xii
ABSTRAK
Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan
Publik
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta
Yohana Ika Tri Juniati 122114012
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh kantor akuntan publik yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan kantor akuntan publik. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan kantor akuntan publik terkait dengan independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (Hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan sistem pengendalian mutu yang diimplementasikan di Kantor Akuntan Publik Payamta dan membandingkan dengan teori sistem pengendalian mutu yang terdapat dalam Standar Pengendalian Mutu oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
xiii ABSTRACT
THE EVALUATION OF AUDIT QUALITY CONTROL SYSTEM IN PUBLIC
ACCOUNTANT FIRM
Case Study At Payamta Public Accountant Firm
Yohana Ika Tri Juniati accountant firm (KAP). It can be used as guidelines for management of the firm. Quality control system implemented by the firm is related to the independence, assignment of personnel, consulting, supervision, hiring, professional development, promotion, acceptance and sustainability of the client, and inspection.
The purpose of this research is to evaluate whether the application of quality control system at Payamta Public Accountant Firm is in conformity with Public Accountant Firm Quality Controlling Standard which has been set by the Indonesia Institute of Public Accountant.
The type of this research is a case study. The data were obtained from interviews, and documentation. The techniques of data analysis was describing the quality control system implemented at Payamta Accountant Public Firm and then comparing it with the theory of quality control system which was found by the Indonesia Institute of Public Accountant in Public Accountant Firm Quality Controlling Standard.
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT
DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT
DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Yohana Ika Tri Juniati NIM : 122114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
” Kita adalah arsitek dari hidup kita sendiri maka rangkailah hidup kita
sebaik dan seindah mungkin bagi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita
sayangi dan cintai”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor
Akuntan Publik (Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta). Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Progran Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP.Supardiyono, M.Si, akt, QIA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
4. Dra.YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Payamta, SE, Msi, Ak, C.A, CPA., selaku Direktur Utama Kantor
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.. 14
3. Penetapan Tanggung Jawab ... 19
4. Komunikasi ... 19
5. Pemantauan ... 20
6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 24
C. Waktu danTempat Penelitian ... 24
D. Jenis dan Sumber Data ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 25
x
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31
A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik ... 31
B. Tim Manajemen dan Staff Pendukung ... 32
C. Bidang Usaha ... 34
D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta ... 37
E. Rekanan ... 38
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Paparan Data... 39
1. Rangkuman Hasil Wawancara ... 39
2. Deskripsi Sistem Pengendalian Mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta ... 48
B. Analisis Data ... 61
C. Pembahasan ... 70
BAB VI PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Keterbatasan Penelitian ... 80
C. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xi
DAFTAR TABEL
xii
ABSTRAK
Evaluasi Sistem Pengendalian Mutu Audit Di Kantor Akuntan
Publik
Studi Kasus di Kantor Akuntan Publik Payamta
Yohana Ika Tri Juniati 122114012
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Sistem pengendalian mutu merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh kantor akuntan publik yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan kantor akuntan publik. Sistem pengendalian mutu yang diterapkan kantor akuntan publik terkait dengan independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (Hiring), pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah mendeskripsikan sistem pengendalian mutu yang diimplementasikan di Kantor Akuntan Publik Payamta dan membandingkan dengan teori sistem pengendalian mutu yang terdapat dalam Standar Pengendalian Mutu oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
xiii ABSTRACT
THE EVALUATION OF AUDIT QUALITY CONTROL SYSTEM IN PUBLIC
ACCOUNTANT FIRM
Case Study At Payamta Public Accountant Firm
Yohana Ika Tri Juniati accountant firm (KAP). It can be used as guidelines for management of the firm. Quality control system implemented by the firm is related to the independence, assignment of personnel, consulting, supervision, hiring, professional development, promotion, acceptance and sustainability of the client, and inspection.
The purpose of this research is to evaluate whether the application of quality control system at Payamta Public Accountant Firm is in conformity with Public Accountant Firm Quality Controlling Standard which has been set by the Indonesia Institute of Public Accountant.
The type of this research is a case study. The data were obtained from interviews, and documentation. The techniques of data analysis was describing the quality control system implemented at Payamta Accountant Public Firm and then comparing it with the theory of quality control system which was found by the Indonesia Institute of Public Accountant in Public Accountant Firm Quality Controlling Standard.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini lingkungan bisnis entitas menjadi kompleks
dan rumit. Keanekaragaman jenis entitas tersebut harus diikuti dan dipahami
oleh pihak berkepentingan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi
terhadap suatu entitas tertentu. Keanekaragaman entitas bisnis tentunya diikuti
dengan keanekaragaman cara dalam menjalankan proses bisnis yang dapat
menimbulkan keanekaragaman kualitas dari suatu entitas perusahaan. Salah
satu indikator untuk melihat sehat atau tidaknya kualitas dari entitas
perusahaan, masyarakat dapat melihatnya dari opini auditor. Opini auditor
dibuat oleh akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.
Auditor dalam membuat opini harus menjalankan tahapan-tahapan yang
harus dijalankan. Sehingga, dapat menghasilkan opini yang benar-benar sesuai
keadaan yang sebenarnya. Auditor dengan profesionalnya dapat membantu
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi dalam laporan keuangan.
Opini yang dikeluarkan auditor akan memberikan tingkat keyakinan lebih
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang berkualitas
harus memenuhi kriteria andal, relevan, dapat dipercaya, dan tepat waktu
dalam penyajiannya. Berdasarkan opini audit pihak berkepentingan akan lebih
Pemakai laporan keuangan akan lebih yakin terhadap kualitas laporan
keuangan perusahaan yang telah diaudit.
Auditor dalam menjalankan profesinya, auditor mempunyai pedoman
standar yaitu standar profesional akuntan publik yang merupakan ketentuan
dan pedoman audit yang harus dipatuhi auditor. Dalam standar ini terdapat
standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan
standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan
persyaratan seorang auditor. Standar pekerjaan lapangan memuat hal-hal yang
harus ada dan dikerjakan dalam suatu aktivitas audit. Standar pelaporan
memuat hal-hal yang harus dipenuhi dalam penyusunan laporan hasil audit.
Kantor Akuntan Publik dalam menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya
menerapkan sistem pengendalian mutu, agar hasil kerja auditor tersebut sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Menurut (SPM 1:2011) dalam SA no. 220
menyatakan bahwa sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik
mencakup unsur-unsur yaitu tanggung jawab kepemimpinan Kantor Akuntan
Publik atas mutu, ketentuan etika dan profesi yang berlaku, penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, dan pemantauan.
Sistem pengendalian mutu harus dirancang selaras dengan kebijakan, struktur
organisasi, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.
Sistem pengendalian mutu mengendalikan tiap unsur yang terdapat di
Kantor Akuntan Publik. Namun dengan adanya sistem pengendalian mutu ini
belum diketahui penerapannya di Kantor Akuntan Publik serta kepatuhan
mutu. Menurut (SPAP:2011) dalam SPM seksi 100 no. 07 terdapat sembilan
unsur prosedur dalam penerapan sistem pengendalian mutu di suatu Kantor
Akuntan Publik. Kesembilan unsur tersebut adalah independensi, penugasan
personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan, pengembangan profesional,
promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, dan inspeksi.
Pengevaluasian sistem pengendalian mutu ini diharapkan agar Kantor
Akuntan Publik Payamta dapat meningkatkan mutu atas jasa audit yang
diberikan untuk masyarakat. Sistem pengendalian mutu ini diterapkan agar
semua kebijakan yang diterapkan berjalan dengan baik. Sehingga, masyarakat
ataupun entitas yang menjadi klien dapat merasakan manfaatnya dan Kantor
Akuntan Publik Payamta dapat mencapai tujuannya menjadi Kantor Akuntan
Publik yang amanah dan profesional.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui
penerapan dan kepatuhan auditor di Kantor Akuntan Publik dalam menerapkan
sistem pengendalian mutu. Penelitian ini diberi judul “Evaluasi Sistem
Pengendalian Mutu Audit di Kantor Akuntan Publik Studi Kasus di Kantor
Akuntan Publik Payamta’’.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem pengendalian
mutu yang diterapkan Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan
Standar Pengendalian Mutu yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya fokus pada penerapan sistem pengendalian mutu audit di
Kantor Akuntan Publik Payamta.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah penerapan sistem
pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta sudah sesuai dengan
Standar Pengendalian Mutu yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (yang selanjutnya disingkat IAPI).
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pertimbangan Kantor
Akuntan Publik untuk meningkatkan penerapan sistem pengendalian mutu
serta tingkat kepatuhan auditor terhadap standar pengendalian mutu yang
sudah berlaku.
2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bacaan dan penambah ilmu
pengetahuan dibidang auditing serta penelitian ini dapat memberikan
informasi bagi mahasiswa terhadap pentingnya penerapan sistem
3. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan gambaran umum mengenai pentingnya
penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik dalam
melakukan perencanaan dan penugasan audit serta pentingnya kepatuhan
auditor terhadap standar yang diterapkan.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis ke dalam enam
bab, dengan urutan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai
landasan di penelitian yang dilakukan.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan,
waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data
yang dicari dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
Bab IV : Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik Payamta
Bab ini berisi tentang sejarah Kantor Akuntan Publik Payamta,
struktur organisasi dan staf pendukung, bidang usaha yang
dilakukan, dan data lain yang diperoleh dari hasil penelitian
mengenai profil Kantor Akuntan Publik Payamta.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis terhadap data-data yang telah
diperoleh dalam penelitian dengan dasar teknik analisis data.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data, dan
keterbatasan dalam penelitian.
Daftar Pustaka
Lampiran
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Audit
1. Pengertian Auditing
Auditing menurut Jusup (2001:11) merupakan proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak berkepentingan. Pengertian audit diatas mempunyai beberapa unsur
penting yaitu proses sistematis, mendapatkan dan mengevaluasi bukti
secara obyektif, asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi, tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah
ditetapkan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
berkepentingan.
Orang yang melakukan tindakan audit disebut dengan auditor. Auditor
diklasifikasikan menjadi tiga jenis adalah auditor pemerintah, auditor
internal, dan auditor independen (eksternal). Auditor pemerintah adalah
auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara dan
instansi-instansi pemerintah. Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada
suatu perusahaan yang dimana posisi auditor dibawah pihak dan pengaruh
manajemen perusahaan. Sedangkan, auditor independen (eksternal) adalah
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dan memberikan jasa
profesinya dengan cara mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan secara profesional. Walaupun terdapat perbedaan
profesi dan kerja audit yang dilakukan, ketiga klasifikasi ini harus tetap
menjaga independensi dan profesionalitas dalam menjalankan profesinya
sebagai auditor.
Proses sistematis yang diterapkan dalam mengaudit tergantung
terhadap jenis audit atau bidang jasa yang dilakukan, proses sistematis ini
dipengaruhi oleh jenis klien yang sedang diaudit oleh auditor. Proses
sistematis ini mengandung implikasi yang berkaitan dengan berbagai hal,
yaitu:bahwa perencanaan audit dan perumusan strategi audit merupakan
bagian penting dari proses auditing, perencanaan audit dan strategi audit
harus berhubungan dengan pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan
audit tertentu, bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk
mencapai tujuan-tujuan audit tersebut menuntut auditor untuk membuat
banyak keputusan didalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
Mendapatkan dan mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling
utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan kriteria yang
digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit yang
satu dengan audit lainnya, semua audit berfokus pada proses mendapatkan
dan mengevaluasi. Audit laporan keuangan bukti tentang tingkat
kesesuaian dengan asersi dalam laporan laporan keuangan dengan prinsip
pendukung. Bukti yang diperoleh harus diinterpretasikan dan dievaluasi
agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi yang biasanya
diperlukan sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah
sesuai dengan kriteria yang obyektif.
Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
merupakan pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat
pada laporan keuangan yang akan menjadi subyek dari audit atas laporan
keuangan tersebut. Auditor juga harus memahami asersi-asersi yang tidak
diungkapkan secara tertulis dalam laporan keuangan yang akan diaudit.
Tingkat kesesuaian antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan
merupakan segala sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan
memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk merumuskan pendapat audit
mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan atau kejadian-kejadian
ekonomi yang telah diaudit. Opini auditor akan menunjukkan seberapa
jauh asersi-asersi sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
Hasil akhir dari segala macam audit adalah laporan yang berisi informasi
bagi pihak-pihak yang berkepentingan mengenai tingkat kesesuaian asersi
yang dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk
2. Jenis-Jenis Audit
Jenis-jenis audit menurut Mulyadi (2002:30) dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh klien untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan tersebut. Audit
laporan keuangan ini auditor menilai kewajaran laporan keuangan atas
dasar prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Hasil audit laporan
keuangan disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan-laporan audit.
Laporan audit ini dibagikan kepada pihak-pihak berkepentingan.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit
kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang dalam
membuat kriteria. Audit kepatuhan umumnya dilakukan dilingkungan
pemerintahan.
c. Audit Operasional
Audit operasional adalah audit yang merupakan review sistematis dari
kegiatan organisasi atau bagian daripadanya, yang kegiatan organisasi
tersebut berhubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional
1) Mengevaluasi kinerja.
2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.
3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan tindakan lebih lanjut.
Pihak yang memerlukan audit operasional adalah pihak manajemen
atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak
yang meminta dilaksanakan audit tersebut.
B. Kantor Akuntan Publik
Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang jasa
akuntan publik, Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah
mendapatkan ijin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik
dalam memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik memberikan berbagai
macam jasa bagi masyarakat. Penggolongan jasa tersebut menurut Mulyadi
(2002:5) dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan
mutu informasi yang diperlukan bagi pengambil keputusan. Pengambil
keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengambil keputusan mencari
jasa assurance untuk meningkatkan mutu yang dijadikan sebagai basis
2. Jasa Atestasi
Jasa atestasi merupakan suatu pernyataan pendapat atas pertimbangan
orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai dalam segala hal yang material dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi.
3. Jasa Nonassurance
Jasa nonassurance merupakan jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik
yang didalamnya auditor tidak memberikan pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau temuan lainnya. Jasa nonassurance terdiri dari jasa
kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.
C. Sistem Pengendalian Mutu
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.1) Kantor
Akuntan Publik wajib memiliki sistem pengendalian mutu dan menjelaskan
unsur-unsur pengendalian mutu dan hal-hal terkait dengan implementasi
secara efektif sistem tersebut. Pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik
harus diterapkan oleh setiap Kantor Akuntan Publik yang melakukan jasa
audit, atestasi, akuntansi, review, dan konsultasi yang standarnya telah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar
Kantor Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesionalnya,
bertanggung jawab mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik. Kantor
Akuntan Publik dalam pemenuhan tanggung jawab wajib mempertimbangkan
integritas stafnya dalam menentukan hubungan profesionalnya, bahwa Kantor
Akuntan Publik dan staf Kantor Akuntan Publik akan independen terhadap
kliennya sebagaimana diatur oleh kode etik. Kantor Akuntan Publik kompeten
secara profesional, obyektif, dan menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama (due professional care). Kantor Akuntan Publik
harus memiliki sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan
memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan standar profesi
akuntan publik.
1. Sistem Pengendalian Mutu
Sistem pengendalian mutu menurut Standar Profesional Akuntan
Publik (2011:16000.1) mencakup struktur organisasi, kebijakan dan
prosedur yang di tetapkan Kantor Akuntan Publik untuk memberikan
keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan profesional dengan
standar profesional akuntan publik. Sistem pengendalian mutu harus
komprehensif, dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi,
kebijakan, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik.
Sistem pengendalian mutu memiliki keterbatasan bawaan yang dapat
berpengaruh terhadap efektivitas. Perbedaan kinerja antara staf dan
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor
Akuntan Publik yang kemudian mempengaruhi efektivitas sistem tersebut.
Sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik harus dapat
memberikan keyakinan memadai bahwa bagian dari perikatan suatu
Kantor Akuntan Publik yang dilaksanakan oleh kantor cabang, kantor
afiliasi, atau kantor koresponden telah dilaksanakan sesuai standar yang
terdapat dalam standar profesional akuntan publik.
2. Penetapan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.2)
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Kantor
Akuntan Publik tergantung pada berbagai faktor antara lain ukuran Kantor
Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada stafnya dan
kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan
mempertimbangkan biaya dan manfaat.
Kantor Akuntan Publik wajib mempertimbangkan setiap unsur
pengendalian mutu yang dibahas berikut ini, sejauh yang diterapkan dalam
praktiknya, penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya.
Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama lain. Oleh karena
itu, praktik pemekerjaan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan
pelatihan. Praktik pelatihan memengaruhi kebijakan promosi. Praktik
kedua kategori tersebut memengaruhi kebijakan supervisi. Praktik
Publik wajib membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
mengenai:
a. Independensi menurut H.S. Munawir (1999:71) adalah suatu penilaian
atau pandangan yang tidak berprasangka dalam melakukan pengujian,
pengujian terhadap hasil-hasil dalam penyajian laporan audit. Selain
itu, menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.2)
independensi adalah kebijakan atau prosedur yang memberikan
keyakinan memadai bahwa setiap personel pada setiap tingkat
organisasi mempertahankan independensi sebagaimana diatur oleh
Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
b. Penugasan personel menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(2011:17000.4) merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
mengenai personel. Kebijakan dan prosedur ini digunakan untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan oleh
staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk perikatan tersebut.
c. Konsultasi menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(2011:17000.6) merupakan suatu kebijakan atau dialog yang
memberikan keyakinan bahwa personel memperoleh informasi yang
dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan,
d. Supervisi menurut (IAI:2001) dalam SA seksi 311. PSA no 05.
Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan
audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Selain itu,
supervisi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.7)
merupakan suatu kebijakan yang memberikan keyakinan bahwa
pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh
Kantor Akuntan Publik. Lingkup supervisi dan review yang sesuai
pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain
kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup
konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab
Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan prosedur mengenai
supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf secara individual untuk
merencanakan dan melakukan supervisi secara memadai atas perikatan
tertentu.
e. Pemekerjaan (hiring) menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(2011:17000.9) merupakan kebijakan yang dibuat Kantor Akuntan
Publik untuk memberikan keyakinan bahwa karyawan yang
dipekerjakan mempunyai pengetahuan, dan karakteristik yang tepat
sehingga memungkinkan mereka melakukan perikatan secara
kompeten. Akhirnya, mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik
tergantung kepada integritas, kompetensi, dan motivasi personel yang
melaksanakan dan melakukan supervisi atas pekerjaan. Oleh karena
unsur penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan Kantor Akuntan
Publik.
f. Pengembangan Profesional menurut Standar Profesional Akuntan
Publik (2011:17000.11) merupakan kebijakan dan prosedur mutu
mengenai pengembangan profesional personel yang memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan
pelatihan merupakan sarana bagi Kantor Akuntan Publik untuk
memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai untuk
memenuhi tanggung jawab mereka dan kemajuan karier mereka di
Kantor Akuntan Publik.
g. Promosi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.14)
merupakan kebijakan dan prosedur yang Kantor Akuntan Publik
tetapkan untuk pengembangan karyawan. Semua personel terseleksi
untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk
lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan
berakibat terhadap mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik. Kualifikasi
personel terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak
terbatas pada karakter, intelegensi, pertimbangan, dan motivasi.
h. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien menurut Standar Profesional
Akuntan Publik (2011:17000.16) merupakan kebijakan Kantor
Akuntan Publik untuk menentukan apakah suatu perikatan dari klien
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki
integritas. Adanya keharusan bagi Kantor Akuntan Publik untuk
menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti
bahwa Kantor Akuntan Publik bertugas untuk menentukan integritas
atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa Kantor Akuntan
Publik berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk
menerima, menolak atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan
berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati, Kantor Akuntan
Publik harus selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya.
i. Inspeksi menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.18)
adalah prosedur yang dibuat untuk menjamin bahwa setiap elemen
sistem pengendalian mutu efektif dilaksanakan. Prosedur inspeksi
dapat dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak
mewakili kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik. Jenis
prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada
pengendalian yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik dan
penetapan tanggung jawab di Kantor Akuntan Publik untuk
3. Penetapan Tanggung Jawab
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor
Akuntan Publik dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya,
agar dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya
secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai
dalam penetapan tanggung jawab adalah kompetensi individu, penetapan
wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.
4. Komunikasi
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor
Akuntan Publik wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu kepada personelnya dengan suatu cara yang akan
memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur tersebut
dapat dipahami. Bentuk dan lingkup komunikasi tersebut harus cukup
komprehensif sehingga komunikasi tersebut dapat menyampaikan kepada
personel Kantor Akuntan Publik informasi mengenai kebijakan dan
prosedur pengendalian yang berhubungan dengan mereka. Pada umumnya,
komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis. Namun,
efektivitas sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik tidak
terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur
Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor Akuntan Publik harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah dokumentasi kebijakan dan
prosedur pengendalian mutu diperlukan, dan jika diperlukan, seberapa luas
dokumentasi tersebut dilaksanakan. Umumnya, dokumentasi kebijakan
dan prosedur pengendalian mutu pada Kantor Akuntan Publik besar akan
lebih ektensif dibanding pada Kantor Akuntan Publik kecil.
5. Pemantauan
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:16000.4) Kantor
Akuntan Publik diharuskan memantau efektivitas sistem pengendalian
mutu dengan cara mengevaluasi secara rutin kebijakan dan prosedur
pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan komunikasi
kebijakan dan prosedurnya. Ukuran, struktur, dan sifat praktik Kantor
Akuntan Publik memengaruhi keterbatasan dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh fungsi pemantauan Kantor Akuntan Publik. Tersirat dalam
fungsi pemantauan adalah perubahan rutin yang terjadi dalam kebijakan
dan prosedur, penetapan tanggung jawab, dan bentuk serta lingkup
komunikasi. Karena adanya perubahan keadaan, seperti perluasan praktik
atau pembukaan kantor baru, penggabungan Kantor Akuntan Publik atau
pemerolehan praktik. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur
6. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011:17000.1). Sistem
pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik, sebagaimana dijelaskan dalam
SPM Seksi 100 (PSPM No. 1) sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan
Publik mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan
tanggung jawab, komunikasi, dan pemantauan. Seksi ini memberikan
pedoman dalam perumusan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,
berdasarkan paragraph 06 dan 07 SPM seksi 100 tersebut.
Kedua paragraf dalam seksi tersebut menyatakan bahwa jenis dan
lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor Akuntan
Publik tergantung atas beberapa faktor antara lain : ukuran Kantor
Akuntan Publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada personel dan
kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan
pertimbangan biaya dan manfaat.
Kantor Akuntan Publik dituntut untuk mempertimbangkan setiap
unsur pengendalian mutu sejauh unsur pengendalian mutu tersebut dapat
diterapkan dalam praktiknya, dalam merumuskan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu. Beberapa unsur pengendalian mutu berkaitan satu
sama lain. Oleh karena itu, praktik pemekerjaan (hiring) di suatu Kantor
Akuntan Publik memengaruhi kebijakan pelatihannya. Praktik pelatihan
karyawan Kantor Akuntan Publik memengaruhi kebijakan promosi.
kebijakan supervisi. Sebaliknya, praktik supervisi memengaruhi kebijakan
pelatihan dan promosi.
Seksi ini, definisi istilah Kantor Akuntan Publik, standar profesional
akuntan publik (SPAP), dan personel, sama dengan definisi istilah tersebut
dalam SPM seksi 100 (PSPM No. 1). Istilah kebijakan berkaitan dengan
tujuan dan sasaran Kantor Akuntan Publik untuk menjadikan unsur
pengendalian mutu tersebut efektif. Istilah prosedur berkaitan dengan
langkah-langkah yang diambil untuk melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Kantor Akuntan Publik juga harus mempertimbangkan perumusan
kebijakan pada bidang yang diidentifikasi dalam setiap unsur pengendalian
mutu dalam seksi ini sejauh kebijakan tersebut juga dapat diterapkan pada
praktiknya. Contoh untuk memberikan gambaran mengenai prosedur
dirancang untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, juga disajikan
dalam seksi ini. Prosedur yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik
tidak harus mencakup semua contoh tersebut atau juga tidak harus dibatasi
hanya pada contoh tersebut.
Suatu Kantor Akuntan Publik bergabung (merger) dengan atau
mengakuisisi praktik Kantor Akuntan Publik lain, Kantor Akuntan Publik
gabungan tersebut harus memberikan perhatian khusus kepada aspek
pengendalian mutunya. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu Kantor
Akuntan Publik gabungan harus dievaluasi untuk menentukan apakah
lingkungan yang telah berubah. Perhatian khusus tersebut juga harus
diberikan kepada aspek pengendalian mutu apabila Kantor Akuntan Publik
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus
adalah penelitian dengan cara mengamati langsung secara menyeluruh pada
kondisi sebenarnya dari berbagai sumber data. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan mutu audit di Kantor
Akuntan Publik Payamta.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah staf auditor junior atau senior, dan manajer
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan sistem pengendalian mutu audit di
Kantor Akuntan Publik Payamta
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik Payamta Jl. Ir. Sutami
No. 25 Sekarpace, Surakarta
2. Waktu Penelitian
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari hasil wawancara.
Sedangkan, data sekunder berupa data yang berada di Kantor Akuntan Publik
tersebut yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk
analisis data. Data sekunder berupa gambaran umum dan sejarah Kantor
Akuntan Publik, struktur organisasi, visi dan misi Kantor Akuntan Publik.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara menurut Arikunto (1996:144) merupakan dialog lisan yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang
terwawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh informasi yang
lebih luas mengenai objek yang akan diteliti. Sumber data yang ada dalam
penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap informan yang terdiri
atas:
a. Bapak Payamta sebagai pemilik dari Kantor Akuntan Publik yang
memiliki tugas dan wewenang dalam penerapan sistem pengendalian
b. Tiga orang auditor yang terdiri dari auditor senior atau junior yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta. Ketiga orang ini memiliki
tugas dan fungsi untuk menerapkan sistem pengendalian mutu di setiap
audit.
Wawancara dalam penelitian ini akan membahas topik yang berhubungan
dengan penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik
dan kesesuaian sistem pengendalian yang diterapkan di Kantor Akuntan
Publik dengan standar pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Topik dalam penelitian ini menggunakan
beberapa elemen yang memengaruhi sistem pengendalian mutu Kantor
Akuntan Publik yang berkaitan dengan standar pengendalian mutu yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yaitu:
a. Independensi, auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta
mempertahankan independensi sebagaimana diatur dalam Kode Etik
Profesi Akuntan Publik secara rinci, Kode Etik No. 1, integritas,
objektivitas, dan independensi.
b. Penugasan personel, penugasan akan dilaksanakan oleh auditor yang
memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan
tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi
harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan
semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung
c. Konsultasi, auditor Kantor Akuntan Publik Payamta memperoleh
informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang
memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, dan pertimbangan yang
memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara
lain ukuran Kantor Akuntan Publik dan tingkat pengetahuan,
kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana
perikatan.
d. Supervisi, pelaksanaan perikatan Kantor Akuntan Publik Payamta
memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Lingkup supervisi dan
review yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas
beberapa faktor antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf
pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang tersedia dan telah
digunakan tanggung jawab Kantor Akuntan Publik untuk menetapkan
prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung jawab staf
secara individual untuk merencanakan dan melakukan supervisi secara
memadai atas perikatan tertentu.
e. Pemekerjaan, semua staf profesional Kantor Akuntan Publik Payamta
memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan mereka
melakukan perikatan secara kompeten.
f. Pengembangan profesional, auditor memiliki pengetahuan memadai
sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya.
Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana
pengetahuan memadai untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan
untuk kemajuan karier mereka di Kantor Akuntan Publik.
g. Promosi, semua auditor terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi
seperti disyaratkan Kantor Akuntan Publik untuk lapis tanggung jawab
yang lebih tinggi. Praktik promosi personel akan berakibat terhadap
mutu pekerjaan Kantor Akuntan Publik.
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien, Kantor Akuntan Publik akan
menerima atau melanjutkan perikatan dari klien. Hal ini dilakukan
untuk meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya
tidak memiliki integritas.
i. Inspeksi, Kantor Akuntan Publik Payamta telah menerapkan
unsur-unsur pengendalian mutu secara efektif. Prosedur inspeksi dapat
dirancang dan dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili
kepentingan manajemen Kantor Akuntan Publik.
Pedoman wawancara di lampiran diambil dari kuesioner penelitian yang
dilakukan oleh Bagus Wibowo ( 2007) dengan judul Penilaian Kepatuhan
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Standar Auditing
dan Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik ( Studi Kasus
Pada Enam Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta). Daftar pertanyaan
didalam kuesioner yang kemudian di perbaiki menjadi daftar pertanyaan
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menelusuri data-data yang berada diKantor Akuntan Publik yang
tersedia dalam bentuk gambaran umum Kantor Akuntan Publik, struktur
organisasi, dan visi misi dari Kantor Akuntan Publik.
F. Teknis Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan
untuk menjelaskan dan mengumpulkan data dari objek yang diteliti. Teknik
analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memilih, merangkum, dan mendeskripsikan data atau informasi yang telah
diperoleh dari informan yang kemudian difokuskan berdasarkan masalah
yang akan diungkap tentang kebijakan Kantor Akuntan Publik dalam
mempertimbangkan penerapan unsur-unsur pengendalian mutu dalam
setiap audit.
2. Menyajikan data tentang sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik Payamta, data ini disajikan dalam bentuk uraian
singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif.
3. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil wawancara dan analisis data
mengenai unsur-unsur penerapan sistem pengendalian mutu di kantor
akuntan dan cara penerapan sistem pengendalian mutu oleh auditor yang
4. Membandingkan data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan
dokumentasi mengenai penerapan sistem pengendalian mutu di Kantor
Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada.
5. Menyajikan data tentang perbandingan penerapan sistem pengendalian
mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan kajian teori yang ada ke
dalam bentuk uraian singkat yang dideskripsikan dalam bentuk naratif dan
tabel.
6. Penarikan kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan
hasil perbandingan dan analisis data mengenai kesesuaian penerapan
sistem pengendalian mutu di Kantor Akuntan Publik Payamta dengan
kajian teori yang ada. Jika ditemukan ketidaksesuaian akan di analisis dan
31 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil dan Sejarah Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik Payamta terletak di Jalan Ir. Sutami 25, Surakarta
ini berdiri sejak tahun 1999. Kantor ini didirikan oleh Dr. Payamta, SE, MSi,
Ak, CA, CPA. Beliau akuntan profesional yang juga aktif sebagai akademisi
dan praktisi di bidangnya. Pengalamannya sebagai auditor telah dirintis sejak
awal tahun 1990-an di Kantor Akuntan Publik Hadori cabang Surakarta dan
Kantor Akuntan Publik Djaka Surasa dan rekan. Selain sebagai auditor beliau
juga konsultan dibeberapa perusahaan di Surakarta. Sebagai seorang akdemisi
beliau dipercaya sebagai direktur program magister akuntansi fakultas
ekonomi universitas sebelas maret (UNS), juga aktif sebagai peneliti dan
dosen pada program magister manajemen, program doktor ilmu ekonomi, dan
program profesi akuntansi di universitas sebelas maret (UNS).
Kantor Akuntan Publik ini terdaftar pada kementerian keuangan yang telah
dipercaya sebagai auditor rekanan pada berbagai lembaga keuangan baik
badan pemeriksa keuangan, Bank Indonesia, bank-bank BUMN, bank swasta
nasional, perusahaan yang bergerak diberbagai bidang industri skala kecil
maupun besar, dan kantor pelayanan pajak di Indonesia.
Izin praktik akuntan publik diperoleh dari Menteri Keuangan RI Nomor:
KEP. 379/KMK.17/1999 dan nomor AP: 99.1.0695, yang telah diperbarui
Terdaftar sebagai anggota aktif pada Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dengan nomor IAPI: 1067, Terdaftar juga sebagai Certified Public
Accountant (CPA). Kantor Akuntan Publik mendapatkan izin usaha dari
Menteri Keuangan Nomor: KEP-338/KM.17/2000, yang diperbarui dengan
surat keputusan Menteri Keuangan RI No: 111/KM.1/2010. Tercatat sebagai
anggota profesional akuntan pada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan
nomor register akuntan 11.D9858, dan telah mendapat pengakuan akuntan
profesional akuntan dengan sebutan Chartered Accountant (CA).
B. Tim Manajemen dan Staf Pendukung
Kantor Akuntan Publik Payamta dalam memberikan jasanya di dukung
oleh beberapa staf profesional yang berkompeten dibidangnya masing-masing
berjumlah 14 orang. Mereka terbagi menjadi 2 yaitu sebanyak 5 orang staf
merupakan karyawan tetap yang bertugas melaksanakan perikatan serta
bergabung dalam tim manajerial di Kantor Akuntan Publik Payamta dan
sebanyak 9 orang merupakan karyawan tidak tetap yang bertugas membantu
melaksanakan suatu perikatan jika dibutuhkan oleh Kantor Akuntan Publik
Payamta. 9 karyawan tidak tetap ini merupakan orang yang berkompeten
dibidangnya masing-masing. Daftar karyawan tetap dan karyawan tidak tetap
Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta terdiri dari direktur
utama, office manager, dan direktur divisi. Ada dua divisi utama yaitu divisi
audit dan divisi konsultasi dan SIM, Selain dua divisi utama Kantor Akuntan
Daftar tim manajemen Kantor Akuntan Publik Payamta dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 1. Daftar Karyawan Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta
No. Nama
Karyawan Tetap
1 Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA 2 Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak 5 Mamin Suparmin, SE
Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta
Tabel 2. Daftar Karyawan Tidak Tetap Kantor Akuntan Publik Payamta
No. Nama Karyawan Tidak Tetap
1 Drs. Soetarman, M.Si, BKP
Sumber : Kantor Akuntan Publik Payamta
Tabel 3. Daftar Tim Manajeman Kantor Akuntan Publik Payamta
1 Direktur Utama Dr. Payamta, SE, M.Si,Ak,CA,CPA
2 Direktur Div. Audit Vidya Ria Shintawati, SE, Ak 3 Direktur Div. Jasa Training dan Diklat Agus Widodo, SE, M.Si, Ak 4 Direktur Div. Jasa Konsultasi dan SIM Ahmad Ridwan, SE, M.Si, Ak
5 Office Manager Mamin Suparmin, SE
C. Bidang Usaha
Kantor Akuntan Publik Payamta menyediakan berbagai layanan jasa
dibidang audit, jasa akuntansi dan pelaporan keuangan, penyusunan sistem
informasi manajemen, sistem informasi akuntansi, komputerisasi, sistem
akuntansi dan perpajakan, accurate accounting system, manajemen keuangan
dan perpajakan, riset bisnis yang meliputi:
1. Jasa Penyusunan Laporan Keuangan
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan yang tidak mempunyai
sistem akuntansi atau sumber daya yang memadai dalam penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Penyusunan laporan keuangan tersebut meliputi neraca, laporan laba rugi
atau penghitungan hasil usaha (koperasi), laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, kebijakan akuntansi yang diterapkan dan catatan atas
laporan keuangan yang mendukung. Jasa ini juga diberikan untuk
membantu penyusunan laporan keuangan Pemda/SKPD/unit-unit lembaga
pemerintah, sekolah, badan layanan umum, rumah sakit, perguruan tinggi,
dan yayasan.
2. Jasa Perancangan Sistem Informasi Akuntansi dan SIM
Jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta terbagi dalam dua
scope yaitu scope luas dan sempit. Dalam scope yang sempit, jasa yang
diberikan Kantor Akuntan Publik Payamta hanya menyangkut sistem
informasi akuntansi. Sedangkan, dalam scope luas, jasa yang diberikan
sistem informasi yang dikembangkan dapat berbentuk sistem informasi
manual maupun sistem informasi komputer yang berbasis accurate
software.
3. Jasa Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Pegawai
Jasa ini diberikan kepada perusahaan untuk pengembangan sumber daya
manusia dalam bentuk pendidikan dan pelatihan terutama yang berkaitan
dengan tugas-tugas di bidang akuntansi, perpajakan, informasi keuangan,
internal audit. Selain jasa untuk pengembangan sumber daya manusia,
Kantor Akuntan Publik Payamta juga menyediakan bantuan jasa
rekruitmen pegawai. Beberapa bidang yang diberikan dalam jasa ini
diantaranya: akuntansi keuangan dasar, analisis laporan keuangan,
akuntansi syariah, penganggaran sektor publik, audit kinerja perusahaan,
perencanaan pajak perusahaan, dan lain sebagainya dengan estimasi
anggaran biaya training atau diklat yang dapat berubah sewaktu-waktu dan
terkena pajak yang berlaku di kawasan Surakarta meliputi:
Tabel 4. Estimasi Anggaran Biaya Training Atau Diklat
Perincian Anggaran Biaya Pelatihan (Dalam Rupiah)
Fee Instruktur (2 hari x 8 jam x Rp 600.000) Rp 9.600,000 Pengadaan Materi ( 8 sesi x 20 orang x Rp 15.000) Rp 2.400,000 Transportasi dan Akomodasi ( 2 hari/ sesi/@ Rp 400.000) Rp 400.000
Sertifikat (20 orang x Rp 15.000) Rp 300.000
4. Jasa Appraisal Atau Penilaian Bisnis Properti
Jasa ini diberikan untuk membantu penilaian atas properti atau aset-aset
pribadi atau perusahaan yang berguna untuk membantu menaksir nilai
wajar atas suatu aset. Jasa ini dilakukan oleh appraisal yang independen
yang terdaftar dalam Departemen Keuangan. Untuk memberikan jasa ini
Kantor Akuntan Publik Payamta sudah berafiliasi dengan KJPP
Sihwiryadi dan Rekan.
5. Jasa Penyusunan Proposal Atau Studi Kelayakan Bisnis
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu manajemen perusahaan dalam
mengembangkan usaha yang telah ada atau manajemen perusahaan yang
ingin mendirikan usaha baru.
6. Jasa Pemeriksaan Keuangan
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan, perbankan, industri,
koperasi, dan lain sebagainya untuk menilai tingkat kewajaran pelaporan
keuangan historis.
7. Jasa Audit Khusus
Jasa ini diberikan Kantor Akuntan Publik kepada klien untuk melakukan
penilaian apakah manajemen suatu perusahaan atau badan usaha koperasi
telah berjalan secara efektif dan efisien. Jasa ini juga sering disebut
8. Jasa Konsultasi Manajemen
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu dalam mengelola badan usaha
dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan membantu badan
usaha tersebut dalam mencarikan serta mengimplementasikan solusi untuk
pemecahan masalah tersebut.
9. Jasa Konsultasi Perpajakan
Jasa ini dimaksudkan untuk membantu pengelolaan badan usaha dalam
kaitannya dengan perhitungan pajak yang harus dibayar serta pengisian
SPT tahunan, komputerisasi jasa perpajakan khususnya PPN dan PPh
badan.
D. Visi dan Misi Kantor Akuntan Publik Payamta 1. Visi
Menjadi Kantor Akuntan Publik yang amanah dan profesional.
2. Misi
Memberikan jasa audit dan jasa-jasa lain dibidang akuntansi dan
manajemen terkait dengan tujuan untuk membantu klien meningkatkan
pengelolaan dan kinerja perusahaan yang telah akuntabel, transparan,
jujur, dan bertanggung jawab berlandaskan pada sifat-sifat
E. Rekanan
Kantor Akuntan Publik Payamta memiliki jaringan dan rekanan yang luas
untuk membantu dalam memberikan pelayanan kepada klien yaitu:
1. Bank Indonesia.
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
3. Bank-Bank Pemerintah dan Bank Swasta (Bank BNI, BCA, dan BRI)
4. Terdaftar sebagai auditor dana kampanye di IAPI.
5. PPA fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS).
6. Program Magister Akuntansi FE UNS.
7. KJPP Sihwiryadi dan Rekan.
8. KKP Sutarman, M. Si, BPK.
9. Kantor-Kantor Pelayan Pajak.
39 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Rangkuman Hasil Wawancara
Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 5 karyawan tetap yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta, yang diperoleh data sebagai
berikut:
a. Independensi
Kualifikasi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta,
yaitu: pendidikan minimal SI akuntansi, mempunyai pengalaman kerja
minimal 3 tahun, memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor, memiliki independen dalam setiap mental, dan
menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama
sebagai seorang auditor.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap auditor dalam
Kantor Akuntan Publik atau jaringan Kantor Akuntan Publik yang
memberikan jasa profesionalnya yang meliputi jasa assurance,
nonassurance, dan atestasi.
Sikap independensi di pertahankan oleh auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik Payamta dibagi menjadi 2 yaitu secara penampilan
dan secara fakta atau nyata. Secara penampilan auditor diharuskan
secara fakta dengan cara memperhatikan standar teknik profesi dan
etika dan berupaya terus meningkatkan kemampuan independensi
yaitu: kecakapan, kemampuan atau kompetisi, kecakapan profesional,
dan ketekunan.
b. Penugasan Personel
Perencanaan audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta
melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan pendahuluan perencanaan,
pemahaman bisnis klien, pemahaman proses akuntansi, pemahaman
struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian,
melakukan analisis awal, menentukan tingkat materialitas, membuat
program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan
manajemen.
Menentukan tim audit terdiri dari : seorang partner yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit, satu atau
lebih manajer yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
program audit, dan staf asisten yang melaksanakan berbagai prosedur
audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.
Penetapan fee atas jasa audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik
Payamta merupakan otorisasi dan wewenang Bapak Payamta selaku
pemilik Kantor Akuntan Publik dan mengacu pada Surat Keputusan
No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit
c. Konsultasi
Konsultasi dengan pihak berwenang dilakukan untuk mengidentifikasi
kondisi khusus dan resiko luar biasa yang dijadikan pertimbangan
untuk menolak perikatan. Selain itu, konsultasi juga dimaksudkan
untuk mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan
calon klien diaudit seperti: ketersediaan catatan akuntansi penting
(buku besar, jurnal, buku besar pembantu), memadainya pengendalian
intern yang diterapkan dalam perusahaan calon klien.
Penyelesaian perbedaan pendapat dengan para spesialis dilakukan
dengan cara berdiskusi tentang masing-masing pendapat yang
dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria tertentu yang ditemukan
selama proses audit.
Dokumentasi tentang hasil konsultasi dilakukan dengan cara membuat
arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini
bertujuan agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen
perusahaan klien dapat dipercaya. Sehingga, laporan keuangan yang
diaudit bebas dari salah saji material. Hal ini dilakukan dengan cara:
komunikasi dengan auditor pendahulu, melakukan review terhadap
pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien
yang bersangkutan, misal: lancar atau tidaknya proses audit dulu,
apakah ada kendala dalam proses audit, dan meminta keterangan
pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai
hubungan bisnis dengan calon klien.
d. Supervisi
Prosedur ini mengatur tentang perencanaan perikatan, standar mutu
untuk kegiatan audit, review kertas kerja dan laporan perikatan.
Perencanaan perikatan dilakukan dengan cara: identifikasi calon klien,
analisis kondisi bisnis klien untuk diterima atau tidaknya perikatan.
Standar mutu Kantor Akuntan Publik Payamta dipertahankan dengan
cara: menjaga kualitas auditnya, menjaga integritas dan kepercayaan
dari klien. Review kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui
supervisi oleh senior.
e. Pemekerjaan
Kualifikasi untuk auditor yang akan bekerja di Kantor Akuntan Publik
Payamta dibagi menjadi 2 yaitu: kualifikasi untuk supervisor dan
kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor.
Kualifikasi untuk supervisor yaitu: mempunyai pengetahuan teknis
yang cukup, minimal S1 Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja
sebagai ketua tim atau auditor minimal 5 tahun, mempunyai
kemampuan analitis dan judgemental, mempunyai kemahiran
memimpin dan melatih serta berkomunikasi, mempunyai kemampuan
dalam menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai sikap mental
pribadi dan profesional (karakter, intelegensi, motivasi, dan
Kualifikasi untuk ketua tim audit atau auditor yang akan bekerja di
Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu: mempunyai pengetahuan teknis
yang cukup, minimal S1 atau D3 Akuntansi, mempunyai pengalaman
kerja asisten audit minimal 3 tahun, mempunyai kemampuan analitis
dan judgemental, mempunyai kemahiran memimpin dan melatih serta
berkomunikasi, mempunyai kemampuan dalam menjaga hubungan
dengan klien, dan mempunyai sikap mental pribadi dan profesional
(karakter, intelegensi, motivasi, dan pertimbangan).
Pelatihan yang dirancang Kantor Akuntan Publik Payamta yaitu:
pelatihan audit, audit intern, dan perpajakan
Pemilihan staf ditentukan melalui program seleksi dan wawancara.
Selain itu, pada saat wawancara Kantor Akuntan Publik Payamta juga
menginformasikan kepada pelamar mengenai kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
f. Pengembangan profesional
Program pelatihan audit, perpajakan, sistem informasi, dan accurate
accounting system merupakan program yang dibutuhkan auditor untuk
mengembangkan profesionalitas selama bekerja. Dengan seminar dan
pelatihan merupakan salah satu cara yang dilakukan auditor agar dapat
mengembangkan profesionalitas.
Pelatihan mengenai cara mengevaluasi integritas manajemen klien dan
membuat surat perikatan merupakan salah satu pelatihan di tempat
mengikuti seminar dan membaca buku inilah auditor mendapatkan
informasi terkini mengenai standar profesional untuk aktivitas
pengembangan dini.
g. Promosi
Auditor yang ingin mengembangkan karirnya selama bekerja harus
memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan teknis yang
cukup, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai
pengalaman audit, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat
menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran
memimpin.
Mengevaluasi kinerja dan kemajuan auditornya dapat dilihat dari
pengalaman masa kerja dan evaluasi ini dilakukan secara periodik.
h. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien
Setiap calon klien terlebih dahulu sebelum diterima menjadi klien,
evaluasi ini meliputi: review informasi keuangan calon klien, review
informasi manajemen calon klien atau pihak ketiga, komunikasi
dengan auditor pendahulu, pertimbangan keadaan yang mungkin
Kantor Akuntan Publik memerlukan perhatian khusus atau risiko yang
tidak wajar, dan evaluasi independensi dan komunitas dan kemampuan
Kantor Akuntan Publik untuk menyediakan jasa bagi calon klien
seperti kebutuhan dan keahlian khusus.
Prosedur penilaian dibuat untuk menilai integritas manajemen klien.
perusahaan dapat dipercaya dan penilaian tersebut digunakan untuk
bahan pertimbangan menerima atau menolak perikatan.
i. Inspeksi
guna memperoleh hasil inpeksi yang optimal. Beberapa tahapan yang
harus diikuti yaitu:
1) Persiapan
Persiapan memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi akan
menghasilkan hasil inspeksi yang memuaskan. Pada tahap ini
beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:
a) Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi
seolah mencari-cari kesalahan.
b) Mengetahui apa yang akan dicapai.
c) Mempersiapkan daftar periksa (checklist).
d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2) Inspeksi
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Menggunakan rencana awal yang telah ditentukan.
b) Menggunakan daftar periksa (checklist).
c) Menekankan segi positif.
d) Mengambil tindakan perbaikan sementara sebelum perbaikan
permanen dilakukan.