• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAPBn 2011: Sepuluh Sasaran Strategis

Dalam dokumen Mediakom Edisi 25 Agustus 2010 - [MAJALAH] (Halaman 40-42)

R

APBN 2011, diarahkan

untuk mencapai 10 sasaran strategis, guna mendorong pembangunan yang inklusif dan berkeadilan selama jangka waktu 5 tahun ke depan. Kesepu- luh sasaran strategis itu adalah; (1) eko- nomi nasional tumbuh makin tinggi; (2) pengangguran makin menurun dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik; (3) kemiskinan makin menurun; (4) pendapatan perkapita makin mening- kat; (5) stabilitas ekonomi makin terjaga; (6) pembiayaan dalam negeri makin kuat dan meningkat; (7) ketahanan pangan dan air makin meningkat; (8)

ketahanan energi makin meningkat; (9) daya saing ekonomi nasional makin menguat dan meningkat; dan (10) upaya pembangunan yang ramah lingkungan dengan pendekatan “ramah lingkungan” makin kita perkuat.

Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancang- an Undang Undang tentang Anggaran Pendapa-

tan dan Belanja Negara Tahun 2011 beserta Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna DPR-RI di Jakarta tanggal 16 Agustus 2010.

Menurut Presiden, APBN 2011 masih akan mengalami deisit. Keputusan ini diambil, karena masih dianggap perlu memberikan stimulus is- kal untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional. Stimulus iskal ini diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Stimulus iskal juga penting untuk memperluas lapangan kerja produktif, seb- agaimana pada saat krisis yang terjadi tahun 2009.

“deisit atau surplus APBn adalah bagian dari kebijakan iskal menghadapi situasi yang timbul pada waktu itu. namun prinsip dasar pengelolaan APBn yang sehat tetap dipegang teguh, yaitu dalam jangka menengah, APBn harus kurang lebih seimbang. Pengalaman negara-negara eropa akhir-akhir ini mengingatkan kita semua untuk tidak melu- pakan prinsip dasar ini”, ujar Presiden.

Tema Pembangunan.

Presiden menambahkan, tema pembangunan nasional Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011, adalah “Per- cepatan Pertumbuhan ekonomi yang Berkeadilan, didu- kung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi Pusat daerah”.

untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran strategis, pemerintah menyusun RAPBn tahun 2011 dengan postur sebagai berikut. Pendapatan negara dan hibah direncanakan

sebesar Rp1.086,4 triliun, atau naik Rp94 triliun (9,5 persen) dari target APBn-P 2010. Sementara itu, belanja negara direncanakan sebesar Rp1.202 triliun, atau meningkat Rp76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBn-P 2010. dengan demikian, RAPBn 2011 akan mengalami deisit sebesar Rp115,7 triliun, atau 1,7 persen dari PdB.

Belanja Kementerian dan Lembaga Pemerintah direncanakan sebesar Rp395,2 triliun. Belanja lembaga-lem- baga negara non-pemerintah diren- canakan sebesar Rp15,2 triliun. Sedan- gkan, transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp378,4 triliun, meningkat 9,8 persen dari APBn-P 2010, ujar Presiden.

Sesuai prioritas RKP 2011, anggaran belanja pemerintah pusat diarahkan untuk mencapai tujuh sasaran utama, yaitu; menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yang didukung oleh pembangunan infrastruk- tur, termasuk transportasi dan energi; perlindungan sosial melalui BOS dan Jamkesmas; pemberdayaan masyarakat antara lain melalui PnPM mandiri; pemantapan pelaksanaan reformasi birokrasi; perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan; penyediaan anggaran subsidi yang lebih tepat sasaran; dan pemenuhan kewajiban pembayaran utang tepat waktu, imbuh Presiden.

Empat pilar.

Menurut Presiden, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, akan ditingkatkan intensitas pelaksanaan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan. Selanjut- nya, strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan itu, akan bertumpu pada empat yaitu : (a) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas (pro-

growth); (b) menciptakan dan memperluas lapangan kerja

(pro-job); (c) meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

program-program jaring pengaman sosial yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro-poor); dan (d) meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup (pro-environment).

Alokasi anggaran, untuk melanjutkan berbagai program jaring pengaman sosial yang berpihak pada rakyat miskin

(pro-poor) tahun 2011, direcanakan mencapai Rp61,5 triliun.

disamping jumlah ini, Pemerintah mengambil kebijakan un- tuk mengalihkan dana BOS pada Kementerian Pendidikan nasional sebesar Rp16,8 triliun menjadi transfer ke daerah. dengan demikian, jumlah belanja bantuan sosial, termasuk

SuL

uT

.MenA

G.GO

Stop Press

yang dialihkan menjadi transfer ke daerah dalam tahun 2011, seluruhnya mencapai Rp78,3 triliun.

Program perlindungan sosial itu kita titikberatkan pada sektor pendidi- kan, melalui kesinambungan program BoS; dan sektor kesehatan, melalui program Jamkesmas (Jaminan Kese- hatan Masyarakat). Di bidang pendidik- an, berbagai program perlindungan sosial tersebut, kita harapkan dapat terus meningkatkan kualitas, daya jangkau, dan daya tampung pendi- dikan kepada seluruh masyarakat, terutama masyarakat miskin. Di bidang kesehatan, berbagai program perlindungan sosial itu diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh ma- syarakat miskin, termasuk pelayanan keluarga berencana, tambah Presiden.

Menurut Presiden, program-pro- gram yang berbasis pemberdayaan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Nasional Pember- dayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, pada tahun 2011 mendatang akan terus ditingkatkan baik jumlah mau- pun sasarannya. Berbagai program pengentasan kemiskinan itu, di- harapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di tahun 2011 pada kisaran 11,5 hingga 12,5 persen.

“Semua program ini merupakan intervensi langsung negara, untuk me- mastikan agar manfaat pembangunan mengalir, dan tidak hanya menetes, kepada rakyat. " ujar Presiden.

Reformasi Birokrasi

Keberhasilan program-program tersebut sangat ditentukan oleh kinerja birokrasi pemerintahan. Untuk itu akan dilanjutkan dan dimantapkan pelaksa- naan reformasi birokrasi dengan fokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang semakin baik. Untuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi ini, dalam RAPBN tahun 2011, pemerintah merencanakan alokasi anggaran sebe- sar Rp1,4 triliun.

“Sasaran yang ingin kita capai dari prioritas reformasi birokrasi adalah ma- kin mantapnya tata kelola pemerintah-

an yang lebih baik. Reformasi birokrasi ini, juga kita harapkan dapat mening- katkan kualitas pelayanan publik, yang ditopang oleh kapasitas pegawai yang memadai”, ujar Presiden.

Untuk mendukung upaya perbaik- an kesejahteraan PNS/TNI/Polri dan pensiunan, pemerintah dalam tahun 2011 mendatang, berencana menaik- kan gaji pokok PNS/TNI/Polri dan pen- siun pokok sebesar rata-rata 10 persen. Pemerintah juga tetap akan mem- berikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan. Melalui kebijakan ini, penghasilan PNS dengan pangkat terendah, mening- kat dari Rp1.895.700 menjadi sekitar Rp2.000.000.

Khusus bagi guru dengan pangkat terendah, pendapatannya meningkat dari Rp2.496.100 menjadi Rp2.654.000. Perbaikan pendapatan itu dimak- sudkan agar para guru dapat melak- sanakan tanggungjawabnya sebagai pendidik generasi mendatang bangsa. Sementara itu, bagi anggota TNI/Polri dengan pangkat terendah, penghasil- annya meningkat dari Rp2.505.200 menjadi Rp2.625.000.

Alokasi anggaran yang cukup besar.

Menurut Presiden, dengan mem- pertimbangkan tugas pokok san fungsi Kementerian dan Lembaga, dalam RAPBN 2011, terdapat 5 Kementerian dan Lembaga yang mendapat alokasi anggaran cukup besar, yaitu Kemen- terian Pekerjaan Umum sebesar Rp 56,5 triliun, Kementerian Pendidikan Nasional Rp 50,3 triliun, Kementerian Pertahanan Rp 45,2 triliun, dan Kemen- terian Agama Rp 31 triliun, serta Polri Rp 28,3 triliun.

Alokasi diatas 10 triliun

Selain kelima Kementerian Negara dan Lembaga, beberapa Kemen- terian Negara dan Lembaga akan memperoleh alokasi anggaran di atas Rp10 triliun. Kementerian Negara dan Lembaga itu adalah Kementerian Kesehatan dengan alokasi anggaran Rp26,2 triliun, utamanya untuk mening- katkan pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin di rumah sakit, dan meningkatkan pelayanan kese-

hatan dasar bagi penduduk miskin di Puskesmas; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan alokasi anggaran sebesar Rp15,1 triliun, untuk mendukung pemanfaatan potensi sumber daya mineral dan energi secara optimal; Kementerian Pertanian, deng- an alokasi anggaran sebesar Rp16,8 triliun untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dan mutu produk pertanian dalam arti luas; Ke- menterian Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp16,5 triliun, untuk memperkuat stabilitas sistem keuan- gan; dan Kementerian Dalam Negeri dengan alokasi anggaran Rp13,3 triliun, untuk program PNPM perdesaan, dan sistem administrasi kependudukan.

Reformasi penganggaran.

Reformasi di bidang penganggar- an ini, sesungguhnya telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2010 ini, pada 6 Kementerian Negara dan lembaga, sebagai pilot project. Keenam Kementerian Negara dan Lembaga itu adalah: Kementerian Keuangan, Kemen- terian Pendidikan Nasional, Kementeri- an Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, dan Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kita menar- getkan pada tahun 2011 nanti, semua Kementerian Negara dan Lembaga telah menerapkan sistem pengang- garan berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah.

Menurut Presiden, reformasi peng- anggaran dalam pengelolaan keuang- an negara, juga diberlakukan secara menyeluruh untuk Anggaran Pendapat- an dan Belanja Daerah (APBD), baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang sebagian besar pendanaannya masih bergantung pada transfer ke daerah. Pendanaan pembangunan melalui transfer ke daerah, merupakan bagian dari pendanaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Pendana- an ini bertujuan untuk mendukung konsistensi dan keberlanjutan pelak- sanaan desentralisasi iskal untuk menunjang penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. nSmd

Potret

D

atang tergopoh-

gopoh, wajah tampak ceria, walau sedikit kusut. Maklum, Dia baru datang dari NTB pagi itu dalam urusan listrik. Dalam salah satu catatannya, pernah menulis tak akan menghadiri undangan, perkawinan teman, ceramah, bepergian ke luar negeri, dan berbagai pertemuan kecuali urusan listrik. Tapi pagi itu, 28 Juli 2010 Dahlan Iskan bersedia hadir, pada acara Hari Hipatitis Sedunia yang dipusatkan di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta.

Adakah kepentingan yang lebih besar dari urusan listrik?. Maklum, sebagai Dirut PT Perusahaan

Listrik Negara (PLN), tidak ada yang paling penting, kecuali upaya menghilangkan byar-pet akibat listrik padam di berbagai wilayah di Indonesia.

Apakah pertemuan ini lebih penting dari urusan listrik ? Jawabnya ya. Sebab Dahlan Iskan diminta menyampaikan testimoni urusan hidup-mati seseorang karena serangan penyakit hipatitis B. Sebagai mantan penderita hipatitis B, yang sudah berkembang menjadi serosis hati dan berujung pada mengganti hati dengan hati orang lain di Oriental Organ Transplant Center (ooTC) Tianjin, Tiongkok, 6 Agustus 2007.

Dalam dokumen Mediakom Edisi 25 Agustus 2010 - [MAJALAH] (Halaman 40-42)

Dokumen terkait