• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Rangkuman Hasil Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 5 karyawan tetap yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yang diperoleh data sebagai berikut:

a. Independensi

Kualifikasi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yaitu: pendidikan minimal SI akuntansi, mempunyai pengalaman kerja minimal 3 tahun, memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, memiliki independen dalam setiap mental, dan menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap auditor dalam Kantor Akuntan Publik atau jaringan Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa profesionalnya yang meliputi jasa assurance, nonassurance, dan atestasi.

Sikap independensi di pertahankan oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu secara penampilan dan secara fakta atau nyata. Secara penampilan auditor diharuskan berpakaian rapi dan sopan saat melakukan penugasan. Yang kedua,

secara fakta dengan cara memperhatikan standar teknik profesi dan etika dan berupaya terus meningkatkan kemampuan independensi yaitu: kecakapan, kemampuan atau kompetisi, kecakapan profesional, dan ketekunan.

b. Penugasan Personel

Perencanaan audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian, melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas, membuat program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.

Menentukan tim audit terdiri dari : seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, satu atau lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit, dan staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

Penetapan fee atas jasa audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta merupakan otorisasi dan wewenang Bapak Payamta selaku pemilik Kantor Akuntan Publik dan mengacu pada Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit yang diterbitkan oleh ketua umum Institut Akuntan Publik Indonesia.

c. Konsultasi

Konsultasi dengan pihak berwenang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa yang dijadikan pertimbangan untuk menolak perikatan. Selain itu, konsultasi juga dimaksudkan untuk mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan calon klien diaudit seperti: ketersediaan catatan akuntansi penting (buku besar, jurnal, buku besar pembantu), memadainya pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien.

Penyelesaian perbedaan pendapat dengan para spesialis dilakukan dengan cara berdiskusi tentang masing-masing pendapat yang dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria tertentu yang ditemukan selama proses audit.

Dokumentasi tentang hasil konsultasi dilakukan dengan cara membuat arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini bertujuan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya. Sehingga, laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material. Hal ini dilakukan dengan cara: komunikasi dengan auditor pendahulu, melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan, misal: lancar atau tidaknya proses audit dulu, apakah ada kendala dalam proses audit, dan meminta keterangan kepada pihak ketiga. Bisa berupa penasihat hukum, pejabat bank, dan

pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.

d. Supervisi

Prosedur ini mengatur tentang perencanaan perikatan, standar mutu untuk kegiatan audit, review kertas kerja dan laporan perikatan.

Perencanaan perikatan dilakukan dengan cara: identifikasi calon klien, analisis kondisi bisnis klien untuk diterima atau tidaknya perikatan. Standar mutu Kantor Akuntan Publik Payamta dipertahankan dengan cara: menjaga kualitas auditnya, menjaga integritas dan kepercayaan dari klien. Review kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui supervisi oleh senior.

e. Pemekerjaan

Kualifikasi untuk auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu: kualifikasi untuk supervisor dan kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor.

Kualifikasi untuk supervisor yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai ketua tim atau auditor minimal 5 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

Kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: mempunyai pengetahuan teknis yang cukup, minimal S1 atau D3 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja asisten audit minimal 3 tahun, mempunyai kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

Pelatihan yang dirancang Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: pelatihan audit, audit intern, dan perpajakan

Pemilihan staf ditentukan melalui program seleksi dan wawancara. Selain itu, pada saat wawancara Kantor Akuntan Publik Payamta juga menginformasikan kepada pelamar mengenai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.

f. Pengembangan profesional

Program pelatihan audit, perpajakan, sistem informasi, dan accurate accounting system merupakan program yang dibutuhkan auditor untuk mengembangkan profesionalitas selama bekerja. Dengan seminar dan pelatihan merupakan salah satu cara yang dilakukan auditor agar dapat mengembangkan profesionalitas.

Pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien dan membuat surat perikatan merupakan salah satu pelatihan di tempat kerja (on the job training) selama pelaksanaan perikatan. Dengan

mengikuti seminar dan membaca buku inilah auditor mendapatkan informasi terkini mengenai standar profesional untuk aktivitas pengembangan dini.

g. Promosi

Auditor yang ingin mengembangkan karirnya selama bekerja harus memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan teknis yang cukup, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai pengalaman audit, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran memimpin.

Mengevaluasi kinerja dan kemajuan auditornya dapat dilihat dari pengalaman masa kerja dan evaluasi ini dilakukan secara periodik. h. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien

Setiap calon klien terlebih dahulu sebelum diterima menjadi klien, evaluasi ini meliputi: review informasi keuangan calon klien, review informasi manajemen calon klien atau pihak ketiga, komunikasi dengan auditor pendahulu, pertimbangan keadaan yang mungkin Kantor Akuntan Publik memerlukan perhatian khusus atau risiko yang tidak wajar, dan evaluasi independensi dan komunitas dan kemampuan Kantor Akuntan Publik untuk menyediakan jasa bagi calon klien seperti kebutuhan dan keahlian khusus.

Prosedur penilaian dibuat untuk menilai integritas manajemen klien. Penilaian ini digunakan untuk menyakinkan auditor bahwa manajemen

perusahaan dapat dipercaya dan penilaian tersebut digunakan untuk bahan pertimbangan menerima atau menolak perikatan.

i. Inspeksi

guna memperoleh hasil inpeksi yang optimal. Beberapa tahapan yang harus diikuti yaitu:

1) Persiapan

Persiapan memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi akan menghasilkan hasil inspeksi yang memuaskan. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

a) Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi seolah mencari-cari kesalahan.

b) Mengetahui apa yang akan dicapai. c) Mempersiapkan daftar periksa (checklist). d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan. 2) Inspeksi

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a) Menggunakan rencana awal yang telah ditentukan.

b) Menggunakan daftar periksa (checklist). c) Menekankan segi positif.

d) Mengambil tindakan perbaikan sementara sebelum perbaikan permanen dilakukan.

3) Mengembalikan langkah perbaikan

Tahap ini merupakan tahap koreksi yaitu pengembangan langkah- langkah perbaikan atas apa yang terdeteksi saat inspeksi. Banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak memenuhi standar, yang sangat bervariasi baik dalam biaya, efektifitas maupun metode kontrolnya. Beberapa diantaranya mampu mengurangi peluang dan besarnya kerugian apabila kecelakaan yang auditor duga benar-benar terjadi.

4) Tindak lanjut perbaikan

Rekomendasi yang dibuat jika tidak diikuti tindak lanjut tidak akan memberikan bobot terhadap inspeksi. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik perlu memeriksa sistem formal yang berpola dan memonitor pelaksanaan rekomendasi. Rekomendasi hendaknya memuat siapa petugas yang bertanggung jawab melakukan tindakan koreksi dan tetapkan target penyelesaiannya.

Rekomendasi-rekomendasi yang tidak disetujui atau karena suatu hal tidak dapat dilaksanakan hendaknya dijelaskan secara teknis tertulis. Karena hal ini perlu didiskusikan dengan ketua tim yang bersangkutan sebagai tindak lanjut rekomendasi yaitu:

a) Mengeluarkan perintah kerja.

b) Membuat anggaran dan memantau pengadaan bahan dan biaya perbaikan.

d) Memeriksa rencana dan jadwal kerja, ikuti jalannya proses konstruksi atau modifikasi.

e) Memeriksa dan memastikan bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilakukan secara memadai (sesuai waktu yang ditentukan). Misalnya, dengan memeriksa peralatan, melakukan evaluasi pelatihan yang diperlukan, atau menelaah prosedur yang ada.

f) Menelaah kembali secara keseluruhan untuk menentukan efektifitas tindakan perbaikan, kendala atau kemungkinan timbulnya efek samping.

5) Pelaporan inspeksi

Laporan inspeksi merupakan bagian penting karena laporan ini dapat membantu membuat keputusan yang lebih baik pada peralatan, material, dan orang-orang yang dibutuhkan dalam semua unsur-unsur program. Seperti: pelatihan, salinan laporan yang dibagi-bagikan, dan informasi. Laporan ini dibuat secara tertulis agar auditor dapat melihat lebih baik mengenai penggolongan risiko, informasi tentang kondisi-kondisi dan praktek yang dibawah standar. Laporan tertulis mendorong auditor untuk ingat apa yang harus mereka lakukan. Laporan mendokumentasikan semua tindakan sehingga tidak terulang lagi. Tindakan korektif yang tidak teratur sering menimbulkan konflik dan pemborosan.

2. Deskripsi Sistem Pengendalian Mutu di Kantor Akuntan Publik

Dokumen terkait