• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio-Rasio Keuangan .1 Pengertian Rasio Keuangan .1 Pengertian Rasio Keuangan

MANAJEMEN KAPAL

3.2 Rasio-Rasio Keuangan .1 Pengertian Rasio Keuangan .1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya. Disebut rasio karena pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja (Syahyunan, 2013:91).

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2012:104).

3.2.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan a) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Syahyunan, 2013:92).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Kasmir (2014:134) Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.

Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Kondisi ini bisa saja dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan. Misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Sekalipun kita mengetahui bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan.

Rasio Lancar = Akti a Lan a

tang Lan a x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menu ut Kasmi (2012:136) menyatakan bahwa “Quick Ratio” merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar

27

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

Rasio Cepat = Akti a Lan a -Pe sediaan

tang Lan a x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Menurut Kasmir (2014:138) Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio kas adalah sebagai berikut:

Rasio Kas = Kas an eta a Kas

Akti a Lan a x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

b) Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92).

Menurut Kasmir (2014:195) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu perusahaan.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara komponen yang ada di laporan keuangan. Terutama laporan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Hasil pengukuran tersebut nantinya akan dapat dijadikan sebagai alat evaluasi manajemen, apakah manajemen berhasil mencapai target atau tidak. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

Adapun tujuan dan manfaat rasio profitabilitas secara umum adalah untuk:

a. Mengukur atau menghitung laba yang dihasilkan.

b. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

c. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

d. Mengukur produktivitas perusahaan dari seluruh perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

e. Mengetahui besarnya tingkat laba.

f. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

g. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

h. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment – ROI) yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik adalah 100%.

1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rumus untuk mencari Net Profit Margin adalah sebagai berikut:

29

Net Profit Margin = Laba Be sih

Penda atan x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

2. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment) Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai berikut:

ROI = Laba Be sih

Penda atan x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Rumus untuk mencari ROE adalah sebagai berikut:

ROE = Laba etelah Pajak

Modal endi i x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

c) Rasio Solvabilitas

Kasmir (2013) menyatakan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya

Berikut jenis jenis dari rasio solvabilitas:

1. Rasio Utang (Debt Ratio)

Menurut Kasmir (2017:112) Debt To Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar aktiva perusahaan yang didanai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus untuk menghitung debt ratio adalah sebagai berikut:

Debt Ratio = Total tang

Total Akti a x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Totall Debt To Equity Ratio)

Menurut Kasmir (2014:157). Menyatakan bahwa” Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”.

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas

Rumus untuk menghitur Debt To Equity Ratio adalah sebagai berikut:

Total Debt To Equity Ratio = Total tang

Total kuitas x 100%

Sumber : Kasmir (2019:228)

Dokumen terkait