• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Umum Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Konawe Utara

2. RPJMD Tahap II (Tahun 2016 – 2021)

4.5 Rancangan Umum Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Konawe Utara

Strategi pembangunan daerah disusun dengan tujuan untuk menganalisis strategi umum untuk mencapai tujuan yang diharapan. Sebagai sebuah wilayah pemerintahan, tujuan yang hendak dicapai tentunya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, daerah semestinya dapat memanfaatkan semua kelebihan dan potensi yang ada untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Alat analisis yang dipilih untuk menyusun strategi umum dalam rangka mencapai kesejahteraan yang diharapkan dalam hal ini adalah SWOT. Tabel 4.2 menyajikan kerangka analisis SWOT untuk menentukan strategi pembangunan 5 tahun ke depan agar kesejahteraan yang diharapkan dapat tercapai.

4 - 46

Tabel 4.2.

Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Umum Pembangunan Kabupaten Konawe Utara, Tahun 2016

Kekuatan Kelemahan

1. Sumber daya alam yang melimpah utamanya disektor perkebunan, pertanian, kelautan dan pertambangan. 2. Posisi geografis strategis (berada di jalur Trans Sulawesi) dan memiliki pelabuhan laut untuk menopang kegiatan industri

3. Wilayah laut yang dipengaruhi langsung oleh Laut Banda, terutama perairan laut disekitar teluk lasolo yang merupakan jalur pedagangan antar pulau

4. Budaya lokal yang mendukung kewirausahaan 1. Regulasi yang terkait dengan pengembangan wilayah masih lemah 2. Infrastruktur yang masih terbatas 3. Ketrampilan sumber daya manusia kurang 4. Aspek pemasaran produk hasil pertanian, perikanan, perkebunan dan lain-lain belum terbentuk 5. Sumber-sumber penerimaan untuk membiayai pembangunan daerah masih bergantung pada kontribusi APBD dalam bentuk DAU, DAK dari Propinsi

4 - 47 Pe lu a n g Peluang: 1. RTRW Nasional: Sebagai kawasan konservasi laut di Teluk Lasolo seluas 81.800 ha, dan sebagai kawasan strategis nasional pertambangan 2. RTRW Propinsi:Sebagai Kawasan PKIP (Pusat Kegiatan Industri Pertambangan) di Awila

3. Pluralism etnik dan

kultur di Kabupaten Konawe Utara menjadi pendorong dinamika potensi sosial ekonomi yang sehat untuk memacu

pertumbuhan ekonomi 4. Tumbuhnya

lembaga keuangan bank dan non bank dapat membuka akses permodalan bagi masyarakat Menggunakan kekuatan meraih peluang: 1. Penyediaan infrastruktur pendukung daerah kawasan industri 2. Pengembangan sektor pertanian (dalam arti luas) 3. Peningkatan kualitas

sumber daya manusia

4. Memanfaatkan budaya lokal untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat Menggunakan peluang untuk mengurangi kelemahan : 1. Pengembangkan regulasi yang terkait dengan kepastian usaha (investasi) 2. Penyediaan instrastruktur dasar 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia 4. Percepatan pembangunan melalui percepatan investasi

4 - 48 An ca m a n Ancaman 1. Pemanasan global 2. Perubahan iklim 3. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 4. Tingginya intensitas kegiatan eksploitasi lahan perkebunan dan pertambangan yang tidak disertai dengan penguatan regulasi

5. Adanya polarisasi dan segmentasi politik yang terus-menerus akibat tingginya temperature dan konstelasi politik, dikhawatirkan dapat mengalihkan orientasi konstruktif dan mengahambat pertumbuhan ekonomi Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan: 1. Pembangunan insfrastruktur Penaggulangan bencana 2. Mengembangkan sektor unggulan sesuai potensi wilayah 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Memanfaatkan budaya lokal untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat Membalik tantangan dan kelemahan menjadipeluang: 1. Penciptaan pasar baru dan peningkatan jaringan pemasaran produk unggulan yang telah ada 2. Peningkatan pelayanan terhadap penyandang masalah sosial 3. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat 4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan kehidupan beragama dan kehidupan berbudaya

Berdasarkan analisis SWOT, ditemukan strategi umum yang harus diterjemahkan ke dalam rencana pembangunan 5 tahun ke depan untuk mencapai kesejahteraan. Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan;

1. Pembangunan Pedesaan

Peningkatan pembangunan dengan mengacu pada kesesuaian terhadap fungsi ruang pedesaan dilaksanakan dalam rangka memeratakan pembangunan keseluruh pelosok wilayah pedesaan, sehingga kesenjangan pertumbuhan antar wilayah diharapkan makin menurun. Dengan arahan tersebut, seharusnya didalam implementasinya mencakup aspek spasial (tata ruang) yang akan memberikan dasar bagi pencapaian keserasian dan optimalisasi dalam pemanfaatan ruang sesuai fungsi masing-masing kawasan. Untuk itu diperlukan upaya menata ruang setiap kawasan dengan mengikuti strategi pengembangan pola tata ruang kabupaten, yang dilaksanakan melalui dua tingkatan. Pertama, tingkat makro yaitu penataan ruang pedesaan diarahkan untuk mengatur pemanfaatan lahan dengan

4 - 49 mengacu pada rencana tata ruang untuk mendukung terwujudnya keserasian perkembangan sistem permukiman dan pusat-pusat pelayanan (pertumbuhan). Kedua, tingkat mikro yaitu penataan ruang pedesaan ditujukan pada upaya menciptakan kontribusi sumberdaya lahan secara optimal terhadapa peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian dalam arti luas yang memiliki lahan sempit dan mempunyai usaha berskala kecil serta berkedudukan lemah terhadap pemilihan faktor produksi dan jaringan pemasaran.

2. Penyediaan infrastruktur pendukung daerah kawasan industri.

Kawasan Awila merupakan kawasan strategis nasional (KSN Sorowako) maupun propinsi (KSP PKIP AWILA). Sejalan dengan potensi yang ada, maka pengembangan kawasan-kawasan strategis sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki menjadi sangat krusial untuk dilakukan peningkatan agar dapat menjadi pengungkit pembangunan 5 tahun ke depan. Selain itu pembangunan poros jalan kabupaten yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung geliat pertumbuhan ekonomi sehingga dapat membuka isolasi dan memberi stimulan kearah perkembangan disemua bidang baik pertanian, perikanan, industri, pariwisata maupun sektor lainnya di wilayah pedesaan yang diharapkan mampu mengatasi ketimpangan pembangunan.

3. Peningkatan sarana dan prasarana serta tata kelola pertanian

Pertanian (dalam arti luas) merupakan sektor ekonomi paling strategis yang menopang kehidupan masyarakat dan kesinambungan pembangunan daerah di Kabupaten Konawe Utara selama beberapa dekade terakhir. Selain itu, sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perkebunan, merupakan basis utama ekonomi masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya nilai kontribusi PDRB dari sektor pertanian. Namun demikian, masih terdapat berbagai masalah terkait peningkatan sektor pertanian (dalam arti luas) yakni (1) lemahnya kepastian hukumatas penguasaan, pemanfaatan dan pemilikan lahan-lahan produktif pertanian. (2) tingginya laju konversi lahan produktif menjadi kawasan permukiman dan fasilitas publik lainnya. (3) lemahnya system pembenihan dan pembibitan tanaman pangan perkebunan. (4) lemahnya proteksi dan kelembagaan pemasaran dalam system tata niaga hasil pertanian utamanya kelapa. (5) lemahnya system pembiayaan pertanian rakyat. (6) masih kurangnya

4 - 50 dukungan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian, seperti jalan usaha tani, jalan produksi, jaringan irigasi desa, jaringan irigasi tersier dan kuarter.Untuk itu diperlukan upaya dalam rangka meningkatkan tingkat pertumbuhan PDRB dengan berbagai tindakan yang meliputi seperti perbaikan sistem produksi yang mengutamakan pada aspek peningkatan produksi dan produktivitas, pencapaian sasaran/tujuan secara efektif dan efisien dalam menggunakan sumberdaya, penggunaan teknologi tepat guna/ maju, mendorong investasi, mengembangkan dan memperluas lapangan kerja dan kegiatan lokal, pelatihan, penyuluhan dan lainnya.

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kekuatan dalam menggerakkan roda perekonomian daerah, oleh karena itu yang dibutuhkan adalah pendidikan baik formal maupun informal, melalui peningkatan penyelenggaraan pendidikan umum dan pendidikan agama sehingga terjalin sinergitas antara pemerintah dan masyarakat sebagai pelaku pembangunan daerah.

5. Pengembangan regulasi yang terkait dengan kepastian usaha

Investor membutuhkan kepastian usaha sebagai salah satu jaminan bahwa investasinya akan aman dalam jangka panjang. Kejadian kriminal, demo atau konflik sudah semestinya dapat dikendalikan agar iklim usaha menjadi kondusif. Untuk itu diperlukan regulasi dari negara agar jaminan kemanan itu tercipta.

6. Penyediaan infrastruktur dasar

Infrastruktur dasar sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan yang dilaksanakan. Penyediaan sarana pendidikan, kesehatan, pasar, ruang terbuka publik, jalan dan jembatan penghubung antar desa dan seterusnya, adalah fasilitas dasar yang mestinya disediakan untuk pengembangan kesejahteraan yang lebih baik. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan infrastruktur untukmenunjang kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi ketersediaan infrastruktur energi, air bersih, komunikasi dan infrastruktur penunjang ekonomi.

7. Percepatan pembangunan melalui percepatan investasi

Investasi adalah motor pertumbuhan ekonomi yang utama. Investasi yang dilakukan oleh swasta pada bidang ekonomi dan investasi oleh negara untuk penyediaan infrastruktur menjadikan pertumbuhan berkelanjutan. Melalui

4 - 51 investasi, pada satu sisi menciptakan barang dan jasa, sedangkan pada sisi lain menciptakan kesempatan kerja yang berarti pendapatan dan bermakna pula daya beli. Sisi lain lagi dengan investasi pada sektor unggulan dalam hal ini kelautan dan perikanan akan menarik bidang lain untuk berkembang. 8. Pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana

Perubahan iklim yang menimbulkan bencana harus disikapi dengan perubahan perilaku untuk melakukan antisipasi. Antisipasi bencana harus dilakukan, baik dengan penjangaan lingkungan, pemanfaatan kawasan secara tepat, pengambilan sumber daya alam secara berkelanjutan, maupun rehabilitasi terhadap kerusakan yang telah terjadi, selain itu pembangunan jalan bay pass yang dapat berfungsi sebagai talud penanggulangan/ pengendalian banjir.

9. Mengembangkan potensi sumberdaya alam

Sesuai dengan potensi yang ada, maka arah pengembangan perekonomian seharusnya diarahkan pada bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan sebagai motor penggerak perekonomian. Potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Konawe Utara merupakan keunggulan kompetitif utama daerah untuk bersaing dengan daerah lainnya. Potensi yang dimaksud adalah kawasan pesisir dan perairan laut, kawasan hutan, pertanian dan perkebunan darat, serta bahan tambang/mineral yang ada di Kabupaten Konawe Utara.

10. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Kegiatan eksploitasi sumberdaya alam, terutama eksploitasi tambang didalam dan disekitar kawasan konsesi pertambangan nikel di Molore, Lameruru, Pariama, Alenggo, Morombo, Topunopaka, Tapunggaya, Motui dan berbagai wilayah lainnya di Kabupaten Konawe Utara, selama ini telah menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang cukup parah. Dilihat dari aspek lingkungan sosial, kehadiran perusahaan-perusahaan pertambangan ditengah entitas masyarakat tertentu, cenderung merusak tatanan sosial-budaya yang ada, dimana masyarakat cenderung lebih pragmatis dan mulai meninggalkan pranata kehidupan ekonomi yang telah lama menopang kehidupan mereka. 11. Peningkatan pelayanan terhadap penyandang masalah sosial

Ketika perekonomian berjalan cepat, pasti ada pihak yang tertinggal, yaitu mereka yang kurang memiliki sumber daya untuk mengakses pembangunan.

4 - 52 Bukan kesalahan mereka jika mereka tidak dapat mengakses pembangunan, tetapi sistim pasar memaksa mereka untuk terlempar dari proses. Untuk itulah negara harus hadir dan memberikan hak hak mereka sebagai warga bangsa. Dengan demikian pelayanan kepada mereka yang kurang mampu mengakses pelayanan publik mutlak dipikirkan.

12. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat Negara memiliki kewajiban untuk melakukan pelayanan lansung kepada masyarakat, dokumen kependudukan, pelayanan atas fasilitas dasar, pelayanan untuk perijinan adalah beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara kepada warganya. Rendahya kualitas pelayan publik dan tata kelola pemerintahan di daerah mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan/desa menjadi isu strategis yang perlu mendapat perhatian. Untuk itu maka perbaikan sistim pelayanan umum secara menyeluruh adalah hal yang dibutuhkan.

13. Memanfaatkan budaya lokal untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat

Pada dasarnya jiwa kewirausahaan telah ada pada masyarakat Sulawesi pada umumnya. Jiwa bahari adalah jiwa Sulawesi, namun demikian hingga saat ini jiwa ini belum dimanfaatkan. Melalui pengembangan kawasan industri berbasis kelautan, jiwa bahari didorong untuk dimanfaatkansehingga menjadi kunci keberhasilan pengembangan industri kelautan yang diharapkan.

14. Penguatan kehidupan beragama dan berbudaya

Peningkatan kegiatan keagamaan dan kebudayaan diharapkan agama dan budaya tidak hanya menjadi simbol ataupun ritual tetapi mampu benar-benar menjadi warna dan jati diri bangsa. Untuk menjadi manusia modern, tidak harus meninggalkan nilai budaya apalagi agama, kemajuan yang diwarnai oleh nilai agama dan budaya menunjukkan kelestarian yang lebih baik dibandingkan yang hanya bertumpu pada pengembangan ekonomi.

15. Kesesuaian terhadap pemanfaatan ruang

Peanfaatan penaataan ruang sangat penting dan diperlukan sebagai suatu upaya mewujudkan tata ruang yang terencana guna mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sebesar-besarnya. Pada dasarnya penaataan ruang dalah pemanfaatan ruang bagi semua kegiatan dan kepentingan secara terpadu, efektif dan efisien, serasi, selaras, seimbang, berkelanjutan, berkeadilan dan memiliki perlindungan hukum yang

4 - 53 dijabarkan secara operasional dalam bentuk kesesuaian ruang yakni pertama, kesesuaian fisik yang mengandung pengertian kelestarian lingkungan hidup, dengan senantiasa memperhitungkan kesesuaiannya dengan daya dukung lingkungan. Kedua, kesesuaian ekonomi dalam bentuk sinergi pemanfaatan ruang, dimana setiap pemanfaatan ruang harus saling mendukung guna mencapai pola pemanfaatan yang terpadu. Ketiga, kesesuaian sosial dalam bentuk kaidah demokratisasi pemanfaatan ruang.

Strategi merupakan cara yang direkomendasikan oleh analisis permasalahan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagai sebuah dokumen perencanaan yang komprehensif, strategi sudah semestinya sejalan dengan visi dan misi bupati dan wakil bupati terpilih. Tabel 4.3 menyajikan keterkaitan antara rekomendasi strategi yang dihasilkan dengan visi dan misi Bupati dan wakil bupati terpilih. Pada tabel tersebut menginformasikan bahwa visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih telah sejalan dengan masalah yang memang harus dipecahkan oleh daerah ini dalam rangka mencapai tujuan kesejahteraan yang diharapkan, dari 5 misi bupati terdapat 13 strategi besar yang sejalan.

Tabel 4.3.

Keterkaitan antara Strategi Umum dan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih

Visi

MENUJU KONAWE UTARA SEJAHTERA DAN BERADAB

Dokumen terkait