• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Penelitian

10. Rasio LDL/HDL

Rasio LDL/HDL responden pria didapatkan rata-rata yaitu 2,84 dengan nilai rasio LDL/HDL terkecil 1,37 dan nilai rasio LDL/HDL terbesar

4,94 dengan perolehan nilai p=0,200 sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

Nilai rasio LDL/HDL ideal pada pria yaitu kurang dari 2,5 (Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et al., 2009), berdasarkan nilai rata-rata rasio LDL/HDL responden pria maka nilai tersebut melebihi batas normal. Rasio LDL/HDL dari setiap individu dapat digunakan sebagai penanda terjadinya penebalan pada dinding arteri. Semakin besar nilai rasio LDL/HDL sesorang maka semakin besar pula risiko terkena penyakit jantung koroner (Enotomo.,et al., 2011 ; Fox, 2004).

B. Perbandingan Rerata Kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, Rasio Kolesterol Total/HDL dan Rasio LDL/HDL Responden Pria

pada BFP < 25,1% dan BFP≥25,1%

Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara body fat percentage (BFP) normal dan body fat percentage diatas normal pada kadar kolesterol total, HDL, LDL, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL responden. Responden akan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu BFP < 25,1% dan BFP ≥ 25,1%. Jumlah responden yang memiliki nilai BFP < 25,1% sebanyak 48 orang, sedangkan jumlah responden BFP ≥ 25,1% sebesar 18 orang. Pada tahap awal, dilakukan uji normalitas kadar kolesterol total. HDL, LDL, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL pada responden yang telah terbagi menjadi dua kelompok. Jika kedua kelompok terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji t tidak berpasangan, namun apabila data

terdistribusi tidak normal, maka uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai signifikansi > 0,05 menunjukan bahwa data kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Dahlan, 2012).

Tabel VIII. Perbandingan Rerata kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, rasio Kolesterol Total/HDl, dan Rasio LDL/HDL pada Responden Pria Kelompok

BFP<25,1% dan BFP≥25,1%

* p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

1. Perbandingan rerata kadar Kolesterol Total responden pria pada BFP <25,1% dan BFP≥25,1%

Hasil uji komparatif BFP menunjukkan bahwa kadar kolesterol total berbeda bermakna antara kelompok BFP<25,1% dan BFP≥25,1% dengan melihat nilai signifikansi yang dihasilkan <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai BFP mampu menimbulkan perbedaan rerata kadar kolesterol total yang bermakna pada dua kelompok responden. Nilai rerata dan signifikansi ditampilkan pada Tabel VIII.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Kim, Han, and Yang (2013) yang dilakukan pada 6.534 subyek pria dan 5.851 wanita. Kemudian subyek dikelompokkan berdasarkan nilai BFP <25,1% dan BFP≥25,1% pada subyek pria diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok subyek pria BFP<25,1% dan BFP≥25,1% dengan

Profil Lipid BFP<25,1% n=48 BFP≥25,1% n=18 Signifikansi (p) Kolesterol Total (mg/dL) 190,72 206,52 0,022* HDL (mg/dL) 43,28 42,53 0,769 LDL (mg/dL) 116,35 125,99 0,084

Rasio Kolesterol Total/HDL 4,55 5,07 0,277

kadar kolesterol total pada dengan rentang usia 30-49 tahun dengan nilai p

<0,001.

2. Perbandingan rerata kadar HDL responden pria pada BFP <25,1% dan BFP≥25,1%

Uji t dilakukan untuk mengetahui perbandingan kadar HDL pada kedua kelompok tersebut. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji t >0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok BFP<25,1% dan kelompok BFP ≥25,1%. Nilai signifikansi ditampilkan pada Tabel VIII.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goh, Tain, Terry, Helen and Wong (2004) yang dilakukan pada 298 subyek pria dan 771 subyek wanita sehat dengan rentang usia 30-70 tahun. Pada subyek pria yang telah dikelompokkan berdasarkan nilai BFP 20-24% dan ≥25% diperoleh hasil tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara ke dua kelompok BFP tersebut dengan kadar HDL dengan nilaip<0,005.

3. Perbandingan rerata kadar LDL responden pria pada BFP <25,1% dan

BFP≥25,1%

Hasil ujiMann-Whitneymenunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara kelompok BFP<25,1% dan BFP≥25,1% dengan nilai signifikansi p=0,084. Nilai rerata signifikansi ditampilkan pada Tabel VIII.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Goh, Tain, Terry, Helen, and Wong (2004) yang dilakukan pada 298 responden

pria dengan rentang usia responden 30-70 tahun dan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pada subyek pria kelompok BFP <25,1% dan kelompok BFP≥25,1% dengan nilaip<0,005.

4. Perbandingan rerata rasio Kolesterol Total/HDL responden pria pada BFP <25,1 dan BFP≥25,1

Hasil uji komparatif BFP menunjukkan bahwa rasio kolesterol total/HDL tidak berbeda bermakna antara kelompok BFP<25,1% dan BFP≥25,1% dengan melihat nilai signifikansi yang dihasilkan <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai BFP tidak mampu menimbulkan perbedaan rerata rasio kolesterol total/HDL yang bermakna pada dua kelompok responden. Nilai rerata dan signifikansi ditampilkan pada Tabel VIII.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Goh, Tain, Terry, Helen and Wong (2004) pada 298 subyek pria sehat dengan rentang usia 30-70 tahun yang telah dikelompokkan berdasarkan kelompok subyek pria nilai BFP 20-24% dengan nilai BFP≥25% dan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara rasio kolesterol total/HDL kelompok BFP 20-24% dengan rasio kolesterol total/HDL kelompok BFP ≥25%. Pada penelitian yang dilakukan Gharakhanlou, Farzad, Alinejad, Steffen, and Bayati (2011) yang dilakukan pada 991 responden laki-laki dan 1188 responden wanita dengan rentang usia 15-74 tahun, didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara body fat percentagedengan rasio kolesterol total/HDL pada laki-laki non obesedan laki-lakiobese. Nilaibody

fat percentage pada laki-laki non obese lebih kecil yaitu 16,8% dengan rasio kolesterol total/HDL yaitu 4,04 dibandingkan dengan nilai body fat percentage pada laki-laki obese yaitu 31,8% dengan rasio kolesterol total/HDL yaitu 8,37. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilaibody fat percentage akan diikuti pula kenaikan rasio kolesterol total/HDL. Nilai rasio kolesterol total/HDL dapat digunakan sebagai nilai yang akurat untuk memprediksi risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke (Chest Heart and

Stroke Scotland, 2013).

Adanya perbedaan yang bermakna dalam penelitian yang dilakukan Gharakhanlou, Farzad, Alinejad, Steffen, dan Bayati (2011) juga menunjukkan bahwa kelompok BFP<20% memiliki risiko yang lebih kecil mengalami gangguan kardiovaskular dibandingkan dengan kelompok BFP≥20%. Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yang dilakukan Gharakhanlou, Farzad, Alinejad, Steffen, dan Bayati (2012) dimungkinkan karena adanya perbedaan rentang usia responden penelitian, kondisi patofisiologi dari responden, serta kemungkinan responden mengkonsumsi obat-obatan rutin.

5. Perbandingan rerata rasio LDL/HDL responden pria pada BFP <25,1% dan BFP≥25,1

Hasil uji tperbedaan rasio LDL/HDL antara kedua kelompok tersebut menunjukkan signifikansi p=0,216 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rasio LDL/HDL kelompok BFP<25,1% dengan rasio

LDL/HDL kelompok BFP≥25,1%. Nilai rerata signifikansi ditampilkan pada Tabel VIII.

Hasil ini didukung penelitian yang dilakukan Nakanishi, Nakamura, Suzuki, Matsuo, Tatara (2000) didapatkan dengan penelitian ini. Pada 1271 responden pria dengan rentang usia 25-59 tahun di Jepang didapatkan hasil yang signifikan antarabody fat percentagedengan rasio LDL/HDL.

C. Korelasi antaraBody Fat Percentageterhadap Kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan Rasio LDL/HDL

pada Responden Pria

Uji korelasi body fat percentageterhadap kadar Kolesterol Total, HDL, LDL, rasio Kolesterol Total/HDL, dan rasio LDL/HDL, dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi Pearson jika kedua variabel yang diuji korelasi terdistribusi normal (p>0,05) dan dilakukan uji korelasi Spearman jika kedua variabel atau salah satu variabel yang diuji korelasi tidak terdistribusi normal (p<0,05). Taraf kepercayaan yang digunakan yaitu 95% dan uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi kurang dari 0,005 (Dahlan, 2012). Hasil uji korelasi responden pria dapat dilihat pada Tabel IX.

Tabel IX. Hasil Korelasi dengan analisis korelasiPearsondan Koefisien Determinasi pada Responden Pria

Variabel Korelasi (r) Signifikansi (p) r2

Kolesterol Total 0,237 0,055 0,056

HDL -0,202 0,104 0,041

LDL 0,202 0,104 0,041

Rasio Kolesterol Total/HDL 0,341 0,005* 0,117

Rasio LDL/HDL 0,298 0,015* 0,089

1. KorelasiBody Fat Percentageterhadap kadar Kolesterol Total pada Responden Pria

Korelasi body fat percentagepada responden pria terhadap kolesterol total memiliki arah korelasi positif (r=0,237) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai body fat percentage maka diikuti kenaikan kadar kolesterol total, hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 9. Dengan kekuatan korelasi lemah dan nilai p=0,055, nilai p tersebut menunjukan adanya korelasi tidak bermakna antara body fat percentage terhadap kolesterol total. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,056, hal ini berarti bahwa hanya 5,6% data kadar kolesterol total yang terpengaruh oleh meningkatnya nilai BFP, sedangkan sebanyak 94,4% lainnya terpengaruh faktor lain.

Gambar 9. Diagram Sebar KorelasiBody Fat Percentageterhadap Kolesterol Total pada Responden Pria

Penelitian ini didukung dengan penelitian Mirele, Regina, Emilia, Erasmo, andTales (2009) yang menunjukkan adanya korelasi antarabody fat

percentage terhadap kadar kolesterol total pada 180 responden pria dengan usia rata-rata 39,6 tahun dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,332 yang memiliki kekuatan korelasi lemah. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Ghorbanian (2014) yang menunjukkan adanya korelasi antara body fat percentage terhadap kadar kolesterol total pada 65 responden pria dengan rentang usia 23-59 tahun dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,240 yang memiliki kekuatan korelasi yang lemah. Kadar kolesterol total setiap individu dipengaruhi oleh aktivitas fisik, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Akther, Amin, Begum, Akhter, Habib, Islam, et al., (2010) aktivitas fisik dapat menurunkan kadar kolesterol total.

2. KorelasiBody Fat Percentageterhadap kadar HDL pada Responden Pria

Pada responden pria body fat percentage terdapat korelasi tidak bermakna dengan kadar HDL (r=-0,202; p=0,104) dengan arah korelasi negatif ditunjukkan pada Gambar 10. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah sebesar 0,041 , hal ini berarti bahwa hanya 4,1% data kadar HDL yang terpengaruh oleh meningkatnya nilai BFP, sedangkan sebanyak 99,59% lainnya terpengaruh faktor lain.

Gambar 10. Diagram Sebar KorelasiBody Fat Percentageterhadap HDL pada Responden Pria

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Chadha, Singh, Karbanda, Vasdev, and Ganjoo (2006) pada penerbang pria sehat dengan rentang usia 40-49 tahun didapatkan nilai koefisien korelasi (r) -0,0963 dan pada pria dengan rentang usia 50-59 didapatkan nilai koefisien korelasi (r) 0,0635. Hasil penelitian Mirele, Regina, Emilia, Erasmo, and Tales (2009) pada 180 responden pria dengan usia rata-rata 39,6 tahun didapatkan hasil dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,61 dan nilai p=0,416, nilai p menunjukkan tidak terdapat korelasi yang bermakna. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Ghorbanian (2014) yang menunjukkan adanya korelasi negatif yang tidak bermakna antara body fat percentage terhadap kadar HDL pada 65 responden pria dengan rentang usia 23-59 tahun dengan koefisien korelasi (r) sebesar -0,118 dengan nilai p=0,349 yang memiliki arti tidak terdapat korelasi yang bermakna antarabody fat percentageterhadap kadar HDL.

Kadar HDL memiliki hubungan yang berlawanan terhadap risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, karena HDL memiliki peran penting dalam transportasi kolesterol balik (reverse cholesterol transport) yang terlibat dalam pengurangan jumlah kolesterol yang berlebih dari sel perifer dan mengirimkannya ke hati untuk menuju proses katabolisme (Cho, 2009).

3. KorelasiBody Fat Percentageterhadap kadar LDL pada Responden Pria Pada uji korelasi pearson responden pria diperoleh korelasi tidak bermakna dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,202; p=0,104) antarabody fat percentage dan kadar LDL. Diagram sebar korelasi body fat percentage dan LDL menunjukkan korelasi yang positif, semakin besar nilai body fat percentage semakin tinggi pula kadar LDL (Gambar 11). Koefisien determinasi yang didapatkan adalah sebesar 0,041, hal ini berarti bahwa hanya 4,1% data kadar LDL yang terpengaruh oleh meningkatnya nilai BFP, sedangkan sebanyak 99,59% lainnya terpengaruh faktor lain.

Gambar 11. Diagram Sebar KorelasiBody Fat Percentageterhadap LDL pada Responden Pria

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Mirele, Regina, Emilia, Erasmo, and Tales (2009) yang menunjukkan adanya korelasi antara

body fat percentage terhadap kadar kolesterol total pada 180 responden pria dengan usia rata-rata 39,6 tahun dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,246 yang memiliki kekuatan korelasi lemah dengan nilai p sebesar 0,001. Nilai p<0,005 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage dengan kadar LDL. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Ghorbanian (2014) yang menunjukkan adanya korelasi antara body fat percentage terhadap kadar LDL pada 65 responden pria dengan rentang usia 23-59 tahun dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,215 yang memiliki kekuatan korelasi lemah, dengan nilai p=0,085 yang berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage

dengan LDL.

Kadar LDL yang berlebih dalam darah berisiko terbentuknya plak pada dinding arteri, plak ini kemudian yang biasa disebut atherosclerosis

yang berakibat terjadinya penyempitan pembuluh arteri dan akan memicu terjadinya serangan jantung ataustroke(Almatsier, 2009 ; AHA, 2012).

4. KorelasiBody Fat Percentageterhadap Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria

Uji korelasi body fat percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada responden pria diperoleh nilai r yaitu 0,341 yang menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah dan nilai p=0,005, nilai

p<0,005 terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage dengan rasio kolesterol total/HDL. Gambar 12 menunjukkan persebaran titik-titik yang menunjukkan adanya garis linier yang berhubungan antara body fat percentage dengan rasio kadar kolesterol total/HDL. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah sebesar 0,117, hal ini berarti bahwa hanya 11,7% data rasio kolesterol total/HDL yang terpengaruh oleh meningkatnya nilai BFP, sedangkan sebanyak 88,3% lainnya terpengaruh faktor lain.

Gambar 12. Diagram Sebar KorelasiBody Fat Percentageterhadap Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria

Hasil penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Ghorbanian (2014) yang menunjukkan adanya korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kolesterol/HDL pada 65 responden pria dengan rentang usia 23-59 tahun dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,202 yang memiliki kekuatan korelasi lemah, dengan nilai p=0,106 yang berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage dengan rasio kolesterol total/HDL. Kemudian hasil penelitian Gharakhanlou, Farzad, Alinejad, Steffen, dan Bayati (2011) pada 991 responden laki-laki dengan

rentang usia 15-74 tahun dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai body fat percentage akan disertai kenaikan nilai rasio kolesterol total/HDL. Penelitian Kiswanto (2013) pada 125 mahasiswa dan mahasiswi, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi positif yang bermakna antara

body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,47; p=0,000) pada responden laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan body fat percentage memiliki korelasi bermakna dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, sehingga nilai body fat percentage dapat digunakan sebagai prediktor awal terjadinya peningkatan nilai rasio kolesterol total/HDL. Pada penelitian Ridker, Rifai, Cook, Bradwin, andBuring (2005) nilai rasio kolesterol total/HDL dapat digunakan sebagai prediktor penyakit kardiovaskular di masa depan yang lebih akurat daripada kadar kolesterol saja.

5. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Rasio LDL/HDL responden pria

Dokumen terkait