BAB 4 FASILITASI PELAKSANAAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL
4.4. Rapat Fasilitasi Persiapan Penyusunan RDTR KIP Bitung dan Sekitarnya
Rapat ini merupakan tindak lanjut pembahasan dari Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Penyelesaian Materi Teknis RDTR KIP dan Sekitarnya. Rapat ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan penyusunan dan penetapan RDTR KIP Bitung dan sekitarnya pada Tahun 2017. Hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan Prioritas Nasional dalam RKP 2017 terkait RDTR KIP Bitung dan sekitarnya, yaitu Bimbingan Teknis Penyusunan RDTR di sekitar KIP Bitung.
1. Pembukaan oleh Plt. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan:
a. Berdasarkan inventarisasi yang telah dilakukan, terdapat banyak kegiatan perencanaan tata ruang yang disusun untuk Kota Bitung. Kegiatan fasilitasi ini dapat menjadi jalan untuk mengintegrasikan rencana-rencana tata ruang tersebut menjadi satu kesatuan, agar tidak saling bersinggungan dan bertabrakan satu sama lain. b. Perlu adanyanya semacam petunjuk teknis penyusunan RDTR yang daat digunakan
sebagai checklist untuk progres penyusunan RDTR, sehingga apabila terhambat dalam pengerjaannya, dapat diketahui letak permasalahannya. Selain itu, petunjuk teknis yang dibuat juga harus menyertakan pihak-pihak yang terkait dalam pengerjaan penyusunan RDTR. Sebagai permulaan, dapat disusun terlebih dahulu kerangka petunjuk teknis/checklist yang memuat tahap-tahap dari mulai awal penyusunan RDTR sampai proses akhir penetapan dalam bentuk Perda.
2. Paparan Direktorat Pembinaan Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Daerah, Kementerian ATR/BPN: RDTR Kawasan Industri Prioritas Bitung dan Sekitarnya
a. Delineasi wilayah perencanaan menurut Kemenperin berada di luar KIP, namun Materi Teknis yang dibuat beserta dengan petanya ternyata mengatur di dalam KIP. Seharusnya, KEK/KIP di dalam peta diblok saja sebagai KEK/KIP, tidak diatur lebih lanjut lagi.
b. Masih terdapat ketidaksesuaian antara pola ruang dalam draft RDTR dengan RTRW Kota Bitung yang berlaku.
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas 51 c. Perlu dilakukan konsultasi publik masing-masing sebanyak 2 kali, untuk pembahasan dengan stakeholder pengguna ruang dan untuk pembahasan penyusunan KLHS. Konsultasi publik disarankan dapat dilaksanakan secara terintegrasi untuk menghemat waktu, dengan catatatan harus ada kejelasan substansi pada setiap konsultasi publik karena adanya perbedaan pembahasan substansi.
d. Perlu diperhatikan kembali kesesuaian substansi antara Ranperda dan Matek.
e. BA kesepakatan wilayah perbatasan tetap diperlukan untuk menghindari berdekatannya pola ruang yang bertolak belakang dengan Kabupaten/Kota yang bersebelahan dengan KIP Bitung dan Sekitarnya.
f. Dikarenakan jangka waktu kegiatan Bimtek RDTR KIP/KEK di Wilayah Sulawesi hanya 8 bulan (tahun 2017), peta dasar diusahakan harus tersedia dari awal kegiatan (sebelum tahun 2017).
g. Sebagai bentuk pembinaan, Kementerian ATR/BPN menyelenggarakan klinik RDTR yang di dalamnya juga dilakukan penelaahan terhadap peta, namun untuk lebih spesifiknya dilakukan oleh BIG. Kementerian ATR/BPN dapat mengundang BIG pada saat klinik untuk melakukan penelaahan dan mengeluarkan berita acara evaluasi. h. Tidak ada Petunjuk Tenis dalam penyusunan RDTR, Kementerian ATR/BPN hanya berpatokan
pada Permen PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Berikut pokok-pokok pembahasan dari rapat fasilitasi tersebut: 1. Umum
Pembuatan peta dasar dan KLHS tetap harus didahulukan agar peta dan dokumen yang dibuat tidak menyesuaikan dengan rencana yang sudah disusun.
Produk akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan RDTR KIP Bitung dan Sekitarnya adalah berupa Raperda yang akan diserahkan kepada Pemda Kota Bitung. Perlu diperjelas kembali proses selanjutnya setelah Raperda diserahkan kepada
Pemerintah Daerah Kota Bitung, karena kewenangan penyelesaian Perda RDTR ada di tangan Pemerintah Daerah. Pemerintah pusat harus menentukan sampai sejauh apa akan terus mengawal Pemerintah Daerah. Di samping itu, Pemerintah Daerah juga harus dipastikan untuk dapat menguasasai materi teknis yang disusun oleh Kemenperin.
2. Delineasi Kawasan/Area of Interest (AOI)
Wilayah perencanaan sesuai dengan di dalam RKP 2017 adalah “di sekitar KIP Bitung”.
Delineasi kawasan, baik untuk KEK maupun KIP seharusnya sudah ada di dalam Master Plan, sehingga bisa digunakan sebagai rujukan dalam menentukan titik awal untuk delineasi kawasan sekitarnya. Adapun wilayah KEK tidak berhubungan dengan batas administrasi sehingga penyusunan RDTR tidak harus menggunakan batas administrasi.
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas
52
Delineasi KIP dan KEK Bitung tidak sama. KEK tidak hanya mencakup kawasan industri saja, namun juga kawasan-kawasan ekonomi di sekitar kawasan industri. Apabila Area Of Interest (AOI) sudah ditentukan, maka harus segera diserahkan ke
BIG untuk ditindaklanjuti. 3. Penyediaan Peta untuk RDTR
Kemenperin sudah melakukan konsultasi peta di tahun 2015, tapi masih terdapat kekurangan secara teknis. Peta yang disediakan oleh Kemenperin masih belum bisa digunakan, karena tidak memakai peta skala 1:5000 yang sebenarnya, hanya melakukan zoom out, sehingga kedalaman peta berbeda dari yang seharusnya. Kementerian ATR/BPN sudah mengirimkan surat ke BIG dan LAPAN untuk
permintaan peta dan sudah mendapatkan gambar citra satelit dari LAPAN.
BIG membutuhkan kepastian dalam delineasi wilayah perencanaan/AOI, karena BIG membuat peta berdasarkan indeks. Perbedaan penganggaran dalam penyediaan peta skala 1:5.000 berbeda antara Kota dan Kabupaten. Kota yang notabenenya didominasi oleh kawasan perkotaan membutuhkan RDTR satu wilayah kota secara keseluruhan, tapi untuk Kabupaten berbeda, karena ada wilayah hutan yang cukup luas, sehingga tidak diutamakan untuk dibuatkan peta skala 1:5.000 keseluruhan satu kabupaten. Selain itu, mengingat adanya perbedaan luasan kawasan sekitar KEK yang jauh lebih besar daripada kawasan sekitar KIP, perlu ditentukan peta mana yang akan didahulukan pembuatannya.
BIG akan melakukan pengukuran Ground Check Point (GCP) dan juga ground control untuk perbaikan koordinat pada peta citra setalit di tahun 2016.
Orthorektifikasi peta dibutuhkan agar secara substansi dapat dilakukan pembahasan terhadap Materi Teknis RDTR, namun orthoretektifikasi peta membutuhkan banyak waktu sehingga cukup menghambat dalam melakukan penyusunan RDTR. BIG terkendala dalam pembuatan peta orthorektifikasi. Citra satelit yang dibeli oleh BIG adalah satu wilayah besar, namun peta orthorektifikasi yang dibutuhkan atau diajukan oleh pemerintah daerah masih sporadis beberapa wilayah kecil. Pengerjaan orthorektifikasi yang hanya sebagian akan mempersulit penyelesaiannya secara keseluruhan, dikhawatirkan akan muncul perbedaan-perbedaan dalam peta karena tidak dikerjakan secara bersamaan. Di sisi lain, terdapat perbedaan dari segi pendanaan di masing-masing daerah, sehingga tidak memungkinkan beberapa daerah (kabupaten/kota) untuk menganggarkan pembuatan peta dalam waktu bersamaan. Seharusnya dapat mencontoh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menganggarkan untuk pembuatan peta satu Provinsi Jawa Timur.
Biaya yang dianggarkan oleh Kemenperin untuk peta KIP Bitung dan Sekitarnya tidak memenuhi alokasi yang dibutuhkan oleh BIG sehingga tidak dapat dihasilkan peta yang sesuai dengan standar dan kebutuhan.
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Bappenas 53 Untuk mensiasati penyusunan RDTR yang terkendala peta, BIG berencana melakukan GCP untuk peta citra di seluruh indonesia, namun apabila yang dibutuhkan peta skala 1:5000, BIG baru bisa memprioritaskan di tahun 2017.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, rapat ini akan ditindaklanjuti sebagai berikut: 1. Penyepakatan Area of Interest (AOI) dan lingkup fasilitasi oleh Kementerian ATR/BPN dan
Pemerintah Daerah Kota Bitung;
2. Hasil penyepakatan AOI akan disampaikan oleh Direktorat Pembinaan Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Daerah, Kementerian ATR/BPN kepada BIG pada awal bulan September 2016; dan
3. Kementerian ATR/BPN c.q. Direktorat Penataan Kawasan akan menyampaikan salinan surat perihal permohonan: (i) Citra Satelit Resolusi Tinggi untuk penyusunan RTR KEK dan RTR KIP, dan (ii) Bantuan Teknis koreksi geometris dan orthorektifikasi Citra Satelit Resolusi Tinggi untuk penyusunan RTR KEK dan RTR KIP kepada BIG.
4.5. Penyamaan Persepsi Kawasan Industri Prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus