IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.7. Implikasi Manajerial
4.7.6. Rancangan Program Pensiun Dini Atas Permintaan Sendiri Menuju Perbaikan Kedepan
Program pensiun dini atas permintaan sendiri ini menjadi program pilihan manajemen sumber daya manusia perusahaan dalam melakukan pengakhiran hubungan kerja dengan karyawannya. Secara keseluruhan ada beberapa aspek dari program ini yang perlu diperhatikan untuk perbaikan manajemen program yang akan datang.
1. Perlunya penyeleksian sasaran karyawan pensiun dini atas permintaan sendiri. Program pensiun dini atas permintaan sendiri ini yang menjadi sasaran sebenarnya adalah pekerja yang tidak produktif, berpendidikan rendah serta kualitas mutu personal pekerja yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat karyawan yang mengajukan pensiun dini atas permintaan sendiri ini adalah karyawan yang produktif seperti level manajer, nakhoda, staff ahli ataupun asisten manajer dimana dedikasi mereka masih dibutuhkan di perusahaan dapat dilihat dari golongan upah level utama dan pembina yang mengajukan pensiun dini APS. Program seleksi berupa wawancara dan daftar prestasi pekerja dibutuhkan sebagai pertimbangan manajemen dalam mengambil keputusan menghentikan hubungan kerja, agar tidak terjadi kerugian bagi pihak perusahaan.
2. Perlunya penyelenggaraan program jenjang karir pasca pensiun dini atas permintaan sendiri. Hal ini dibutuhkan untuk merekatkan loyalitas para pensiunan kepada perusahaan serta menimbulkan rasa bangga dan kepedulian perusahaan terhadap mantan karyawannya serta sebaliknya. Program ini juga sebagai ajang pertemuan sesama karyawan yang mengambil pensiun dini atas permintaan sendiri, hal ini dapat pula menciptakan suasana kondusif yang saling membantu apabila ada kesulitan dalam berbisnis, pengembangan karir baru ataupun membuka usaha baru sesama mantan rekan kerja.
3. Perbaikan dalam keterlambatan administrasi dan pelayanan. Program pensiun dini atas permintaan sendiri ini sebaiknya untuk perbaikan ke depan jangan sampai menimbulkan ketidakpuasan pelayanan (informasi berdasarkan pertanyaan terbuka kuesioner). Administrasi serta pelayanan merupakan hal penting yang patut didahulukan kepentingannya sesuai dengan komitmen awal yang terdapat dalam surat keputusan yang diberikan. Untuk itu sebaiknya manajemen selain memiliki divisi khusus juga terdapat peraturan dalam pengurusan segala keperluan administrasi pensiun secara tertulis agar tidak terjadi keterlambatan atau kesimpangsiuran informasi untuk dibagikan kepada responden.
4. Sosialisasi dini. Program yang telah dirancang oleh pihak perusahaan dan dianggap sebagai solusi dalam penyelesaian masalah sumber daya manusia, sebaiknya dalam hal sosialisasi diperhatikan keefektifannya. Sosialisasi sebaiknya dilakukan oleh pihak manajemen sedini mungkin, meskipun program ini bersifat insidental. Waktu pertimbangan ideal yang dibutuhkan untuk sosialisasi program yang sangat mempengaruhi kinerja ke depan perusahaan serta nasib karyawan ini adalah tiga bulan untuk satu waktu penurunan rencana dari surat keputusan perusahaan hingga masa pendaftaran usulan terakhir pensiun dini bagi karyawan. Hal ini ditujukan agar karyawan dan perusahaan memiliki waktu pertimbangan lebih lama untuk memutuskan status kepegawaian seseorang dari berbagai segi agar tidak terjadi pengakhiran hubungan kerja karyawan yang salah (salah
sasaran) serta program ini dapat tersosialisasikan sebaik-baiknya dengan metode sosialisasi seperti : menggunakan seminar langsung tentang tawaran program pensiun dini atas permintaan sendiri kepada karyawan oleh dewan direksi langsung, menggunakan buletin atau majalah yang rutin beredar di perusahaan sebagai sarana komunikasi disertai dengan tanya jawab karyawan, menggunakan sarana khusus sebagai pusat informasi program pensiun dini atas permintaan sendiri perusahaan dimana karyawan mendapatkan informasi langsung tentang berbagai fasilitas atau hal yang tidak dimengerti atau lebih jauh tentang program pensiun dini ini. 5. Rancangan evaluasi kepuasan kerja karyawan sebelum pensiun. Program
pensiun dini atas permintaan sendiri yang berindikasi melebihinya target yang ditentukan oleh pihak perusahaaan, memberikan dugaan adanya ketidakpuasan kerja ataupun kepuasan terhadap program yang diberikan perusahaan. Maka dari itu pihak perusahaan sebaiknya membuat survei khusus untuk mengevaluasi persepsi karyawan sebelum keluar dari perusahaan, bagaimana respon terhadap program perusahaan, saran, serta alasan responden mengajukan pensiun dini yang berdasarkan pada kepuasan kerja, sehingga dari atribut kepuasan kerja yang ada, dapat terlihat bagaimana persepsi responden terhadap kepuasan kerja yang selama ini ada dan dialami oleh karyawan. Hal ini untuk perbaikan kinerja perusahaan kedepan dari segi sumber daya manusia, karena kepuasan kerja akan menimbulkan rasa loyalitas dan produktivitas dari karyawan kepada perusahaan sebagai nilai tambah adanya kepedulian perusahaan. Rancangan pensiun dini atas permintaan sendiri Re-covery terdapat pada Gambar 12.
Gambar 13. Konsep Rancangan Pensiun Dini Atas Permintaan Sendiri Recovery Keterangan Gambar 13 :
= = Unsur / komponen = Proses
= Hubungan dan Komunikasi
= Mempengaruhi = Berlanjut
Program Pensiun Dini Atas Permintaan Sendiri
Sosialisasi
Pengajuan Usulan Karyawan yang Berminat Pensiun Dini Atas Permintaan Sendiri
Sistem Seleksi Survei Kepuasan Kerja
Karyawan Karyawan
Kembali Bekerja
Evaluasi Efektifitas Program Pensiun Dini Atas Permintaan
Sendiri
Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan Atribut-atribut Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja Meningkat Restrukturisasi Program Pasca Pensiun
Dini
(Rekrutmen SDM baru dan penyusunan
program pasca pensiun dini karyawan) Peningkatan Motivasi
Kinerja Karyawan Meningkat
Kinerja Perusahaan Meningkat
Improvement Adaptasi dengan
Program pensiun dini atas permintaan sendiri disusun berdasarkan keputusan dewan direksi disertai adanya pelaksanaan oleh pihak manajemen sebagai tuntutan terbentuknya restrukturisasi baru untuk efektifitas kinerja sumber daya manusia yang akan mempengaruhi kontinuitas kinerja perusahaan. Program ini dilakukan dengan tahap awal adalah sosialisasi kepada seluruh karyawan yang menjadi target sasaran. Selanjutnya adanya pengajuan usulan dari pihak karyawan, pihak manajemen melakukan seleksi terhadap karyawan yang mengusulkan untuk mengajukan pensiun dini, agar tidak keluar dari target karyawan yang menjadi sasaran program yaitu : karyawan yang berpendidikan rendah, karyawan yang tidak produktif dan karyawan yang memiliki kualitas mutu personal yang rendah. Selain seleksi maka dilakukan pula survei kepuasan kerja berasarkan atribut yang menjadi prioritas dalam pengukuran kepuasan kerja karyawan di perusahaan, survei kepuasan kerja ini berguna sebagai tolak ukur pelaksanaan kepuasan kerja yang terjadi di perusahaan dari sudut pandang karyawan yang mengajukan usulan pensiun dini sebagai masukan untuk perbaikan dan penyebab keinginan pensiun dini atas permintaan sendiri.
Karyawan yang lolos seleksi maka diperbolehkan untuk pensiun dini oleh perusahaan (sesuai dengan sasaran), sedangkan karyawan yang tidak lolos seleksi maka akan kembali bekerja dengan syarat adanya perbaikan dalam atribut kepuasan kerja serta respon baik dari pihak perusahaaan untuk tetap mempekerjakan karyawan yang potensial tersebut, sehingga menghasilkan kepuasan kerja yang meningkat pada karyawan yang kembali bekerja tersebut sehingga memacu peningkatan motivasi dan kinerja karyawan yang meningkat. Hal ini sebagai langkah evaluasi efektifitas program pensiun dini atas permintaan sendiri yang akan dilanjutkan dengan restrukturisasi program pasca pensiun dini yang mencakup rekrutmen sumber daya manusia baru berdasarkan kualifikasi yang lebih baik dan dibutuhkan oleh pihak perusahaan, menggalang kepedulian perusahaan terhadap karyawan yang telah pensiun dini, dengan adanya perpisahan bagi mereka, atau diadakan ajang pertemuan untuk mengetahui jenjang karir mereka setelah pensiun dini serta untuk menjaga loyalitas mereka terhadap perusahaaan meskipun sudah tidak bekerja, juga untuk perbaikan program ini selanjutnya jika perusahaan membutuhkan restrukturisasi sumber daya manusia kembali.
Pelaksanaan program yang dirancang dengan baik dengan memperhatikan kepentingan berbagai pihak, diharapkan akan menghasilkan peningkatan kinerja karyawan selanjutnya yang akan berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan. Keseluruhan rancangan program tersebut dipengaruhi dengan adanya adaptasi dengan perubahan yang tercermin pada setiap tahap proses serta adanya improvement atau perkembangan dalam setiap tahapan rancangan.