TAHUN 2018-2020
OLEH:
HIMPUN TORUS SILABAN NIM. 182101053
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasihnya Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018-2020”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucakan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Fadli, S.E., MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, selaku Ketua Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP. MBA, selaku Sekretaris Program Studi
D III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Arif Qaedi Hutagalung SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada Penulis.
5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si, selaku Dosen Penguji yang
selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada
Penulis.
ii
Maruba Silaban, dan Ibunda Tercinta Sarina Purba, yang telah memberikan segalanya kepada peneliti, darikasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dengan tulus dan ikhlas.
8. Kepada Christin Evelyn Lumbantoruan, Samuel Christian Pardede teman dan rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung untuk terlaksananya proses penyusunan Tugas Akhir ini.
Atas bantuan dan dorongan tersebut, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan, dan penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Agustus 2021 Peneliti
Himpun Torus Silaban
NIM. 182101053
iii DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR GRAFIK ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir ... 7
1.6 Sitematika Penulisan ... 7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat... 9
2.2 Visi Dan Misi Perusahaan ... 11
2.3 Logo Dan Makna... 12
2.4 Struktur Organisasi... 13
2.5 Job Description ... 14
2.6 Jaringan Usaha Perusahaan ... 21
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan Perusahaan ... 23
3.2 Rasio-Rasio Keuangan ... 25
3.3 Penyajian Laporan Keuangan... 30
3.4 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan ... 36
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 52
4.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
iv
2.1 Jaringan Usaha PT Buana Lintas Lautan Tbk ... 21
3.1 Laporan posisi Keuangan PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018 ... 30
3.2 Laporan Keuangan (Lanjutan) PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018 ... 31
3.3 Laporan Laba Rugi PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018 ... 32
3.4 Laporan Posisi Keuangan PT.Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019 ... 32
3.5 Laporan Posisi Keuangan (lanjutan) PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019 ... 33
3.6 Laporan Laba Rugi PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019 ... 34
3.7 Laporan Posisi Keuangan PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020 ... 34
3.8 Lapoan Keuangan (Lanjutan) PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020 ... .35
3.9 Laporan Laba Rugi PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020 ... 36
3.10 Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2018 – 2020 ... 42
3.11 Net Profit Margin Tahun 2018 – 2020 ... 44
3.12 Return On Investment (ROI) Tahun 2018 – 2020 ... 46
3.13 Return On Equity (ROE) Tahun 2018 – 2020 ... 48
3.14 Rasio Solvabilitas Tahun 2018 – 2020 ... 51
v
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Harga Saham PT. Buana Lintas Lautan Tbk ... 10
2.2 Sejarah PT. Buana Lintas Lautan Tbk ... 11
2.3 Logo dan Makna PT. Buana Lintas Lautan Tbk ... 12
2.4 Struktur Organisasi PT. Buana Lintas Lautan Tbk ... 14
vi
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 37 3.2 Pertumbuhan Rasio Cepat Pada PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 39 3.3 Pertumbuhan Rasio Kas PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 41 3.4 Pertumbuhan Net Profit Margin Pada PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 43 3.5 Pertumbuhan return On Investent Pada PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 45 3.6 Pertumbuhan Return On Equity Pada PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 47 3.7 Pertumbuhan Rasio Utang PT. Buana Lintas
Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 49 3.8 Pertumbuhan Debt To Equity Ratio Pada PT. Buana
Lintas Lautan Tbk Tahun 2018-2020 ... 50
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan Keuangan sebuah perusahaan menjadi salah satu elemen yang sangat penting bagi perusahaan, bagi masyarakat, maupun investor. Keterbukaan informasi ini merupakan sebuah langkah yang harus di ikuti oleh sebuah perusahaan yang sudah go public, karena informasi yang terkandung dalam laporan keuangan ini adalah gambaran sesungguhnya mengenai kinerja dari sebuah perusahaan yang harus diketahui oleh umum. Sehingga publik dengan jelas melihat bagaimana sebenarnya kinerja sebuah perusahaan, bagaimana sebenarnya kondisi kesehatan keuangan dari sebuah perusahaan. Selanjutnya laporan keuangan dari perusahaan ini akan di analisa dengan menggunakan rasio keuangan dimana kegiatan menganalisa ini disebut sebagai Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan juga sering dianggap sebagai bahasa bisnis
(language of business) yang fungsinya adalah untuk mengkomunikasikan
informasi mengenai perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan
(stakeholder). Lewat bahasa bisnis inilah pihak-pihak yang memiliki kepentingan
dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil kinerja
perusahaan. Gambaran mengenai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
tentunya tak terlepas dari pelaporan data transaksi bisnis pada masa yang telah
lewat. Data transaksi ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber
daya perusahaan selama periode tertentu. Data historis ini akan dicatat dalam
jurnal, dilampirkan ke buku besar dan kemudian menghasilkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan inilah yang akan menggambarkan informasi mengenai pendapatan dan beban, informasi perubahan ekuitas pemilik, informasi mengenai aset, liabilitas, serta aktivitas arus kas yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan perusahaan sebagai produk akhir dari serangkaian proses akuntansi merupakan salah satu bentuk pertanggung-jawaban serta penilaian atas performa kinerja manajemen kepada pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) yang dinilai berdasarkan kondisi keuangan perusahaan yang ada. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tersebut, maka dapat dinilai apakah kinerja perusahaan telah berjalan dengan baik atau tidak. Kinerja perusahaan juga dapat dilihat dari bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas (utang), efektivitas perusahaan dalam mengelola aset dan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Beberapa hal tersebut yang akan berpengaruh kepada kesinambungan suatu perusahaan untuk maju dan berkembang. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam menilai baik tidaknya kinerja perusahaan tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.
Analisis laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari berbagai jenis
teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu teknik yang sering dipakai dalam
menganalisis keuangan perusahaan adalah teknik analisis rasio keuangan. Analisis
rasio keuangan ini dipakai untuk menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan
3
antara unsur-unsur tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio standar industri yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai arahan atau pedoman dalam mengambil langkah keputusan bisnis dimasa yang akan datang.
Kelanjutannya adalah mengarah pada ketertarikan para investor dan pemegang kepentingan (stake holder) terhadap sebuah perusahaan berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakuan terhadap perusahaan terkait. Dimana yang menjadi patokan adalah kekuatan dan keunggulan perusahaan tersebut dibanding dengan perusahaan pesaing atau yang bergerak di bidang yang sama
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. yang bergerak di bidang manajemen perkapalan, agen perkapalan dan penyewaan perkapalan menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk menganalisis rasio keuangan dari perusahaan ini, Mengingat Indonesia merupakan sebuah negara yang menjadi pusat perdagangan dunia atau yang dikenal sebagai negara maritim, dimana perusahaan ini dapat memanfaatkan posisi ini dalam melakukan kegiatan nya, ditambah lagi Indonesia sebagai negara yang mengekspor hasil bumi yang dibutuhkan oleh dunia seperti ekspor minyak bumi, gas alam, dan masih banyak lagi hasil tambang yang dimana Indonesia sebagai pemasok atau eksportirnya. Selajutnya julukan Indonesia sebagai surganya dunia yang memiliki ribuan pulau dan tempat wisata yang sangat diminati dan dikagumi oleh dunia menjadi peluang perusahaan ini menjadi sangat besar dalam menjalankan kegiatannya bahkan mengembangkannya dibidang pariwisata
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa sektor Trasportasi laut
ini menyumbang pendapatan negara Indonesia dengan kelajuan sebesar 0,31%
ditahun 2020 menurun bila dibanding tahun 2019 yang diakibatkan oleh pandemi COVID 19. Namun semua keunggulan negara Indonesia yang disebutkan diatas sangat berpihak terhadap perusahaan ini dalam menjalankan kegiatan nya, mengingat bidang yang dikerjakan oleh perusahaan ini dibutuhkan dan dipergunakan oleh setiap negara dalam menjalankan roda perekonomianya.
Alasan kuat untuk melakukan analisis rasio keuangan pada perusahaan ini sangat tepat untuk melihat keseimbangan dari peluang yang sangat besar dengan kemampuan perusahaan ini dalam memanfaatkan peluang yang tersedia atas sumber daya yang ada.
Dan sebagai sebuah perusahaan yang sudah go public, PT. Buana Lintas
Lautan Tbk. tentunya harus memasyarakatkan dirinya yaitu dengan jalan
memberikan sarana terhadap masyarakat untuk masuk dalam perusahaan nya,
dengan menerima masyarakat dalam kepemilikan maupun dalam penetapan
kebijakan pengelolaan dengan kata lain perusahaan dan masyarakat harus
berdampingan dalam menjalankan perusahaan tersebut, dimana posisinya
masyarakat bisa sebagai media kontrol terhadap perusahaan dalam menjalankan
perusahaan nya. Baik dalam kebijakan manajemen perusahaan, kebijakan
finansial dan hasil dari kebijakan tersebut. hasil dari kebijakan tersebut dapat
berupa laporan keuangan per triwulan, per semester, atau laporan keuangan per
tahun, yang menunjukkan kinerja perusahaan setiap periodenya. Melalui hasil
laporan keuangan ini penulis akan menganalisis bagaimana perkembangan
perusahaan PT. Buana Lintas Lautan Tbk. mulai dari tahun 2018 sampai tahun
2020 dengan melampirkan data laporan keuangan setiap tahun nya, apakah keikut
5
sertaan masyarakat dalam perusahaan menunjukkan hasil yang baik terhadap perusahaan atau malah sebaliknya hasilnya tidak signifikan atau berpengaruh baik terhadap perusahaan , untuk itu penulis melakukan analisa sesuai dengan teori Analisis Laporan Keuangan dengan tujuan akhir mengetahui kondisi finansial perusahaan secara nyata (real) berdasarkan urutan kronologi laporan keuangan mulai dari tahun 2018-2020. Apakah kondisi finansial perusahaan dari periode 2018-2020 sehat sesuai dengan tujuan perusahaan, atau malah sebaliknya perusahaan menunjukkan hasil yang kurang baik. Analisis rasio keuangan ini menggunakan 3 rasio yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas, dimana hasil dari analisis rasio keuangan kali ini akan menjadi gambaran bagi masyarakat umum tentang bagaimana kinerja perusahaan PT.
Buana Lintas Lautan Tbk. dan kondisi kesehatanya yang nantinya akan menjadi penentu ketertarikan masyarakat dan investor terhadap saham PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul “Analisis Rasio Keuangan Pada Pt. Buana Lintas Lautan Tbk Tahun 2018-2020”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana kondisi Kesehatan keuangan PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
Tahun 2018-2020?
2. Bagaimana perkembangan profit PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018-2020?
3. Bagaimana pengaruh ketergantungan utang PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
Tahun 2018-2020 terhadap profit perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT. Buana Lintas Lautak Tbk dilihat dari rasio likuiditas periode 2018-2020.
2. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk dilihat dari rasio solvabilitas periode 2018-2020.
3. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk dilihat dari rasio profitabilitas periode 2018-2020.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga memberikan
gambaran dan pertimbangan bagi PT. Buana Lintas Lautan untuk
mengambil keputusan di masa yang akan datang dan Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam penilaian
Kinerja Keuangan instansi dan membantu dalam pengambilan keputusan
untuk masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan.
7
2. Bagi Pembaca
Untuk dijadikan sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam menghadapi masalah yang sama dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Penulis
Untuk sarana menambah ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya.
1.5 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan
1.6 Sitematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari 4 bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
No Kegiatan Mei Juni Juli
III IV I II III IV I II III IV 1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Penulisan
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai pengertian analisis rasio keuangan dan pengertian dari jenis berbagai rasio yang digunakan untuk melakukan analisis rasio keuangan pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran untuk meningkatkan
pendapatan dan profit bagi PT. Buana Lintas Lautan Tbk.
9 BAB II
PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat
Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) (sebelumnya Buana Listya Tama Tbk) didirikan tanggal 12 Mei 2005 dan mulai beroperasi secara komersial sejak 2005.
Kantor pusat BULL beralamat di Danatama Square II, Jl. Mega Kuningan Timur, Blok C6 Kav. 12A, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia, pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Buana Lintas Lautan Tbk, yaitu: Halim Jusuf (21,95%), PT Tesco International Capital (13,60%), CSSEL PRBR SA Client AC For Cayman Fund (10,36%) dan PT Delta Royal Sejahtera (7,93%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BULL meliputi usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri dengan menggunakan berbagai jenis kapal tanker minyak, gas, kimia, dan FPSO/FSO (Floating Production Storage and Offloading/Floating Storage and Offloading).
Per tahun 2017, BULL memiliki total 17 kapal (12 Tanker Minyak, 3
Tanker Gas, 1 FPSO dan 1 Tanker Kimia) dengan kapasitas beragam untuk
melayani pengangkutan laut dengan Dead Weight Tonnage (DWT) dan ukuran
yang bervariasi. Pada tanggal 10 Mei 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
BULL (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.650.000.000 dengan nilai nominal
Rp100,- per saham, saham dengan harga penawaran Rp155,- per saham disertai
dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak
3.325.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp170,- per saham. Setiap pemegang
Kode Saham Nama Perusahaan Tertinggi Terendah Penutupan Selisih Volume Nilai Frekuensi BULL Buana Lintas Lautan Tbk. 252 246 248 -2 529.833.000131.751.875.800 3.812
saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 11 Nop 2011 sampai dengan 22 Mei 2014. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Mei 2011.
Sumber: www.idx.co.id, 2021
Gambar 2.1
Harga Saham PT. Buana Lintas Lautan Tbk
11
Sumber: www.bull.co.id, 2021
Gambar 2.2
Sejarah PT. Buana Lintas Lautan Tbk 2.2 Visi dan Misi perusahaan
2.2.1 Visi
Menjadi pemimpin dalam industri pelayaran energi, penyedia produksi dan
penyimpanan energi lepas pantai, serta jasa keagenan kapal di Indonesia.
2.2.2 Misi
Mengoptimalkan kepentingan para stakeholder dengan cara memenuhi kebutuhan pelanggan secara baik, efisien, dan kompetitif melalui pelayanan yang profesional, unit kapal yang berkualitas, dan komitmen kuat dalam keselamatan, keamanan, dan kesadaran lingkungan.
2.3 Logo dan Makna
Sumber: www.bull.co.id, 2021
Gambar 2.3
Logo PT. Buana Lintas Lautan Tbk
Logo baru PT Buana Lintas Lautan Tbk didesain dengan makna yang mencerminkan semangat dan cita-cita perseroan.
Pemilihan warna biru, merah dan putih dilakukan berdasarkan dari arti masing-masing warna. Warna biru diasosiasikan dengan laut dan stabilitas, serta melambangkan power, integritas dan keseriusan. Warna merah diasosiasikan dengan tekad, kekuatan dan semangat. Warna putih yang dipadukan dengan warna merah dipilih untuk melambangkan bendera merah putih Indonesia.
Di sisi lain, pemilihan lambang dan kata BULL (banteng) yang menjadi
bagian dari logo yang mewakili kepercayaan diri kami dan pandangan optimis
akan prospek di masa yang akan datang, sebagaimana kami terus mengambil
13
kesempatan-kesempatan yang ada. Hal ini lebih lanjut memperjelas tanda panah ke atas yang ada di tengah logo kami yang menggambarkan komitmen dan fokus kami untuk mencapai tujuan-tujuan kami.
Lambang Perseroan secara keseluruhan terlihat seperti bagian depan kapal yang terus melaju. Hal ini menggarisbawahi bahwa kapal-kapal yang dimiliki Perseroan selalu aktif bergerak mengarungi lautan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan charterers. Sementara bentuk haluan kapal yang didominasi warna biru melambangkan komitmen Perseroan akan keamanan dan ketahanan dalam misi pelayaran kami melewati berbagai tantangan yang hadir.
2.4 Struktur Organisasi
Sumber: www.bull.co.id, 2021
Gambar 2.4
Struktur Organisasi PT. Buana Lintas Lautan Tbk 2.5 Job Description
Dewan Komisaris (Board of Commissioners)
a. Bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap jaringan usaha perusahaan.
b. Memberikan nasihat kepada Direktur.
c. Melakukan pengawasan terhadap Rencana kerja.
d. Menentukan anggaran dan keputusan RUPS.
15
e. Menciptakan undang undang yang bertujuan untuk kepentingan perusahaan.
Presiden Direktur (Presiden Director).
a. Memimpin seluruh Dewan atau Komite Eksekutif.
b. Menawarkan visi dan misi di tingkat tertinggi yang bekerja sama dengan CEO.
c. Memimpin rapat umum.
d. Memastikan pelaksanaan tata tertib.
e. Memberikan keadilan dan kesempatan terhadap semua anggota untuk memberikan kontribusi secara tepat.
f. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam melakukan hubungannya dengan dunia luar.
g. Memainkan bagian bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.
h. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang di putuskan, dalam rapat BOD Manajer Komersial (Commercial Manajer)
a. Mengembangkan hubungan dengan klien.
b. Membuat rentetan rencana untuk pengembangan bisnis.
c. Mengembangkan struktur dan penetapan harga.
d. Mengawasi langsung fender dan kontraktor dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya.
e. Memantau regulasi yang ada dalam perusahaan untuk menghindari
pelanggaran pelanggaran.
Admin Manager
a. Melakukan perencanaan, mengkoordinnasikan proes kerja dengan pihak lain terkait dengan prosedur dan sistem administrasi yang diterapkan dan dirancang untuk membuat proses kerja menjadi lebih efisien.
b. Melakukan perekrutan dan pelatihan.
c. Melakukan penilaian kinerja pegawai.
d. Memastikan ketersediaan arus informasi dalam memenuhi kepentingan dari perusahaan.
e. Mengelola jadwal pemprosesan data.
f. Menekan pengeluaran perusahaan melalui penyusunan anggaran yang baik dan benar.
g. Melakukan penelitian dan pengawasan administrasi sesuai dengan kebijakan dari perusahaan.
Staf Komersial (Commercial staff) a. Mengelola data base pelanggan.
b. Memberikan informasi produk dan pelayanan terhadap pelanggan.
c. Melakukan monitoring terhadap outstanding pelanggan dan pengiriman barang.
d. Melakukan identifikasi dan menghubungi pelanggan.
e. Menerima, merevisi, dan membatalkan purchase order.
Bagian Pemasaran (Marketing Officer).
a. Merencanakan sebuah produk yang akan dijual kepasaran.
17
b. Menetapkan harga jual sebuah produk yang pas untuk mendapatkan keuntungan yang lebih.
c. Membuat strategi promosi agar sebuah produk dapat dikenal dan diterima konsumen.
d. Merencanakan proses distribusi.
e. Memastikan pemberian pelayanan terhadap konsumen.
f. Melakukan sosialisasi produk.
g. Mengatur penjualan produk yang akan didistribusikan.
h. Mencari informasi dan melakukan evaluasi terhadap kinerja.
i. Menjalin hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitar Admin Kantor Cabang (Branch Office Administrator)
a. Menetapkan kebijakan anak perusahaan, tujuan dan sasaran.
b. Menganalisis pasar untuk mengidentifikasi peluang.
c. Memberikan dukungan administratif.
d. Melakukan koordinasi dan memantau staf dalam melaksanakan kegiatan.
e. Menangani, memelihara dan memperbaharui database pelanggan dan keuangan.
f. Memberikan dukungan logistik terhadap staf.
g. Mengatur dan memelihara sisitem pengarsipan yang efektif.
h. Menetapkan biaya anggaran anak perusahaan.
i. Mengatur, mengelola, dan memperbaharui database cabang.
j. Memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, standar, dan
peraturan.
Manajer Umum (Deputy General Manajer)
a. Membantu mengkoordinasikan tugas tugas Project Manager.
b. Bersama dengan Projet Manager dalam menerjemahkan Project Management plan kedalam rencana aktivitas proyek yang lebih detail.
c. Mempersiapkan informasi proyek yang akurat dan terupdate kepada Top Management dan Klien.
d. Melakukan koordinasi dengan Owner, Konsultan, Pengawas dan Stakeholder lainnya.
e. Mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan anggota dilapangan sesuai dengan prosedur kerja.
f. Memastikan pelaksanaan proyek kerja sesuai dengan kontrak.
g. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek dari waktu ke waktu selama proyek berlangsung.
h. Menjamin kepatuhan terhadap standar kesehatan, keselamatan kerja, lingkungan dan kualitas.
i. Mentaati segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
Bagian Pemborongan (Chartering)
a. Memastikan proses bongkar muat berjalan dengan lancer membuat laporan kepada principal sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu juga.
b. Memberikan estport disbrucement kepada principal.
Koordinator Cabang (Branch Coordinator) a. Bertanggung jawab terhadap kinerja penjualan.
b. Bertanggung jawab terhadap perencanaan.
19
c. Mengontrol seluruh operasi dalam area layanan anak perusahaan.
d. Menyediakan layanan yang maksimal terhadap konsumen.
e. Menjaga biaya operasi yang efektif dicabang dan layanan pasar untuk konsumen.
f. Pengorganisasian dan mengarahkan staf dalam memberikan representasi dalam mencapai target
Bagian Audit (Audit comitee)
a. Melakukan penelaahan terhadap informasi keuangan yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan kepada publik.
b. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan undang undang yang berhubungan dengan emiten atau perusahaan publik.
c. Memberikan rekomendasi terhadap Dewan Komisaris mengenai penunjukan akuntan yang disasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan dan imbalan jasa.
d. Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapatan antara manajemen dan akuntan atas jasa yang diberikan.
e. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemerikasaan oleh auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan auditor internal.
f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi emiten atau perusahaan publik.
g. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan
adanya potensi benturan kepentingan emiten atau perusahaan publik.
Advisor (Penasehat)
a. Mendampingi dan meningkatan pelayanan terhadap konsumen.
b. Melakukan promosi atau kegiatan promosi kepada konsumen.
c. Sebagi purchasing staff yang menjual produk atau jasa sekaligus dalam membangun relasi dengan konsumen.
d. Menyampaikan informasi terkait tata cara layanan kepada konsumen e. Menyampakan laporan pertanggungjawaban.
Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) a. Mengelola rapat Dewan.
b. Mendokumentasikan seluruh agenda perusahaan.
c. Sebagai Juru Nasihat yang dapat diandalkan.
d. Bertanggung jawab atas pelatihan dan development Tim Dewan Direksi.
Bagian Akuntansi (Accounting)
a. Membuat pembukuan keuangan perusahaan.
b. Melakukan posting jurnal operasional.
c. Membuat laporan keuangan perusahaan.
d. Menginput data jurnal akuntansi kedalam sistem yang dimiliki perusahaan.
e. Memeriksa dan melakukan verifikasi kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan.
f. Rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial.
21
Tabel 2.1 Jaringan Usaha
PT. Buana Lintas Lautan Tbk
No Perusahaan Jumlah Saham ( % )
1 PT. Pearl Maritime 99%
2 PT. Ruby Maritime 99%
3 PT. Sapphire Maritime 99%
4 PT. Citrine Maritime 99%
5 PT. Diamond Maritime 100%
6 PT. Emerald Maritime 100%
7 PT. Anjasmoro Maritime 99%
8 PT. Jade Maritime Langsung 100%
9 PT. Onyx Maritime Langsung 99%
10 PT. Topaz Maritime 99%
11 PT. BLT International Group (BIG) 99%
12 PT. Bayu Lestari Tanaya (BYU) 99%
13 PT. Berlian Dumai Logistics 99%
14 PT. Karya Bakti Adil (KBA) 99%
15 PT. Gemilang Bina Lintas Tirta (GLT) 99%
16 PT BLT Meo 99%
17 BLT Marina Shipping Corporation 100%
Sumber: www.idx.co.id, 2021
2.6 Kinerja Usaha Terkini
PT Buana Lintas Lautan Tbk menjalankan kegiatan usaha dibidang jasa perkapalan sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan terakhir dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
AHU-0037456.AH.01.02 TH 2019.
PENYEWAAN KAPAL
Jenis penyewaan kapal yang disediakan oleh Perseroan yaitu:
1. Penyewaan berbasis kontrak untuk jangka pendek, menengah maupun panjang (time charter).
2. Penyewaan dengan sistem perjalanan tunggal (spot charter).
3. Penyewaan dengan sistem manajemen pool (pool management) dengan total kapasitas lebih dari 2,7 juta Deadweight Tonnage (DWT), Perusahaan telah melakukan diversifikasi penyebaran geografisnya di pasar internasional dan domestik dengan kombinasi sebagian besar adalah kontrak sewa jangka panjang (time charter) dan kontrak pool.
AGEN PERKAPALAN
Perseroan menyediakan jasa keagenan bagi kapal domestik dan asing untuk mengakomodasi proses perolehan izin operasi dan pemakaian fasilitas pelabuhan, penyediaan pasokan bahan bakar, air bersih, suku cadang, layanan perbaikan dan lain-lain. Jenis keagenan yang ditawarkan Perseroan meliputi:
1. Keagenan umum.
2. Keagenan untuk proteksi kepentingan pemilik kapal.
3. Jasa penyediaan bahan bakar.
4. Penyediaan uang tunai ke nahkoda/Cash to Master (CTM).
5. Suku cadang dan penyediaan air bersih.
6. Layanan perbaikan kapal.
7. Pergantian awak kapal.
MANAJEMEN KAPAL
Perseroan didukung oleh anak perusahaannya, PT Gemilang Bina Lintas
Tirta dalam menyediakan jasa manajemen kapal berkelas dunia untuk kapal tanker
minyak dan gas, serta Floating Production Storage Offloading (FPSO) dan
Floating Storage Offloading (FSO).
23 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan
3.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi ara penggunanya (IAI, 2012:5).
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan (Sutrisno, 2012:9).
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang terdiri dari
dua laporan utama yaitu neraca dan laporan perhitungan laba rugi dan berupa
laporan yang sifatnya sebagai pelengkap seperti laporan laba yang ditahan serta
laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan perubahan posisi keuangan
(Harnanto, 2002:31).
3.1.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan 1. Neraca
Neraca (balanced sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan di tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan (Kasmir, 2012:28).
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi ini tergambarjumlah pendapatan dan sumber- sumber pendapatan yang diperoleh (Kasmir, 2012:28).
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan (Kasmir, 2012:28).
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan aspek yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan
konsep kas selam periode laporan. Laporan arus kas terdiri dari arus kas
masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu
(Kasmir, 2012:28).
25
3.2 Rasio-Rasio Keuangan 3.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya. Disebut rasio karena pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja (Syahyunan, 2013:91).
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2012:104).
3.2.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan a) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu (Syahyunan, 2013:92).
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Kasmir (2014:134) Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.
Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Kondisi ini bisa saja dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan. Misalnya rata- rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Sekalipun kita mengetahui bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan.
Rasio Lancar =
Akti a Lan atang Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Menu ut Kasmi (2012:136) menyatakan bahwa “Quick Ratio” merupakan
rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
27
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Rasio Cepat =
Akti a Lan a -Pe sediaantang Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Menurut Kasmir (2014:138) Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio kas adalah sebagai berikut:
Rasio Kas =
Kas an eta a KasAkti a Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
b) Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2013:92).
Menurut Kasmir (2014:195) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menajemen suatu perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara komponen yang ada di laporan keuangan. Terutama laporan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Hasil pengukuran tersebut nantinya akan dapat dijadikan sebagai alat evaluasi manajemen, apakah manajemen berhasil mencapai target atau tidak. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Adapun tujuan dan manfaat rasio profitabilitas secara umum adalah untuk:
a. Mengukur atau menghitung laba yang dihasilkan.
b. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
c. Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
d. Mengukur produktivitas perusahaan dari seluruh perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
e. Mengetahui besarnya tingkat laba.
f. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
g. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
h. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment – ROI) yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik adalah 100%.
1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rumus untuk mencari Net Profit Margin adalah sebagai berikut:
29
Net Profit Margin =
Laba Be sihPenda atan
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Investment) Rumus untuk mencari ROI adalah sebagai berikut:
ROI =
Laba Be sihPenda atan
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
3. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity) Rumus untuk mencari ROE adalah sebagai berikut:
ROE =
Laba etelah PajakModal endi i
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
c) Rasio Solvabilitas
Kasmir (2013) menyatakan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya
Berikut jenis jenis dari rasio solvabilitas:
1. Rasio Utang (Debt Ratio)
Menurut Kasmir (2017:112) Debt To Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar aktiva perusahaan yang didanai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus untuk menghitung debt ratio adalah sebagai berikut:
Debt Ratio =
Total tangTotal Akti a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Totall Debt To Equity Ratio)
Menurut Kasmir (2014:157). Menyatakan bahwa” Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas”.
Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas
Rumus untuk menghitur Debt To Equity Ratio adalah sebagai berikut:
Total Debt To Equity Ratio =
Total tangTotal kuitas
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
3.3 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk. dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerimaan Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2014 hingga 2016. Adapun laporan laba rugi dan posisi keuangan pada tahun 2014 hingga 2016 dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.1
Laporan posisi Keuangan
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018
ASET LANCARKas dan Bank 3,549,116
Aset keuangan lancar lainnya 28,548,898
Piutang Usaha 18,566,193
Piutang Lain lain 10,437,836
Persediaan 2,001,270
31
Pajak dibayar dimuka 1,093,409
Biaya dibayar dimuka 20,342,515
Total Aset Lancar 84,539,237
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan 97,581
Aset tetap 222,998,373
Goodwill -22,342,759
Total Aset Tidak Lancar 245,438,713
Total Aset 329,977,950
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.2
Laporan Keuanga (Lanjutan)
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018 LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabiltas jangka pendek
utang usaha 11,214,003
utang lain lain 1,395,504
utang pajak 6,856,359
beban akrual 3,254,533
pijaman dalam satu tahun 41,118,576
Total liabilitas jangka pendek 63,838,975 Liabilitas jangka Panjang
pinjaman jangka panjang setelah dikurang bagian
jatuh tempo 69,454,579
imbalan pasca kerja 2,866,965
total liabilitas jangka Panjang 72,321,544
total liabilitas 136,160,519
Ekuitas
Modal Saham 235,026,729
tambahan modal setor 46,397,891
surplus revaluasi 15,662,161
cadangan investasi yang tersedia untuk dijual 113,884
Defisit -115,660,570
pemilik entitas induk 181,540,095
Kepentingan Non Pengendali 12,277,336
Total Ekuitas 193,817,431
Total Liabilitas dan Ekuitas 329,977,950
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.3 Laporan Laba Rugi
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2018
Pendapatan 85,432,450
Beban Langsung -51,848,136
Laba Kotor 33,584,314
Beban administrasi -6,964,549
Pajak penghasilan final -1,125,788
kerugian kurs -25,673
surplus revaluasi kapal 1,257,572
beban keuangan -9,829,140
kerugian lain lain -2,021,871
Laba sebelum pajak 14,874,865
Beban pajak -14,628
Laba Tahun Berjalan 14,860,237
Aset yang tersedia untuk dijual 113,884
surplus revaluasi kapal -252,066
imbalan pasca kerja 88,561
Pajak tangguhan terkait -4,304
Total Penghasilan dan kerugian
Komprehensif tahun berjalan -53,925
Total Penghasilan Komprehensif tahun
berjalan 14,806,312
Pemilik entitas induk 12,884,286
kepentingn non pengendali 1,922,026
Total 14,806,312
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.4
Laporan Posisi Keuangan
PT.Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019 ASET
ASET LANCAR
kas dan bank 6,081,614
aset keuangan lancar lainnya 44,115,088
pitang usaha 20,273,048
pitang lain lain 11,766,163
Persediaan 4,300,938
pajak dibayar di muka 1,316,843
biaya dibayar dimuka dan uang muka 45,562,772
33
total aset lancer 133,416,466
ASET TIDAK LANCAR
aset pajak tangguhan 138,116
uang jaminan 280,000
aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan 358,539,121
Goodwill 58,569,655
total aset tidak lancer 417,426,892
TOTAL ASET 550,843,358
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.5
Laporan Posisi Keuangan (lanjutan) PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019 LIABILITAS JANGKA PENDEK
pinjaman jangka pendek 9,348,367
utang usaha 11,548,664
utang lain lain 1,340,780
utang pajak 10,207,424
beban akrual 6,066,837
pinjaman jangka panjag jatuh tempo 1 tahun 48,243,313
total liabilitas jangka pendek 86,755,385
LIABILTAS JANGKA PANJANG
Pinjaman jangka panjang dikurangi Bagian jatuh
tempo 177,425,590
imbaan pasca kerja 3,669,237
total liabilitas jangka Panjang 181,094,827
Total Liabilitas 267,850,212
EKUITAS
Modal Saham 263,928,010
Tambahan mdal disetor 70,555,052
Surplus Revaluasi 24,943,569
Cadangan investasi yang tersedia untuk Dijual 73,843
Defisit -91,227,613
Pemilik entitas induk 268,272,861
Kepentingan Non Pengendali 14,720,285
Total Ekuitas 282,993,146
TOTAL EKUITAS DAN LIABILITAS 550,843,358
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.6 Laporan Laba Rugi
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2019
Pendapatan 101,451,071
beban langsung -58,529,378
Laba kotor 42,921,693
beban administrasi -8,696,454
pajak penghasilan -1,332,856
kerugian kurs mata uang -1,421,784
surplus revaluasi kapal 8,413,668
beban keuangan -16,003,443
keuntungan dan kerugian lain lain -475,607
LABA SEBELUM PAJAK 23,405,217
BEBAN PAJAK -135,369
LABA TAHUN BERJALAN 23,269,848
Aset yang tersedia untuk dijual 73,843
surplus revaluasi kapal 13,063,121
imbalas pasca kerja -182,310
pajak tangguhan terkait 6,655
total penghasilan setelah pajak 12,961,309
total penghasilan tahun berjalan 36,231,157
pemilik entitas induk 20,999,805
kepentingan non pengendali 2,270,043
Total 23,269,848
Total penghasilan komprehensif pemilik entitas induk 33,788,209
kepentingan non pengendali 2,442,949
Total 36,231,157
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.7
Laporan Posisi Keuangan
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020 ASET LANCAR
Kas dan bank 22,365,565
aset keuangan lancar lainnya 52,730,892
piutang usaha 23,674,108
piutang lain lain 1,936,110
Persediaan 5,321,626
pajak dbayar di muka 1,805,542
35
biaya dibayar dimuka dan uang muka 30,498,482
Total aset lancar 155,757,322
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan 138,116
uang jaminan 2,669,810
aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan 562,071,905
Goodwill 58,569,655
Total Aset tidak lancar 523,449,486
Total Aset 679,206,808
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.8
Lapoan Keuangan (Lanjutan)
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020 LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Pendek 7,883,901
Utang Usaha 11,582,456
Utang Lain Lain 365,195
Utang Pajak 9,975,120
Beban Akrual 4,406,055
Pinjaman Jangka Panjang 57,432,052
Liabilitas Sewa Pembiayaan 7,011,536
Total Liabilitas Jangka Pendek 98,656,315 LIABILITAS JANGKA PANJANG
Pinjaman Jangka Panjang 212,299,180
Liabilitas Sewa Pembiayaan 55,742,096
Liabilitas Pasca Kerja 3,665,343
Total Liabilitas Jangka Panjang 271,706,619
TOTAL LIABILITAS 370,362,934
Modal Saham 268,555,027
Tambahan Modal Investor 71,263,437
Surplus Revaluasi 24,245,143
Cadangan Investasi Untuk Dijual 73,843
Defisit -70,273,989
Ekuitas Yang Didistribuasikan Kepada Peilik
Entitas Induk 293,863,461
Kepentingan Non Pengendali 14,980,412
Total Ekuitas 308,843,874
Total Ekuitas Dan Liabilitas 679,206,808
Sumber:www.idx.co.id, 2021
Tabel 3.9 Laporan Laba Rugi
PT. Buana Lintas Lautan Tbk. Tahun 2020
Pendapatan 43,067,352
Beban Langsung 19,848,732
Laba Kotor 23,218,620
Beban Administrasi -2,127,966
Pajak Penghasilan -496,586
Kerugian Kurs Mata Uang 7,102,855
Penurununan Revaluasi Kapal -834,839
Beban Keuangan -7,182,743
Keuntungan Lain Lain 40,423
LABA SEBELUM PAJAK 19,719,744
Beban Pajak -39,257
Laba Tahun Berjalan 19,680,487
Surplus Revaluasi Kapal 834,839
Liabilitas Pasca Kerja -
Pajjak Tangguhan Terkait -
Total Penghasilan Tahun Berjlan Setelah Pajak 834,839
Total Penghasilan Tahun Berjalan 20,515,126
Laba Pemilik Entitas Induk 19,420,359
Kepentingan Non Pengendali 260,128
Total 19,680,487
Total Pengahasilan Komprehensif Kepada Pemilik
Entitas Induk 202,255,198
Kepentingan Non Pengendali 250,326
Total 20,515,326
Sumber:www.idx.co.id, 2021
3.4 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis
beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas
perusahaan. Dalam hal ini penulis hanya menganalisis rasio rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas
37
1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
2018 2019 2020
Tahun
Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar =
Akti a Lan atang Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
3 2363 3
x 100%
= 1,32 2019 =
1133 16 666 3
x 100%
= 1,53
2020 =
1 3226 6 31
x 100%
= 1,57
Sumber: Peneliti, 2021
Grafik 3.1
Pertumbuhan Rasio Lancar Tahun 2018-2020
Rasio lancar pada tahun 2018 sebesar 1,32, yang artinya perusahaan mampu
membayar utang sebesar Rp 1 dengan mengunakan aktiva lancar perusahaan
sebesar Rp 1,32. Kemudian pada tahun 2019 perusahaan mampu membayar utang
sebesar Rp 1 dengan menggunakan aktiva ancar sebesar Rp 1,53 dimana terjadi
peningkatan dibanding tahun 2018 dengan selisisih 0,21 dimana kemudian ditahun 2020 perusahaan juga mengalami peningkatan dalam membayar utang ,karena pada tahun 2020 perusahaan mampu membayar utang perusahaan sebesar Rp 1 dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan sebesar Rp 1,57 selisih 0,4 dibanding tahun 2019, sehingga berdasarkan analisis rasio ancar ini, perusahaan menunjukkan kemampuan yang baik dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat =
Akti a Lan a -Pe sediaantang Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
3 23 -2 001 2 063 3
x 100%
= 1,29
2019 =
133 16 66- 300 36 3
x 100%
= 1,48
2020 =
1 322- 3321 6266 6 31
x 100%
= 1,52
39
Sumber: Peneliti, 2021
Grafik 3.2
Pertumbuhan Rasio Lancar Tahun 2018-2020
Rasio cepat pada tahun 2018 sebesar 1,29, yang artinya perusahaan mampu membayar utang sebesar Rp 1 dengan mengunakan aktiva lancar perusahaan tanpa memperhitungkan persediaan sebesar Rp 1,29. Kemudian pada tahun 2019 perusahaan mampu membayar utang sebesar Rp 1 dengan menggunakan aktiva ancar tanpa memperhitungkan persediaan sebesar Rp 1,48 dimana terjadi peningkatan dibanding tahun 2018 dengan selisisih 0,19 dimana kemudian ditahun 2020 perusahaan juga mengalami peningkatan dalam membayar utang menggunakan akiva lancar perusahaan tanpa memperhitungkan persediaan ,karena pada tahun 2020 perusahaan mampu membayar utang perusahaan sebesar Rp 1 dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan sebesar Rp 1,52 selisih 0,4 dibanding tahun 2019, sehingga berdasarkan analisis rasio cepat ini, perusahaan menunjukkan kemampuan yang baik dalam membayar
1,15 1,2 1,25 1,3 1,35 1,4 1,45 1,5 1,55
2018 2019 2020
utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dari perusahaan
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Kas =
Kas Bank dan eta a KasAkti a Lan a
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
3. .11663. 3 .
x 100 %
= 0,05 2019 =
6.0 1.616. .3
x 100 %
= 0,07 2020 =
22 36 66 .6 6.31
x 100 %
= 0,34
41
Sumber : Peneliti, 2021
Grafik 3.3
Pertumbuhan Rasio Kas Tahun 2018-2020
Rasio kas pada tahun 2018 sebesar 0,05 yang artinya perusahaan hanya mampu membayar utang sebesar Rp 1 dengan mengunakan kas perusahaan sebesar Rp 0.05. Kemudian pada tahun 2019 perusahaan hanya mampu membayar utang sebesar Rp 1 dengan menggunakan kas sebesar Rp 0,07 dimana terjadi peningkatan dibanding tahun 2018 dengan selisisih 0,02 dimana kemudian ditahun 2020 perusahaan juga mengalami peningkatan dalam membayar utang ,karena pada tahun 2020 perusahaan mampu membayar utang perusahaan sebesar Rp 1 dengan menggunakan kas perusahaan sebesar Rp 0,34 selisih 0,2 dibanding tahun 2019, sehingga berdasarkan analisis rasio kas ini, perusahaan menunjukkan kemampuan yang kurang baik dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan kas nya.
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
2018 2019 2020
Tabel 3.10 Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2018 - 2020
No Jenis Rasio
2018 (%)
2019 (%)
2020 (%)
Perbandingan Tahun
Perbandingan Tahun 2018 dan 2019 2019 dan2020 1 Rasio
Lancar 1,32 1,53 1,57 0,21 0,04
2 Rasio
Cepat 1,29 1,48 1,52 0,19 0,04
3 Rasio
Kas 0,05 0,07 0,34 0,02 0,27
Sumber: Peneliti, 2021
Dari ketiga komponen rasio diatas, perusahaan ini tergolong perusahaan yang kurang likuid atau kurang baik, walaupu di dua rasio menunjukkan trend yang bagus yaitu di rasio lancar dan rasio cepat, namun di rasio kas perusahaan ini sangat lemah, karena kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar menggunakan kas sangat rendah, karena rasio menunjukkan dibawah 1.itulah sebabnya mengapa perusahaan ini dikatakan kurang likuid atau masih kurang sehat.
Rasio Profitabilitas 1. Net Profit Margin
Rumus yang digunakan untk menghitung net profit margin adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin =
Laba etelah PajakPenda atan
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
1 . 60.23. 32. 0
x 100%
= 17,3%
43
2019 =
23.26 .101. 1.0 1
x 100%
= 23%
2020 =
1 .6 0.3.06 .3 2
x 100%
= 45%
Sumber: Peneliti, 2021
Grafik 3.4
Pertumbuhan Net Profit Margin Tahun 2018-2020
Net Profit Margin pada PT Buana Lintas Lautan Tbk. Mengalami peningkatan yang sangat signifikan mulai dari tahun 2018 sampai dengan 2020.
Dimana pada tahun 2018 setiap Rp 1 pendapatan turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 17,3 laba bersih, sedangkan datahun 2019 terjadi peningkatan sebesar 5,7%, dimana pada tahun 2019 setiap Rp 1 pendapatan turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 23 laba bersih, kemudian ditahun 2020 terjadi peningkaan sebesar 22% disbanding tahun 2019, dimana setiap Rp 1 pendapatan turut menghasilkan Rp 45 laba bersih kepada perusahaan.
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Berdasarkan perhitungan rasio net profit margin, perusahaan ini memiliki kemampuan yang baik dalam menghasilkan keuntunngan atau laba bersih bagi perusahaan.
Tabel 3.11
Net Profit Margin Tahun 2018 - 2020
No Jenis Rasio
2018 (%)
2019 (%)
2020 (%)
Perbandingan Tahun
Perbandingan Tahun 2018 dan 2019 2019 dan 2020
1 NPM 17,3% 23% 45% 5,7% 22%
Sumber : Peneliti, 2021
2. Return On Investment (ROI) ROI =
Laba etelah PajakTotal Aset
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
1 . 60.2332 . . 0
x 100 %
= 0,04
= 4%
2019 =
23.26 .0. 3.3
x 100 %
= 0,04
= 4%
2020 =
1 .6 0.6 .206. 0
x 100 %
= 0,02
= 2%
45
Sumber: Peneliti, 2021
Grafik 3.5
Pertumbuhan Return On Investment Tahun 2018-2020
Berdasarkan perhitungan ROI pada PT. Buana Lintas Lautan Tbk, perusahaan ini mengalami fluktuasi terlihat dari tahun 2018 ke 2020.
Dimana pada tahun 2018 setiap Rp 1 total asset turut memberikan kontribusi sebesar Rp 4 laba bersih, Kemudian pada tahun 2019 setiap Rp 1 total asset turut memberikan kontribusi menghasilkan laba berih sebessar Rp 4, sama dengan tahun 2018, Pada tahun 2020 dimana penurunan sebesar 2%, artinya setiap Rp 1 total asset pada perusahaan hanya mampu menghasilkan Rp 2 laba bersih kepada perusahaan, Dapat kita analisa bahwa berdasarkan analisis ROI perusahaan ini tergolong kedalam perusahaan yang kurang baik dalam mengembalikan investasi perusahaan,karena posisinya di bawah atau kurang dari 5%.
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
2018 2019 2020
Tabel 3.12
Return On Investment (ROI) Tahun 2018 - 2020
No Jenis Rasio
2018 (%)
2019 (%)
2020 (%)
Perbandingan Tahun
Perbandingan Tahun 2018 dan 2019 2019 dan 2020
1 ROI 4 4 2 0 -2
Sumber : Peneliti, 2021
3. Return On Equity (ROE) ROE =
Laba Be sihTotal kuitas
x 100%
Sumber : Kasmir (2019:228)
2018 =
1 . 60.231 3. 1 . 31
x 100%
= 0,07
= 7%
2019 =
23.26 .2 2. 3.1 6
x 100%
= 0,08
= 8%
2020 =
1 .6 0.30 . 3.