizi;

5. presentase Balita menurut penolong persalinan; 6. persentase penduduk yang berobat sendiri; serta 7. persentase penduduk yang berobat jalan.

Data yang menyangkut indikator pendidikan yang dikumpulkan adalah:

1. angka melek huruf; 2. rata-rata lama sekolah;

3. persentase penduduk 10 tahu ke atas menurut tingkat pendidikan; 4. angka partisipasi sekolah;

5. angka partisipasi murni; 6. angka putus sekolah; serta

7. perkembangan rasio murid-guru dan rasio murid-kelas.

Data yang terkait dengan indikator ketenagakerjaan yang dikumpulkan meliputi:

1. tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK); 2. tingkat pengangguran terbuka (TPT); 3. komposisi penduduk yang bekerja;

4. persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja; serta 5. persentase pekerja anak (usia 10-14 tahun).

Data yang berkaitan dengan indikator taraf dan pola konsumsi yang dikumpulkan mencakup:

1. perkembangan kemiskinan;

2. konsumsi energi dan protein per kapita per hari; 3. pengeluaran per kapita per bulan;

4. distribusi pembagian pengeluaran per kapita dan Indeks Gini; serta 5. pengeluaran rata-rata nominal dan persentase pengeluaran makanan dan

bukan makanan per kapita per bulan.

Data mengenai indikator perumahan dan lingkungan yang dikumpulkan terdiri dari:

1. persentase rumah tangga menurut beberapa indikator kualitas perumahan dan daerah tempat tinggal;

2. persentase rumah tangga menurut beberapa fasilitas perumahan dan daerah tempat tinggal; serta

3. persentase rumah tangga yang menggunakan penerangan listrik menurut daerah tempat tinggal.

Data menyangkut indikator sosial lainnya yang dikumpulkan mencakup:

1. penduduk yang melakukan perjalanan menurut daerah tempat tinggal; 2. persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut jenis kegiatan

dan daerah tempat tinggal;

3. persentase rumah tangga yang mempunyai akses teknologi komunikasi dan informasi menurut jenis alat komunikasi dan informasi dan daerah tempat tinggal; serta

4. beberapa indikator Raskin menurut daerah tempat tinggal.

Data primer dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara. Para responden untuk kegiatan ini adalah pihak-pihak yang terkait atau memiliki pemahaman yang baik mengenai aspek-aspek pembangunan wilayah dan pengembangan jaringan jalan. Pihak-pihak dimaksud meliputi pejabat pada instansi pemerintah pusat, pejabat pada instansi pemerintah daerah, akademisi/peneliti, tokoh masyarakat, dan lain- lain.

Menurut Babbie (2004: 302), “focus group is a group of subjects interviewed together, prompting a discussion”. Sedangkan Sekaran (2003: 220) menuliskan bahwa “The focus sessions are aimed at obtaining respondents’ impressions, interpretations, and opinions, as the members talk

about the event, concept, product, or service”. Jumlah responden FGD menurut Sekaran (2003: 220) berkisar antara 8-10 orang dengan seorang moderator yang memimpin diskusi dalam kurun waktu sekitar 2 jam. Jumlah responden ini berbeda dengan Babbie (2004: 302) yang menganjurkan jumlah responden FGD lebih banyak, yaitu berkisar 12-15 orang. Di dalam penelitian ini akan dilaksanakan FGD sebanyak 2-5 kali dengan jumlah responden pada setiap kali FGD berkisar 10-15 orang dengan dipandu oleh seorang moderator.

Untuk kegiatan wawancara, jumlah responden ditentukan dengan menggunakan pendekatan snowball sampling. Snowball sampling

merupakan salah satu cara penentuan sampel dalam nonprobability sampling. Babbie (2004: 184) menuliskan bahwa:

“Snowball sampling is a nonprobability sampling method often employed in field research whereby each person interviewed may be asked to suggest additional people for interviewing.”

Teknik wawancara yang ditempuh adalah melalui komunikasi langsung dengan responden, seperti lewat tatap muka atau melalui telepon, maupun melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui surat-menyurat dan surat elektronik (e-mail).

Dalam dokumen Proposal Disertasi NEK change sdh di rev (Halaman 49-55)

Dokumen terkait