• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis kata depan di dan ke dengan permainan bisik berantai siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008 - 2009 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis kata depan di dan ke dengan permainan bisik berantai siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008 - 2009 - USD Repository"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2008-2009

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

YULIANA SUPRIHATIN NIM 071134057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii

PERSEMBAHAN

Motto :

Orang yang sukses adalah orang yang memupuk kebiasaan untuk melakukan apa yang tidak ingin dilakukan orang yang gagal.

Untuk menang dalam hidup, kita harus lebih dulu menang dalam diri sendiri.

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa Sangkan Paraning Dumadi, 2. Suami Tercinta H. Mulyadi,

3. Anak-anakku Desi dan Apri Tersayang,

(5)

iv Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Yuliana Suprihatin Nomor Mahasiswa : 071134057

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENULIS KATA DEPAN DI DAN KE DENGAN

PERMAINAN BISIK BERANTAI SISWA KELAS III B2 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008-2009“ ini adalah benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang berlaku dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 30 Januari 2010 Yang membuat pernyataan

(6)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Nama : Yuliana Suprihatin

NIM : 071134057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KATA DEPAN DI DAN KE DENGAN PERMAINAN BISIK BERANTAI SISWA KELAS III B2 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008-2009” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Januari 2010 Yang menyatakan

(7)

vi

Suprihatin,Yuliana 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Kata Depan di dan ke Siswa Kelas III SD Tarakanita Yogyakarta dengan Permainan Bisik Berantai. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru SD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penggunaan metode bermain dalam pembelajaran memang diyakini membawa dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa di kelas. Menurut penelitian para ahli bahwa bermain merupakan bagian terbesar dalam hidup anak-anak, dan merupakan sesuatu yang esensial bagi anak.

Melalui bermain anak-anak dapat belajar. Tanpa kesempatan untuk bermain, kemampuan anak belajar terbatas. Pembelajaran dengan metode bermain tidak hanya sekadar sebagai upaya untuk membuat anak menjadi senang, tetapi lebih untuk menciptakan bagaimana dengan kesenangannya itu anak dapat belajar.

Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan permainan bisik berantai. Penggunaan permainan bisik berantai akan diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi penulisan kata depan di dan ke.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reasearch), yang dilakukan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, Jl. Sindunegaran Yogyakarta. Penelitian berlangsung dalam 2 siklus yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Penelitian diikuti oleh 36 siswa yaitu siswa kelas III B 2.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama materi penulisan kata depan di dan ke. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata, dari kondisi awal ke siklus 1, siklus 1 ke siklus 2 yang diperoleh pada saat pembelajaran menggunakan metode permainan bisik berantai tersebut diterapkan, selalu naik.

Penggunaan permainan bisik berantai yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut akan memberikan implikasi yang bermanfaat kepada pendidik, untuk lebih menguasai dan memahami kondisi awal siswa dalam menulis kata depan di dan ke sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuannya.

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan saran agar penggunaan permainan bisik berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama materi penulisan kata depan di dan ke dapat diterapkan di kelas. Namun

agar keberhasilan penggunaan metode bermain ini dapat lebih optimal, maka penelitian lebih lanjut dapat dilakukan di ruangan yang cukup luas, dan guru haruslah bersikap sabar dan tegas, supaya siswa tidak mengedepankan bermainnya, dan mengesampingkan belajarnya.

(8)

vii

Suprihatin, Yuliana 2010. The improvement of the ability to write di and ke prefix of the third grade students of Tarakanita Yogyakarta Elementary School by using the chain whisper game. Thesis. Elementary School Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma Univercity.

The use of learning method by adding game in the lesson is believed could bring the positive impact to the students. According to the scientific research, playing is the biggest part of children life and it is something essential for children.

From playing, kids could learn something.Without a chance to play, the Kid’s learning ability is limited. Learning method by using game not only makes the kids feel happy but also creates the condition in which kids can learn something happily.

Therefore, the researcher needs to do the classroom action research by using the chain whisper game. This game will be used at Indonesian Language lesson especially in the material of writing di and ke prefix.

This research is classroom action research that has been done at Tarakanita Bumijo Yogyakarta Elementary School, on Sindunegaran Street. The research is held in 2 cycles in 4 meetings at class IIIB 2 with 36 students.

Based on the data analysis and study, researcher found that the use of chain whisper game could improve the ability of students in learning Indonesian Language especially in the material of writing di and ke prefix.The improvement of the class average score is the proof that the game worked on the students.

The use of the chain whisper game implemented in the lesson will give positive impact on the teacher to know and understand more the first condition of the students in writing di and ke as an effort to improve their ability.

Based on the conclusion above, researcher gives an advice that chain whisper game should be used in Indonesian Language lesson especially in the writing material of di and ke prefix. However, to make this method works optimally, the further research at the larger class is needed and the teacher should be patient and give attention to his or her students so the students not only play but also learn something

(9)

viii

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi (Penelitian Tindakan Kelas) ini dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Kata Depan Di dan Ke dengan Permainan Bisik Berantai Siswa Kelas IIIB2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008-2009“ ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd. , selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar, tekun, teliti serta setia membimbing dan mendampingi proses penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

(10)

ix

telah memberi izin kepada penulis untuk lokasi penelitian.

5. Segenap staf guru dan karyawan serta siswa kelas IIIB2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir.

6. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Anda semua mendapatkan rahmat yang melimpah dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan-masukan yang bersifat membangun. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 30 Januari 2010 Penulis

(11)

x

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... . v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Istilah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

Bab II. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Menulis Kata Depan Di dan Ke... 7

B. Permainan Bisik Berantai sebagai Metode... 9

C. Hipotesis Tindakan... 12

D. Kerangka Berpikir... 12

Bab III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 14

B. Prosedur Penelitian... 14

1. Persiapan... 14

2. Rencana Tindakan... 15

3. Teknik Pengumpulan Data... 19

4. Instrumen... 20

5. Analisis Data... 22

6. Indikator Keberhasilan... 24

Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian... 25

B. Pelaksanaan Penelitian... 28

C. Hasil Penelitian... 37

D. Pembahasan... 48

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53

B. Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA... 55

(12)

xi

Halaman

Tabel 1 Daftar Nilai Perolehan pada Kondisi Awal... 38 Tabel 2 Daftar Nilai Perolehan pada Tes Akhir Siklus 1... 39 Tabel 3 Daftar Rekapitulasi Nilai pada Kondisi Awal dan

Akhir Siklus 1... 40 Tabel 4 Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi

Awal dan Akhir Siklus 1... 42 Tabel 5 Daftar Nilai Perolehan pada Postes... 43 Tabel 6 Rekapitulasi Perolehan Nilai pada Kondisi Awal, Akhir

Siklus 1, dan Postes... 44 Tabel 7 Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi

Awal, Akhir Siklus 1, dan Postes... 46 Tabel 8 Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase Tuntas pada Kondisi

(13)

xii

Halaman Grafik 1 Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1... 42 Grafik 2 Jumlak Siswa Tuntas pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1... 42 Grafik 3 Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi

Awal, Akhir Siklus 1 dan Postes... 46 Grafik 4 Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal, Akhir Siklus 1,

(14)

xiii

Halaman

Jaringan Tema... 56

Silabus... 57

Kisi-kisi dan Distribusi Soal…………... 61

RPP... 63

Hasil Uji Validitas Soal……... 81

(15)

xiv

Halaman

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa. Keterampilan

menulis selayaknya dikuasai oleh setiap orang karena keterampilan menulis

merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman,

penalaran, dan penyampaian informasi kepada orang lain. Sebaliknya

seseorang dapat menambah wawasan, pengetahuan, serta memperoleh

informasi salah satu sarana yang dipergunakan juga berasal dari hasil tulisan

orang lain.

Di Sekolah Dasar keterampilan menulis sudah mulai diajarkan kepada

siswa selain aspek membaca, menyimak, dan berbicara. Siswa Sekolah Dasar

diharapkan memiliki kemampuan dasar menulis sesuai dengan tuntutan

kurikulum. Kemampuan menulis siswa Sekolah Dasar khususnya kelas III

yaitu menulis karangan sederhana dengan memperhatikan ejaan, huruf kapital

dan tanda titik (Puskur Depdiknas, 2006: 324).

Salah satu pembelajaran menulis di SD yaitu melalui pengenalan ejaan,

termasuk di dalamnya adalah penulisan kata depan di dan ke. Dengan mengenal ejaan dan memahaminya diharapkan siswa mampu menyusun

kalimat sederhana secara baik dan benar.

Selain itu kemampuan menulis kata depan di dan ke secara benar akan membantu siswa dalam menyampaikan gagasan, pengalaman, penalaran serta

(17)

Supaya penyampaian informasi, ungkapan gagasan, penalaran maupun

pengalaman dapat dipahami oleh orang lain, maka sangat dibutuhkan

keterampilan menulis yang sesuai dengan kaidah yang benar. Penulisan yang

salah akan dapat menimbulkan penafsiran yang salah juga.

Dalam praktik sehari-hari siswa SD masih sering mengalami kesalahan

dalam menulis, terutama penulisan kata depan di dan ke. Siswa SD Tarakanita Bumijo kelas III juga mengalami demikian. Mereka masih sering menuliskan

kata depan di dan ke belum sesuai dengan kaidah yang benar. Kata depan di dan ke seharusnya ditulis dipisah atau dicerai dengan kata yang mengikutinya, tetapi masih sering ditulis digabung atau dirangkai dengan kata

yang mengikutinya.

Sebaliknya imbuhan di dan ke, yang seharusnya ditulis serangkai atau digabung dengan kata yang mengikutinya namun ditulis dipisah atau dicerai

dengan kata yang mengikutinya.

Adapun penyebabnya adalah siswa masih sering mengabaikan dalam

menulis kata depan di dan ke, kebenaran penulisan kata depan di dan ke masih dianggap tidak penting atau remeh. Selain itu siswa belum dapat membedakan

di dan ke sebagai kata depan dan di dan ke sebagai imbuhan.

Untuk menunjang kebenaran pemahaman bagi orang lain dan untuk

menghindari kesalahan penafsiran, siswa kelas III sangatlah membutuhkan

penguasaan keterampilan menulis yang sesuai dengan kaidah yang benar.

(18)

menjembatani agar anak berkompeten dalam keterampilan menulis. Selain itu

guru juga berkepentingan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama aspek menulis dapat dilakukan

oleh guru dengan berbagai cara atau metode. Seiring dengan usia siswa SD

yang masih senang bermain, pembelajaran bahasa Indonesia dapat juga

disajikan dengan bentuk permainan. Permainan yang dimaksud peneliti adalah

permainan bisik berantai.

Permainan bisik berantai dapat dijadikan sebuah metode yang sangat

bermanfaat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena permainan bisik

berantai dapat mengembangkan beberapa aspek kebahasaan. Aspek

kebahasaan yang berkembang dengan permainan bisik berantai antara lain

menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.

Informasi yang diperoleh melalui media visual atau pandang sangat

terbatas jangkauannya. Hal itu dapat dimaklumi karena tidak semua informasi

dapat diserap melalui satu alat indera mata saja. Banyak media yang dapat

dipergunakan manusia untuk menerima atau menyampaikan informasi

antarmanusia.

Beberapa media yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan dan

menerima informasi yaitu antara lain media pandang, media dengar, maupun

media ucap atau lisan bahkan media sandi atau isyarat. Media pandang yang

banyak dimanfaatkan untuk penyampaian informasi adalah TV, slide, LCD,

komputer, dan yang sejenisnya. Media dengar yang sudah banyak dikenal dan

(19)

Dalam kenyataannya, kemampuan siswa kelas III dalam menulis kata

depan di dan ke masih rendah. Salah satu faktor penyebabmya adalah guru dalam pembelajaran masih cenderung menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Dengan metode konvensional tersebut pelajaran Bahasa

Indonesia yang dilakukan oleh guru di sekolah kurang berhasil secara optimal.

Guru belum berusaha memanfaatkan dan mengembangkan metode

pembelajaran yang cocok dengan tingkat usia siswa.

Untuk meningkatkan kemampuan menulis kata depan di dan ke, permainan bisik berantai merupakan salah satu permainan yang dapat

dimanfaatkan sebagai metode dalam pembelajaran, karena selain dapat

mengembangkan aspek-aspek bahasa, mudah diimplementasikan, dan banyak

siswa yang telah mengenalnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Kata

Depan Di dan Ke dengan Permainan Bisik Berantai Siswa Kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008-2009”

B. Rumusan Masalah

Apakah permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan menulis

kata depan di dan ke siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008-2009 ?

C. Batasan Istilah

1. Kata Depan Di dan Ke

Kata depan adalah kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian

(20)

2. Permainan Bisik Berantai

Permainan bisik berantai adalah salah satu permainan yang melibatkan

media dengar, media ucap, dan akan dikembangkan ke media visual.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah permainan bisik

berantai dapat meningkatkan kemampuan menulis kata depan di dan ke siswa kelas III B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran

2008-2009.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini bagi sekolah merupakan sumber referensi dan

informasi.

2. Bagi Guru

Bagi para guru hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran bahwa permainan bisik berantai merupakan salah satu alternatif

media pembelajaran Bahasa Indonesia terutama penulisan kata depan di dan ke.

3. Bagi Siswa

Dengan dilaksanakannya penelitian ini siswa memiliki pengalaman belajar

menggunakan permainan bisik berantai. Selain itu siswa akan mengalami

variasi kegiatan sehingga dapat meningkatkan belajarnya.

(21)

4. Bagi Pembaca

Bagi pembaca penelitian ini memberikan informasi tentang peningkatan

kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan permainan bisik berantai.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini bagi peneliti merupakan pengalaman melakukan PTK

sehingga dapat mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia lebih

lanjut.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang (a) pembelajaran menulis

kata depan di dan ke (b) permainan bisik berantai sebagai metode (c) hipotesis dan (d) kerangka berpikir.

A. Pembelajaran Menulis Kata Depan Di dan Ke.

Pembelajaran bukan semata-mata merupakan proses mentransfer ilmu

pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa, tetapi lebih merupakan upaya

membelajarkan siswa. Tugas guru bukan sekadar informator, tetapi guru

harus menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Guru mendudukkan siswa

sebagai subjek belajar, bukan objek yang dapat diperlakukan semaunya.

Kondisi belajar yang kondusif berarti memberikan banyak peluang bagi siswa

untuk menggunakan segala potensi yang dimilikinya.

Belajar merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh suatu

perubahan, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor. ”Dalam

kelas mengajar bagi guru bermakna belajar bagi siswa” Proses ini disebut

pembelajaran (Surachman, 1998:3).

Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi, lebih menarik.

Pengajaran yang menarik akan menimbulkan dan menumbuhkan minat

belajar siswa. Dengan minat belajar yang besar dapat diharapkan proses

pembelajaran berlangsung efisien dan efektif. Pembelajaran yang baik

tentulah menghasilkan prestasi yang tinggi pula (Tarigan dan Tarigan,

1986: 39).

(23)

Pembelajar akan belajar secara optimal apabila mereka banyak

diaktifkan dengan bahasa target yang digunakan dalam proses komunikasi

baik lisan maupun tertulis sesuai kemampuan, kebutuhan dan minat mereka.

Latihan yang memadai akan menambah input bagi pembelajar. Guru

menciptakan suasana yang mendorong perilaku dan pemakaian bahasa target

dan budayanya. (Pringgawidagda, 2002:30)

Pengajaran menulis lanjutan di SD menekankan pada pelatihan

penulisan/penyusunan dengan ejaan yang tepat dan benar pemakaiannya. Pada

dasarnya pengajaran menulis di kelas III-VI berisikan kegiatan-kegiatan

berbahasa tulisan yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari

(Depdikbud, 1992:39).

Menulis itu tidak jauh bedanya dengan berbicara. Menulis dan

berbicara itu sama-sama merupakan kegiatan menyampaikan buah pikiran

kepada orang lain. Yang membedakan ialah berbicara dilahirkan dengan

menggunakan lisan, sedangkan menulis dilahirkan dengan menggunakan

sarana tulis (Semi, 1994:10). Keterampilan menulis sangatlah dibutuhkan

dalam kegiatan berkomunikasi, terutama komunikasi melalui sarana tulisan,

termasuk di dalamnya penulisan kata depan di dan ke.

Menurut definisi tradisional, kata depan atau preposisi adalah kata

yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat. Tempatnya selalu

terletak di depan kata. Dari sudut fungsi dan makna kata depan

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Salah satunya adalah kelompok

(24)

Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata

seperti kepada dan daripada (Depdikbud, 1996: 16).

Dalam Bahasa Indonesia, satuan-satuan bahasa yang berciri

membingungkan dan menyulitkan itu ternyata cukup banyak, di antaranya

adalah pemakaian satuan kebahasaan di dan ke. Di dan ke kesannya dekat dan akrab karena tingkat kemunculannya tinggi. Tetapi penulisannya

membingungkan, dipisah atau digabung dengan kata yang mengikutinya.

Misalnya kata dipukul atau di pukul, disana atau di sana, kemari atau ke mari, keatas atau ke atas.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut dapat dilakukan dengan diselipi

kata sebelah untuk penulisan di, dan kata arah untuk penulisan ke. Di sebelah pukul dan di sebelah sana. Yang dapat diterima kebenarannya adalah di sebelah sana, maka di sana harus ditulis dipisah. Ke arah mari dan ke arah atas. Yang dapat diterima kebenarannya adalah ke arah atas, maka ke atas harus ditulis dipisah, sedangkan penulisan kata kemari digabung (Rahardi, 2001:3-5).

B. Permainan Bisik Berantai sebagai Metode.

Menurut Beeby (Tarigan dan Tarigan, 1986:38), salah satu kelemahan

pengajaran dalam kelas di Indonesia terletak pada komponen metode.

Guru-guru cenderung mengajar secara rutin.

Pada proses pembelajaran di SD, peran guru sangat penting, karena

(25)

dari guru yang lebih besar. Dengan besarnya intensitas bimbingan dari guru

dalam proses pembelajaran, guru hendaknya mampu menciptakan kondisi

belajar yang menyenangkan bagi anak. Menyenangkan dalam arti anak

mampu memahami suatu materi maupun memperoleh suatu perubahan

tingkah laku dengan cara yang menyenangkan atau menggembirakan.

Fenomena sehari-hari menunjukkan bahwa anak SD tidak jauh dari

dunia bermain. Kedekatan ini dapat dijadikan sumber inspirasi bagi guru

dalam menciptakan proses pembelajaran. Selain menyenangkan, proses

pembelajaran dengan metode bermain dapat mendekatkan materi pelajaran

dengan anak. Pembelajaran yang menyenangkan dapat menumbuhkan

kegembiraan pada diri siswa.

Pada hakikatnya, permainan merupakan suatu aktivitas untuk

memperoleh sesuatu dengan cara yang menggembirakan. Masalah permainan

itu sendiri hampir tidak pernah terpisah dari kehidupan manusia, baik

anak-anak, remaja maupun orang dewasa semuanya membutuhkan permainan.

Sudah barang tentu jenis permainannya berbeda-beda sesuai dengan umur,

jenis kelamin, bakat maupun minat masing-masing.

Selama permainan, siswa akan mendapatkan hiburan. Selain hiburan

disadari atau tidak bermain dapat menumbuhkan beberapa nilai sikap dan

perilaku seperti kejujuran, kerjasama, dan komunikasi antarsiswa. Dalam

permainan sering terdapat tantangan yang harus dihadapi, kadang juga

(26)

”Siswa yang bekerja dalam semangat kegembiraan akan memperoleh hasil

yang lebih banyak”.

Banyak teknik bermain yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

Salah satu teknik bermain yang akan peneliti lakukan adalah permainan bisik

berantai. Permainan ini dinamakan bisik berantai karena guru membisikkan

suatu kalimat kepada siswa yang paling depan atau pertama.

Siswa paling depan tersebut menyampaikan kalimat yang telah

didengarnya dengan cara membisikkan ke telinga siswa berikutnya. Demikian

seterusnya sampai siswa yang terakhir. Siswa yang terakhir mengucapkan atau

menulis kalimat tersebut (Tarigan dan Tarigan, 1986: 60). Tujuan dari

permainan ini yaitu untuk melatih keterampilan menulis kata depan di dan ke dengan benar melalui menyimak .

Pembelajaran tentang penulisan kata depan di dan ke dengan permainan bisik berantai akan dapat membangkitkan siswa untuk

memfungsikan kegiatan menyimak, berbicara, dan sekaligus menulis. Selain

itu dengan permainan akan menumbuhkan kegembiraan. Dengan suasana

gembira akan membantu siswa dalam memahami penguasaan materi.

Berdasarkan berbagai pendapat para pakar bahasa di atas peneliti

menyimpulkan bahwa pembelajaran menulis menekankan penggunaan ejaan

yang benar. Di samping itu kegiatan menulis tidak jauh berbeda dengan

(27)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasar kajian teori di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut: ” Permainan bisik berantai dapat meningkatkan

kemampuan menulis kata depan di dan ke siswa kelas III B2 SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta Semester II Tahun Pelajaran 2008-2009”

D. Kerangka Berpikir

Menulis bagi kelas III merupakan kegiatan menyusun kata-kata atau

kalimat sederhana dalam rangkaian huruf-huruf. Dalam menulis mereka perlu

memperhatikan ejaan.

Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III yang masih

cenderung suka bermain, maka pembelajaran Bahasa Indonesia akan lebih

bermakna bila menggunakan metode bermain. Metode bermain yang

dimaksud adalah permainan bisik berantai.

Permainan bisik berantai merupakan permainan yang memasyarakat

dan murah. Selain itu dalam permainan bisik berantai mengandung beberapa

aspek yang dipelajari dalam Bahasa Indonesia. Dalam permainan itu terdapat

aspek menyimak, berbicara, menulis dan membaca.

Peneliti menggunakan metode permainan bisik berantai karena ingin

menumbuhkan suasana senang dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran

yang menyenangkan akan mendekatkan dan memudahkan pemahaman siswa

(28)

Selain menciptakan suasana senang, peneliti juga mencoba

memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran. Dengan pembelajaran yang

menarik diharapkan siswa semakin bergairah dalam belajar, dan akhirnya

dapat meraih hasil belajar yang optimal.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini peneliti memaparkan tentang (a) lokasi dan (b) prosedur

penelitian.

A. Lokasi .

1. Lokasi Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, dengan

alamat Jalan Sindunegaran Bumijo Yogyakarta. Peneliti memilih SD

Tarakanita karena sekaligus sebagai pengajar di SD tersebut, sehingga

diharapkan penelitian dapat berjalan dengan lancar, efektif dan dapat lebih

memajukan siswa di SD peneliti.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas III B2 SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta, yang berjumlah 37 siswa.

3. Lama Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 hari dengan 2 siklus. Setiap

siklus terdiri dari 2 pertemuan.

B. Prosedur Penelitian.

1. Persiapan

a. Peneliti mengumpulkan data awal yaitu dengan menggunakan soal

pretes yang soalnya sama dengan soal postes pada saat evaluasi.

b. Menyusun silabus

c. Menyusun RPP dan LKS

(30)

d. Menyusun instrumen untuk mengukur tingkat penguasaan materi

pada akhir siklus I.

e. Menyusun soal evaluasi / soal postes untuk mengetahui peningkatan

kemampuan pada akhir kegiatan PTK.

2. Rencana Tindakan.

a. Siklus I (2 pertemuan)

Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 disajikan dengan permainan

bisik berantai. Pada siklus 1 kalimat- kalimat yang akan disampaikan

secara bisik berantai berasal dari bacaan dan dari buatan guru.

Siklus 1 akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Siklus 1 pertemuan I

Rencana Kegiatan .

1). Setelah guru mengucapkan salam dan melakukan apersepsi,

kepada siswa disajikan sebuah bacaan tentang penghematan

penggunaan uang dan sekaligus bacaan tersebut mengandung

penulisan di dan ke.

2). Siswa ditugasi untuk menuliskan kalimat yang mengandung

unsur di dan ke baik yang berupa kata depan maupun imbuhan dari bacaan yang mereka baca.

3). Siswa diminta untuk mencermati dan memperhatikan penulisan di dan ke, mana yang disambung dan mana yang dipisah.

(31)

5). Guru menyediakan 5 kalimat yang mengandung unsur di dan ke, lalu secara bisik berantai kalimat tersebut disampaikan kepada

siswa satu demi satu.

6). Semua siswa menulis kalimat yang telah didengarnya secara

bisik berantai ke dalam bukunya sendiri.

7). Siswa bersama guru membahas kebenaran penulisan di dan ke, hasil kerja siswa.

8). Guru membacakan kembali bacaan yang telah dibacanya pada

awal pelajaran.

9). Siswa ditugasi menunjukkan contoh perilaku hemat dalam

penggunaan uang dari bacaan yang telah didengarnya.

10). Siswa bersama guru melakukan refleksi.

Siklus 1 pertemuan II.

Rencana Kegiatan.

1). Setelah guru melakukan apersepsi, siswa ditugasi memperhatikan

bacaan mengenai pengenalan pecahan sederhana dan sekaligus

mengandung penulisan di dan ke yang dibacakan oleh guru. 2). Siswa dibentuk menjadi 6 kelompok, tiap kelompok 6 anak.

3). Guru membisikkan kalimat yang mengandung di dan ke dari bacaan kepada anak pertama dalam kelompok lalu anak

tersebut melanjutkan secara bisik berantai kepada teman dalam

kelompoknya. Demikian seterusnya sampai 5 kalimat seluruhnya

(32)

4). Semua siswa menulis kalimat yang telah didengarnya secara

benar

5). Guru bersama siswa membahas kebenaran hasil pekerjaan siswa.

6). Salah satu siswa ditugasi membacakan kembali bacaan yang telah

dibacanya pada awal pelajaran.

7). Guru menjelaskan cara menulis pecahan sederhana

8). Siswa ditugasi menulis bentuk pecahan sederhana dari berbagai

gambar yang diarsir.

9). Siswa mengerjakan evaluasi / tes akhir siklus 1

Refleksi:

1). Guru mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian-kejadian

khusus.

2) Guru menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Siklus II (2 pertemuan)

Pada siklus 2 pembelajaran akan dilaksanakan dengan permainan

bisik berantai, tetapi kalimat-kalimat yang akan disampaikan secara

bisik berantai dibuat oleh siswa sendiri dan dilakukan secara

berkelompok.

Siklus 2 pertemuan 1

Rencana Kegiatan

1). Guru mengucapkan salam dan melakukan apersepsi.

(33)

3). Siswa urutan ganjil dalam setiap kelompok ditugasi menulis satu

kalimat yang mengandung ke, dan siswa urutan genap ditugasi menulis kalimat yang mengandung unsur di.

4). Siswa secara berjajar-jajar sesuai dengan kelompoknya, lalu

membisikkan kalimat yang telah ditulisnya kepada temannya.

5). Semua siswa menuliskan kalimat yang telah didengarnya dari

teman ke dalam bukunya sendiri.

6). Guru bersama siswa membahas kebenaran hasil penulisan di dan ke.

Siklus 2 pertemuan 2.

Rencana Kegiatan.

1). Guru mengucapkan salam dan melakukan apersepsi.

2). Guru menugasi siswa berjajar dalam kelompoknya.

3). Siswa urutan ganjil dalam setiap kelompok ditugasi menulis

kalimat yang mengandung di yang penulisannya dipisah dan yang penulisannya digabung masing-masing 1 kalimat.

4). Siswa urutan genap ditugasi menulis kalimat yang mengandung

ke yang penulisannya dipisah dan penulisannya digabung masing-masing 1 kalimat

5). Secara bisik berantai siswa menyampaikan kalimat yang telah

dibuatnya tersebut kepada teman dalam kelompoknya.

6). Setiap siswa menuliskan kalimat yang didengar dari teman secara

(34)

7). Guru memberikan evaluasi atau postes tentang penulisan di dan ke sesuai pada soal postes.

8). Siswa ditugasi membuat alat komunikasi sederhana (telepon)

dari bahan kaleng bekas, dengan bimbingan guru.

Refleksi:

1). Guru mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan kejadian khusus.

2). Guru menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa.

3). Menarik kesimpulan tentang peningkatan prestasi belajar siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data

secara umum ada 2 macam yaitu : tes dan non-tes (Arikunto, 2002:127)

Dalam penelitian ini pengumpulan data akan menggunakan satu

teknik evaluasi yaitu dengan tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa kelas III SD Tarakanita Bumijo dalam menulis kata

depan di dan ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Tes berupa soal-soal yang harus dikerjakan siswa dengan cara menulis kalimat yang didiktekan

oleh guru. Siswa menuliskan secara benar kalimat yang mengandung di dan ke yang diucapkan oleh guru. Pelaksanaan dan pemberian skor tes dilakukan oleh guru dan kemudian dianalisis.

(35)

yang menunjukkan jawaban benar siswa dalam menulis kata depan di dan ke sesuai soal yang diucapkan guru. Semakin banyak jumlah jawaban yang benar, semakin tinggi kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sebaliknya semakin sedikit jumlah jawaban yang benar, semakin rendah kemampuan siswa dalam menulis

kata depan di dan ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Instrumen.

Penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen yaitu :

a. Instrumen pembelajaran meliputi : Silabus, RPP, dan LKS.

b. Instrumen pengumpulan data meliputi : Testertulis (tes pretes / postes

dan tes akhir siklus 1)

Untuk soal pretes / postes dan tes akhir siklus menggunakan bentuk

tes tertulis dimana guru mendiktekan kalimat, siswa menulis kalimat yang

diucapkan oleh guru dengan penulisan yang benar. Adapun kisi-kisi soal

postes dapat dilihat pada lampiran halaman 61.

Kualitas soal pretes / postes dan soal akhir siklus 1 telah diuji

melalui uji coba yang dilakukan pada siswa kelas IIIA3 SD Tarakanita

yang diikuti 29 siswa karena siswa yang masuk saat soal diujikan

berjumlah 29 anak. Kualitas soal dinyatakan dengan :

1) Validitas item yang dihitung dengan menghitung korelasi skor item

dengan skor total, yang dihitung dengan rumus korelasi product

(36)

N∑XY- ( ∑X ) ( ∑Y ) rxy =

√( N∑X2 –( ∑X)2) (N∑Y2 –( ∑Y)2

Keterangan :

N = Banyaknya subjek

∑X = Banyaknya skor setiap item soal

∑Y = Banyaknya skor total

Alat ukur atau soal dikatakan valid atau tidak ditentukan oleh

perbandingan antara harga r hitung dengan r tabel , dimana r tabel diperoleh

dari daftar r kritis dengan taraf signifikan 5 %. Dengan kata lain

validitas dirumuskan : Jika r hitung positif dan > r tabel (Hamzah B. Uno

dkk, 2001: 158)

Hasil perhitungan ditunjukkan dengan tabel yang dapat dilihat

pada lampiran halaman 81.

Harga kritis untuk N= 29 pada taraf signifikansi 5% = 0,367

(lihat tabel harga kritis r product moment)

Kesimpulan: alat ukur (soal pretes / postes), dari sejumlah 20

item soal setelah diujicobakan maka hasilnya 18 item adalah valid

karena ada korelasi yang signifikan antara skor item dengan skor total,

sedangkan 2 di antaranya kurang valid yaitu soal nomor 3 dan soal

nomor 5.

Untuk alat ukur yang kurang valid maka peneliti mengadakan revisi

(37)

3. Semoga ia tidak kemalaman dan sampai ke tujuan dengan selamat.

5. Sebelum dipulangkan kami disuruh duduk di depan pintu.

Kedua soal tersebut direvisi menjadi :

3. Meskipun kehujanan, ia tetap melanjutkan ke alamat yang dituju.

5 Setelah lagu itu diperdengarkan, Banu ditugasi menirukan di luar

kelas.

Sedangkan untuk soal tes akhir siklus I, dari 10 item soal semua

memenuhi kriteria validitas, sehingga soal tes tidak ada yang perlu

direvisi.

2). Reliabilitas tes dihitung dengan rumus Kruder Richardson (KR) 21,

yaitu :

n ST2 – Mt ( n-Mt ) n =∑ n1 b1

Rtt = ST = deviasi standar skor tes

( n – 1 ) S12 Mt = Mean skor tes

Untuk menentukan reliabilitas yaitu item-item yang dinyatakan

tidak valid dikeluarkan dari instrumen. Jadi reliabilitas instrumen

dihitung hanya untuk item-item yang dinyatakan valid (Hamzah B.Uno

dkk, 2001: 169)

Hasil perhitungan reliabilitas ditunjukkan pada tabel yang

terdapat pada lampiran halaman 83.

5. Analisis Data

Peneliti menganalisis data penelitian dengan tes awal (pretes), tes di

akhir siklus 1, dan tes di akhir pembelajaran (postes). Pretes dilakukan untuk

(38)

sebelum dilakukan pembelajaran dengan permainan bisik berantai. Tes akhir

siklus I untuk mengetahui peningkatan kondisi awal dengan kondisi sementara

setelah ada proses, sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui perubahan

kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan permainan bisik berantai. Pretes

dilakukan secara didikte, siswa menulis kalimat yang diucapkan guru tentang

penulisan kata depan di dan ke, tes akhir siklus I dilakukan dengan didikte juga. Sedangkan dalam kegiatan postes peneliti mengukur tingkat kemampuan

siswa dalam menulis kata depan di dan ke melalui kegiatan yang sama dengan pretes.

Hasil pretes yang dilakukan sebelum siswa diberi tindakan,

dibandingkan dengan hasil tes akhir siklus I, diharapkan ada peningkatan.

Hasil tes akhir siklus I dibandingkan dengan hasil postes setelah siswa diberi

tindakan pembelajaran dengan permainan bisik berantai. Hasil pretes, tes akhir

siklus I maupun postes, semua dalam bentuk nilai rata-rata.

Selain itu teknik analisis data yang digunakan adalah dengan

memberikan gambaran dalam bentuk grafik sederhana dan tabel penilaian

hasil belajar siswa. Ukuran yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dan nilai rata-rata kelas. KKM untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas III SD Tarakanita Bumijo adalah 7,0. Adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata dan persentase anak yang tuntas pada pretes, tes akhir siklus 1,

(39)

Untuk menentukan persentase siswa yang tuntas baik pada pretes, tes

akhir siklus I maupun postes menggunakan rumus sebagai berikut :

n

T (Siswa tuntas) = ─ X 100 % N Keterangan :

n : Jumlah siswa tuntas

N : Jumlah seluruh siswa

6. Indikator Keberhasilan.

Indikator

Keberhasilan Kondisi Awal Target Siklus I Target Siklus II

Siswa yang tuntas 50 % 70 %

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini peneliti menguraikan tentang (a) deskripsi data

penelitian (b) pelaksanaan penelitian (c) hasil penelitian, dan (d) pembahasan.

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta

yang berlokasi di Jalan Sindunegaran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis,

Kota Yogyakarta. Sekolah Dasar ini terletak di tengah perkampungan

penduduk. Meskipun demikian sekolah ini termasuk mudah dijangkau,

karena letaknya dekat dengan jalan raya, yaitu Jalan Tentara Pelajar. Secara

umum letak sekolah ini cukup strategis sebab dekat dengan perkantoran

antara lain Kopertis, BPD, Ditlantas, DPU.

Sekolah ini memiliki daya tampung kurang lebih 1600 siswa, dengan

42 kelas. Tiap-tiap tingkatan memiliki 7 kelas paralel. Fasilitas dan sumber

belajar yang dimiliki oleh SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta antara lain

ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang teduh, aula, ruang BK, ruang

UKS, ruang Kepala Sekolah, ruang Wakasek, ruang komputer guru, ruang

tata usaha, kantin, ruang musik, kamar mandi.

Menurut hasil pengamatan peneliti sekolah ini termasuk salah satu

sekolah favorit di Kota Yogyakarta. Hal ini tampak dari murid yang

bersekolah di SD Tarakanita berasal dari berbagai daerah, bahkan berasal

dari berbagai suku bangsa.

(41)

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III B2 SD Tarakanita

Bumijo Yogyakarta. Siswa kelas III SD Tarakanita Bumijo seluruhnya

adalah 261 anak, yaitu dari kelas III A1 sampai dengan III B4. Sedangkan

yang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas III B2

dengan jumlah siswa 37 anak. Siswa yang ikut dalam penelitian hanyalah 36

anak , ada 1 anak tidak masuk sekolah karena sakit pada saat penelitian

dilakukan.

Dari pengamatan peneliti kelas ini merupakan kelas yang memiliki

tingkat perhatian yang cukup baik dalam menerima pelajaran. Saat proses

belajar mengajar berlangsung mereka memiliki respon yang positif terhadap

guru, meskipun juga ada beberapa anak yang memang harus mendapatkan

perhatian yang khusus dari guru.

Dari 37 siswa kelas III B2 yang dijadikan subjek dalam penelitian

ini, pada dasarnya mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dan

mempunyai kegemaran maupun kebiasaan yang berbeda pula. Namun

menurut pengamatan peneliti, mereka mudah tertarik kepada hal-hal yang

baru. Hal ini tampak ketika guru melakukan pembelajaran dengan metode

yang belum pernah mereka alami. Mereka tampak lebih bersemangat dalam

(42)

3. Deskripsi Kemampuan Awal Siswa Dalam Menulis Kata Depan Di dan Ke Kemampuan awal siswa kelas III B2 dalam menulis kata depan di dan ke masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2009. Pretes tersebut telah diikuti 36

orang anak. Pretes dilaksanakan dengan memberikan soal-soal tentang

penulisan kalimat yang mengandung di dan ke sejumlah 20 butir soal kepada siswa. Teknik pemberian soal dengan cara guru mendikte dan siswa menulis

kalimat yang diucapkan oleh guru.

Dari hasil pretes tersebut diperoleh data yang menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke belum optimal dan masih perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran.

Siswa-siswi dalam menulis kata depan di dan ke masih banyak mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut dipengaruhi oleh pendengaran

siswa yang terganggu karena kebisingan kelas-kelas yang berdampingan

cukup banyak. Selain itu anak-anak memang belum dapat membedakan di dan ke mana yang harus ditulis serangkai dan mana yang seharusnya ditulis dipisah.

Selain itu kebenaran dalam menulis kata depan di dan ke pada umumnya masih diabaikan. Dalam menulis kata depan di dan ke, mereka belum paham. Mereka belum dapat membedakan antara di dan ke sebagai kata depan dan imbuhan, sehingga dalam menulis terkesan asal menulis.

Hasil pretes diperoleh data yang menunjukkan nilai tertinggi yang

(43)

Adapun nilai rata-rata dari hasil pretes tersebut adalah 5,5

(pembulatan dari 5,46). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada halaman 38.

Dari hasil tes awal tentang kemampuan siswa dalam menulis kata

depan di dan ke yang dilaksanakan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas III B2 belum paham atau kemampuannya masih rendah. Hal ini dapat

dimaklumi karena materi tersebut memang belum diajarkan.

Dengan kondisi tersebut peneliti melihat perlunya perbaikan dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas III B2. Proses pembelajaran tidak hanya

sekadar menyampaikan materi pembelajaran, tetapi sangatlah diperlukan

suasana senang dalam belajar sehingga dengan suasana senang siswa akan

dapat dengan mudah menerima pelajaran.

Sesuai dengan tingkat usia siswa kelas III yang masih berada dalam

dunia bermain, maka dalam penelitian ini akan diterapkan suatu metode

bermain dalam proses pembelajaran. Dengan metode ini diharapkan siswa

mampu meningkatkan kemampuannya dalam menulis kata depan di dan ke. Permainan yang digunakan adalah permainan bisik berantai karena

permainan ini mengandung aspek-aspek yang dipelajari dalam pelajaran

Bahasa Indonesia.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri

dari dua kali pertemuan. Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengetahui

(44)

1. Deskripsi Siklus 1

Pemberian tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dipersiapkan

sebelumnya, yaitu:

a. Siswa kelas III B2 sebagai subjek penelitian dalam penggunaan metode

permainan bisik berantai yang akan diterapkan dalam siklus 1.

b. Metode permainan bisik berantai merupakan metode yang akan

dipergunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis kata depan di dan ke. Mata pelajaran yang dikenai metode permainan bisik berantai tersebut adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Setelah tindakan dilaksanakan dapat dihitung seberapa banyak

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke. Untuk selengkapnya, pelaksanaan penelitian pada siklus 1 dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah menentukan materi serta

metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus. Materi serta metode

yang telah dipilih kemudian dituangkan dalam Silabus, RPP, dan LKS.

Materi yang ditentukan dalam kegiatan tindakan adalah materi penulisan

kata depan di dan ke pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III. Pemilihan materi ini berdasarkan data kondisi awal yang telah diperoleh.

Data yang telah diperoleh sebelumnya menunjukkan bahwa penguasaan

(45)

Untuk meningkatkan kemampuan menulis kata depan di dan ke tersebut peneliti memanfaatkan suatu metode permainan bisik berantai dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Permainan ini dipilih dengan tujuan selain

untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan juga sekaligus

mengembangkan aspek kebahasaan yaitu menyimak, berbicara, dan menulis.

Pada tahap ini juga dimanfaatkan untuk mempersiapkan alat atau

instrumen yang akan digunakan dalam pembelajaran Adapun alat yang perlu

dipersiapkan adalah soal-soal, bacaan, lembar- lembar kertas untuk siswa.

1.2 Tahap Pelaksanaan

Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret

2009. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan kegiatan apersepsi oleh guru. Pada

kegiatan apersepsi ini guru menyapa siswa dengan salam, menanyakan siswa

yang tidak masuk, dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada

pertemuan itu.

Selanjutnya guru menyajikan sebuah bacaan yang berisi penghematan

dalam penggunaan uang dan sekaligus mengandung penulisan di dan ke. Kemudian semua siswa ditugasi membaca dalam hati. Dari bacaan yang

dibaca siswa tersebut, lalu siswa ditugasi menuliskan kalimat yang

mengandung unsur di dan ke dalam bukunya masing-masing. Kemudian siswa diberi tugas untuk memperhatikan penulisannya.

Setelah siswa selesai memperhatikan penulisan, kemudian guru

(46)

Selanjutnya guru menjelaskan permainan bisik berantai serta memberi contoh

cara bermainnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan menyediakan 5 kalimat yang mengandung

unsur di dan ke oleh guru. Dengan bisik berantai kalimat-kalimat tersebut satu demi satu disampaikan kepada siswa. Semua siswa menulis kalimat yang telah

didengarnya ke dalam bukunya masing-masing.

Guru membahas hasil dari kegiatan siswa tentang penulisan di dan ke tersebut. Siswa bersama guru melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi pada

penulisan kalimat yang mengandung unsur di dan ke. Guru menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat mengerjakan soal.

Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret

2009. Kegiatan pada pertemuan 2 ini diawali dengan kegiatan apersepsi yaitu

menyapa siswa dan menanyakan siswa yang tidak masuk. Hal ini

dimaksudkan agar suasana kelas lebih hangat. Kemudian guru membacakan

sebuah bacaan yang telah dipersiapkan. Siswa diminta memperhatikan dengan

cermat dari bacaan yang dibacakan oleh guru.

Siswa dalam kelas tersebut kemudian dibentuk menjadi 6 kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Selanjutnya guru menyiapkan 5 kalimat

yang berasal dari bacaan yang telah dibacakannya kepada siswa. Kalimat-

kalimat tersebut mengandung unsur di dan ke. Kalimat-kalimat tersebut akan disampaikan kepada siswa secara bisik berantai.

Guru memanggil satu siswa dari tiap-tiap kelompok. Kemudian guru

(47)

perwakilan kelompok tersebut. Selanjutnya mereka secara bisik berantai

menyampaikan kalimat yang telah didengarnya dari guru, kepada

teman-teman dalam kelompoknya. Semua siswa menuliskan kalimat yang telah

didengarnya ke dalam bukunya masing-masing. Demikian seterusnya sampai

5 kalimat yang disiapkan oleh guru tersampaikan semua.

Guru bersama siswa membahas hasil kerja siswa . Kemudian

bersama-sama melihat kesalahan-kasalahan yang terjadi. Lalu guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami

oleh siswa.

Selanjutnya guru memberikan soal/tes akhir siklus 1. Tes ini

dimaksudkan untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembelajaran pada

siklus 1. Adapun hasil dari tes akhir siklus 1 secara lengkap dapat dilihat pada

halaman 39.

1.3Tahap Observasi

Kegiatan observasi pada siklus 1 dilakukan dengan mengamati yang

dilakukan siswa dalam kegiatan. Selama pelaksanaan tindakan peneliti

sekaligus mengadakan pengamatan. Kegiatan siswa dalam kelas baik itu yang

sifatnya menghambat maupun menunjang proses pembelajaran semua diamati

oleh peneliti. Ini semua dimaksudkan untuk dijadikan bahan refleksi dalam

pelaksanaan.

Hasil temuan pada saat peneliti mengadakan pengamatan selama

pelakasanaan tindakan adalah tentang ruang kelas yang kurang luas. Ruang

(48)

sehingga siswa kurang bebas untuk melakukan gerakan. Selain itu juga masih

ada beberapa anak yang belum memahami perintah, dan ada juga yang

bicaranya kurang bisa didengar oleh teman.

Sedangkan hal yang mendukung adalah adanya suasana senang dan

tanggapan dari siswa yang bersemangat. Hal ini akan mempengaruhi

keberhasilan dalam belajar.

1.4.Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2009. Melihat hasil

tes pada akhir siklus 1, peneliti menyimpulkan bahwa sudah ada peningkatan

prestasi. Hal ini dapat dilihat dari skor rata kondisi awal dengan skor

rata-rata pada tes akhir siklus 1, ada kenaikan 34,5%. Nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 10, sedangkan nilai terendahnya yaitu 3.

Berdasarkan pencapaian hasil belajar pada siklus 1, maka penerapan

metode permainan bisik berantai sudah dapat meningkatkan prestasi belajar.

Kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke masih dapat ditingkatkan lagi dengan penggunaan permainan bisik berantai pada siklus

berikutnya.

Adapun hal-hal yang terjadi pada tahap siklus 1, yang menyebabkan

pembelajaran kurang berhasil secara maksimal adalah sempitnya tempat untuk

melaksanakan pembelajaran dengan permainan bisik berantai. Tempat yang

sempit mengakibatkan anak kurang leluasa dalam beraktifitas. Selain itu

masih dijumpai siswa dalam kelompok belum bekerja secara maksimal,

(49)

ada salah satu anak yang memang belum jelas cara bermain bisik berantai.

Oleh karena itu, peneliti merencanakan untuk kegiatan pada siklus 2,

mengambil tempat di luar kelas, agar siswa lebih nyaman dan tidak akan

mengganggu kelas sebelahnya. Guru juga akan memberikan penjelasan ulang

bagi anak yang belum paham tentang bermain bisik berantai.

2. Deskripsi Siklus 2

Pemberian tindakan pada siklus 2, sesuai dengan rencana yang telah

dipersiapkan. Pada siklus 2 ini ada sedikit perubahan yaitu tempat yang

dipergunakan tidak di dalam kelas, tetapi dilaksanakan di luar kelas. Perubahan ini

dilakukan karena berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, bahwa anak kurang

bebas bergerak karena tempat yang sempit.

Pemberian tindakan masih tetap menggunakan permainan bisik berantai.

Yang membedakan antara siklus 1 dan siklus 2 yaitu kalimat-kalimat yang

disampaikan secara bisik berantai pada siklus 2 adalah buatan siswa sendiri,

sedangkan pada siklus 1 kalimat-kalimat yang disampaikan secara bisik berantai

berasal dari bacaan yang dibacakan guru, dan dari buatan guru.

2.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini pembelajaran dirancang sesuai dengan rencana. Pada

rancangan siklus 2 masih mengacu materi yang sama, yaitu tentang menulis

kata depan di dan ke siswa kelas III B2. Tahap ini juga dimanfaatkan untuk mempersiapkan bahan atau alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan

(50)

Adapun yang dipersiapkan oleh guru selain RPP, Silabus, LKS, dan

instrumen, juga kertas-kertas untuk siswa masing-masing 2 lembar. Satu

lembar kertas kecil untuk menulis kalimat secara pribadi dan satu lembar

kertas agak besar untuk menulis kalimat yang didengar dari teman dalam

kelompoknya.

2.2 Tahap Pelaksanaan

Siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Maret

2009. Kegiatan ini dimulai dengan guru memberikan apersepsi yaitu menyapa

anak-anak. Kemudian dilanjutkan penjelasan singkat tentang kegiatan yang

akan dilaksanakan.

Siswa ditugasi bersiap dalam kelompoknya. Setiap siswa harus

mengenal nomor urut dalam kelompok tersebut. Lalu guru menugasi siswa

urutan ganjil dalam kelompok untuk membuat kalimat menggunakan unsur ke, sedangkan siswa urutan genap ditugasi membuat kalimat dengan mengandung

unsur di. Kalimat-kalimat itu ditulis dalam kertas kecil yang telah dibagikan oleh guru. Siswa perlu diingatkan agar siswa bekerja sendiri dalam membuat

kalimat tersebut.

Secara bisik berantai kalimat-kalimat yang telah mereka buat

disampaikan kepada teman dalam kelompoknya. Semua siswa lalu menulis

kalimat yang telah mereka dengar dari teman dalam kelompoknya ke dalam

kertas besar yang telah dibagikan guru. Kemudian guru bersama siswa

membahas hasil kerja mereka, dengan melihat kebenaran dan

(51)

Siklus 2 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Maret

2009. Pertemuan ini diawali guru melakukan apersepsi, dan dilanjutkan

dengan penjelasan singkat tentang yang harus dilakukan dalam pertemuan ini.

Siswa kembali ditugasi berjajar dalam kelompoknya. Siswa urutan ganjil

dalam setiap kelompok pada pertemuan ini ditugasi untuk menulis kalimat

yang mengandung di yang penulisannya dipisah dan yang penulisannya digabung, masing-masing 1 kalimat. Sedangkan siswa urutan genap diminta

menulis kalimat yang mengandung ke yang penulisannya digabung dan dipisah, masing-masing juga 1 kalimat. Kalimat-kalimat itu ditulis dalam

kertas kecil yang telah dibagikan oleh guru.

Kalimat yang telah dibuat itu, kemudian secara bisik berantai

disampaikan kepada teman dalam kelompoknya. Setiap siswa menuliskan

kalimat yang telah didengar dari teman dalam kelompok tadi dalam kertas

besar yang telah mereka terima dari guru.

Guru bersama siswa membahas hasil penulisan tersebut. Kemudian guru

memberikan tes akhir siklus 2 yaitu sebagai postes untuk mengetahui

keberhasilan pelaksanaan penggunaan metode permainan bisik berantai dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya penulisan kata depan di dan ke. Hasil tes akhir siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa adalah 10, sedangkan nilai terendahnya adalah 5. Nilai

rata-ratanya yaitu 8,2 (pembulatan dari 8,22) . Hasil secara lengkap dapat

(52)

2.3 Tahap Observasi

Pengamatan dan observasi dilakukan peneliti sepanjang pelaksanaan

tindakan berlangsung. Secara keseluruhan terjadi peningkatan, baik itu

aktivitas siswa maupun kondisi siswa, meskipun di luar kelas semakin

kondusif. Terutama dalam permainan bisik berantai siswa semakin mantap.

2.4 Tahap Refleksi

Pada akhir siklus 2 dilaksanakan refleksi dan diadakan tes hasil belajar.

Hasil tes akhir menunjukkan nilai tertinggi adalah 10 dicapai oleh dua orang

anak. Nilai terendah yaitu 5 dicapai seorang anak

Berdasarkan pencapaian hasil belajar pada akhir siklus 2, maka

penerapan permainan bisik berantai pada pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya materi penulisan kata depan di dan ke sudah dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III B2, sehingga siklus dihentikan.

C. Hasil Penelitian

1. Hasil pada Kondisi Awal

Hasil tes pada awal pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa nilai

rata-rata yang diperoleh siswa adalah 5,5 (pembulatan dari 5,46) .

Nilai tertinggi adalah 8, dan nilai terendahnya yaitu 3,5. Dengan KKM

nilai Bahasa Indonesia untuk kelas III adalah 7,0 maka anak yang tuntas pada

kondisi awal ada 4 anak, atau 11 % dari seluruh siswa. Hasil tes awal secara

(53)

Tabel 1. Daftar Nilai Perolehan pada Kondisi Awal

No Nama Siswa Nilai Kondisi Awal

1 Andrea Anindyanari Wibowo 8 2 Andreas Adi Kristian Gunadi 6 3 Bernardhita Tamara Anelia W - 4 Bonaventura Tyas Luhur G 5,5

5 Bryan Dani Mawardi 7

6 Christina Ameita Charolina 4 7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 3,5

8 Felik Fugiarto 5,5

9 Florentina Amara Putri Davina 6,5 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 6,5 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 4

12 Gregorius Daniel Loka 4

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 4,5 14 Ignatia Celine Wahyanaputri 4,5

15 Inexelsis Deo Suryadi 5

16 Juandito Batara Kuncoro 6,5 17 Kevin Anthony Christiawan 5,5 18 Manda Radrigo Happyanto 5,5

19 Margareta Arimbi Sari 5,5

20 Maria Banowati Azelia 6,5

21 Maria Christine Febrihartanti 6,5

22 Maria Leony Elvareta 6

23 Maria Tathya Wicita 6,5

24 Maylissa Mareline Nagoro 5

25 MayviscaYolinda Orli 5,5

26 Mechael Nicholaus Chandra 5,5

27 Nescy Dwi Anggraini 3,5

28 Patrisia Avilla Febrianti 4,5

29 Rafaela AureliaSyamsudin 8

30 Renata Smara Wening Larasati 7 31 Sekarayu Putri Tunggadewi 5

32 Stephanus Beta Perdana 4

33 Vincentius Philips Zhuputra 5

34 Hans Nicholas 6,5

35 Beatrix Franscya Eqidia 5

36 Dyviva Rahmanda 4

37 Cornelius Philipo Julianto 5

(54)

Secara umum peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas III B2 dalam

pemahaman atau penguasaan menulis kata depan di dan ke masih kurang, pada kondisi awal.

2. Hasil pada Tes Akhir Siklus I

Tahap kegiatan pertama sampai dengan tahap ketiga telah dilakukan sesuai

dengan rencana dan diakhiri dengan sebuah tes akhir siklus 1. Adapun hasil tes

akhir siklus1 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Daftar Nilai Perolehan pada Tes Akhir Siklus 1

No Nama Siswa Nilai Siklus I

1 Andrea Anindyanari Wibowo 10 2 Andreas Adi Kristian Gunadi 4 3 Bernardhita Tamara Anelia W - 4 Bonaventura Tyas Luhur G 7

5 Bryan Dani Mawardi 6

6 Christina Ameita Charolina 6 7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 4,5

8 Felik Fugiarto 10

9 Florentina Amara Putri Davina 9 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 6

12 Gregorius Daniel Loka 6

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 7 14 Ignatia Celine Wahyanaputri 7

15 Inexelsis Deo Suryadi 5

16 Juandito Batara Kuncoro 8 17 Kevin Anthony Christiawan 10 18 Manda Radrigo Happyanto 10

19 Margareta Arimbi Sari 6

20 Maria Banowati Azelia 6

21 Maria Christine Febrihartanti 10

22 Maria Leony Elvareta 8

23 Maria Tathya Wicita 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 7

25 MayviscaYolinda Orli 7

(55)

Tabel 2 (lanjutan)

No Nama Siswa Nilai Siklus I

27 Nescy Dwi Anggraini 5

28 Patrisia Avilla Febrianti 6 29 Rafaela AureliaSyamsudin 10 30 Renata Smara Wening Larasati 8 31 Sekarayu Putri Tunggadewi 8

32 Stephanus Beta Perdana 3

33 Vincentius Philips Zhuputra 6

34 Hans Nicholas 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 8

36 Dyviva Rahmanda 9

37 Cornelius Philipo Julianto 9

RATA-RATA 7,40

Peneliti kemudian membandingkan nilai rata-rata pada kondisi awal

dengan nilai rata-rata pada siklus I. Hasilnya sudah ada peningkatan. Pada kondisi

awal rata-ratanya yaitu 5,5 sedangkan pada akhir siklus I rata-ratanya 7,4. Pada

tahap ini terjadi kenaikan 34,5 %. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 10,

sedangkan nilai terendahnya yaitu 3. Jumlah anak yang tuntas ada 23 anak. Hasil

secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar Rekapitulasi Nilai pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

NO Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I

1 Andrea Anindyanari Wibowo 8 10

2 Andreas Adi Kristian Gunadi 6 4 3 Bernardhita Tamara Anelia W - - 4 Bonaventura Tyas Luhur G 5,5 7

5 Bryan Dani Mawardi 7 6

6 Christina Ameita Charolina 4 6

7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 3,5 4,5

8 Felik Fugiarto 5,5 10

9 Florentina Amara Putri Davina 6,5 9 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 6,5 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 4 6

(56)

Tabel 3 (lanjutan)

NO Nama Siswa Kondisi Awal Siklus I

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 4,5 7 14 Ignatia Celine Wahyanaputri 4,5 7

15 Inexelsis Deo Suryadi 5 5

16 Juandito Batara Kuncoro 6,5 8 17 Kevin Anthony Christiawan 5,5 10 18 Manda Radrigo Happyanto 5,5 10

19 Margareta Arimbi Sari 5,5 6

20 Maria Banowati Azelia 6,5 6

21 Maria Christine Febrihartanti 6,5 10

22 Maria Leony Elvareta 6 8

23 Maria Tathya Wicita 6,5 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 5 7

25 MayviscaYolinda Orli 5,5 7

26 Mechael Nicholaus Chandra 5,5 7

27 Nescy Dwi Anggraini 3,5 5

28 Patrisia Avilla Febrianti 4,5 6

29 Rafaela AureliaSyamsudin 8 10

30 Renata Smara Wening Larasati 7 8 31 Sekarayu Putri Tunggadewi 5 8

32 Stephanus Beta Perdana 4 3

33 Vincentius Philips Zhuputra 5 6

34 Hans Nicholas 6,5 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 5 8

36 Dyviva Rahmanda 4 9

37 Cornelius Philipo Julianto 5 9

Rata-rata 5,46 7,40

Nilai rata-rata pada kondisi awal adalah 5,5. Sedangkan nilai rata-rata pada

akhir siklus 1 yaitu 7,4. Jika dilihat dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh, maka

pada siklus 1 ini sudah terjadi peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas pada akhir

siklus 1 juga sudah ada peningkatan, karena pada kondisi awal siswa yang tuntas

hanya 4 anak, sedang pada akhir siklus 1 yang tuntas sudah mencapai 23 anak.

Hasil nilai rata-rata dan jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal /

(57)

Tabel 4. Nilai Rata-rata dan Jumlah Siswa Tuntas pada Kondisi Awal dan Siklus 1

Kondisi awal Akhir siklus 1 Nilai rata-rata 5,5 7,4

Jumlah siswa tuntas 4 23

Nilai rata-rata pada kondisi awal dan pada akhir siklus 1 dapat digambarkan

dengan grafik batang sebagai berikut ini.

Grafik 1. Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

Jumlah siswa tuntas pada kondisi awal dan pada akhir siklus 1 dapat digambarkan

dengan grafik batang sebagai berikut ini.

0 5 10 15 20 25

Kondisi Awal Akhir Siklus 1

Jumlah Siswa Tuntas

Grafik 2. Jumlah Siswa yang Tuntas pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Kondisi awal Akhir siklus 1

(58)

3. Hasil pada Postes

Hasil tes akhir siklus 2 atau postes menunjukkan adanya peningkatan.

Nilai tertinggi adalah 10 diraih oleh 2 orang anak, sedangkan nilai terendah adalah

5. Nilai rata-ratanya adalah 8,2. Jumlah siswa yang tuntas ada 32 anak. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Daftar Nilai Perolehan pada Postes

No Nama Siswa Postes

1 Andrea Anindyanari Wibowo 10

2 Andreas Adi Kristian Gunadi 5,5 3 Bernardhita Tamara Anelia W -

4 Bonaventura Tyas Luhur G 8,5

5 Bryan Dani Mawardi 9,5

6 Christina Ameita Charolina 7,5

7 Eleazar Ioanes Ekha Benrhio 6,5

8 Felik Fugiarto 9,5

9 Florentina Amara Putri Davina 9 10 Gabriel Dania Rekalino Kandolia 10 11 Giri Ardi Fikario Pamungkas 6

12 Gregorius Daniel Loka 7

13 Ignasius Aditya Sakti Siwa Budi 8,5

14 Ignatia Celine Wahyanaputri 8

15 Inexelsis Deo Suryadi 8

16 Juandito Batara Kuncoro 9

17 Kevin Anthony Christiawan 9

18 Manda Radrigo Happyanto 9

19 Margareta Arimbi Sari 8

20 Maria Banowati Azelia 9

21 Maria Christine Febrihartanti 9,5

22 Maria Leony Elvareta 9,5

23 Maria Tathya Wicita 9

24 Maylissa Mareline Nagoro 7,5

25 MayviscaYolinda Orli 7,5

26 Mechael Nicholaus Chandra 7

27 Nescy Dwi Anggraini 7

28 Patrisia Avilla Febrianti 8,5

29 Rafaela AureliaSyamsudin 9,5

30 Renata Smara Wening Larasati 9,5

(59)

Tabel 5 (lanjutan)

No Nama Siswa Postes

32 Stephanus Beta Perdana 5

33 Vincentius Philips Zhuputra 8,5

34 Hans Nicholas 9

35 Beatrix Franscya Eqidia 9

36 Dyviva Rahmanda 7,5

37 Cornelius Philipo Julianto 8

Rata-rata 8,22

Nilai rata-rata dari tes akhir siklus 2 atau postes ini adalah 8,22.

Selanjutnya peneliti membandingkan hasil dari kondisi awal, tes akhir siklus 1

maupun postes ternyata ada peningkatan yang cukup baik. Nilai rata-rata pada tes

awal 5,46 pada akhir siklus 1 adalah 7,4 sedangkan pada postes adalah 8,2. Dapat

disimpulkan bahwa dari kondisi awal sampai dengan postes selalu ada

peningkatan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Rekapitulasi Perolehan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan Postes

No Nama Siswa Kondisi

Awal Siklus I Postes

1 Andrea Anindyanari Wibowo 8 10 10 2 Andreas Adi Kristian Gunadi 6 4 5,5 3 Bernardhita Tamara Anelia W - - - 4 Bonaventura Tyas Luhur

Gambar

Tabel 1 Daftar Nilai Perolehan pada Kondisi Awal.....................
Grafik 1 Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus 1...........
Gambar 1 Foto Kegiatan pada Siklus 1.................................................
gambar yang diarsir.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa belajar (instructional events) adalah persitiwa dengan urutan sebagai berikut : menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima pelajaran,

Diketahui bahwa satu himpunan S dalam sebuah bidang atau dalam sebuah ruang adalah convex polygon (atau himpunan convex) jika dan hanya jika titik X dan Y ada di dalam S,

Permainan bola voli merupakan salah satu permainan olahraga yang kompleks karena dalam permainan bola voli diperlukan beberapa teknik dasar, yang diantaranya service, dig,

Dalam lingkup sistem transportasi, pusat perbelanjaan Paris Van Java ini adalah sebuah sistem kegiatan yang berpengaruh terhadap perubahan sistem pergerakan di kawasan tersebut

Masalah yang terkait dengan penelitian adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kematian maternal.. Jenis penelitian

Pengertian kualitas udara dalam ruang yang memadai menurut standard tersebut adalah udara dimana tidak ada kontaminan pada konsentrasi yang membahayakan yang sudah ditetapkan

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penelitian menggambarkan keadaan dari objek penelitian dengan menggunakan kuesioner yang

Hasil ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, free cash flow dan profitabilitas