• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem pengendalian mutu audit di kantor Akuntan Publik : studi kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem pengendalian mutu audit di kantor Akuntan Publik : studi kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

xii

ABSTRAK

Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan

Publik

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

Yohana Ika Tri Juniati 122114012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh kantor akuntan publik yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan kantor akuntan publik. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan kantor akuntan publik terkait dengan independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (Hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan sistem pengendalian mutu yang diimplementasikan di Kantor Akuntan Publik Payamta dan membandingkan dengan teori sistem pengendalian mutu yang terdapat dalam Standar Pengendalian Mutu oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

(2)

xiii ABSTRACT

THE EVALUATION OF AUDIT QUALITY CONTROL SYSTEM IN PUBLIC

ACCOUNTANT FIRM

Case Study At Payamta Public Accountant Firm

Yohana Ika Tri Juniati accountant firm (KAP). It can be used as guidelines for management of the firm. Quality control system implemented by the firm is related to the independence, assignment of personnel, consulting, supervision, hiring, professional development, promotion, acceptance and sustainability of the client, and inspection.

The purpose of this research is to evaluate whether the application of quality control system at Payamta Public Accountant Firm is in conformity with Public Accountant Firm Quality Controlling Standard which has been set by the Indonesia Institute of Public Accountant.

The type of this research is a case study. The data were obtained from interviews, and documentation. The techniques of data analysis was describing the quality control system implemented at Payamta Accountant Public Firm and then comparing it with the theory of quality control system which was found by the Indonesia Institute of Public Accountant in Public Accountant Firm Quality Controlling Standard.

(3)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT

DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT

DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

” Kita adalah arsitek dari hidup kita sendiri maka rangkailah hidup kita

sebaik dan seindah mungkin bagi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita

sayangi dan cintai”

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor

Akuntan Publik (Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta). Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada Progran Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP.Supardiyono, M.Si, akt, QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

4. Dra.YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Payamta, SE, Msi, Ak, C.A, CPA., selaku Direktur Utama Kantor

(11)
(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.. 14

3. Penetapan Tanggung Jawab ... 19

4. Komunikasi ... 19

5. Pemantauan ... 20

6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24

C. Waktu danTempat Penelitian ... 24

D. Jenis dan Sumber Data ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

(13)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 31

B. Tim Manajemen dan Staff Pendukung ... 32

C. Bidang Usaha ... 34

D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta ... 37

E. Rekanan ... 38

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Paparan Data... 39

1. Rangkuman Hasil Wawancara ... 39

2. Deskripsi Sistem Pengendalian Mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta ... 48

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan ... 70

BAB VI PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(14)

xi

DAFTAR TABEL

(15)

xii

ABSTRAK

Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan

Publik

Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta

Yohana Ika Tri Juniati 122114012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh kantor akuntan publik yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan kantor akuntan publik. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan kantor akuntan publik terkait dengan independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (Hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan sistem pengendalian mutu yang diimplementasikan di Kantor Akuntan Publik Payamta dan membandingkan dengan teori sistem pengendalian mutu yang terdapat dalam Standar Pengendalian Mutu oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.

(16)

xiii ABSTRACT

THE EVALUATION OF AUDIT QUALITY CONTROL SYSTEM IN PUBLIC

ACCOUNTANT FIRM

Case Study At Payamta Public Accountant Firm

Yohana Ika Tri Juniati accountant firm (KAP). It can be used as guidelines for management of the firm. Quality control system implemented by the firm is related to the independence, assignment of personnel, consulting, supervision, hiring, professional development, promotion, acceptance and sustainability of the client, and inspection.

The purpose of this research is to evaluate whether the application of quality control system at Payamta Public Accountant Firm is in conformity with Public Accountant Firm Quality Controlling Standard which has been set by the Indonesia Institute of Public Accountant.

The type of this research is a case study. The data were obtained from interviews, and documentation. The techniques of data analysis was describing the quality control system implemented at Payamta Accountant Public Firm and then comparing it with the theory of quality control system which was found by the Indonesia Institute of Public Accountant in Public Accountant Firm Quality Controlling Standard.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini lingkungan bisnis entitas menjadi kompleks

dan rumit. Keanekaragaman jenis entitas tersebut harus diikuti dan dipahami

oleh pihak berkepentingan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi

terhadap suatu entitas tertentu. Keanekaragaman entitas bisnis tentunya diikuti

dengan keanekaragaman cara dalam menjalankan proses bisnis yang dapat

menimbulkan keanekaragaman kualitas dari suatu entitas perusahaan. Salah

satu indikator untuk melihat sehat atau tidaknya kualitas dari entitas

perusahaan, masyarakat dapat melihatnya dari opini auditor. Opini auditor

dibuat oleh akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.

Auditor dalam membuat opini harus menjalankan tahapan-tahapan yang

harus dijalankan. Sehingga, dapat menghasilkan opini yang benar-benar sesuai

keadaan yang sebenarnya. Auditor dengan profesionalnya dapat membantu

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi dalam laporan keuangan.

Opini yang dikeluarkan auditor akan memberikan tingkat keyakinan lebih

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang berkualitas

harus memenuhi kriteria andal, relevan, dapat dipercaya, dan tepat waktu

dalam penyajiannya. Berdasarkan opini audit pihak berkepentingan akan lebih

(18)

Pemakai laporan keuangan akan lebih yakin terhadap kualitas laporan

keuangan perusahaan yang telah diaudit.

Auditor dalam menjalankan profesinya, auditor mempunyai pedoman

standar yaitu standar profesional akuntan publik yang merupakan ketentuan

dan pedoman audit yang harus dipatuhi auditor. Dalam standar ini terdapat

standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan

standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan

persyaratan seorang auditor. Standar pekerjaan lapangan memuat hal-hal yang

harus ada dan dikerjakan dalam suatu aktivitas audit. Standar pelaporan

memuat hal-hal yang harus dipenuhi dalam penyusunan laporan hasil audit.

Kantor Akuntan Publik dalam menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya

menerapkan sistem pengendalian mutu, agar hasil kerja auditor tersebut sesuai

dengan standar yang ditetapkan. Menurut (SPM 1:2011) dalam SA no. 220

menyatakan bahwa sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik

mencakup unsur-unsur yaitu tanggung jawab kepemimpinan Kantor Akuntan

Publik atas mutu, ketentuan etika dan profesi yang berlaku, penerimaan dan

keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, dan pemantauan.

Sistem pengendalian mutu harus dirancang selaras dengan kebijakan, struktur

organisasi, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.

Sistem pengendalian mutu mengendalikan tiap unsur yang terdapat di

Kantor Akuntan Publik. Namun dengan adanya sistem pengendalian mutu ini

belum diketahui penerapannya di Kantor Akuntan Publik serta kepatuhan

(19)

mutu. Menurut (SPAP:2011) dalam SPM seksi 100 no. 07 terdapat sembilan

unsur prosedur dalam penerapan sistem pengendalian mutu di suatu Kantor

Akuntan Publik. Kesembilan unsur tersebut adalah independensi, penugasan

personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan, pengembangan profesional,

promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.

Pengevaluasian sistem pengendalian mutu ini diharapkan agar Kantor

Akuntan Publik Payamta dapat meningkatkan mutu atas jasa audit yang

diberikan untuk masyarakat. Sistem pengendalian mutu ini diterapkan agar

semua kebijakan yang diterapkan berjalan dengan baik. Sehingga, masyarakat

ataupun entitas yang menjadi klien dapat merasakan manfaatnya dan Kantor

Akuntan Publik Payamta dapat mencapai tujuannya menjadi Kantor Akuntan

Publik yang amanah dan profesional.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui

penerapan dan kepatuhan auditor di Kantor Akuntan Publik dalam menerapkan

sistem pengendalian mutu. Penelitian ini diberi judul “Evaluasi Sistem

Pengendalian Mutu Audit di Kantor Akuntan Publik Studi Kasus di Kantor

Akuntan Publik Payamta’’.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem pengendalian

mutu yang diterapkan Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan

Standar Pengendalian Mutu yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

(20)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya fokus pada penerapan sistem pengendalian mutu audit di

Kantor Akuntan Publik Payamta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem

pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan

Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (yang selanjutnya disingkat IAPI).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan Kantor

Akuntan Publik untuk meningkatkan penerapan sistem pengendalian mutu

serta tingkat kepatuhan auditor terhadap standar pengendalian mutu yang

sudah berlaku.

2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bacaan dan penambah ilmu

pengetahuan dibidang auditing serta penelitian ini dapat memberikan

informasi bagi mahasiswa terhadap pentingnya penerapan sistem

(21)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan gambaran umum mengenai pentingnya

penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik dalam

melakukan perencanaan dan penugasan audit serta pentingnya kepatuhan

auditor terhadap standar yang diterapkan.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis ke dalam enam

bab, dengan urutan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai

landasan di penelitian yang dilakukan.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan,

waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data

yang dicari dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik

(22)

Bab IV : Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Payamta

Bab ini berisi tentang sejarah Kantor Akuntan Publik Payamta,

struktur organisasi dan staf pendukung, bidang usaha yang

dilakukan, dan data lain yang diperoleh dari hasil penelitian

mengenai profil Kantor Akuntan Publik Payamta.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis terhadap data-data yang telah

diperoleh dalam penelitian dengan dasar teknik analisis data.

Bab VI : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data, dan

keterbatasan dalam penelitian.

Daftar Pustaka

Lampiran

(23)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Audit

1. Pengertian Auditing

Auditing menurut Jusup (2001:11) merupakan proses sistematis untuk

mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif

untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak berkepentingan. Pengertian audit diatas mempunyai beberapa unsur

penting yaitu proses sistematis, mendapatkan dan mengevaluasi bukti

secara obyektif, asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian

ekonomi, tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah

ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak

berkepentingan.

Orang yang melakukan tindakan audit disebut dengan auditor. Auditor

diklasifikasikan menjadi tiga jenis adalah auditor pemerintah, auditor

internal, dan auditor independen (eksternal). Auditor pemerintah adalah

auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara dan

instansi-instansi pemerintah. Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada

suatu perusahaan yang dimana posisi auditor dibawah pihak dan pengaruh

manajemen perusahaan. Sedangkan, auditor independen (eksternal) adalah

(24)

yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dan memberikan jasa

profesinya dengan cara mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan-perusahaan secara profesional. Walaupun terdapat perbedaan

profesi dan kerja audit yang dilakukan, ketiga klasifikasi ini harus tetap

menjaga independensi dan profesionalitas dalam menjalankan profesinya

sebagai auditor.

Proses sistematis yang diterapkan dalam mengaudit tergantung

terhadap jenis audit atau bidang jasa yang dilakukan, proses sistematis ini

dipengaruhi oleh jenis klien yang sedang diaudit oleh auditor. Proses

sistematis ini mengandung implikasi yang berkaitan dengan berbagai hal,

yaitu:bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan

bagian penting dari proses auditing, perencanaan audit dan strategi audit

harus berhubungan dengan pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan

audit tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk

mencapai tujuan-tujuan audit tersebut menuntut auditor untuk membuat

banyak keputusan didalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Mendapatkan dan mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling

utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan kriteria yang

digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit yang

satu dengan audit lainnya, semua audit berfokus pada proses mendapatkan

dan mengevaluasi. Audit laporan keuangan bukti tentang tingkat

kesesuaian dengan asersi dalam laporan laporan keuangan dengan prinsip

(25)

pendukung. Bukti yang diperoleh harus diinterpretasikan dan dievaluasi

agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi yang biasanya

diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah

sesuai dengan kriteria yang obyektif.

Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

merupakan pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat

pada laporan keuangan yang akan menjadi subyek dari audit atas laporan

keuangan tersebut. Auditor juga harus memahami asersi-asersi yang tidak

diungkapkan secara tertulis dalam laporan keuangan yang akan diaudit.

Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan

merupakan segala sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan

memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk merumuskan pendapat audit

mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan atau kejadian-kejadian

ekonomi yang telah diaudit. Opini auditor akan menunjukkan seberapa

jauh asersi-asersi sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.

Hasil akhir dari segala macam audit adalah laporan yang berisi informasi

bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai tingkat kesesuaian asersi

yang dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk

(26)

2. Jenis-Jenis Audit

Jenis-jenis audit menurut Mulyadi (2002:30) dibedakan menjadi tiga jenis

yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh klien untuk

menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan tersebut. Audit

laporan keuangan ini auditor menilai kewajaran laporan keuangan atas

dasar prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Hasil audit laporan

keuangan disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan-laporan audit.

Laporan audit ini dibagikan kepada pihak-pihak berkepentingan.

b. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya menentukan apakah yang

diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit

kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang dalam

membuat kriteria. Audit kepatuhan umumnya dilakukan dilingkungan

pemerintahan.

c. Audit Operasional

Audit operasional adalah audit yang merupakan review sistematis dari

kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, yang kegiatan organisasi

tersebut berhubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional

(27)

1) Mengevaluasi kinerja.

2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.

3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan tindakan lebih lanjut.

Pihak yang memerlukan audit operasional adalah pihak manajemen

atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak

yang meminta dilaksanakan audit tersebut.

B. Kantor Akuntan Publik

Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang jasa

akuntan publik, Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah

mendapatkan ijin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik

dalam memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik memberikan berbagai

macam jasa bagi masyarakat. Penggolongan jasa tersebut menurut Mulyadi

(2002:5) dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Jasa Assurance

Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan

mutu informasi yang diperlukan bagi pengambil keputusan. Pengambil

keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis

pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengambil keputusan mencari

jasa assurance untuk meningkatkan mutu yang dijadikan sebagai basis

(28)

2. Jasa Atestasi

Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat atas pertimbangan

orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas

sesuai dalam segala hal yang material dengan kriteria yang telah

ditetapkan. Asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi.

3. Jasa Nonassurance

Jasa nonassurance merupakan jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik

yang didalamnya auditor tidak memberikan pendapat, keyakinan negatif,

ringkasan temuan, atau temuan lainnya. Jasa nonassurance terdiri dari jasa

kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.

C. Sistem Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.1) Kantor

Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan

unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal terkait dengan implementasi

secara efektif sistem tersebut. Pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik

harus diterapkan oleh setiap Kantor Akuntan Publik yang melakukan jasa

audit, atestasi, akuntansi, review, dan konsultasi yang standarnya telah

ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar

(29)

Kantor Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesionalnya,

bertanggung jawab mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik. Kantor

Akuntan Publik dalam pemenuhan tanggung jawab wajib mempertimbangkan

integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya, bahwa Kantor

Akuntan Publik dan staf Kantor Akuntan Publik akan independen terhadap

kliennya sebagaimana diatur oleh kode etik. Kantor Akuntan Publik kompeten

secara profesional, obyektif, dan menggunakan kemahiran profesionalnya

dengan cermat dan seksama (due professional care). Kantor Akuntan Publik

harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan

memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan standar profesi

akuntan publik.

1. Sistem Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu menurut Standar Profesional Akuntan

Publik (2011:16000.1) mencakup struktur organisasi, kebijakan dan

prosedur yang di tetapkan Kantor Akuntan Publik untuk memberikan

keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan

standar profesional akuntan publik. Sistem pengendalian mutu harus

komprehensif, dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi,

kebijakan, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.

Sistem pengendalian mutu memiliki keterbatasan bawaan yang dapat

berpengaruh terhadap efektivitas. Perbedaan kinerja antara staf dan

(30)

kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor

Akuntan Publik yang kemudian mempengaruhi efektivitas sistem tersebut.

Sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik harus dapat

memberikan keyakinan memadai bahwa bagian dari perikatan suatu

Kantor Akuntan Publik yang dilaksanakan oleh kantor cabang, kantor

afiliasi, atau kantor koresponden telah dilaksanakan sesuai standar yang

terdapat dalam standar profesional akuntan publik.

2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.2)

kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Kantor

Akuntan Publik tergantung pada berbagai faktor antara lain ukuran Kantor

Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada stafnya dan

kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan

mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Kantor Akuntan Publik wajib mempertimbangkan setiap unsur

pengendalian mutu yang dibahas berikut ini, sejauh yang diterapkan dalam

praktiknya, penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.

Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama lain. Oleh karena

itu, praktik pemekerjaan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan

pelatihan. Praktik pelatihan memengaruhi kebijakan promosi. Praktik

kedua kategori tersebut memengaruhi kebijakan supervisi. Praktik

(31)

Publik wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai:

a. Independensi menurut H.S. Munawir (1999:71) adalah suatu penilaian

atau pandangan yang tidak berprasangka dalam melakukan pengujian,

pengujian terhadap hasil-hasil dalam penyajian laporan audit. Selain

itu, menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.2)

independensi adalah kebijakan atau prosedur yang memberikan

keyakinan memadai bahwa setiap personel pada setiap tingkat

organisasi mempertahankan independensi sebagaimana diatur oleh

Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

b. Penugasan personel menurut Standar Profesional Akuntan Publik

(2011:17000.4) merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai personel. Kebijakan dan prosedur ini digunakan untuk

memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan oleh

staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis

untuk perikatan tersebut.

c. Konsultasi menurut Standar Profesional Akuntan Publik

(2011:17000.6) merupakan suatu kebijakan atau dialog yang

memberikan keyakinan bahwa personel memperoleh informasi yang

dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan,

(32)

d. Supervisi menurut (IAI:2001) dalam SA seksi 311. PSA no 05.

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan

audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Selain itu,

supervisi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.7)

merupakan suatu kebijakan yang memberikan keyakinan bahwa

pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh

Kantor Akuntan Publik. Lingkup supervisi dan review yang sesuai

pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain

kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup

konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab

Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan prosedur mengenai

supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk

merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan

tertentu.

e. Pemekerjaan (hiring) menurut Standar Profesional Akuntan Publik

(2011:17000.9) merupakan kebijakan yang dibuat Kantor Akuntan

Publik untuk memberikan keyakinan bahwa karyawan yang

dipekerjakan mempunyai pengetahuan, dan karakteristik yang tepat

sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara

kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik

tergantung kepada integritas, kompetensi, dan motivasi personel yang

melaksanakan dan melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena

(33)

unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan Kantor Akuntan

Publik.

f. Pengembangan Profesional menurut Standar Profesional Akuntan

Publik (2011:17000.11) merupakan kebijakan dan prosedur mutu

mengenai pengembangan profesional personel yang memiliki

pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi

tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan

pelatihan merupakan sarana bagi Kantor Akuntan Publik untuk

memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai untuk

memenuhi tanggung jawab mereka dan kemajuan karier mereka di

Kantor Akuntan Publik.

g. Promosi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.14)

merupakan kebijakan dan prosedur yang Kantor Akuntan Publik

tetapkan untuk pengembangan karyawan. Semua personel terseleksi

untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk

lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan

berakibat terhadap mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik. Kualifikasi

personel terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak

terbatas pada karakter, intelegensi, pertimbangan, dan motivasi.

h. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien menurut Standar Profesional

Akuntan Publik (2011:17000.16) merupakan kebijakan Kantor

Akuntan Publik untuk menentukan apakah suatu perikatan dari klien

(34)

terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki

integritas. Adanya keharusan bagi Kantor Akuntan Publik untuk

menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti

bahwa Kantor Akuntan Publik bertugas untuk menentukan integritas

atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa Kantor Akuntan

Publik berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk

menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan

berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati, Kantor Akuntan

Publik harus selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya.

i. Inspeksi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.18)

adalah prosedur yang dibuat untuk menjamin bahwa setiap elemen

sistem pengendalian mutu efektif dilaksanakan. Prosedur inspeksi

dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak

mewakili kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik. Jenis

prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada

pengendalian yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik dan

penetapan tanggung jawab di Kantor Akuntan Publik untuk

(35)

3. Penetapan Tanggung Jawab

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor

Akuntan Publik dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya,

agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya

secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai

dalam penetapan tanggung jawab adalah kompetensi individu, penetapan

wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.

4. Komunikasi

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor

Akuntan Publik wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu kepada personelnya dengan suatu cara yang akan

memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur tersebut

dapat dipahami. Bentuk dan lingkup komunikasi tersebut harus cukup

komprehensif sehingga komunikasi tersebut dapat menyampaikan kepada

personel Kantor Akuntan Publik informasi mengenai kebijakan dan

prosedur pengendalian yang berhubungan dengan mereka. Pada umumnya,

komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis. Namun,

efektivitas sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik tidak

terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur

(36)

Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik harus

dipertimbangkan dalam menentukan apakah dokumentasi kebijakan dan

prosedur pengendalian mutu diperlukan, dan jika diperlukan, seberapa luas

dokumentasi tersebut dilaksanakan. Umumnya, dokumentasi kebijakan

dan prosedur pengendalian mutu pada Kantor Akuntan Publik besar akan

lebih ektensif dibanding pada Kantor Akuntan Publik kecil.

5. Pemantauan

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor

Akuntan Publik diharuskan memantau efektivitas sistem pengendalian

mutu dengan cara mengevaluasi secara rutin kebijakan dan prosedur

pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan komunikasi

kebijakan dan prosedurnya. Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor

Akuntan Publik memengaruhi keterbatasan dan persyaratan yang harus

dipenuhi oleh fungsi pemantauan Kantor Akuntan Publik. Tersirat dalam

fungsi pemantauan adalah perubahan rutin yang terjadi dalam kebijakan

dan prosedur, penetapan tanggung jawab, dan bentuk serta lingkup

komunikasi. Karena adanya perubahan keadaan, seperti perluasan praktik

atau pembukaan kantor baru, penggabungan Kantor Akuntan Publik atau

pemerolehan praktik. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur

(37)

6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.1). Sistem

pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik, sebagaimana dijelaskan dalam

SPM Seksi 100 (PSPM No. 1) sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan

Publik mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan

tanggung jawab, komunikasi, dan pemantauan. Seksi ini memberikan

pedoman dalam perumusan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,

berdasarkan paragraph 06 dan 07 SPM seksi 100 tersebut.

Kedua paragraf dalam seksi tersebut menyatakan bahwa jenis dan

lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor Akuntan

Publik tergantung atas beberapa faktor antara lain : ukuran Kantor

Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada personel dan

kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan

pertimbangan biaya dan manfaat.

Kantor Akuntan Publik dituntut untuk mempertimbangkan setiap

unsur pengendalian mutu sejauh unsur pengendalian mutu tersebut dapat

diterapkan dalam praktiknya, dalam merumuskan kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu. Beberapa unsur pengendalian mutu berkaitan satu

sama lain. Oleh karena itu, praktik pemekerjaan (hiring) di suatu Kantor

Akuntan Publik memengaruhi kebijakan pelatihannya. Praktik pelatihan

karyawan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan promosi.

(38)

kebijakan supervisi. Sebaliknya, praktik supervisi memengaruhi kebijakan

pelatihan dan promosi.

Seksi ini, definisi istilah Kantor Akuntan Publik, standar profesional

akuntan publik (SPAP), dan personel, sama dengan definisi istilah tersebut

dalam SPM seksi 100 (PSPM No. 1). Istilah kebijakan berkaitan dengan

tujuan dan sasaran Kantor Akuntan Publik untuk menjadikan unsur

pengendalian mutu tersebut efektif. Istilah prosedur berkaitan dengan

langkah-langkah yang diambil untuk melaksanakan kebijakan yang telah

ditetapkan.

Kantor Akuntan Publik juga harus mempertimbangkan perumusan

kebijakan pada bidang yang diidentifikasi dalam setiap unsur pengendalian

mutu dalam seksi ini sejauh kebijakan tersebut juga dapat diterapkan pada

praktiknya. Contoh untuk memberikan gambaran mengenai prosedur

dirancang untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, juga disajikan

dalam seksi ini. Prosedur yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik

tidak harus mencakup semua contoh tersebut atau juga tidak harus dibatasi

hanya pada contoh tersebut.

Suatu Kantor Akuntan Publik bergabung (merger) dengan atau

mengakuisisi praktik Kantor Akuntan Publik lain, Kantor Akuntan Publik

gabungan tersebut harus memberikan perhatian khusus kepada aspek

pengendalian mutunya. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor

Akuntan Publik gabungan harus dievaluasi untuk menentukan apakah

(39)

lingkungan yang telah berubah. Perhatian khusus tersebut juga harus

diberikan kepada aspek pengendalian mutu apabila Kantor Akuntan Publik

(40)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus

adalah penelitian dengan cara mengamati langsung secara menyeluruh pada

kondisi sebenarnya dari berbagai sumber data. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan mutu audit di Kantor

Akuntan Publik Payamta.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah staf auditor junior atau senior, dan manajer

yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penerapan sistem pengendalian mutu audit di

Kantor Akuntan Publik Payamta

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik Payamta Jl. Ir. Sutami

No. 25 Sekarpace, Surakarta

2. Waktu Penelitian

(41)

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari hasil wawancara.

Sedangkan, data sekunder berupa data yang berada di Kantor Akuntan Publik

tersebut yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk

analisis data. Data sekunder berupa gambaran umum dan sejarah Kantor

Akuntan Publik, struktur organisasi, visi dan misi Kantor Akuntan Publik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara menurut Arikunto (1996:144) merupakan dialog lisan yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang

terwawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh informasi yang

lebih luas mengenai objek yang akan diteliti. Sumber data yang ada dalam

penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap informan yang terdiri

atas:

a. Bapak Payamta sebagai pemilik dari Kantor Akuntan Publik yang

memiliki tugas dan wewenang dalam penerapan sistem pengendalian

(42)

b. Tiga orang auditor yang terdiri dari auditor senior atau junior yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta. Ketiga orang ini memiliki

tugas dan fungsi untuk menerapkan sistem pengendalian mutu di setiap

audit.

Wawancara dalam penelitian ini akan membahas topik yang berhubungan

dengan penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik

dan kesesuaian sistem pengendalian yang diterapkan di Kantor Akuntan

Publik dengan standar pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia. Topik dalam penelitian ini menggunakan

beberapa elemen yang memengaruhi sistem pengendalian mutu Kantor

Akuntan Publik yang berkaitan dengan standar pengendalian mutu yang

ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yaitu:

a. Independensi, auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta

mempertahankan independensi sebagaimana diatur dalam Kode Etik

Profesi Akuntan Publik secara rinci, Kode Etik No. 1, integritas,

objektivitas, dan independensi.

b. Penugasan personel, penugasan akan dilaksanakan oleh auditor yang

memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan

tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi

harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan

semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung

(43)

c. Konsultasi, auditor Kantor Akuntan Publik Payamta memperoleh

informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang

memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, dan pertimbangan yang

memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara

lain ukuran Kantor Akuntan Publik dan tingkat pengetahuan,

kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana

perikatan.

d. Supervisi, pelaksanaan perikatan Kantor Akuntan Publik Payamta

memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Lingkup supervisi dan

review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas

beberapa faktor antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf

pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan telah

digunakan tanggung jawab Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan

prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf

secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara

memadai atas perikatan tertentu.

e. Pemekerjaan, semua staf profesional Kantor Akuntan Publik Payamta

memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka

melakukan perikatan secara kompeten.

f. Pengembangan profesional, auditor memiliki pengetahuan memadai

sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya.

Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana

(44)

pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan

untuk kemajuan karier mereka di Kantor Akuntan Publik.

g. Promosi, semua auditor terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi

seperti disyaratkan Kantor Akuntan Publik untuk lapis tanggung jawab

yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap

mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik.

h. Penerimaan dan keberlanjutan klien, Kantor Akuntan Publik akan

menerima atau melanjutkan perikatan dari klien. Hal ini dilakukan

untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya

tidak memiliki integritas.

i. Inspeksi, Kantor Akuntan Publik Payamta telah menerapkan

unsur-unsur pengendalian mutu secara efektif. Prosedur inspeksi dapat

dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili

kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik.

Pedoman wawancara di lampiran diambil dari kuesioner penelitian yang

dilakukan oleh Bagus Wibowo ( 2007) dengan judul Penilaian Kepatuhan

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Standar Auditing

dan Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik ( Studi Kasus

Pada Enam Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta). Daftar pertanyaan

didalam kuesioner yang kemudian di perbaiki menjadi daftar pertanyaan

(45)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menelusuri data-data yang berada diKantor Akuntan Publik yang

tersedia dalam bentuk gambaran umum Kantor Akuntan Publik, struktur

organisasi, dan visi misi dari Kantor Akuntan Publik.

F. Teknis Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan

untuk menjelaskan dan mengumpulkan data dari objek yang diteliti. Teknik

analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memilih, merangkum, dan mendeskripsikan data atau informasi yang telah

diperoleh dari informan yang kemudian difokuskan berdasarkan masalah

yang akan diungkap tentang kebijakan Kantor Akuntan Publik dalam

mempertimbangkan penerapan unsur-unsur pengendalian mutu dalam

setiap audit.

2. Menyajikan data tentang sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh

Kantor Akuntan Publik Payamta, data ini disajikan dalam bentuk uraian

singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif.

3. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dan analisis data

mengenai unsur-unsur penerapan sistem pengendalian mutu di kantor

akuntan dan cara penerapan sistem pengendalian mutu oleh auditor yang

(46)

4. Membandingkan data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan

dokumentasi mengenai penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor

Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada.

5. Menyajikan data tentang perbandingan penerapan sistem pengendalian

mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada ke

dalam bentuk uraian singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif dan

tabel.

6. Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan

hasil perbandingan dan analisis data mengenai kesesuaian penerapan

sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan

kajian teori yang ada. Jika ditemukan ketidaksesuaian akan di analisis dan

(47)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik Payamta terletak di Jalan Ir. Sutami 25, Surakarta

ini berdiri sejak tahun 1999. Kantor ini didirikan oleh Dr. Payamta, SE, MSi,

Ak, CA, CPA. Beliau akuntan profesional yang juga aktif sebagai akademisi

dan praktisi di bidangnya. Pengalamannya sebagai auditor telah dirintis sejak

awal tahun 1990-an di Kantor Akuntan Publik Hadori cabang Surakarta dan

Kantor Akuntan Publik Djaka Surasa dan rekan. Selain sebagai auditor beliau

juga konsultan dibeberapa perusahaan di Surakarta. Sebagai seorang akdemisi

beliau dipercaya sebagai direktur program magister akuntansi fakultas

ekonomi universitas sebelas maret (UNS), juga aktif sebagai peneliti dan

dosen pada program magister manajemen, program doktor ilmu ekonomi, dan

program profesi akuntansi di universitas sebelas maret (UNS).

Kantor Akuntan Publik ini terdaftar pada kementerian keuangan yang telah

dipercaya sebagai auditor rekanan pada berbagai lembaga keuangan baik

badan pemeriksa keuangan, Bank Indonesia, bank-bank BUMN, bank swasta

nasional, perusahaan yang bergerak diberbagai bidang industri skala kecil

maupun besar, dan kantor pelayanan pajak di Indonesia.

Izin praktik akuntan publik diperoleh dari Menteri Keuangan RI Nomor:

KEP. 379/KMK.17/1999 dan nomor AP: 99.1.0695, yang telah diperbarui

(48)

Terdaftar sebagai anggota aktif pada Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) dengan nomor IAPI: 1067, Terdaftar juga sebagai Certified Public

Accountant (CPA). Kantor Akuntan Publik mendapatkan izin usaha dari

Menteri Keuangan Nomor: KEP-338/KM.17/2000, yang diperbarui dengan

surat keputusan Menteri Keuangan RI No: 111/KM.1/2010. Tercatat sebagai

anggota profesional akuntan pada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan

nomor register akuntan 11.D9858, dan telah mendapat pengakuan akuntan

profesional akuntan dengan sebutan Chartered Accountant (CA).

B. Tim Manajemen dan Staf Pendukung

Kantor Akuntan Publik Payamta dalam memberikan jasanya di dukung

oleh beberapa staf profesional yang berkompeten dibidangnya masing-masing

berjumlah 14 orang. Mereka terbagi menjadi 2 yaitu sebanyak 5 orang staf

merupakan karyawan tetap yang bertugas melaksanakan perikatan serta

bergabung dalam tim manajerial di Kantor Akuntan Publik Payamta dan

sebanyak 9 orang merupakan karyawan tidak tetap yang bertugas membantu

melaksanakan suatu perikatan jika dibutuhkan oleh Kantor Akuntan Publik

Payamta. 9 karyawan tidak tetap ini merupakan orang yang berkompeten

dibidangnya masing-masing. Daftar karyawan tetap dan karyawan tidak tetap

Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta terdiri dari direktur

utama, office manager, dan direktur divisi. Ada dua divisi utama yaitu divisi

audit dan divisi konsultasi dan SIM, Selain dua divisi utama Kantor Akuntan

(49)

Daftar tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 1. Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta

No. Nama

Karyawan Tetap

1 Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA 2 Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak 5 Mamin Suparmin, SE

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

Tabel 2. Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta

No. Nama Karyawan Tidak Tetap

1 Drs. Soetarman, M.Si, BKP

Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta

Tabel 3. Daftar Tim Manajeman Kantor Akuntan Publik Payamta

1 Direktur Utama Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA

2 Direktur Div. Audit Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Direktur Div. Jasa Training dan Diklat Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Direktur Div. Jasa Konsultasi dan SIM Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak

5 Office Manager Mamin Suparmin, SE

(50)

C. Bidang Usaha

Kantor Akuntan Publik Payamta menyediakan berbagai layanan jasa

dibidang audit, jasa akuntansi dan pelaporan keuangan, penyusunan sistem

informasi manajemen, sistem informasi akuntansi, komputerisasi, sistem

akuntansi dan perpajakan, accurate accounting system, manajemen keuangan

dan perpajakan, riset bisnis yang meliputi:

1. Jasa Penyusunan Laporan Keuangan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan yang tidak mempunyai

sistem akuntansi atau sumber daya yang memadai dalam penyusunan

laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Penyusunan laporan keuangan tersebut meliputi neraca, laporan laba rugi

atau penghitungan hasil usaha (koperasi), laporan arus kas, laporan

perubahan ekuitas, kebijakan akuntansi yang diterapkan dan catatan atas

laporan keuangan yang mendukung. Jasa ini juga diberikan untuk

membantu penyusunan laporan keuangan Pemda/SKPD/unit-unit lembaga

pemerintah, sekolah, badan layanan umum, rumah sakit, perguruan tinggi,

dan yayasan.

2. Jasa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi dan SIM

Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta terbagi dalam dua

scope yaitu scope luas dan sempit. Dalam scope yang sempit, jasa yang

diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta hanya menyangkut sistem

informasi akuntansi. Sedangkan, dalam scope luas, jasa yang diberikan

(51)

sistem informasi yang dikembangkan dapat berbentuk sistem informasi

manual maupun sistem informasi komputer yang berbasis accurate

software.

3. Jasa Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Pegawai

Jasa ini diberikan kepada perusahaan untuk pengembangan sumber daya

manusia dalam bentuk pendidikan dan pelatihan terutama yang berkaitan

dengan tugas-tugas di bidang akuntansi, perpajakan, informasi keuangan,

internal audit. Selain jasa untuk pengembangan sumber daya manusia,

Kantor Akuntan Publik Payamta juga menyediakan bantuan jasa

rekruitmen pegawai. Beberapa bidang yang diberikan dalam jasa ini

diantaranya: akuntansi keuangan dasar, analisis laporan keuangan,

akuntansi syariah, penganggaran sektor publik, audit kinerja perusahaan,

perencanaan pajak perusahaan, dan lain sebagainya dengan estimasi

anggaran biaya training atau diklat yang dapat berubah sewaktu-waktu dan

terkena pajak yang berlaku di kawasan Surakarta meliputi:

Tabel 4. Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat

Perincian Anggaran Biaya Pelatihan (Dalam Rupiah)

Fee Instruktur (2 hari x 8 jam x Rp 600.000) Rp 9.600,000 Pengadaan Materi ( 8 sesi x 20 orang x Rp 15.000) Rp 2.400,000 Transportasi dan Akomodasi ( 2 hari/ sesi/@ Rp 400.000) Rp 400.000

Sertifikat (20 orang x Rp 15.000) Rp 300.000

(52)

4. Jasa Appraisal Atau Penilaian Bisnis Properti

Jasa ini diberikan untuk membantu penilaian atas properti atau aset-aset

pribadi atau perusahaan yang berguna untuk membantu menaksir nilai

wajar atas suatu aset. Jasa ini dilakukan oleh appraisal yang independen

yang terdaftar dalam Departemen Keuangan. Untuk memberikan jasa ini

Kantor Akuntan Publik Payamta sudah berafiliasi dengan KJPP

Sihwiryadi dan Rekan.

5. Jasa Penyusunan Proposal Atau Studi Kelayakan Bisnis

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu manajemen perusahaan dalam

mengembangkan usaha yang telah ada atau manajemen perusahaan yang

ingin mendirikan usaha baru.

6. Jasa Pemeriksaan Keuangan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan, perbankan, industri,

koperasi, dan lain sebagainya untuk menilai tingkat kewajaran pelaporan

keuangan historis.

7. Jasa Audit Khusus

Jasa ini diberikan Kantor Akuntan Publik kepada klien untuk melakukan

penilaian apakah manajemen suatu perusahaan atau badan usaha koperasi

telah berjalan secara efektif dan efisien. Jasa ini juga sering disebut

(53)

8. Jasa Konsultasi Manajemen

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu dalam mengelola badan usaha

dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membantu badan

usaha tersebut dalam mencarikan serta mengimplementasikan solusi untuk

pemecahan masalah tersebut.

9. Jasa Konsultasi Perpajakan

Jasa ini dimaksudkan untuk membantu pengelolaan badan usaha dalam

kaitannya dengan perhitungan pajak yang harus dibayar serta pengisian

SPT tahunan, komputerisasi jasa perpajakan khususnya PPN dan PPh

badan.

D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta 1. Visi

Menjadi Kantor Akuntan Publik yang amanah dan profesional.

2. Misi

Memberikan jasa audit dan jasa-jasa lain dibidang akuntansi dan

manajemen terkait dengan tujuan untuk membantu klien meningkatkan

pengelolaan dan kinerja perusahaan yang telah akuntabel, transparan,

jujur, dan bertanggung jawab berlandaskan pada sifat-sifat

(54)

E. Rekanan

Kantor Akuntan Publik Payamta memiliki jaringan dan rekanan yang luas

untuk membantu dalam memberikan pelayanan kepada klien yaitu:

1. Bank Indonesia.

2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

3. Bank-Bank Pemerintah dan Bank Swasta (Bank BNI, BCA, dan BRI)

4. Terdaftar sebagai auditor dana kampanye di IAPI.

5. PPA fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS).

6. Program Magister Akuntansi FE UNS.

7. KJPP Sihwiryadi dan Rekan.

8. KKP Sutarman, M. Si, BPK.

9. Kantor-Kantor Pelayan Pajak.

(55)

39 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Rangkuman Hasil Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 5 karyawan tetap yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yang diperoleh data sebagai

berikut:

a. Independensi

Kualifikasi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta,

yaitu: pendidikan minimal SI akuntansi, mempunyai pengalaman kerja

minimal 3 tahun, memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

sebagai auditor, memiliki independen dalam setiap mental, dan

menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama

sebagai seorang auditor.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan

aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap auditor dalam

Kantor Akuntan Publik atau jaringan Kantor Akuntan Publik yang

memberikan jasa profesionalnya yang meliputi jasa assurance,

nonassurance, dan atestasi.

Sikap independensi di pertahankan oleh auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu secara penampilan

dan secara fakta atau nyata. Secara penampilan auditor diharuskan

(56)

secara fakta dengan cara memperhatikan standar teknik profesi dan

etika dan berupaya terus meningkatkan kemampuan independensi

yaitu: kecakapan, kemampuan atau kompetisi, kecakapan profesional,

dan ketekunan.

b. Penugasan Personel

Perencanaan audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta

melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan pendahuluan perencanaan,

pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman

struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian,

melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas, membuat

program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan

manajemen.

Menentukan tim audit terdiri dari : seorang partner yang bertanggung

jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, satu atau

lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan

program audit, dan staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur

audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.

Penetapan fee atas jasa audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik

Payamta merupakan otorisasi dan wewenang Bapak Payamta selaku

pemilik Kantor Akuntan Publik dan mengacu pada Surat Keputusan

No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit

(57)

c. Konsultasi

Konsultasi dengan pihak berwenang dilakukan untuk mengidentifikasi

kondisi khusus dan resiko luar biasa yang dijadikan pertimbangan

untuk menolak perikatan. Selain itu, konsultasi juga dimaksudkan

untuk mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan

calon klien diaudit seperti: ketersediaan catatan akuntansi penting

(buku besar, jurnal, buku besar pembantu), memadainya pengendalian

intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien.

Penyelesaian perbedaan pendapat dengan para spesialis dilakukan

dengan cara berdiskusi tentang masing-masing pendapat yang

dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria tertentu yang ditemukan

selama proses audit.

Dokumentasi tentang hasil konsultasi dilakukan dengan cara membuat

arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini

bertujuan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen

perusahaan klien dapat dipercaya. Sehingga, laporan keuangan yang

diaudit bebas dari salah saji material. Hal ini dilakukan dengan cara:

komunikasi dengan auditor pendahulu, melakukan review terhadap

pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien

yang bersangkutan, misal: lancar atau tidaknya proses audit dulu,

apakah ada kendala dalam proses audit, dan meminta keterangan

(58)

pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai

hubungan bisnis dengan calon klien.

d. Supervisi

Prosedur ini mengatur tentang perencanaan perikatan, standar mutu

untuk kegiatan audit, review kertas kerja dan laporan perikatan.

Perencanaan perikatan dilakukan dengan cara: identifikasi calon klien,

analisis kondisi bisnis klien untuk diterima atau tidaknya perikatan.

Standar mutu Kantor Akuntan Publik Payamta dipertahankan dengan

cara: menjaga kualitas auditnya, menjaga integritas dan kepercayaan

dari klien. Review kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui

supervisi oleh senior.

e. Pemekerjaan

Kualifikasi untuk auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik

Payamta dibagi menjadi 2 yaitu: kualifikasi untuk supervisor dan

kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor.

Kualifikasi untuk supervisor yaitu: mempunyai pengetahuan teknis

yang cukup, minimal S1 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja

sebagai ketua tim atau auditor minimal 5 tahun, mempunyai

kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran

memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan

dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental

pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan

(59)

Kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor yang akan bekerja di

Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: mempunyai pengetahuan teknis

yang cukup, minimal S1 atau D3 Akuntansi, mempunyai pengalaman

kerja asisten audit minimal 3 tahun, mempunyai kemampuan analitis

dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta

berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan

dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional

(karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).

Pelatihan yang dirancang Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu:

pelatihan audit, audit intern, dan perpajakan

Pemilihan staf ditentukan melalui program seleksi dan wawancara.

Selain itu, pada saat wawancara Kantor Akuntan Publik Payamta juga

menginformasikan kepada pelamar mengenai kebijakan dan prosedur

yang ditetapkan.

f. Pengembangan profesional

Program pelatihan audit, perpajakan, sistem informasi, dan accurate

accounting system merupakan program yang dibutuhkan auditor untuk

mengembangkan profesionalitas selama bekerja. Dengan seminar dan

pelatihan merupakan salah satu cara yang dilakukan auditor agar dapat

mengembangkan profesionalitas.

Pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien dan

membuat surat perikatan merupakan salah satu pelatihan di tempat

(60)

mengikuti seminar dan membaca buku inilah auditor mendapatkan

informasi terkini mengenai standar profesional untuk aktivitas

pengembangan dini.

g. Promosi

Auditor yang ingin mengembangkan karirnya selama bekerja harus

memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan teknis yang

cukup, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai

pengalaman audit, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat

menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran

memimpin.

Mengevaluasi kinerja dan kemajuan auditornya dapat dilihat dari

pengalaman masa kerja dan evaluasi ini dilakukan secara periodik.

h. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien

Setiap calon klien terlebih dahulu sebelum diterima menjadi klien,

evaluasi ini meliputi: review informasi keuangan calon klien, review

informasi manajemen calon klien atau pihak ketiga, komunikasi

dengan auditor pendahulu, pertimbangan keadaan yang mungkin

Kantor Akuntan Publik memerlukan perhatian khusus atau risiko yang

tidak wajar, dan evaluasi independensi dan komunitas dan kemampuan

Kantor Akuntan Publik untuk menyediakan jasa bagi calon klien

seperti kebutuhan dan keahlian khusus.

Prosedur penilaian dibuat untuk menilai integritas manajemen klien.

(61)

perusahaan dapat dipercaya dan penilaian tersebut digunakan untuk

bahan pertimbangan menerima atau menolak perikatan.

i. Inspeksi

guna memperoleh hasil inpeksi yang optimal. Beberapa tahapan yang

harus diikuti yaitu:

1) Persiapan

Persiapan memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi akan

menghasilkan hasil inspeksi yang memuaskan. Pada tahap ini

beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

a) Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi

seolah mencari-cari kesalahan.

b) Mengetahui apa yang akan dicapai.

c) Mempersiapkan daftar periksa (checklist).

d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

2) Inspeksi

Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a) Menggunakan rencana awal yang telah ditentukan.

b) Menggunakan daftar periksa (checklist).

c) Menekankan segi positif.

d) Mengambil tindakan perbaikan sementara sebelum perbaikan

permanen dilakukan.

Gambar

Tabel 1   Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta ...............   33  Tabel 3   Daftar Tim Manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta ..............
6.tabel.  Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan
Tabel 2. Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta
Tabel 4. Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penyebab tidak dilakukannya proses pengeringan jagung oleh masyarakat mitra adalah: lahan untuk mengeringkan yang semakin sempit, hasil panen yang semakin

[r]

Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konflik Kognitif Pada Materi Suhu Dan Kalor Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA.. Universitas

[r]

Laporan akhir ini berjudul “Sensor Ultrasonik PING Sebagai Saklar Otomatis Pada Mesin Bor PCB”. Alat ini dirancang sebagai alat pengebor PCB secara otomatis berbasis

Slameto (1995: 57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa kegiatan yang diminati dan diperhatikan terus yang disertai dengan

- Peserta didik mampu membuat contoh FPB dari dua bilangan dalam cerita dengan baik dan benara. - Peserta didik mampu membuat contoh FPB dari dua bilangan dalam

Dalam hubungannya dengan hal diatas, penulisan ilmiah ini membahas bagaimana sebuah program aplikasi sederhana yang dibuat dengan Microsoft Visual C++ 6.0 untuk