OLEH:
MUHAMMAD SHADIQ 152101084
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul
―Analisis Rasio Keuangan Pada PT Mitra Adiperkasa Tbk Tahun 2015- 2017”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji Tugas Akhir Peneliti.
3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar SP MBA, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan sangat baik.
Rahmad Desky dan Ibunda tercinta Almh Jumiani SE,Ak serta keluarga saya Azizah Fajriasti Desky SE, Alm.Muhammad Ikhsan Firdaus, Muhammad Jibril dan Muhammad Fadhil Ramadhan yang telah memberikan segalanya kepada penulis dari kasih sayang, perhatian pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan doa yang tiada hentinya kepada peneliti dengan tulus dan ikhlas.
Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Allah SWT, dan peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan,………...2019 Peneliti
Muhammad Shadiq 152101084
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.5. Jadwal Kegiatan ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat ... 6
2.2. Visi dan Misi Perusahan ... 7
2.3. Struktur Organisasi ... 8
2.4. Job Description ... 10
2.5. Jaringan Usaha Kegiatan ... 16
2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 18
2.7 Rencana Kegiatan ... 19
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan Perusahaan ... 20
3.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 21
3.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 22
3.4. Analisis Laporan Keuangan ... 24
3.5. Rasio Keuangan ... 24
3.6 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ... 24
3.7. Jenis-jenis Rasio keuangan ... 25
3.8. Penyajian Laporan Keuangan ... 28
3.9. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ... 38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 45
4.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA
3.1 Laporan Posisi Keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk ... 22
3.2 Laporan Posisi Keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk Lanjutan ... 23
3.3 Laporan Posisi Keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk Lanjutan ... 24
3.4 Laporan Posisi Keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk Lanjutan ... 25
3.5 Laporan Posisi Keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk Lanjutan ... 26
3.6 Laporan Laba Rugi PT. Mitra Adiperkasa Tbk ... 27
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Struktur Organisasi PT. Mitra Adiperkasa Tbk ... 9 2.2 Jaringan Usaha Kegiatan PT. Mitra Adiperkasa Tbk ... 12
Setiap Perusahaan yang didirikan baik perusahaan dagang, jasa, dan industri mempunyai tujuan yang utama, yaitu untuk mendapatkan keuntungan (Profit) agar kelangsungan hidup dari perusahaan dan pertumbuhannya akan terus berlanjut sampai masa yang akan datang. Untuk mengukur sejauh mana dana yang diinvestasikan berguna bagi perusahaan dapat dilihat melalui Laporan Keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Laporan Keuangan merupakan suatu gambaran dari keadaan perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan informasi tentang kondisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam waktu tertentu. Laporan Keuangan biasanya terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi. Neraca memperlihatkan besarnya nilai dari aktiva, utang, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil-hasil yang dicapai dalam 1 tahun tertentu.
Laporan Keuangan merupakan alat yang paling penting untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dari hasil yang dicapai perusahaan. Menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan perusahaan adalah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut. Laporan keuangan juga dapat menunjukkan apakah perusahaan itu mengalami kemajuan atau sebaliknya.
Analisa Laporan Keuangan diperlukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan untuk memprediksi hasil yang hendak dicapai dimasa yang akan
2
datang. Bagi kreditur, Laporan Keuangan berguna untuk penilaian pinjaman yang diberikan kepada perusahaan apakah akan dipergunakan seefisien mungkin, sehingga perusahaan mampu membayar setiap pinjaman yang telah jatuh tempo. Kemudian dapat dipergunakan untuk melihat prospek keuntungan dimasa yang akan datang dan perkembangan perusahaan berikutnya. Bagi karyawan, Laporan Keuangan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan apakah gaji yang diterimanya adil atau tidak.
Pemerintah berkepentingan terhadap Laporan Keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan.
Rasio Keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan dan mengingat pentingnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan dan banyak pihak, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis rasio keuangan. Sehubungan dengan ini merencanakan penelitian dengan judul ―Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Mitra Adiperkasa Periode 2015-2017”. Hasil analisis rasio ini kemudian sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya investor digunakan sebagai panduan dalam memutuskan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, demikian juga bagi kreditur, bila ia hendak memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan, ia harus mengetahui perusahaan itu mampu atau tidak membayar kembali hutang- hutangnya melalui analisis rasio keuangan, yaitu rasio aktivitas, dan bagi manajer keuangan, analisis rasio digunakan untuk melihat dan menilai aspek-aspek yang mereka inginkan
seperti melalui : rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio aktivitas.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian perlu dibuat perumusan masalah sehingga akan memperjelas masalah yang diteliti, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana kinerja keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas pada periode 2015-2017?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas pada periode 2015-2017.
4
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi keuangan PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
b. Bagi PT. Mitra Adiperkasa Tbk
Sebagai bahan masukan berupa saran terhadap perusahaan agar dapat melakukan kegiatan produksi secara efektif dan efisien.
c. Bagi Peneliti Lain
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terhadap bidang yang sama.
1.5 Jadwal Kegiatan
Adapun penelitian ini berlangsung mulai tanggal 13 Februari 2019 s/d 30 April 2019. Penelitian dilakukan melalui website PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
Tabel 1.2.
Jadwal Kegiatan Observasi Tugas Akhir
No Kegiatan Februari Maret April
II III IV I II III IV I II III IV 1 Pengajuan Judul
2
Pengajuan Dosen
Pembimbing
3 Pengumpulan Data 4
Pengelolaan dan
Analisis Data 5
Penyusunan Tugas
Akhir
1.6 Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini dibagi atas 4 bab dan setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab antara lain:
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian dan sistimatika penulisan.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi, misi, struktur organisasi, job description, jaringan usaha kegiatan, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil pengujian.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT. Mitra Adiperkasa.
BAB II
PROFIL PT. MITRA ADIPERKASA TBK 2.1. Sejarah PT. Mitra Adiperkasa Tbk
PT Mitra Adiperkasa Tbk (IDX: MAPI) Merupakan Sebuah perusahaan ritel yang berdiri pada tanggal 23 Januari 1995. MAPI di Besarkan Oleh Boyke Gozali dan Sjamsul Nursalim melalui PT Satya Mulia Gema Gemilang. MAPI Terbentuk Berawal dari pembukaan department store Sogo pertama di Indonesia, pada tahun 1990 di Jakarta. dimana hak waralabanya dipegang oleh Sogo Jepang.
Ketika MAPI berdiri tahun 1995 langsung di percaya memegang hak waralaba Sogo di Indonesia.
Dari tahun ke tahun MAPI semakin berkembang, Semakin banyak Brand Menengah ke atas dari Luar Negeri yang hak Penjualannya di Indonesia di percayakan kepada MAPI. Dan Pada tanggal 10 November 2004 Mitra Adiperkasa pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saat ini MAPI mempunyai jaringan ritel dengan 127 Gerai Ritel Utama di 33 Kota di Indonesia. Dengan total luas ruangan kurang lebih dari 600.000 m², dan memiliki lebih dari 21.000 karyawan.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MAPI meliputi perdagangan, jasa, manufaktur, transportasi, pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Kegiatan utama MAPI adalah bergerak di bidang perdagangan eceran, pakaian, sepatu, asesoris, tas dan peralatan olahraga. MAPI mengelola izin usaha perusahaan-perusahaan waralaba ternama luar negeri yang berada di Indonesia.
Adapun Ijin distribusi merek (toko) yang dimiliki oleh MAPI, diantaranya:
Sport Station, Starbucks, Max Coffee, The Athlete’s Foot, Adidas, Nine West, Wilson, Oakley, Asics, Speedo, Kipling, Bandai, Oshkosh B’Gosh, H2O, Next, Airwalk, Rockport, Nautica, Lacoste, Barbie, Diadora, Wallis, Miss Selfridge, Dorothy Perkins, Topman, Topshop, US Kids Golf, Converse, Walt Disney, dan Pandora.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi Perusahaan
Untuk menjadi peritel omni-channel terkemuka di Indonesia.
2.2.2 Misi Perusahaan
Untuk mendukung kesehatan, kebahagiaan dan gaya hidup yang lebih memuaskan bagi para pelanggan kami melalui portofolio merek kelas dunia.
8
2.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PT.
Mitra Adiperkasa Tbk maka disusun suatu struktur organiasi yang tujuannya akan memberikan gambaran secara komprehensif akan tugas dan wewenang dari masing-masing karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan mereka dalam bekerja.
Sumber : https://www.map.co.id/id/about-us/ (2019)
Gambar 2.2.
Struktur Organisasi PT. Mitra Adi Perkasa Tbk.
10
2.4. Job Description
Masing-masing bagian memiliki tugas atau perintah dan wewenang yang berbeda, berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang tiap bagian :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Merupakan organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan yang mewakili kepentingan pemegang saham dan mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direktur atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang atau anggaran dasar.
Kewenangan RUPS antara lain mengangkat dan memberhentikan angggota Dewan Komisaris dan Direktur, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direktur, menyetujui perubahan anggaran dasar, menyetujui laporan tahunan dan menetapkan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direktur serta mengambil keputusan terkait tindakan korporasi atau keputusan strategis lainnya yang di ajukan Direktur.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertugas melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kebijakan pengurusan perusahaan maupun usaha perusahaan yang dilakukan Direktur serta memberikan saran kepada Direktur sehubungan pengelolaan yang dijalankan, terkait tata kelola perusahaan, implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan.
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani rencana jangka panjang perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan, laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan oleh manajemen.
3. Memberikan nasehat kepada Direktur termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana jangka panjang perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan serta ketentuan anggaran dasar dan keputusan rapat umum pemegang saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Memimpin RUPS serta memberikan pendapat, saran dan pandangan mengenai perkembangan kegiatan perusahaan.
5. Menyusun prorgram kerja tahunan dewan komisaris.
6. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Komite Audit
Tugas utama Komite Audit adalah mendorong diterapkannya tata kelola perusahaan yang baik, terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan, kemandirian dan objektivitas akuntan publik dan Komite Audit juga bertugas memberikan laporan kepada Dewan Komisaris mengenai berbagai risiko yang dihadapi perseroan.
4. Direktur
Direktur perusahaan bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan dengan menyusun strategi bisnis dan menerapkan program kerja terkait kegiatan
12
bisnis dan kepentingan lainnya dengan mengacu pada pencapaian sasaran-sasaran perusahaan dalam jangka pendek.
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur
1. Direktur bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengelola perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
2. Secara spesifik, mencakup upaya untuk meningkatkan produktivitas, mutu, efektivitas, dan efisisensi.
3. Memaksimalkan tingkat pencapaian laba dan menjaga kesinambungan usaha.
5. Sekretaris Perusahaan
Tugas utama Sekretaris Perusahaan sebagai mediator yang menghubungkan kepentingan perusahaan yang diwakili dengan para pemegang saham, lembaga-lembaga pasar modal maupun pasar keuangan serta pihak terkait lainnya. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab dalam menyebarluaskan informasi kepada para pelaku kepentingan dengan tepat waktu, akurat dan transparan.
6. Human Capital
Human Capital dibentuk dengan tujuan untuk membantu Direksi dalam memberikan arahan strategis dibidang sumber daya manusia perseroan.
Tugas utama Human Capital adalah :
1) Memberikan arahan strategi dibidang sumber daya manusia, membuat kebijakan umum dibidang sumber daya manusia termasuk perubahan- perubahannya, antara lain bidang-bidang sebagai berikut :
a. Kebijakan umum tentang ketenagakerjaan b. Kompensasi dan benefit karyawan
c. Manajemen penilaian kerja d. Manejemen talenta
e. Struktur organisasi dan jenjang kepangkatan f. Pelatihan dan pengembangan karyawan g. Pengembangan budaya perusahaan h. Pengembangan iklim kerja yang baik
i. Pengembangan hubungan karyawan dan industri
j. Penyelarasan kebijaksanaan dan sinergi sumber daya manusia dengan anak perusahaan
2) Melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Komite Human Capital.
3) Melaporkan hasil rapat kepada Direksi.
7. Controller & Support Tugas Controller & Support :
1) Memilih dan menentukan metode akutansi yang digunakan 2) Monitoring
3) Mengawasi proses pelaksanaan akutansi keuangan 4) Mengawasi proses pelaksanaan akutansi manajemen 5) Mengawasi pelaksanaan perpajakan perusahaan
14
8. Bisnis Development Tugas Bisnis Development :
1) Melihat dan menganalisa potensi pasar dan trend belanja customer 2) Mereposisi produk yang sudah ada, melalui analisis swot
9. Marketing Communication Tugas Marketing Communication :
1) Melakukan promosi
Berupa aktivitas menjual produk yang sifatnya jangka pendek/panjang.
2) Melakukan iklan
Bentuk representasi terhadap produk namun tidak dilakukan secara langsung oleh orang.
3) Melakukan pemasaran langsung
Bisa melalui email, telepon, fax dan lainnya 4) Melakukan penjualan pribadi
Melakukan negoisasi langsung secara tatap muka dengan calon pembeli
10. Operation
Tugas Operation adalah :
1) Mengelola dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi operasi perusahaan.
2) Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak menguntungkan perusahaan.
3) Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efesiensi
4) mengawasi persediaan, distribusi barang dan tata letak fasilitas operasional.
5) Mengawasi produksi barang
6) Mengatur anggaran dan mengelola biaya.
7) Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung visi dan misi perusahaan.
16
2.5. Jaringan Usaha Kegiatan
Sumber: http://www.map.co.id (2019)
Gambar: 2.2
Jaringan Usaha Kegiatan PT Mitra Adiperkasa Tbk Indonesia Yang Terdiri Dari 127 Gerai Di 33 Kota
Tabel 2.1
Jaringan usaha kegiatan PT Mitra Adiperkasa Tbk, yang berada di 33 kota besar Indonesia beserta jumlah gerai yang terdapat disetiap kota.
Nomor Nama Kota Jumlah Gerai
1 Jakarta 36 gerai
2 Bogor 2 gerai
3 Depok 3 gerai
4 Tanggerang 10 gerai
5 Bekasi 7 gerai
6 Bandung 6 gerai
7 Cibinong 1 gerai
8 Cirebon 3 gerai
9 Karawang 1 gerai
10 Tasikmalaya 2 gerai
11 Malang 2 gerai
12 Sidoarjo 1 gerai
13 Surabaya 8 gerai
14 Semarang 4 gerai
15 Solo 2 gerai
16 Yogyakarta 2 gerai
17 Balikpapan 1 gerai
18 Samarinda 2 gerai
19 Banjarmasin 2 gerai
20 Pontianak 1 gerai
21 Makasar 4 gerai
22 Manado 1 gerai
23 Aceh 1 gerai
18
24 Batam 2 gerai
25 Jambi 1 gerai
26 Lampung 1 gerai
27 Medan 6 gerai
28 Palembang 2 gerai
29 Pekanbaru 2 gerai
30 Bali 8 gerai
31 Ambon 1 gerai
32 Kupang 1 gerai
33 Lombok 1 gerai
Sumber: http://www.map.co.id (2019)
2.6. Kinerja Usaha Terkini
Pada 2017, nilai penjualan perusahaan mencapai Rp16,7 triliun. Dengan begitu, bila sesuai rencana, perusahaan dapat mengantongi pendapatan penjualan sekitar Rp19,7 triliun.
Hingga akhir 2018, MAPI telah mengoperasikan sebanyak 2.094 toko.
Sementara itu, perusahaan memperkirakan target pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) pada tahun ini di rentang 5%—6%.
Sebelumnya, perusahaan memproyeksikan penjualan sampai akhir 2018 diperkirakan tumbuh 18%.
2.7. Rencana Kegiatan
Pada awal 2019, MAPI menargetkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini sebesar 20% dari perolehan tahun lalu. Perusahaan bakal mengeluarkan belanja modal senilai Rp.800 miliar dari kas internal untuk mencapai target tersebut.
Selanjutnya, pada tahun ini MAPI berencana menambah sebanyak 200 toko dengan kombinasi luas sekitar 60.000 meter persegi.
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan adalah produk manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya (Syahyunan, 2013:25). Laporan Keuangan juga merupakan hasil akhir dari suatu proses akutansi, sebagai ikhtisar dari transaksi-transaksi keuangan selama periode berjalan (Kasmir, 2014:19).
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut tentunya. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan berisi informasi sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Disamping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti masyarakat, pemerintah, pemasok, kreditur, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Dalam praktiknya laporan keuangan perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standart yang berlaku.
3.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 digolongkan sebagai berikut :
3.2.1. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk memyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting Principle (GAAP).
3.2.2. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud:
a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.
c) Untuk menilai kemampuannya menyelesaikan utang-utangnya.
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
a) Memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham.
b) Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, dan pengumpulan dana untuk perluasan.
22
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
3.3. Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan Keuangan yang di publikasikan umumnya terdiri dari 4, yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Ekuitas Pemegang Saham dan Laporan Arus Kas.
1. Neraca
Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik (modal saham dan laba ditahan) (Syahrial dan Purba, 2013:6).
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu (Jopie J, 2014:26).
Pada dasarnya neraca dikelompokkan atas tiga yaitu : Aset :
a) Aset Lancar
b) Penyertaan/Penanaman Modal c) Aset Tetap
d) Aset Tak Berwujud e) Aset Lain-lain
Kewajiban/Utang : a) Kewajiban Lancar
b) Kewajiban Jangka Panjang c) Kewajiban Lain-lain 2. Laporan Rugi-Laba
Laporan rugi-laba adalah ringkasan pendapatan dan beban/biaya perusahaan dalam periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut (Syahrial dan Purba 2013:7).
Laporan rugi-laba adalah suatu laporan yang memberikan informasi kinerja perusahaan menjalankan operasinya dalam jangka waktu tertentu (Rivai, V. Sofyan, B. 2013:20). Laporan ini pada hakekatnya melaporkan pendapatan dan beban serta laba/rugi selama periode tertentu. Antara hasil dengan beban ditandingkan sehingga diperoleh laba bersih. Apabila hasil lebih besar dari pada beban, maka selisihnya laba bersih. Sebaliknya apabila hasil lebih kecil dari beban, maka selisihnya rugi bersih.
3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ekuitas pemegang saham menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Pada umumnya rincian pos-pos ekuitas, yaitu modal saham (biasa dan preferen), tambahan modal disetor, laba ditahan, saham perbendaharaan (treasury stock) (Syahrial dan Purba, 2013:7).
24
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah menunjukkan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) bagi aktivitas operasi, investasi dan keuangan secara terpisah selama satu periode tertentu (Syahrial dan Purba 2013:8).
3.4. Analisis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan laporan kuantitatif akutansi. Dengan laporan keuangan ini perusahaan dapat dinilai dan diukur setelah terlebih dahulu dianalisa. Analisa rasio untuk mengetahui kemampuan/kinerja perusahaan.
Analisa trend untuk mengetahui kondisi perkembangan perusahaan dari periode ke periode. Analisa proporsional dengan peresentase-persentasenya komposisi item untuk mengetahui komposisi objek.
3.5. Rasio Keuangan
(Supriyono, 2012:91) menyatakan bahwa ―Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya‖.
3.6. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
3.7. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut (Syahyunan, 2013:92) penggolongan rasio sebaiknya dilihat sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan rasio, jenis rasio keuangan ini antara lain:
3.7.1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu (Taswan, 2013:85)
Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam kaitannya dengan analisis likuiditas atau analisis modal kerja antara lain:
a) Apakah perusahaan mampu melunasi utang-utang jangka pendeknya tepat pada waktunya?
b) Apakah manajemen menggunakan modal kerja dengan efektif?
26
c) Apakah perusahaan mempunyai credit rating yang menguntungkan?
d) Apakah posisi keuangan jangka pendek lebih baik?
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan jangka pendek yang kuat jika:
a) Mampu memenuhi tagihan dari kreditur jangka pendek tepat pada waktunya.
b) Mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjakan operasi perusahaan yang normal.
c) Mampu membayar bunga utang jangka pendek dan dividen.
Macam-macam rasio likuiditas:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia. Rasio lancar yang ideal adalah 200% atau 2:1.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang lebih liquid (tanpa persediaan). Rasio cepat yang ideal adalah 100% atau 1:1
3.7.2. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.
1) Total Assets Turnover
Merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah aktiva.
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan Revenue
2) Fixed Assets Turnover
Mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset dalam menghasilkan penjualan.
3.7.3. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya (Sunyoto, 2013:113). Disini permasalahannya adalah keefektifan manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih. Keefektifan dinilai dengan mengaitkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba.
1) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan bersihnya.
28
2) Return On Investment (ROI)
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.
3.7.4. Rasio Leverage
Rasio Leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah lebih baik menggunakan utang atau ekuitas.
1) Rasio Hutang (Debt Ratio)
Mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.
2) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio)
Perbandingan utang dan equitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
3.8. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT Mitra Adiperkasa Tbk dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerimaan Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2015 hingga 2017.
Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana pada periode 2015 hingga 2017 dilihat sebagai berikut:
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015
(Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 1.286.372.628.000 1.525.716.049.000 503.892.183.000
Piutang Usaha
Pihak Berelasi 175.808.000 347.814.000 107.995.000
Pihak Ketiga 501.512.437.000 375.306.171.000 334.276.074.000
Piutang Lain-lain
Pihak Berelasi 5.184.933.000 2.505.373.000 2.944.253.000
Pihak Ketiga 201.791.005.000 199.851.176.000 230.674.520.000
Aset Keuangan Lancar Lainnya 287.877.369.000 215.263.717.000 3.598.396.000
Persediaan 3.066.187.543.000 3.066.977.864.000 3.356.489.015.000
Uang Muka 246.974.598.000 248.031.394.000 252.234.422.000
Pajak Dibayar di Muka 511.641.053.000 494.829.667.000 523.141.980.000
Biaya Dibayar di Muka 689.353.794.000 547.335.210.000 488.785.492.000
Instrumen Keuangan Derivatif 1.451.202.000 91.464.000 57.929.000
Total Aset Lancar 6.798.522.370.000 6.616.255.899.000 5.696.202.259.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
30
TABEL 3.2
PT. MITRA ADIPERKASA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
Aset Tidak Lancar
Sewa dibayar dimuka jangka panjang 138.553.865.000 114.714.266.000 116.433.933.000 Investasi pada entitas asosiasi 212.750.011.000 192.847.019.000 186.505.605.000 Aset keuangan lainnya – tidak lancar 54.521.027.000 77.203.337.000 74.915.582.000 Aset pajak tangguhan – bersih 177.265.111.000 130.790.615.000 62.998.208.000
Investasi Properti 323.649.183.000 231.722.153.000 235.752.277.000
Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi 3.103.305.385.000 2.636.983.103.000 2.437.927.851.000 Biaya lisensi yang ditangguhkan 113.117.228.000 103.950.249.000 90.723.135.000
Uang jaminan 371.146.811.000 333.609.151.000 296.451.075.000
Uang muka pembelian aset tetap 132.559.085.000 243.494.142.000 246.610.116.000
Lain-lain - 1.867.854.000 3.667.000
Jumlah aset tidak lancar 4.626.867.706.000 4.067.181.889 3.786.732.309.000 JUMLAH ASET 11.425.390.076.000 10.683.437.788 9.482.934.568.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015
(Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang Bank 1.463.681.779.000 752.594.735.000 790.482.295.000
Utang Usaha
Pihak Berelasi 33.995.208.000 19.880.169.000 17.244.160.000
Pihak Ketiga 1.216.853.970.000 1.034.350.351.000 1.138.336.837.000
Utang lain-lain
Pihak berelasi - 3.749.423.000 2.194.410.000
Pihak ketiga 739.179.543.000 579.941.136.000 608.688.650.000
Utang Pajak 165.776.911.000 132.701.766.000 146.441.913.000
Biaya yang masih harus dibayar 389.013.487.000 293.784.970.000 235.374.393.000 Pendapatan diterima dimuka 320.854.965.000 227.540.126.000 204.694.930.000
Utang Bank 228.281.206.000 170.229.212.000 145.940.267.000
Obligasi - 964.705.125.000 -
Sewa Pembiayaan - 82.260.000 289.866.000
Lain-lain 6.932.295.000 1.073.989.000 -
Instrumen keuangan derivatif 124.922.000 600.984.000 847.395.000
Jumlah liabilitas jangka pendek 4.564.694.686.000 4.181.304.246.000 3.290.535.116.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
32
TABEL 3.4
PT. MITRA ADIPERKASA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015 (Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam setahun
Utang bank - 99.556.639.000 239.113.273.000
Obligasi 1.841.877.076.000 2.509.129.351.000 2.480.033.605.000
Utang pembelian kendaraan 11.122.181.000 2.437.892.000 -
Liabilitas sewa pembiayaan - - 82.260.000
Uang jaminan penyewa 24.605.192.000 11.638.584.000 10.564.688.000
Liabilitas imbalan kerja 567.644.494.000 459.146.484.000 425.870.172.000
Liabilitas pajak tangguhan – bersih 13.320.641.000 33.710.640.000 37.818.937.000 Estimasi biaya pembongkaran aset tetap 29.602.794.000 26.108.419.000 24.005.949.000
Instrumen keuangan derivatif 130.108.867.000 156.895.260.000 -
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.618.281.245.000 3.298.623.269.000 3.217.488.884.000 Jumlah Liabilitas 7.182.975.931.000 7.479.927.515.000 6.508.024.000.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015
(Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
EKUITAS
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk:
Modal Saham -
Nilai Nominal Rp500 per Saham
Modal Dasar - 4.000.000.000 Saham
Modal Ditempatkan dan Disetor -
1.660.000.000 Saham 830.000.000.000 830.000.000.000 830.000.000.000
Tambahan Modal Disetor – Bersih (6.589.949.000) (6.589.949.000) (6.589.949.000)
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas
Non-pengendali 565.692.299 -
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas
Asosiasi 18.819.726.000 15.618.263.000 15.618.263.000
Penghasilan komprehensif lain (56.046.008.000) (28.181.030.000) (48.305.100.000) Komponen ekuitas lainnya 507.933.472.000 507.933.472.000 507.933.472.000
Saldo laba
Ditentukan penggunanya 51.000.000.000 46.000.000.000 46.000.000.000
Tidak ditentukan penggunanya 2.147.886.869.000 1.859.577.857.000 1.651.102.058.000
Jumlah 4.058.696.409.000 3.224.358.613.000 2.995.758.744.000
Dikurangi saham treasuri – 6.308.200.000
saham (20.863.387.000) (20.863.387.000) (20.863.387.000)
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan 4.037.833.022.000 3.203.495.226.000 2.974.895.357.000
34
kepada pemilik entitas produk
Kepentingan non-pengendali 204.581.123.000 15.047.000 15.211.000 Jumlah Ekuitas 4.242.414.145.000 3.203.510.273.000 2.974.910.568.000 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 11.425.390.076.000 10.683.437.788.000 9.482.934.568.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Per 31 Desember 2017, 2016 dan 2015
(Dalam Rupiah Penuh)
2017 2016 2015
Rp Rp Rp
PENDAPATAN
Penjualan eceran dan grosir 14.765.635.149.000 12.729.191.758.000 11.620.751.764.000 Komisi penjualan konsinyasi – bersih 1.452.965.477.000 1.307.955.615.000 1.124.435.173.000 Pendapatan sewa dan jasa pemeliharaan 82.277.543.000 104.427.582.000 80.062.414.000
Lain-lain 4.854.495.000 8.040.468.000 7.549.092.000
PENDAPATAN BERSIH 16.305.732.664.000 14.149.615.423.000 12.832.798.443.000 BEBAN POKOK PENJUALAN DAN
BEBAN LANGSUNG 8.449.611.432.000 7.276.597.329.000 6.830.552.938.000
LABA KOTOR 7.856.121.232.000 6.873.018.094.000 6.002.245.505.000 Beban penjualan (5.673.907.302.000) (5.032.973.082.000) (4.461.695.666.000)
Beban umum (1.061.713.816.000) (952.122.965.000) (837.947.040.000)
Beban keuangan (403.602.836.000) (420.713.778.000) (399.287.490.000)
Penyisihan penurunan nilai persediaan (82.391.089.000) (48.156.747.000)
Kerugian penghapusan/penjualan aset
tetap dan properti investasi (78.804.766.000) (42.652.386.000) (31.335.637.000)
Beban pajak final (23.294.298.000) (21.921.298.000) (20.488.372.000)
Bagian laba/rugi bersih entitas asosiasi (5.572.194.000) (31.036.370.000) (25.944.648.000) Keuntungan kurs mata uang asing – bersih 12.415.077.000 34.239.300.000 32.441.016.000
36
Penghasilan bunga 33.184.499.000 9.537.443.000 11.287.784.000
Keuntungan atas pelepasan entitas asosiasi 37.722.067.000 41.085.370.000 -
Keuntungan atas pelepasan entitas anak - 89.067.646.000
Keuntungan dan kerugian lain-lain – bersih (12.705.512.000) (6.813.253.000) 38.568.259.000
LABA SEBELUM PAJAK 597.451.062.000 401.490.328.000 148.089.126.000
BEBAN PAJAK PENGHASILAN (247.369.797.000) (193.014.693.000) (117.994.056.000)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 350.081.265.000 208.475.635.000 30.095.07.000
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN,
SETELAH PAJAK PENGHASILAN
Pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba
rugi:
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan
pasti (47.204.958.000) 21.641.583.000 31.553.672.000
Bagian penghasilan komprehensif lain atas
entitas asosiasi (448.344.000) 123.686.000 -
Pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi:
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan (1.853.287.000) (4.525.246.000) 6.857.781.000
Keuntungan nilai wajar atas aset
Keuangan tersedia untuk dijual 20.703.395.000 2.884.047.000 -
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun
berjalan, setelah pajak penghasilan (28.803.194.000) 20.124.070.000 38.411.453.000 JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 321.278.071.000 228.599.705.000 68.506.523.000
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN
Jumlah laba bersih tahun berjalan 350.081.265.000 208.475.635.000 30.095.070.000
JUMLAH LABA KOMPREHESIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 306.786.329.000 228.599.869.000 75.745.376.000
Kepentingan Non-pengendali 14.491.742.000 (164.000) (7.238.853.000)
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 321.278.071.000 228.599.705.000 68.506.523.000
LABA PER SAHAM DASAR
(dalam rupiah penuh) 202.000 126.000 23.000
Sumber : MAP Annual Report https://www.map.co.id/investor/ (2019)
38
3.9. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar =
Sumber : Syahyunan (2013:32) 2015 =
x 100%
= 173%
2016 =
x 100%
= 158%
2017 =
x 100%
= 148%
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pada tahun 2015 current ratio perusahaan sebesar 173%, tahun 2016 sebesar 158% dan tahun 2017 sebesar 148%. Ini berarti perusahaan mengalami penurunan sebesar 15% dari tahun 2015 ke 2016 dan sebesar 10% dari tahun 2016 ke 2017. Bila dikaitkan dengan current ratio yang sudah dianggap baik sebesar 200% (Harahap, 2013:301), maka kondisi current rasio perusahaan dalam kondisi kurang baik.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick Ratio =
x 100%
Sumber : Syahyunan (2013:32)
2015 =
x 100%
= 71%
2016 =
x 100%
= 84%
2017 =
x 100%
= 81%
Dari hasil diatas terlihat Quick Ratio pada tahun 2015 sebesar 71%, tahun 2016 84% dan tahun 2017 81%. Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 13%
dari tahun 2015 ke 2016 dan kembali menurun pada tahun 2017 yakni sebesar 3%.
Bila dikaitkan dengan Quick Ratio yang sudah dianggap baik adalah sebesar 100% (Harahap, 2013:302), maka kondisi Quick Ratio kurang baik.
40
2. Rasio Leverage
a. Rasio Hutang Terhadap Harta (Debt to Assets Ratio / Debt Ratio)
Debt Ratio =
x 100%
Sumber : Syahyunan (2013:34) 2015 =
x 100%
= 69%
2016 =
x 100%
= 70%
2017 =
x 100%
= 63%
Dari data diatas diketahui Debt Ratio pada tahun 2015 yakni 69%, meningkat 1% pada tahun 2016 yakni 70% dan menurun hingga 7% pada tahun 2017 yakni 63%. Berdasarkan hasil diatas pada tahun 2015, 69% aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh hutang dan 31% dibayai oleh modal. Begitu pula dengan tahun 2016 dan 2017. Bila dikaitkan dengan Debt Rato yang baik adalah 35%, Dari sini terlihat bahwa Debt Ratio Perusahaan kurang baik (Harahap, 2013:304).
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
DER =
x 100%
2015 =
x 100%
= 218% ( 2,18 Kali) 2016 =
x 100%
= 233% (2,33 Kali) 2017 =
x 100%
= 169% (1,69 Kali)
Berdasarkan perhitungan diatas, pada tahun 2015 perusahaan dibiayai oleh hutang mencapai 2,18 kali dan meningkat 0,15 kali pada tahun 2016 yakni 2,33 kali dan pada tahun 2017 menurun hingga 0,67 kali yakni 1,69 kali. Jika angka standart Debt To Equity Ratio adalah kurang dari 150%/1,50 kali maka Debt To Equity Ratio perusahaan tidak dalam kondisi baik (Harahap, 2013:305).
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn-over)
Total Asset Turn-over =
Sumber : Syahyunan (2013:37) 2015 =
x 1 Kali
= 1,2 Kali
2016 =
x 1 Kali
= 1,2 Kali
42
2017 =
x 1 Kali
= 1,3 Kali
Perhitungan rasio perputaran aktiva diatas, didapatkan perhitungan pada tahun 2015 adalah 1,2 kali, tahun 2016 juga memiliki angka yang sama yakni 1,2 kali dan mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2017 yakni sebesar 1,3 kali. Jika dikaitkan dengan standart Total Asset Turn-over adalah sebesar 2 kali, maka perputaran total aktiva perusahaan kurang baik(Harahap, 2013:306).
b. Perputaran Aktiva Tetap (Total Fixed Asset Turnover)
TFAT =
x 1 Kali Sumber : Syahyunan (2013:37)
2015 =
x 1 Kali
= 3,5 Kali
2016 =
x 1 Kali
= 3,1 Kali
2017 =
x 1 Kali
= 3,2 Kali
Dilihat dari hasil diatas perputaran aktiva tetap perusahaan pada tahun 2015 sebesar 3,5 kali, tahun 2016 sebesar 3,1 kali dan tahun 2017 3,2 kali.
Artinya pada tahun 2015 ke 2016 mengalami penurunan sebesar 0,4 kali dan pada
tahun 2016 ke 2017 kembali naik dengan angka yang kecil yakni 0,1 kali. Jika dikaitkan dengan angka standart Total Fixed Asset Turnover adalah sebesar 5 kali, maka perputaran aktiva tetap perusahaan berada di kondisi tidak baik (Harahap, 2013:307).
4. Rasio Profitabilitas
a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
NPM =
= x 100%
Sumber : Syahyunan (2013:40) 2015 =
x 100%
= 2,72%
2016 =
x 100%
= 1,47%
2017 =
x 100 %
= 0,18%
Berdasarkan hasil Net Profit Margin pada perusahaan tahun 2015 sebesar 2,72%, tahun 2016 sebesar 1,47% dan tahun 2017 sebesar 0,18%. Dari hasil ini dapat dilihat Net Profit Margin dari tahun 2015 ke 2016 mengalami penurunan sebesar 1,25% dan pada tahun 2016 ke 2017 kembali menurun sebesar 1,29%.
Jika standart Net Profit Margin yang baik adalah sebesar 20% (Harahap, 2013:308), maka margin laba bersih perusahaan tidak baik karena masih jauh
44
b. Return On Investment (ROI)
ROI =
x 100%
Sumber : Syahyunan (2013:41) 2015 =
x 100%
= 3,69%
2016 =
x 100%
= 1,95%
2017 =
x 100%
= 0,26%
Dari perhitungan diatas menunjukan hasil Return On Investment pada tahun 2015 sebesar 3,69%, pada tahun 2016 menurun sebesar 1,95% dan pada tahun 2017 kembali menurun sebesar 0,26%. Jika standar Return On Investment adalah 30% (Harahap, 2013:309), maka kondisi ROI perusahaan jauh dari kata baik karena hasilnya jauh dibawah standart ROI.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT Mitra Adiperkasa Tbk, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.
4.1. Kesimpulan
1. Jika dilihat dari rasio lancar, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak dalam keadaan likuid atau baik, karena perusahan belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.
2. Jika dilihat dari rasio profitabilitas manajemen perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang maksimal dari perusahannya.
3. Jika dilihat dari total assets turnover manajemen perusahaan tidak begitu baik dalam mengelola aktiva yang tersedia dalam menghasilkan penjualan/pendapatan.
4. Jika dilihat dari rasio leverage dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak baik karena sebagian besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang buk an ekuitas.
46
4.2. Saran
a. PT Mitra Adiperkasa Tbk sebaiknya meningkatkan lagi aktiva lancar perusahaan, salah satunya dengan penjualan saham dan penjualan obligasi dan dapat mengurangi kewajiban lancar agar kinerja keuangan dimasa yang akan datang lebih baik dari tahun sebelumunya.
b. PT Mitra Adiperkasa Tbk memiliki rasio profitabilitas yang kurang baik, untuk meningkatkan laba ditahun berikutnya perusahaan harus mampu mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang lebih baik.
c. PT Mitra Adiperkasa Tbk sebaiknya lebih mengutamakan aktivitas dalam rangka meningkatkan volume penjualan dengan memanfaatkan aktiva-aktiva yang sudah dimiliki oleh perusahaan maupun memanfaatkan modal sendiri agar laba yang diperoleh lebih optimal.
Perusahaan juga harus memperhatikan kelebihan dana yang menganggur diperusahaan agar dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan bagi perusahaan.
d. PT Mitra Adiperkasa memiliki Debt ratio yang tidak baik, untuk itu manajemen perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari pada kewajiban agar kinerja keuangan lebih baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Jopie, J. 2014. Akutansi Keuangan Menengah-I, USU Press, Medan.
Kasmir, 2014. Memahami Pos-pos dan Angka-angka dalam Laporan Keuangan Untuk Orang Awam, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Rivai V. Sofyan, B. 2013. Analisis Laporan Keuangan Lanjutan Proyeksi dan Valuasi, Penerbit PPM, Jakarta.
Supriyono, 2012. Laporan Keuangan Pemerintah, USU Press, Medan.
Sirait, Pirmatua, 2014. Pelaporan dan Laporan Keuangan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sunyoto, Danang, 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis Teori dan Kasus, Penerbit CAPS, Yogyakarta.
Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman, 2013. Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah dan Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan I Perencanaan, Analisis dan Pengendalian, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Taswan, 2013. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id/1 April 2019/21.00.
www.map.co.id/about-us/1 April 2019/19.00