• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi Atas Situasi Keamanan di Timor Timur

B. Proses Penyelesaian Masalah Timor Timur

3. Reaksi Atas Situasi Keamanan di Timor Timur

19

Kompas, Persetujuan Pengaturan Keamanan Timtim. tanggal 7 Mei 1999.

Australia mendesak pemerintah Indonesia agar melepaskan pemimpin Timor Timur Xanana Gusmao sebelum dilakukannya jajak pendapat tentang otonomi Timor Timur 8 Agustus 1999. Pembebasan Gusmao menurut mereka bisa membawa stabilitas wilayah di Timor Timur yang penuh dengan pertumpahan darah. Menlu Australia, Alexander Downer mengatakan, penandatanganan tentang persetujuan paket otonomi Timor Timur yang disponsori PBB di New York antara Indonesia dan Portugal merupakan satu langkah monumental untuk merintis terwujudnya perdamaian di kawasan bekas jajahan Portugal ini.20

Semakin lama untuk melepaskan Xanana Gusmao, menurut Downer, semakin melemahkan kredibilitas keseluruhan proses perdamaian. Downer juga menyarankan agar Xanana Gusmao diikutkan dalam komisi perdamaian dan stabilitas Timor Timur, yang bertujuan mengakhiri kekerasan di wilayah yang sejak 1976 menjadi provinsi ke 27 Indonesia itu. Meski demikian PM Australia tidak sependapat dengan Xanana Gusmao yang mendesak agar PBB mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Timor Timur untuk menghentikan serangan kelompok pro-integrasi atas kelompok pro-kemerdekaan, yang telah menelan banyak korban jiwa melayang.21

Menurut Downer, ia belum melihat perlunya kehadiran pasukan penjaga perdamaian di Timor Timur, namun sependapat dengan rencana PBB untuk mengirimkan sekitar 1.000 personelnya, termasuk di antaranya sekitar 200-300

20

Kompas, Australia Desak Indonesia Lepaskan Xanana Gusmao. 7 Mei 1999.

21 Ibid.

pasukan sipil polisi PBB di Timor Timur. Persetujuan Indonesia dan Portugal di New York memang tidak memasukan pasukan penjaga perdamaian akan tetapi polisi sipil penjaga perdamaian yang tidak dipersenjatai. Jumlah misi PBB ini masih belum ditetapkan. Namun Portugal sudah menjanjikan akan melibatkan sekitar 600 orang sipilnya ke Timor Timur.

Lisbon, ibukota Portugal, pemuka-pemuka di negeri itu menyambut hangat penandatangannya persetujuan “historis” di New York AS, yang memungkinkan rakyat Timor Timur untuk menentukan masa depan sendiri. PM Portugal, Antonio Guterres juga mengungkapkan kegembiraannya, namun ia juga mengingatkan masih adanya berbagai kendala yang harus diatasi. Dibawah ketentuan-ketentuan perjanjian New York, rakyat Timor Timur dihadapka pada dua pilihan saat jajak pendapat dilangsungkan. Apakah menerima otonomi luas dari pemerintah Indonesia atau memilih memisahkan diri dari Republik Indonesia.

Timor Timur makin maenjadi perhatian dunia setelah kesepakatan akan masa depan wilayah itu ditandatangani Indonesia dan Portugal. Dewan Keamanan PBB mensahkan kesepakatan soal Timor Timur, yang memberikan kesempatan rakyat Timor Timur menentukan masa depannya. Tanggal 8 Agustus nanti, rakyat Timor Timur diminta menjawab pertanyaan perihal apakah akan menerima atau menolak tawaran otonomi luas dari Indonesia. Indonesia menjadikan wilayah Timor Timur menjadi provinsi ke 27 setelah ditinggalkan Portugal sesudah terjadi pergolakan. Resolusi itu sekali lagi menyatakan keprihatinan akan situasi keamanan di Timor Timur. Kelompok pro-integrasi dilaporkan mulai aktif sejak

Presiden RI, BJ Habibie, Januari lalu menyatakan akan melepaskan Timor Timur jika rakyat setempat menolak otonomi luas.22

Rancangan resolusi menekankan tanggung jawab pemerintah Indonesia untuk menjamin keselamatan dan keamanan staf PBB dan Internasional lainnya serta peninjau Timor Timur. Indonesia juga diminta memelihara perdamaian dan keamanan serta menjamin pemungutan suara terlaksana dalam cara yang adil dan damai serta dalam atmosfir yang terbebas dari intimidasi, kekerasan atau campur tangan dari pihak manapun. Resolusi tersebut menyambut baik rencana Sekjen PBB untuk mengukuhkan kehadiran PBB di Timor Timur guna membantu proses pemungutan suara. Sselain itu PBB akan mengirimkan para perwira polisi sipil untuk membantu polisi Indonesia serta mengawasi pengiriman kotak suara ke dan dari tempat pemungutan suara.

PBB diperkirakan mengirim sekitar 600 staf sipil dan sejumlah polisi penasihat ke Timor Timur. Namun jumlahnya tidak disebutkan dalam resolusi tersebut. Kesepakatan RI-Portugal tidak menyebutkan pengiriman pasukan pemelihara perdamaian seperti yang diminta oleh kelompok pro-kemerdekaan. Sejumlah diplomat mengungkapkan, beberapa saat sebelum kesepakatan ditandatangani, Annan membujuk Indonesia untuk menerima memorandum rahasia yang menyerukan agar kelompok bersenjata diawasi sebagai sebuah langkah pertama.23 Memorandum tersebut juga meminta pelarangan arak-arakan kelompok bersenjata dan menjanjikan akses semua fraksi dan para pejabat PBB

22

Kompas, PBB Prihatinkan Keamanan Timtim. 8 Mei 1999. 23

kepada media. Isu keamanan ditekankan oleh Annan dalam laporan tertulis ke DK PBB yang juga berisi teks kesepakatan. Dalam laporan itu Annan menekankan kepada semua pihak hal-hal utama yang diperlukan untuk memastikan adanya syarat-syarat keamanan yang dibutuhkan untuk dimulainya tahap operasional proses konsultasi.

Dewan keamanan PBB di New York secara aklamasi menerima resolusiyang mensahkan kesepakatan Indonesia-Portugal mengenai pemungutan suara di Timor Timur. Resolusi Dewan Keamanan tersebut meminta Kofi Annan selaku Sekjen PBB agar terus menyampaikan informasi terbaru mengenai perkembangan situasi di Timor Timur dan memberi laporan mulai tanggal 24 Mei 1999. Setelah itu, Sekjen PBB secara rutin akan menyampaikan secara rutin akan menyampaikan laporan setiap dua pekan mengenai pelaksanaan kesepakatan Indonesia-Portugal.24

Rathor dan lima orang staf lain PBB berada di Timor Timur sampai 12 Mei untuk mempersiapkan polisi sipil Internasional yang diharapkan tiba bulan Mei ini juga.25 Indonesia bersikeras menekankan polisi sipil ini bertindak selaku penasihat, bukan penjaga perdamaian. Presiden Portugal Jorge Sampaio dalam jumpa pers di Lisabon mengatakan, telah menyampaikan deklarasi resmi kepada Presiden BJ Habibie tentang perlunya Indonesia menjamin keamanan di Timor Timur menjelang proses pemilihan langsung penentuan diterima atau ditolaknya

24

Kompas, Pejabat Politisi PBB Tiba di Dili. 10 Mei 1999. 25

Enam pejabat polisi sipil PBB yang dipimpin Rathor tiba di Dili yang bertugas untuk mempersiapkan kedatangan polisi sipil Internasional di Timor Timur untuk mengawasi pemungutan suara yang disponsori PBB.

paket otonomi yang diperluas, 8 Agustus mendatang. Ia mengharapkan Presiden Habibie dapat mencegah aksi kekerasan yang dapat merusak persiapan proses penentuan sendiri nasib dan masa depan masyarakat Timor Timur.

Misi PBB untuk Timor Timur yang disebut United Nation Assement Mission on East Timor atau disebut juga UNAMET diharapkan tiba di Timor Timur, pertengahan juni 1999. UNAMET akan dipimpin oleh Ian Martin, seorang perwira yang telah berpengalaman di berbagai tempat seprti di Haiti dan Rwanda. UNAMET akan diperkuat oleh sekitar 600 personil yang terdiri dari 400 personil Pejabat Pemilihan (Electoral Officials), Penasihat Politik (Political Adviser) sekitar 15-18 personil, serta Petugas Keamanan Intern PBB (UN Security Guard), dan Perwira Polisi Sipil Internasional (Internacional Civilian Police).26

Pejabat pemilihan bertanggung jawab atas pelaksanaan proses penentuan pendapat, mulai dari pendaftaran, sosialisasi, masa kampanye, dan pelaksanaan penentuan pendapat pada tanggal 8 Agustus 1999. Penasihat politik bertugas memberi pertimbangan dan saran politik kepada misi PBB. UN Security Guard bertugas menjamin keamanan dan keselamatan personil dan harta milik PBB. Sedangkan Perwira Polisi Sipil Internasional bertugas sebagai penasihat pelaksanaan tugas kepada polisi Indonesia. Misalnya pengawalan kartu dan kotak suara.

Sementara misi PBB berjalan, pertemuan teknis dialog segitiga antara RI-Portugal-PBB terus dilanjutkan untuk membahas dan menyepakati berbagai masalah teknis dan administratif. Menurut Menlu, untuk melaksanakan misi

26

tersebut, Sekjen PBB telah mendapat mandat legislatif dari Dewan Keamanan PBB. Resolusi itu menekankan DK menerima baik usulan Sekjen PBB untuk menjalankan misinya di Timor Timur, termasuk dalam hal biaya, sekaligus meminta Sekjen untuk memberikan rincian pelaksanaan misi UNAMET. Misalnya, biaya dan personil UNAMET. Dikatakan, dalam waktu dekat akan diadakan sidang untuk mengeluarkan resolusi baru.

Untuk melaksanakan jajak pendapat itu, PBB mengusulkan anggaran 45.677.000 dollars AS diluar komponen polisi sipil. Sedang untuk polisi sipil diperlukan sekitar 7 juta dollars AS. Total biaya yang diperlukan mencapai sekitar 52 juta dollars AS.27 Timor Timur sendiri akan disediakan 200 pusat pendaftaran. Pada tanggal 8 Agustus akan dibuka 700 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 200 tempat pendaftaran tersebut.

Sesuai persetujuan yang telah ditandatangani, Indonesia-Portugal, berhak mengirimkan peninjau (observer) dalam jumlah yang sama untuk di Timor Timur maupun di luar negeri. Kesepakatan untuk jumlah peninjau itu saat ini masil dalam pembahasan. Dalam hal ini, PBB mengusulkan masing-masing sekitar 20 orang. Selain itu, PBB berniat mengirim unit RS darurat dengan sejumlah dokter militer dan para medis dari berbagai negara. Mengingat ke 600 personil PBB akan memerlukan pelayanan medis, sementara Timor Timur sendiri kekurangan dokter.

27

128

perubahan sosial dan politik yang sangat besar dan pergolakan militer yang sangat penting. Dalam periode ini Partai Fretilin tumbuh menjadi kekuatan utama di wilayah ini. Kelangsungan hidup Fretilin sebagai kekuatan militer dan Politik yang mampu mencegah Indonesia untuk menguasai seluruh wilayah ini jelas mencerminkan sejumlah aspek kekuatan gerakan ini dan popularitasnya yang mampu berkkembang sebelum Desember 1975. Tidak lama setelah kup Lisbon April 1974 ASDT muncul sebagai kelompok yang sebagaian dibangun oleh kelompok diskusi anti kolonial yang sebelumnya bergerak dibawah tanah.

Meskipun ASDT juga menghimpun orang-orang yang bukan kelompok bawah tanah ini, kenyataan bahwa organisasi ini berideologi anti kolonialisme. Banyak sebab keberhasilan Fretilin dibandingkan UDT itu terletak pada kemampuannya untuk pada tahap yang paling awal menjadikan dirinya alat sejati nasionalisme Timor Timur. Berbeda dengan UDT yang ketika itu mengubah tujuannya menjadi kemerdekaan, kehilangan kesempatan untuk menampilkan dirinya sebagai gerakan nasionalis utama Timor Timur.

Seperti yang saya bahas dalam BAB 2, pimpinan ASDT/Fretilin terdiri atas orang-orang dari berbagai daerah yang berusia sebaya, dengan persamaan latar belakang dan pengalaman. Banyak dari mereka yang sudah salaing mengenal satu sama yang lain ketika sama-sama duduk di bangku sekolah dan telah lama mempunyai pandangan yang sama mengenai kekuasaan Portugis. sebagian kuliah

129

Partai Fretilin adalah satu-satunya partai orang Timor yang menarik banyak mahasiswa yang belajar di Lisboa. Kebersatuan para pemimpin Fretilin pada tahun-tahun awal membuahkan besarnya kekuatan gerakan ini, khususnya karena terjadi berbagai upaya oleh UDT untuk menyingkirkan anggota yang dari radikal dari kepemimpinannya. Selama bulan-bulan awal tahun 1975, Fretilin adalah partai yang mampu meraih keuntungan dari ketidakpastian Portugis mengenai bagaimana menciptakan lembaga-lembaga perwakilan.

Seringnya melakukan kunjungan dan membentuk komite-komite daerah, para pemimpin Fretilin melangkah lebih jauh daripada partai-partai lainnya. Dimulai pada awal 1975 ketakutan akan serbuan invasi Indonesia membuat kerja Fretilin menjadi semakin mendesak dan juga mendorong para pemimpin untuk mengambil perspektif jangka panjang. Ketika memperkenalkan slogan “Merdeka atau Mati” pada bulan Maret 1975 mereka mempersiapkan orang berfikir bahwa untuk merdeka mereka harus bertempur. Meskipun secara tidak terbuka menuduh Indonesia berencana melakukan invasi.

Program pemberantasan buta huruf Fretilin dan pengembangan menjadi “brigade revolusioner” menjalankan berbagai tujuan. Awalnya pemberantasan buta huruf dan pelajaran-pelajaran pengelolaan pertanian menarik penduduk desa pada Fretilin. Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan ini kemudian punya kandungan politisasi atau penyadaran. Akhirnya dengan pembentukan “brigade

130

yang dilakukan oleh partai Fretilin adalah kemandirian dalam penyediaan bahan makanan, memberi rakyat pendidikan medis, dan dengan demikian menegakkan gerakan pada kedudukan yang kuat kalau invasi terjadi.

Pemerintahan Fretilin selama tiga bulan setelah perang sipil tahun 1975 jelas menumbuhkan kepercayaan mayoritas rakyat Timor Timur kepada pimpinan Fretilin sebagai kelompok orang Timor yang mampu menjalankan pemerintahan negeri. Ini penting artinya untuk memperoleh kesetiaan orang-orang yang sebelumnya mendukung UDT ketika UDT mendukung kemerdekaan, dalam masa setelah para pemimpin UDT melarikan diri memasuki Indonesia dan UDT mengubah kebijakannya. Keberhasilan militer Falintil menghadapi tentara Indonesia pada minggu-minggu pertama operasi rahasia didekat perbatasan juga meyakinkan para bekas pendukung UDT bahwa partai Fretilin adalah satu-satunya partai yang mampu melawan Indonesia.

Sikap pemimpin UDT yang kebingungan apakah akan tetap bersama portugal, mendukung kemerdekaan atau bekerja sama dengan Jakarta yang membuat mereka kehilangan dukungan. Pada tingkat internasional, Fretilin juga lebih berhasil memperoleh pengakuan sebagai partai pro-kemerdekaan yang sah di Timor Timur. Hubungan mereka dengan gerakan-gerakan pembebasan koloni – koloni Portugis di Afrika sangat membantu mereka. Terutama ketika gerakan-gerakan pembebasan ini menjadi pemerintah yang mempunyai pengaruh besar

131

untuk kepentingan pribadi dan tidak mampu mencegah pembubaran partai mereka, setelah invasi pemerintah Indonesia menyatakan bahwa di Timor Timur tidak ada lagi partai-partai politik. Umumnya para bekas pemimpin UDT kurang berhasil memperoleh kedudukan dalam Pemerintah Sementara Timor Timur yang disponsori Indonesia dibandingkan para pemimpin Apodeti. Hingga akhirnya Fretilin dan Apodeti bergabung demi tujuan memerdekakan Timor Timur.

Semenjak pecahnya Revolusi Bunga 25 April 1974 di Portugal dan setelah tersiar kabar tentang aakan diselenggarakannya proses dekolonisasi di seluruh daerah jajahan pemerintah Portugal, saat itulah munculnya masalah di Timor Timur. Dalam perjalanan sejarah sepanjang dua dasawarsa, semenjak integrasi, proses penyelesaian masalah Timor Timur ternyata tidak semmudah yang dipikirkan. Dalam arti usaha serta upaya untuk menuntaskan masalah Timor Timur tidak berjalan dengan mulus sebagaimana yang dipikirkan oleh orang-orang saat itu.

132

Andrey Sutjatmoko. 2005. Tanggung Jawab Negara atas Pelanggaran Berat HAM : Indonesia, Timor Leste dan Lainnya. Jakarta: Grasindo.

Ankersmith. F. R. 1985. Refleksi Tentang Sejarah, Jakarta: Gramedia.

Gregor Neonbasu. 1997. Peta Politik Dan Dinamika Pembangunan Timor Timur : Kajian Peta Timor Timur Sejak Proses Dekolonisasi Hingga Dua Dasawarsa Integrasi Ke Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan Jawaaban Penyelesaian Masalah Timor Timur. Jakarta: Yahnense Mitra Sejati.

Gery Van Klinken. 1996. Akar Perlawanan Rakyat Timor Timur dan Prospek Perdamaiannya. Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat ELSAM.

Helius Syamsudin. 2007. Metodologi Sejarah, Yogyakarta:Ombak.

Helen Mary Hill. 2000. Gerakan Pembebasan Nasional Timor Lorosae, Dili: Yayasan HAK dan Sahe Institute For Liberation.

Hendro Subroto. 1996. Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur. Jakarta: Pustaka Sinar.

Jolliffe Jill. 1978. East Timor: nationalism & colonialsm, St.Lucia, Univ.of Queensland Press.

Kuntowijoyo. 2005 Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta:Benteng. Kristiadi. J. 1986. Dekolonisasi Timor Timur. Jakarta: CSIS.

Lopez da Cruz. F. X. 1999. Kesaksian Aku dan Timor Timur. Jakarta: Yayasan Harapan Timor Lorosae.

Louis Gottschalk. 1958. Understanding History; A Primer of Historical Method, terj.Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press.

Lela E.Madjiah. 2002. Timor Timur Perginya Si Anak Hilang. Jakarta: Antara Pustaka Utama.

133

Penerimaan. Kebenaran dan Rekonsiliasi. Aachen: Missio.

Rien Kuntari. 2008. Timor Timur Satu Menit Terakhir : Catatan Seorang Wartawan. Bandung: Mizan.

Suhartono W.Pranoto. 2010. Teori dan MetodologiSejarah,Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sartono Kartodirdjo. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Jakarta: Gramedia Utama

Soekanto. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu, 1976.

Tono Suratman. 2002. Untuk Negaraku. Sebuah Potret Perjuangan di Timor Timur, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Zakcky Anwar Makarim. 2003. Hari-hari Terakhir Timor Timur Sebuah Kesaksian. Jakarta: Sportif Media Informasindo.

Sumber Koran

Sinar Harapan, Timor Portugis (Pelaksanaa Proses Dekolonisasi Ditentukan Juni di Makao). 22 Mei 1975

Sinar Harapan, Petisi Partai Apodeti Gabung dengan RI. 11 Juni 1975.

Sinar Harapan, Pembicaraan Masa Depan Timor Timur di Tangguhkan. 16 Juni 1975.

Sinar Harapan, Pertemuan Makao Mulai Bahas Soal Pemerintahan Peralihan di Timport. 28 Juni 1975.

Sinar Harapan, RI diluar Pertikaian Timport (Malik: Tugas Kita Atur Perundingan). 6 November 1975.

Sinar Harapan, Rakyat Timor Portugis yang ingin bergabung, Tak Boleh Dianggap Sepi Harus Ditanggapi. 12 November 1975.

134

Sinar Harapan, Adam Malik Terima Kawat dari Dili, Fretilin Bersedia Berunding dengan RI. 20 November 1975.

Sinar Harapan, Menurut Jose Ramos Horta,Pembicaraan 3 Parpol Timport pasti 24 November di Darwin. 21 November 1975.

Sinar Harapan, Bangkok Tempat Perundingan Wakil Partai-Partai dari Timor Portugis. 28 November 1975.

Sinar Harapan, Tindakan Sepihak Fretilin, RI Sesalkan Pemerintah Portugal. 1 Desember 1975.

Sinar Harapan, Portugal Kecam dan Australia tidak Akui Tindakan Fretilin. 1 Desember 1975.

Sinar Harapan, Penduduk NTT Minta Dipersenjatai, Pengungsi Desak Masuk ke Timport. 2 Desember 1975.

Sinar Harapan, Perpecahan dalam Tubuh AB Sebagai Penyebab Kekacauan. 2 Desember 1975.

Sinar Harpan, Terhadap Proklamasi Parpol, RI Umumkan Sikap dalam Waktu Dekat. 3 Desember 1975.

Sinar Harapan, Malaysia dan Inggris Tolak Proklamasi Sepihak Fretilin. 4 Desember 1975.

Sinar Harapan, Resolusi PBB: “Hak-hak Rakyat Timport untuk Merdeka Ditegaskan Kembali. 5 Desember 1975.

Sinar Harapan, Pernyataan Pemerintah Mengenai Perkembangan Terakhir Timport: RI Wajib Melindungi Rakyat Wilayah Timor. 5 Desember 1975. Sinar Harapan, Wakil-wakil UDT/Apodeti Menuju New York Ikuti Sidang PBB. 6

Desember 1975.

Kompas, Dialog Segitiga RI-Portugal-PBB: RI-Portugal Sepakat Paket Otonomi khusus di Timor Timur. 25 April 1999.

136

137 Sumber:

Sinar Harapan, Pertemuan Makao Mulai Bahas Soal Pemerintahan Peralihan di Timport. 28 Juni 1975.

138 Sumber:

Sinar Harapan, menurut Jose Ramos Horta, Pembicaraan 3 Parpol Timport Pasti 24 November di Darwin. 21 November 1975.

139

KOTA. Lewat pemancar radio yang diberi nama radio nusantara.

Sumber:

Sinar Harapan, Terhadap Proklamasi Parpol, RI Umumkan Sikap dalam Waktu Dekat. 3 Desember 1975.

140 Sumber:

Sinar Harapan, Terhadap Proklamasi Parpol, RI Umumkan Sikap dalam Waktu Dekat. 3 Desember 1975.

141 Murtopo

Sumber:

Soekanto. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 89. 1976.

142 Indonesia

Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 89. 1976.

143 Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 90. 1976.

144

kehormatan ke Jakarta

Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 90. 1976.

145 Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 91. 1976.

146 Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 93. 1976.

147 Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 93. 1976.

148 partai

Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 94. 1976.

149 Sumber:

________. Integrasi kebulatan tekad Rakyat Timor Timur. Jakarta: Bumi Restu., hlm. 94. 1976.

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

oleh: Aan Andrianto

09406244011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

v

(James Thurbr)

Apapun masalah yang kita hadapi, dimanapun dan kapanpun, jangan dipaksa dan jangan dirasa, yang penting indah.

vi kupersembahkan skripsi untuk.

 Ibu saya, Titik Sunarti yang tercinta yang sudah menyemangati, memberikan dukungan serta doa demi kelancaran dan keberhasilan saya dalam kuliah dan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Ibu, karena telah menjadi seseorang yang paling sabar menyayangi saya.

 Ayah saya, Harsono S.pd yang tersayang, terima kasih telah memberikan nasehat-nasehat yang memotifasi diri saya untuk terus belajar mandiri dan berusaha untuk menggapai impian-impian saya. Nasehat Ayah akan selalu aku ingat dan menjadi landasan hidup saya dan terima kasih karena telah menjadi seseorang yang paling mengerti akan saya.

Kubingkiskan skripsi ini untuk.

 Keluarga besar HOSUKA (Honda Supra Klaten), SUMANTO (Supra Mania Ngayogyokarto. Dan teman-teman FSI (Federasi Supra Indonesia) yang selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan kuliahku dan terima kasih atas rasa persaudaraanya.

 Teman-teman kontrakan blok anthurium no.5 Pedhak Banguntapan Bantul yang selalu memberikanku semangat dan selalu menemaniku dalam proses penyelesaian skripsi ini.

viii ABSTRAK

Partai Fretilin sebelumnya dikenal sebagai Associacao Social Democratica Timorense (ASDT) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1974 oleh beberapa orang termasuk Jose Manuel Ramos Horta, yang kemudian menjabat Sekretaris Urusan Luar Negeri, sedangkan ketuanya, Fransisco Xavier do Amaral. Perubahan nama partai tersebut terjadi setelah kedatangan lima orang mahasiswa dari Lisabon bulan Agustus 1974. Sejak itu nama Fretilin mulai dipakai. Partai Fretilin menolak prinsip perjuangan UDT maupun Apodeti, dan tetap berpegang pada prinsipnya sendiri yakni kemerdekaan penuh bagi Timor Timur tanpa bergantung pada negara manapun.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis yang terdiri atas lima tahapan yaitu: penentuan topik, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. (1) Penentuan topik merupakan tahapan awal dalam penulisan sejarah, (2) Heuristik dilakukan dengan pencarian sumber sebagai sumber sekunder maupun primer yang sesuai dengan penelitian, (3) Kritik Sumber (Verifikasi) dilakukan dengan penilaian dan pengujian terhadap sumbersejarah sehingga dapat ditentukan otentitas dan kredibilitas sumber sejarah secara akumulatif, (4) Interpretasi dilakukan dengan menafsirkan, menganalisis dan menghubungkan fakta-fakta sejarah dan (5) Historiografi sebagai tahapan akhir, dilakukan dengan menyususun secara teratur, sistematik dan kronologis fakta-fakta sejarah sehingga membentuk bangunan cerita yang dapat dimengerti oleh umum.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa partai Fretilin memiliki sejarah dan perjuangan yang sangat panjang untuk kemerdekaan Timor Timur. Partai Fretilin mempunyai prinsip perjuangan “kemerdekaan penuh bagi Timor Timur”. Berakhirnya rezim pemerintahan otoritarian Orde Baru yang ditandai dengan pengunduran diri mantan Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 sebagai akibat dari gerakan reformasi yang dimotori oleh mahasiswa telah membuka cakrawala baru bagi penyelesaian persoalan Timor Timur. Gerakan reformasi dilakukan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan yang dirasakan oleh rakyat Indonesia dan dilakukan pada saat terjadi krisis multidimensi di Indonesia.

Dokumen terkait