• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

H. Instrumen Penelitian

I. Tata Cara Penelitian

Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah staf yang masih aktif di Universitas Sanata Dharma, pencarian tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden saat dilakukan penelitian serta dilakukan pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel

darah responden. Setelah berdiskusi dengan anggota penelitian yang lainnya serta dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan laboratorium tersebut dikarenakan biaya analisis darah yang relatif murah, serta hasil yang didapatkan juga relatif cepat.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin untuk melakukan penelitian ini ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Ethical clearance diperoleh dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 14 Agustus 2014. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Permohonan izin ini bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma, yang selanjutnya izin tersebut diteruskan ke Bagian Personalia untuk menggunakan responden staf Universitas Sanata Dharma. Wakil Rektor I memberikan izin pada tanggal 4 Agustus 2014 dengan tembusan ke Kepala Biro Personalia untuk urusan pendataan responden yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Permohonan izin ketiga ditujukan kepada kepala Biro Layanan Umum untuk peminjaman ruangan yang akan digunakan dalam penelitian. Izin dari kepala Biro Layanan Umum diberikan pada tanggal 27 Agustus 2014.

Kemudian kepala Biro Layanan Umum memberikan izin pada tanggal 4 September 2014. Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan ke bagian Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan menggunakaninformed consent.

3. Pembuataninformed consent,leaflet,dan data calon subyek penelitian

Informed consent merupakan bukti tertulis yang berisi mengenai kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian. Pembuatan

informed consent ini sesuai dengan standar yang ditetapkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Seluruh responden penelitian yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon/HP yang dapat dihubungi pada informed consent, kemudian menandatanganinya setelah mendapat penjelasan dari peneliti.

Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini serta mempermudah peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden. Konten/isi dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden, pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, body fat percentage, dan body mass index, pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi, rasio lipid, serum kreatinin, dan HbA1c. Data responden pada penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi data nama, usia, alamat, dan

nomor handphone responden. Data ini berfungsi untuk mempermudah peneliti melakukan kontak via short message service (sms) maupun via

telepon untuk memberikan konfirmasi ulang mengenai tempat pelaksanaan pengukuran parameter dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter yaitu berpuasa selama 10-12 jam.

4. Pencarian responden

Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Izin tersebut diteruskan ke Kepala Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta informasi mengenai staf yang masuk kriteria inklusi. Setelah didapatkan informasi mengenai jumlah staf, serta bagian staf bekerja, maka peneliti mencari staf tersebut. Setelah peneliti mencoba mencari seluruh responden yang terdaftar dan masuk kriteria inklusi pada akhirnya tidak semua staf yang terdaftar bersedia dan dapat ditemui, Selain itu, pencarian responden juga dapat dilakukan dengan memberikan penawaran ke staf di Kampus Universitas Sanata Dharma.

Calon responden yang dapat ditemui kemudian diberi informasi secara umum mengenai garis besar penelitian, tujuan penelitian, manfaat yang didapat dari penelitian ini, dan juga dijelaskan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan serta kesediaannya untuk berpuasa selama 10-12 jam. Pada tahap ini beberapa calon responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa alasan seperti mempunyai riwayat penyakit DM 2, hipertensi, belum dan atau melebihi rentang usia yang telah

ditetapkan, takut jarum suntik, menolak untuk berpuasa dan tidak ada waktu untuk mengikuti penelitian.

Calon responden yang masuk kriteria inklusi dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan informed consent, yang selanjutnya diisi oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir. Responden yang bersedia diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian serta responden akan diingatkan kembali untuk berpuasa selama 10-12 jamvia short message service(sms).

5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian

Hal penting yang berkaitan dengan pengukuran yaitu validitas dan reabilitas, kedua hal penting karena pengukuran terhadap obyek penelitian menggunakan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reabilitas berhubungan dengan konsistensi. Instrumen dikatakan reliabel ketika instrumen tersebut konsisten dalam memberikan hasil penelitian atas apa yang diukur. Apabila hasil penelitian konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya (Ronny, 2003). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), suatu alat kesehatan yang dikatakan reliabel dan memenuhi nilai presisi jika koefisien variasi (CV) ≤ 5%. Instrumen yang divalidasi dalam penelitian yang dilakukan pada responden pria adalah skinfold caliper. Validasi dilakukan pada skinfold caliper dengan menggunakan semacam timbangan kecil yang ada pada skinfold caliper,

timbangan tersebut berfungsi untuk mengkalibrasi skinfold caliper. Kalibrasi pada skinfold caliper dilakukan saat instrumen tersebut sudah tidak bisa kembali pada angka nol. Pengujian reliabilitas dilakukan pada skinfold caliper dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV pada

skinfold caliper 2,174% dan berdasarkan nilai CV tersebut maka instrumen berupaskinfold caliperdapat dikatakan reliabel.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah

Pengukuran parameter dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma dan tahap kedua dilakukan di Kampus II Universitas Sanata Dharma. Parameter antropometri yang diukur oleh peneliti adalah body fat percentage yang didapat dengan pengukuran abdominal, suprailiac dan triceps skinfold thickness, sedangkan pengambilan darah responden untuk pengukuran profil lipid dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

1. Triceps skinfold thickness. Pengukurantriceps skinfold thikness dilakukan dengan cara lipatan kulit dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk pada lengan atas bagian belakang antara prosesus olecranon dan akromion. Nilai normal pengukuran triceps skinfold thicknessyaitu pria 12,5 mm dan wanita 16,5 mm (Schilling, 2006).

2. Suprailiac skinfold thickness. Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak sekitar 20 mm diatas tulang pangkal paha di dalam garis midaxillary (Vlad, Ciupa, and Nicu, 2010). Nilai normal pengukuran suprailiac skinfold thickness yaitu pria 17,9 mm

dan wanita 19,8 mm (Junior, Scela, Boaventura, Custodio, Moiera, and

Oliveira, 2012).

3. Abdominal skinfold thickness. Pengukuran dilakukan dengan memastikan subyek berdiri dengan tegak dan santai kemudian ambil lipatan secara vertikal dengan jarak 2 cm pada bagian kiri dariumbilicus(Indriati, 2010). 7. Analisis darah responden

Darah responden yang telah diambil, akan dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar LDL, HDL, dan total kolesterol.

8. Pembagian hasil pemeriksaan

Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah langsung diberikan kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti juga membantu menjelaskan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah responden, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada hasil yang tidak normal.

Dokumen terkait