• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan nilai rata-rata pada siklus I. Hasilnya sudah ada peningkatan. Pada kondisi awal rata-ratanya yaitu 5,5 sedangkan pada akhir siklus I rata-ratanya 7,4. Pada tahap ini terjadi kenaikan 34,5 %. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 10, sedangkan nilai terendahnya yaitu 3. Jumlah anak yang tuntas ada 23 anak. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar Rekapitulasi Nilai pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

NO Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I

1 Andrea Anindyanari Wibowo 8 10

2 Andreas Adi Kristian Gunadi 6 4 3 Bernardhita Tamara Anelia W - - 4 Bonaventura Tyas Luhur G 5,5 7

5 Bryan Dani Mawardi 7 6

6 Christina Ameita Charolina 4 6

7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 3,5 4,5

8 Felik Fugiarto 5,5 10

9 Florentina Amara Putri Davina 6,5 9 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 6,5 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 4 6

Tabel 3 (lanjutan)

NO Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I 13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 4,5 7 14 Ignatia Celine Wahyanaputri 4,5 7

15 Inexelsis Deo Suryadi 5 5

16 Juandito Batara Kuncoro 6,5 8 17 Kevin Anthony Christiawan 5,5 10 18 Manda Radrigo Happyanto 5,5 10

19 Margareta Arimbi Sari 5,5 6

20 Maria Banowati Azelia 6,5 6

21 Maria Christine Febrihartanti 6,5 10

22 Maria Leony Elvareta 6 8

23 Maria Tathya Wicita 6,5 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 5 7

25 MayviscaYolinda Orli 5,5 7

26 Mechael Nicholaus Chandra 5,5 7

27 Nescy Dwi Anggraini 3,5 5

28 Patrisia Avilla Febrianti 4,5 6

29 Rafaela AureliaSyamsudin 8 10

30 Renata Smara Wening Larasati 7 8 31 Sekarayu Putri Tunggadewi 5 8

32 Stephanus Beta Perdana 4 3

33 Vincentius Philips Zhuputra 5 6

34 Hans Nicholas 6,5 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 5 8

36 Dyviva Rahmanda 4 9

37 Cornelius Philipo Julianto 5 9

Rata-rata 5,46 7,40

Nilai rata-rata pada kondisi awal adalah 5,5. Sedangkan nilai rata-rata pada akhir siklus 1 yaitu 7,4. Jika dilihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh, maka pada siklus 1 ini sudah terjadi peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas pada akhir siklus 1 juga sudah ada peningkatan, karena pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 4 anak, sedang pada akhir siklus 1 yang tuntas sudah mencapai 23 anak.

Hasil nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal / pretes dan tes akhir siklus 1, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal dan Siklus 1 Kondisi awal Akhir siklus 1

Nilai rata-rata 5,5 7,4 Jumlah siswa tuntas 4 23

Nilai rata-rata pada kondisi awal dan pada akhir siklus 1 dapat digambarkan dengan grafik batang sebagai berikut ini.

Grafik 1. Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

Jumlah siswa tuntas pada kondisi awal dan pada akhir siklus 1 dapat digambarkan dengan grafik batang sebagai berikut ini.

0 5 10 15 20 25

Kondisi Awal Akhir Siklus 1

Jumlah Siswa Tuntas

Grafik 2. Jumlah Siswa yang Tuntas pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Kondisi awal Akhir siklus 1

Kondisi awal Akhir siklus 1

3. Hasil pada Postes

Hasil tes akhir siklus 2 atau postes menunjukkan adanya peningkatan. Nilai tertinggi adalah 10 diraih oleh 2 orang anak, sedangkan nilai terendah adalah 5. Nilai rata-ratanya adalah 8,2. Jumlah siswa yang tuntas ada 32 anak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Daftar Nilai Perolehan pada Postes

No Nama Siswa Postes

1 Andrea Anindyanari Wibowo 10

2 Andreas Adi Kristian Gunadi 5,5 3 Bernardhita Tamara Anelia W -

4 Bonaventura Tyas Luhur G 8,5

5 Bryan Dani Mawardi 9,5

6 Christina Ameita Charolina 7,5

7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 6,5

8 Felik Fugiarto 9,5

9 Florentina Amara Putri Davina 9 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 6

12 Gregorius Daniel Loka 7

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 8,5

14 Ignatia Celine Wahyanaputri 8

15 Inexelsis Deo Suryadi 8

16 Juandito Batara Kuncoro 9

17 Kevin Anthony Christiawan 9

18 Manda Radrigo Happyanto 9

19 Margareta Arimbi Sari 8

20 Maria Banowati Azelia 9

21 Maria Christine Febrihartanti 9,5

22 Maria Leony Elvareta 9,5

23 Maria Tathya Wicita 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 7,5

25 MayviscaYolinda Orli 7,5

26 Mechael Nicholaus Chandra 7

27 Nescy Dwi Anggraini 7

28 Patrisia Avilla Febrianti 8,5

29 Rafaela AureliaSyamsudin 9,5

30 Renata Smara Wening Larasati 9,5

Tabel 5 (lanjutan)

No Nama Siswa Postes

32 Stephanus Beta Perdana 5

33 Vincentius Philips Zhuputra 8,5

34 Hans Nicholas 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 9

36 Dyviva Rahmanda 7,5

37 Cornelius Philipo Julianto 8

Rata-rata 8,22

Nilai rata-rata dari tes akhir siklus 2 atau postes ini adalah 8,22. Selanjutnya peneliti membandingkan hasil dari kondisi awal, tes akhir siklus 1 maupun postes ternyata ada peningkatan yang cukup baik. Nilai rata-rata pada tes awal 5,46 pada akhir siklus 1 adalah 7,4 sedangkan pada postes adalah 8,2. Dapat disimpulkan bahwa dari kondisi awal sampai dengan postes selalu ada peningkatan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan Postes

No Nama Siswa Kondisi

Awal Siklus I Postes

1 Andrea Anindyanari Wibowo 8 10 10 2 Andreas Adi Kristian Gunadi 6 4 5,5 3 Bernardhita Tamara Anelia W - - - 4 Bonaventura Tyas Luhur G 5,5 7 8,5

5 Bryan Dani Mawardi 7 6 9,5

6 Christina Ameita Charolina 4 6 7,5

7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 3,5 4,5 6,5

8 Felik Fugiarto 5,5 10 9,5

9 Florentina Amara Putri Davina 6,5 9 9 10 Gabr Dania Rekalino Kandolia 6,5 10 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 4 6 6

12 Gregorius Daniel Loka 4 6 7

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 4,5 7 8,5 14 Ignatia Celine Wahyanaputri 4,5 7 8

15 Inexelsis Deo Suryadi 5 5 8

16 Juandito Batara Kuncoro 6,5 8 9 17 Kevin Anthony Christiawan 5,5 10 9

Tabel 6 (lanjutan)

No Nama Siswa Kondisi

Awal Siklus I Postes

18 Manda Radrigo Happyanto 5,5 10 9

19 Margareta Arimbi Sari 5,5 6 8

20 Maria Banowati Azelia 6,5 6 9

21 Maria Christine Febrihartanti 6,5 10 9,5

22 Maria Leony Elvareta 6 8 9,5

23 Maria Tathya Wicita 6,5 9 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 5 7 7,5

25 MayviscaYolinda Orli 5,5 7 7,5

26 Mechael Nicholaus Chandra 5,5 7 7

27 Nescy Dwi Anggraini 3,5 5 7

28 Patrisia Avilla Febrianti 4,5 6 8,5

29 Rafaela AureliaSyamsudin 8 10 9,5 30 Renata Smara Wening Larasati 7 8 9,5

31 Sekarayu Putri Tunggadewi 5 8 7

32 Stephanus Beta Perdana 4 3 5

33 Vincentius Philips Zhuputra 5 6 8,5

34 Hans Nicholas 6,5 9 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 5 8 9

36 Dyviva Rahmanda 4 9 7,5

37 Cornelius Philipo Julianto 5 9 8

Rata-rata 5,46 7,40 8,22

Nilai rata-rata pada tes awal adalah 5,46. Pada akhir siklus 1 yaitu 7,40 dan pada postes adalah 8,22. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas pada saat tes awal adalah 4 anak, pada akhir siklus1 yaitu 23 anak, dan saat postes adalah 32 anak.

Perbandingan nilai rata-rata dan jumlah siswa pada kondisi awal, tes siklus 1, dan tes siklus 2 (postes) dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal, Akhir Siklus 1, dan Postes.

Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Nilai rata-rata 5,5 7,4 8,2

Jumlah siswa tuntas 4 23 32

Dari hasil perolehan nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas pada saat kondisi awal, akhir siklus 1 dan saat postes yang terdapat pada tabel 7 dapat digambarkan secara lengkap pada grafik batang berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35

Kond awal Siklus 1 Siklus 2

Nilai rata-rata Jumlah siswa tuntas

Grafik 3. Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal, Akhir Siklus 1 dan Postes.

Jumlah siswa dalam penelitian ada 36 anak. Pada kondisi awal / pretes jumlah siswa yang tuntas ada 4 anak, pada akhir siklus 1 ada 23 anak dan pada saat postes ada 32 anak. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase Tuntas

Jumlah Siswa Tuntas Persentase Tuntas

Kondisi Awal 4 anak 11

Akhir Siklus 1 23 anak 64 Akhir Siklus 2 / Postes 32 anak 89

Persentase ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan pada saat postes selalu ada peningkatan. Pada tes awal siswa yang tuntas 11%, pada akhir siklus 1 ada 64 %, dan pada saat postes siswa yang tuntas ada 89 %.

Jumlah siswa yang tuntas dapat digambarkan dan dapat dilihat pada grafik berikut ini. 0 5 10 15 20 25 30 35

Jumlah Siswa Tuntas

Kondisi Awal Akhir Siklus 1 Postes

Grafik 4. Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal, Akhir Siklus 1 dan Postes.

D. Pembahasan

Mengacu rumusan masalah yang telah ditulis oleh peneliti , maka peneliti melaksanakan penelitian untuk membuktikan apakah dengan permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke.

Data-data yang telah diperoleh salama pelaksanaan penelitian yaitu dari kondisi awal, siklus 1 maupun akhir siklus 2, menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan kemampuan siswa tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata- rata, dan tingkat ketuntasan yang selalu naik atau jumlah siswa yang tuntas semakin bertambah.

1. Kondisi Awal

Kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke pada kondisi awal masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang dicapai adalah 5,46. Pada kondisi awal ini, hasil pretes siswa menunjukkan bahwa siswa yang tuntas 4 anak. Siswa yang tuntas sebanyak 11%, dari jumlah siswa 36 anak.

Adapun penyebabnya adalah materi penulisan kata depan di dan ke merupakan materi yang baru. Guru belum pernah menjelaskan materi tersebut. Siswa belum dapat membedakan antara di dan ke sebagai kata depan dan di dan ke sebagai imbuhan, sehingga dalam menuliskannya cenderung asal menulis. Siswa mengalami banyak kesalahan. Unsur di dan ke yang seharusnya ditulis dirangkai malah ditulis dipisah, demikian sebaliknya.

Siswa kelas III pada umumnya masih mengabaikan penulisan sesuai dengan ejaan. Menulis bagi siswa kelas III yang penting dapat dibaca, hurufnya

lengkap, tidak kurang. Pengenalan ejaan di kelas-kelas sebelumnya yaitu kelas 1 dan 2 belum diberikan secara khusus.

Penyebab yang lain adalah dari metode pembelajaran yang dilakukan guru. Guru menyampaikan materi pembelajaran masih secara konvensional. Pembelajaran dilaksanakan dengan ceramah, siswa duduk, mendengarkan, mencatat, dan biasanya menghapal. Siswa belum diperlakukan sebagai subjek yang harus aktif dalam belajar. Guru dalam pembelajaran belum memanfaatkan permainan sebagai metode pembelajaran, sesuai dengan tingkat usia anak yang dalam usia bermain.

2. Siklus 1

Pada siklus 1 kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke sudah ada peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal (hasil pretes). Hal ini dapat dilihat dari sejumlah siswa 36 anak, siswa yang tuntas ada 23 anak, atau 64% (pembulatan dari 63,8 %). Nilai rata-rata yang diperoleh pada saat tes akhir siklus 1 adalah 7,40. Dari kondisi awal ke tes akhir siklus 1nilai rata-ratanya ada peningkatan 34,5% yaitu dari nilai rata-rata 5,46 menjadi 7,40.

Peningkatan kemampuan menulis kata depan di dan ke ini dipengaruhi oleh penggunaan metode bermain dalam pembelajaran. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III, bahwa bermain merupakan kebutuhan yang esensial bagi mereka. Permainan akan dapat mendatangkan kesenangan. Kesenangan ini akan mendekatkan anak dengan materi yang mereka pelajari. Belajar dengan suasana senang akan berhasil secara optimal.

Anak-anak yang cerdas dalam bahasa menyukai kegiatan bermain yang memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbicara, bernegosiasi, dan mengekspresikan perasaan melalui kata-kata (Musfiroh, 2008:46). Dengan kata lain bahwa kebutuhan untuk perkembangan berbicara, bernegosiasi, dan mengekspresikan perasaan dapat terpenuhi, salah satu sarananya adalah melalui bermain.

Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Musfiroh tersebut maka peneliti mengangkat sebuah permainan yang dijadikan sebuah metode pembelajaran, karena peneliti mempunyai keyakinan bahwa dengan permainan akan dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatan hasil belajar, terutama pembelajaran Bahasa Indonesia tentang penulisan kata depan di dan ke.

Melihat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke melalui metode permainan, peneliti semakin yakin akan kebenaran pendapat dari Tondowidjojo tentang “Siswa yang bekerja dalam semangat kegembiraan akan memperoleh hasil yang lebih banyak“.

Penggunaan permainan bisik berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa pada tahap ini meskipun merupakan suatu pengalaman yang baru, tetapi dapat membangkitkan semangat untuk belajar. Mereka dalam belajar tampak antusias sekali.

Siswa yang belum tuntas pada tes akhir siklus 1 ini ada 13 anak. Belum berhasilnya siswa dalam tes akhir siklus 1 dapat disebabkan oleh adanya siswa yang kurang serius. Dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan permainan, mereka lebih mengedepankan permainan daripada belajarnya. Pada saat

pembelajaran berlangsung dengan permainan, yang dilakukan bersendagurau, maka kalimat yang dibisikkan oleh temannya kurang dapat didengarnya dengan baik.

Pada tahap siklus 1 ini pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Di kelas tempatnya relatif sempit. Kondisi kelas atau tempat yang sempit kurang dapat memberikan keleluasaan siswa untuk dapat beraktivitas. Hal ini dapat juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, karena siswa belajar kurang nyaman.

3. Siklus 2

Kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke pada siklus 2 ini sudah lebih meningkat lagi dibandingkan dengan pada siklus 1. Hal ini terbukti dari 36 siswa, yang sudah dapat mencapai ketuntasan adalah 32 anak. Ini berarti siswa yang tuntas sudah mencapai 89%. Nilai rata-ratanya adalah 8,22. Jika dibandingkan dengan hasil / nilai pada siklus1 ada peningkatan 10,8%, yaitu dari nilai rata-rata 7,40 menjadi 8,22.

Keberhasilan pembelajaran ini dipengaruhi dengan pemanfaatan metode permainan yang dapat menciptakan suasana yang menggembirakan. Dengan suasana yang senang siswa dapat semakin memahami materi. Selain itu kesalahan-kesalahan yang terjadi pada tahap siklus sebelumnya sudah dibahas bersama guru dan murid. Siswa juga sudah merasa tidak asing dengan permainan bisik berantai yang dipergunakan dalam belajar.

Dengan adanya perubahan tempat belajar yang semula di dalam kelas kemudian berpindah ke luar kelas, banyak memberi dampak yang positif bagi keberhasilan dalam belajar siswa, karena belajar di luar kelas akan memberi kenyamanan. Di luar kelas dapat memberikan kebebasan untuk bergerak. Pada tahap ini peneliti / guru juga sudah akrab dengan siswa-siswa, sedangkan siswa dalam kelompoknya juga semakin akrab dan sudah muncul daya saing dengan kelompok lainnya.

Melihat hasil ketuntasan pada siklus 2 sudah mencapai 89 %, maka siklus sudah dapat diakhiri. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Suraningsih (2005: 45) hasil belajar siswa dinyatakan tinggi jika jumlah siswa yang tuntas 76% - 100%, sedang 56% -75%, dan rendah 40% - 55%. Siswa dinyatakan tuntas jika nilai yang diperoleh lebih tinggi atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta adalah 7,0.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan menulis kata depan di dan ke siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008-2009. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas dari kondisi awal, tes akhir siklus 1, dan postes yang selalu meningkat atau naik .

Kondisi awal siswa, jika dibandingkan setelah adanya tindakan menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa ada kenaikan 34,5 %, yaitu dari nilai rata-rata 5,5 menjadi 7,4. Demikian juga yang terjadi pada tes akhir siklus 1 jika dibandingkan dengan postes juga menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10,8 % yaitu dari nilai rata-rata 7,4 menjadi 8,2.

Persentase jumlah siswa yang tuntas juga mengalami kenaikan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas 4 anak sedangkan pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas ada 23 anak. Dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami kenaikan 53%, sedang dari siklus 1 ke siklus 2 ada kenaikan 25%.

Metode permainan bisik berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat disimpulkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta dalam menulis kata depan di dan ke.

5 3 53

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran agar penggunaan permainan bisik berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya penulisan kata depan di dan ke dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke.

Penerapan metode bermain dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dengan suasana senang siswa akan lebih mudah dalam mempelajari suatu materi.

Demi keberhasilan yang optimal peneliti menyarankan agar pembelajaran dengan metode permainan hendaknya guru bersikap sabar, tegas, disiplin namun bukan disiplin yang kaku. Dalam pelaksanaan permainan diusahakan mencari tempat yang nyaman, memadai dan dapat memungkinkan siswa bebas untuk melakukan gerakan, dan yang lebih penting siswa jangan sampai lebih mengedepankan bermainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas III –VI di Sekolah Dasar.

Hamzah B. Uno dkk. 2001. Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.

Keraf Gorys. 2000. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Cerdas Melalui Bermain. Jakarta : Grasindo.

Pringgowidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta : Adi Cita

Puskur Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III. Rahardi, Kunjana. 2001. Serpih – Serpih Masalah Kebahasaindonesiaan. Yogyakarta : Adi Cita.

Semi, M. Antar. 1994. Berlatih Menjadi Wartawan Kecil. Bandung : Titian Ilmu. Surachman.1998. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta. FMIPA IKIP

Yoyakarta.

Tarigan, Djago dan HG. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa Bandung : Angkasa.

Tondowidjojo JVC, CM. 1985. Kunci Sukses Pendidik. Yogyakarta: Kanisius.

56 JARINGAN TEMA

Bahasa Indonesia

KD .Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan huruf kapital dan tanda titik.

Indikator: Menulis kalimat yang mengandung di dan ke dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar

Matematika

KD. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

Indikator

1. Mengenal pecahan sederhana. 2. Membaca dan menulis lambang

bilangan pecahan.

3. Menyajikan pecahan dengan berbagai bentuk gambar.

PKN

KD Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator: Menunjukkan contoh sikap berperilaku jujur

IPS

KD Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.

Indikator:

1. Memahami pentingnya penghematan uang.

2. Menunjukkan contoh perilaku hemat dalam penggunaan uang.

TEMA Hidup Hemat

SBK

KD.Menunjukkan sikap apresiatif thdp simbol dlm karya seni tiga dimensi. Indikator: Membuat alat komunikasi sederhana (telepon dari kaleng bekas)

57

Satuan Pendidikan : SD Tarakanita Bumijo

Mata Pelajaran Terkait : Bahasa Indonesia, Matematika, PKn, IPS, SBK

Kelas / Semester : III / 2

Tema : Hidup Hemat

Mata

Dokumen terkait