• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIO – RASIO PENTING

Dalam dokumen PT MALINDO FEEDMILL Tbk. (Halaman 38-43)

RASIO-RASIO KEUANGAN 30 Juni

2015

31 Desember

2014 2013 2012 2011 2010

Rasio Pertumbuhan (%)

Penjualan bersih 0,20% 7,37% 25,18% 27,14% 29,36% 8,99%

Jumlah laba (rugi)

komprehensif tahun berjalan -192,89% -134,84% -16,50% 45,73% 13,93% 138,42%

Total aset 4,03% 59,54% 22,89% 35,60% 37,41% 9,15%

Total liabilitas 9,23% 82,06% 19,95% 23,81% 27,52% 7,33%

Total ekuitas -7,75% 24,60% 27,75% 60,92% 64,88% 113,63%

Rasio Usaha (%)

Laba kotor / penjualan bersih 7,82% 7,16% 17,12% 19,06% 17,49% 19,07%

Penjualan bersih / rata-rata

aset 64,00% 156,79% 208,97% 214,15% 229,67% 219,97%

Jumlah laba (rugi)

komprehensif tahun berjalan / penjualan bersih

-3,63% -1,93% 5,95% 8,92% 7,78% 8,83%

Jumlah laba (rugi)

komprehensif tahun berjalan / rata-rata aset (ROAA)

-2,32% -3,03% 12,43% 19,10% 17,87% 19,43%

Jumlah laba (rugi)

RASIO-RASIO KEUANGAN 30 Juni 2015

31 Desember

2014 2013 2012 2011 2010

rata-rata ekuitas (ROAE) Jumlah laba (rugi)

komprehensif tahun berjalan / aset (ROA)

-2,28% -2,46% 11,27% 16,59% 15,44% 18,62%

Jumlah laba (rugi)

komprehensif tahun berjalan / ekuitas (ROE)

-8,40% -8,04% 28,76% 44,00% 48,59% 70,32%

Rasio Keuangan (x)

Jumlah liabilitas / jumlah aset 0,73 0,69 0,61 0,62 0,68 0,74

Jumlah liabilitas / jumlah

ekuitas 2,68 2,27 1,55 1,65 2,15 2,78

Kas dan setara kas / liabilitas

jangka pendek 0,13 0,18 0,08 0,11 0,17 0,33

Jumlah aset lancar / jumlah

liabilitas jangka pendek 1,01 1,08 1,01 1,05 1,40 1,42

Rasio Pinjaman

Current ratio 1,01 1,08 1,01 1,05 1,40 1,42 Interest bearing debt / adjusted

equity 0,54 1,21 7,13 7,92 7,15 7,31 EBITDA / interest expense 1,72 1,55 0,97 0,63 0,52 0,41 Posisi rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam perjanjian pinjaman adalah memiliki current ratio minimal 1,0x (satu kali), memiliki interest bearing debt/adjusted equity yang disesuaikan maksimum 2,8x (dua koma delapan kali) (ekuitas yand disesuaikan adalah total ekuitas, tidak termasuk selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali) dan memiliki interest coverage ratio (EBITDA/interest

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Konsolidasian Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini.

Informasi keuangan di bawah ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anaknya: (i) tanggal 30 Juni 2015 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, dan (ii) tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah, serta disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tanggal dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan (penanggung jawab Helli I. B. Susetyo, CPA) dengan pendapat tanpa modifikasi melalui laporannya tertanggal 14 September 2015, sedangkan laporan keuangan Perseroan untuk tanggal dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 tidak diaudit. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar, Sugiharto & Rekan (member of DFK International) (penanggung jawab Helli I. B. Susetyo, CPA) dengan pendapat tanpa modifikasi melalui laporannya tertanggal 27 Maret 2015. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar, Sugiharto & Rekan (member of DFK International) (penanggung jawab Anwar, CPA) dengan pendapat tanpa modifikasian melalui laporannya tertanggal 24 Maret 2014. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan (penanggung jawab Morhan Tirtonadi, CPA) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian melalui laporannya tertanggal 27 Maret 2013. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan (penanggung jawab Agustinus Sugiharto, CPA) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian melalui laporannya tertanggal 27 Maret 2012. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Anwar & Rekan (penanggung jawab Morhan Tirtonadi, CPA) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian melalui laporannya tertanggal 29 Maret 2011.

1. Umum

Perseroan bergerak dalam bisnis produksi pakan ternak, yaitu pakan ternak ayam raspedaging induk, pakan ternak ayam ras pedaging komersial, pakan ternak ayam ras petelur, dan juga memproduksi anak ayam berusia satu hari (DOC).

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

kegiatan usaha utama yaitu menjalankan usaha dalam bidang produksi yang telah dibagi 4 divisi meliputi divisi pakan ternak, divisi pembibitan ayam, divisi peternakan ayam pedaging dan divisi makanan olahan.

2. Dasar Penyajian

Perseroan menyajikan dan menyusun laporan keuangan konsolidasian berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan adalah Rupiah, dengan biaya historis sebagai dasar pengukuran, kecuali akun-akun tertentu yang diukur menggunakan dasar yang dinyatakan secara spesifik sehubungan dengan kebijakan akuntansi terkait. Laporan arus kas konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 kembali mengalami perlambatan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1 persen pada tahun 2014 dibanding 5,8 persen pada tahun 2013, berada di bawah target pemerintah dan perkiraan para analis sebesar 5,3 persen dan merupakan tingkat pertumbuhan tahunan paling rendah sejak 2009.

Penyebab perlambatan ekonomi ini antara lain, adalah melambatnya perekonomian negara Cina, Jepang dan Eropa yang selama ini menjadi mitra dagang Indonesia, menyebabkan penurunan di sektor manufaktur. Di tahun 2014 pemerintah Indonesia mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan tujuan untuk mengalihkan anggaran ke sektor produktif seperti infrastruktur, untuk memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.

Secara umum, industri perunggasan nasional bertumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini telah menyerap 2,5 juta tenaga kerja langsung dengan total omzet sekitar Rp120 triliun per tahun. Pertumbuhan permintaan pakan ternak diperkirakan mencapai 10% per tahun sehingga sangat signifikan dalam mendukung peningkatan produksi daging unggas nasional (Sumber: Livestockreview.com, 2013). Konsumsi masyarakat terhadap daging unggas mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir, walaupun jika dibandingkan dengan konsumsi daging unggas negara ASEAN lainnya, konsumsi daging unggas Indonesia masih cukup rendah. Oleh karena itu, masih banyak ruang bagi industri perunggasan nasional untuk bertumbuh.

Beberapa faktor tantangan dalam industri perunggasan adalah harga bahan baku dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Bahan baku pakan ternak sebagian besar berasal dari komoditas yang diimpor. Fluktuasi nilai tukar Rupiah ke Dolar Amerika Serikat berdampak signifikan terhadap industri pakan ternak.

4. Kebijakan Akuntansi Penting

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perseroan dan Entitas Anak, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 telah dipenuhi. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroa dan Entitas Anak.

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Perseroan dan setiap Entitas Anak adalah mata uang lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya masing-masing entitas. Penentuan atas mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan yang disebabkan berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan pajak tertentu yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Perseroan dan Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Ketika hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan penyisihan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat utang pajak penghasilan dan aset pajak tangguhan Perseroan dan Entitas Anak.

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum dikompensasi sejauh besar kemungkinan bahwa laba fiskal akan tersedia untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Penentuan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui berdasarkan perbedaan waktu dan laba fiskal di masa mendatang bersama-sama dengan strategi perencanaan pajak masa depan membutuhkan pertimbangan signifikan dari manajemen.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perseroan dan Entitas Anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada tolak ukur yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perseroan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Masa Manfaat Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa aset dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah/direvisi.

Imbalan Pasca Kerja

Penentuan imbalan pasca kerja dan beban imbalan kerja Perseroan dan Entitas Anak bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dengan jumlah yang diestimasi diperlakukan sesuai dengan kebijakan. Sementara manajemen Perseroan dan Entitas Anak berpendapat bahwa asumsi yang digunakan adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dari hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan secara material dapat mempengaruhi perkiraan jumlah imbalan pasca kerja dan beban imbalan kerja karyawan.

Penurunan Nilai Piutang Usaha

Penurunan pada nilai piutang usaha dibuat berdasarkan bukti objektif bahwa Perseroan dan Entitas Anak tidak dapat mengumpulkan semua jumlah yang terutang. Perseroan dan Entitas Anak melakukan penelaahan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau apakah ada indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui pada tahun sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan.

Jika hasil aktual yang terjadi tidak sama dengan estimasi awal, maka akan terdapat penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat piutang usaha pada periode berikutnya.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menelaah jumlah tercatat aset non-keuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, maka jumlah terpulihkan atau nilai pakai diestimasi.

4.1. Perkembangan Aset, Liabilitas dan Ekuitas

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Juni

2015 31 Desember 2014*) 2013*) 2012*) Aset 3.672.583 3.530.184 2.212.702 1.800.487 Liabilitas 2.675.810 2.449.715 1.345.533 1.121.700 Ekuitas 996.773 1.080.469 867.169 678.787

*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No. 24 Revisi 2013 tentang “Imbalan Kerja”

4.1.1. Aset

(dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Juni

2015

31 Desember

2014*) 2013*) 2012*)

ASET Aset Lancar

Kas dan setara kas 240.378 310.112 82.819 90.563

Piutang usaha

Pihak ketiga 419.805 418.831 254.549 192.979

Pihak berelasi 41.171 45.065 47.247 28.807

Piutang lain-lain 5.409 10.403 5.999 9.467

Persediaan 677.742 610.432 391.892 262.603

Hewan ternak produksi - berumur 161.541 181.116 127.049 94.793

Uang muka 145.784 166.255 77.560 39.679

Biaya dibayar di muka 4.447 7.512 3.771 2.828

Pajak dibayar di muka 126.723 125.445 6.095 4.785

Aset lancar lainnya - - - 167.700

Jumlah Aset Lancar 1.823.000 1.875.171 996.981 894.204

Aset Tidak Lancar

Aset pajak tangguhan 107.450 76.049 44.022 35.658

Piutang pihak berelasi 1.324 1.324 1.324 1.324

Aset tetap 1.740.359 1.576.505 1.128.473 854.678

Biaya dibayar di muka - jangka panjang 200 885 672 1.225

Taksiran tagihan pajak penghasilan - - 41.104 13.271

Aset tidak lancar lainnya 250 250 127 127

Jumlah Aset Tidak Lancar 1.849.583 1.655.013 1.215.721 906.283

JUMLAH ASET 3.672.583 3.530.184 2.212.702 1.800.487

*)Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No. 24 Revisi 2013 tentang “Imbalan Kerja”

Dalam dokumen PT MALINDO FEEDMILL Tbk. (Halaman 38-43)