• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berikut ini beberapa saran terkait penelitian “Deskripsi Tanggapan Umat Terhadap Ekaristi Yang Menggunakan Gondang dan Tortor Batak di Paroki Katedral Santa Theresia Lisieux Sibolga”.

1. Bagi Pastor Paroki

Perlulah membentuk tim kerja dengan bidang musik Gereja yang mumpuni, sehingga juga dapat memaksimalkan penggunaan alat musik tradisional budaya setempat yang dapat dipakai dalam Ekaristi Gereja.

2. Pengurus Gereja Stasi

Perlulah membuat suatu program untuk menarik minat orang muda agar tertarik memainkan alat musik Gereja, terutama penggunaan alat musik tradisional yakni guna mengiringi lagu-lagu yang dipakai dalam perayaan Ekaristi, sehingga yang memainkan alat musik tersebut tidak hanya orang tua saja.

3. Paroki-Paroki Keuskupan Sibolga

Perlulah membuat program lanjutan terkait inkulturasi, agar Gereja sampai pada tahap inkulturasi yang paling mendalam, sehingga tujuan inkulturasi dapat tercapai secara penuh. Hendaknya perayaan Ekaristi juga tidak hanya menggunakan unsur-unsur kebudayaan Batak saja, tetapi juga bisa menggunakan unsur-unsur kebudaya setempat, misalnya Nias, karena juga terdapat umat yang berkebudayaan Nias dibeberapa Gereja stasi yang ada di paroki-paroki keuskupan Sibolga.

63 DAFTAR PUSTAKA

Adimurti, J. T.(2005).Inkulturasi Musik Gereja di Batak Toba dan Simalungun.

Jumaretrnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,VI(3), 1-3.

Anastasia, R. W. H.(2017). “Penggunaan Bahasa Jawa dalam Perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo ”Skripsi Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Hutapea, H. (2020). Proses Pembuatan Alat Musik Taganing. Diakses dari

https://www.hutapea.id/2020/02/proses-pembuatan-alat-musik-taganing.html?m=1 pada 8 Maret 2022.

Komisi Ekaristi KWI. (2021). De Liturgia Romana Et Inculturatione (Ekaristi Romawi dan Inkulturasi). Penerjemah: Komisi Ekaristi KWI. Jakarta:

Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1994).

Komisi Ekaristi KWI. (2007). Instruksi Tentang Musik Di Dalam Ekaristi, Musikam Sacram (hlm. 25-32). Yogyakarta: Pusat Musik Ekaristi.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Penerjemah: R.

Hardawiryana. Jakarta:Obor. (Dokumen asli diterbitkan pada 1966).

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: PT. Kanisius Manalu, G.J. (2020). Inkulturasi Gondang Dan Tortor Batak Pada Ekaristi Gereja Katolik Pari Santa Maria Tarutung. Pionir LPPM Univeritas Asahan, 6(1), 184-187.

Manurung, N. (2015). “Bentuk Dan Fungsi Musik Gondang Sabangunan Batak Toba Pada Grup Horas Rapolo Musik Di Semarang”. Skripsi. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Markus7rait. (2017). Ansambel Gondang Sabangunan. Diakses dari https://budaya-indonesia.org/Ansambel-Gondang-Sabangunan pada 10 Maret 2022.

Martasudjita, E. (2005). Inkulturasi Gereja Katolik Di Indonesia. Problematik, Pengertian, dan Teologi Inkulturasi. Studia Philosophica et Theologica, 5(2), 131-132.

______. (2011). Ekaristi. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Makplus, Om. (2015). Definisi dan Pengertian Tanggapan serta Macam-macam

Tanggapan. Diakses dari

http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-tanggapan-serta.html diunduh pada 26 September 2022

NN. Semua Hal yang Perlu Teman-teman Ketahui Tentang Tortor Batak dan 8 (delapan) Gerakan Dasar Tari Tortor. (2019). Diakses dari

https://www.siBatakjalanjalan.com/2019/11/semua-hal-tentang-tari-Tortor.html pada 15 Maret 2022.

NN. Pengertian Teks Tanggapan, Macam-Macam Teks Tanggapan, Contoh Teks

Tanggapan. (2020). Diakses dari

https://www.pustakanpengetahuan.com/2020/01/pengertian-teks-tanggapan-macam-macam.html pada 26 September 2022.

Prier, Karl-Edmund. (2014). Inkulturasi Musik Ekaristi I. Yogyakarta: Pusat Musik Ekaristi.

Purba, M. (2000). Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan dan Tortor.

Antropologi Indonesia, 25-37.

Raco, M. J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Sugiyono, Pr. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Pr. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Tumanggor, R. B. (2021). Inkulturasi Iman Kristen dalam Konteks Budaya Batak:

Suatu Tinjauan Misiologis. The New Perspective in Theology and Religious Studies, 2(2), 37-48.

Ujan, Boli. (2021). Penyesuaian dan Inkulturasi Ekaristi. Diakses dari Katolisitas.org: https://katolisitas.org/penyesuaian-dan-inkulturasi-Ekaristi/ pada 15 Maret 2022

Yohanes Paulus II. (2010). Gereja Di Asia (Church In Asia). Penerjemah: R.

Hardawiryana, SJ. Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1999).

______. (2021). Redemptoris Missio. Penerjemah: Frans Borglas & Alfons S.

Suhadri, OFM. Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1990).

LAMPIRAN

(1) Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

(2)

Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Wawancara

No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

(3) Lampiran 3. Transkip Wawancara Kode I1

Nama Pastor Ando Gurning Status Informan

No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Ekaristi menggunakan Gondang dan Tortor Batak ya merupakan salah satu bentuk Inkulturasi yang ada di Gereja kita terutama yang berada di wilayah Tapanuli, di mana ya kan umat Katolik yang Batak. Jadi tidak jarang kalau kita sering menemukan perayaan Ekaristi yang ada unsur-unsur budaya Batak di dalamnya. Di paroki kita ini sudah terdapat beberapa stasi yang pernah melibatkan kebudayaan dalam Ekaristi, seperti di gereja paroki, Mela juga pernah, kalau tidak salah di Ketapang juga sudah pernah, dan yang paling nampak adalah Sarudik sendiri sudah Gereja inkulturasi. Musik inkulturasi didukung oleh Madah Bakti sehingga bisa digandeng dengan alat-alat musik Batak Toba, seperti Gondang Batak itu. Kalau di katedral sendiri Musik inkulturasi pernah dipakai saat menghormati uskup Ludovikus. Di paroki kita juga pernah, saya juga pernah mengikutinya di Gereja stasi yang di Sarudik. Gereja stasi tersebut kalau tidak salah juga sudah menjadi Gereja Inkulturasi, sampai bangunan gerejanya saja sudah sangat mencerminkan kebudayaan Batak. Untuk Gondang Batak tidak hanya dipakai pada saat lagu-lagu madah bakti saja tetapi juga pada bagian ordinarium.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Tentunya sangat bahagia. Dan saya sangat setuju akan adanya inkulturasi yang seperti ini. Beberapa kali saya pernah melihat Gondang dan Tortor di Paroki kita, di Katedral juga, di beberapa stasi juga seperti di Sarudik tadi.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Biasanya , Gondang dan Tortor Batak hanya dipakai pada saat perayaan-perayaan tertentu saja, namun juga tidak menutup kemungkinan bisa dipakai pada minggu-minggu biasa. Gondang Batak biasanya dipakai untuk mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan selama perayaan Ekaristi, bahkan juga dipakai untuk mengiringi lagu-lagu ordinarium. Kalau Tortor Batak biasanya di pakai pada arak-arakan pembuka, sebagai tarian persembahan dan kadang juga pada bagian penutup, tapi ini sangat jarang.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam

(4)

Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Kalau saya sendiri ya memang harus tetap bersemangat apabila mengikuti perayaan Ekaristi. Tapi adanya penggunaan Gondang dan Tortor Batak dapat membuat suasana perayaan menjadi lebih hidup karena musik yang dihasilkan. Kalau tidak pakai ya tidak apa, tetapi perbedaanya hanya di suasana perayaan Ekaristi, yang semula lebih tenang, kini menjadi lebih hidup, ya faktor musik tadi. Digunakan Gondang dan Tortor Batak bisa jadi pendorong bagi umat, kalau pada awalnya ke gereja cukup jarang, tapi saat ada penampilan Gondang dan Tortor Batak menjadikan umat tertarik datang ke gereja. Dengan hadir dalam perayaan Ekaristi di gereja juga dapat menjadi salah satu bentuk terlibatkan umat dalam perayaan Ekaristi.

(5) Kode I2

Nama Bapak Manalu

Status Pengurus Gereja Stasi No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Ya. Saya pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang melibatkan kebudayaan, misalnya yang menggunakan alat musik tradisional, walaupun juga ada yang memadukan dengan alat musik modern.

Kalau di stasi kita sendiri, Gondang dan Tortor Batak hanya dipakai pada saat perayaan-perayaan atau hari-hari tertentu saja. Tapi kalau di gereja Katedral, hari biasa juga kadang dipakai.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Ya. Lebih bersemangat dan membuat perayaan Ekaristi menjadi lebih gembira dan hikmat. Sangat kaya dan indah. Karena kan kita tau bahwa Gondang Batak itu tidak hanya memiliki satu alat musik saja. Saat menggunakan musik tradisional budaya Batak seperti Gondang, garantung dan sebagainya, saya merasa perayaan Ekaristi lebih menyentuh hati. Memang terdapat sedikit perbedaan apabila menggunakan Gondang dan Tortor atau tidak pada saat Ekaristi.

Pada saat mengikuti perayaan Ekaristi yang tidak melibatkan kebudayaan, saya tetap dapat mengikutinya dengan hikmat, namun apabila melibatkan kebudayaan, saya dapat mengikutinya tidak hanya hikmat saja tetapi behagian, senang dan merasa bersyukur karena kebudayaan saya yakni kebudayaan Batak dilibatkan dalam perayaan Ekaristi walaupun hanya melibatkan beberapa hal saja, seperti penggunaan bahasa, musik dan tarian budaya Batak.

Menyentuh Gondang maupun pernah, tapi memainkannya belum pernah. Yang menarik menurut saya dalam Ekaristi ini adalah pemakaian ulosnya, yang harus dipakai saat menari Tortor. Hal lain yang menarik ialah cara memainkannya, dan ukiran Gorganya.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Sejauh yang saya lihat dan alami hanya pada saat arak-arakan pembuka dan pas persembahan saja.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Ya. Lebih bersemangat dan membuat perayaan Ekaristi menjadi lebih gembira dan hikmat. Karena kan kita tau bahwa Gondang Batak itu tidak hanya memiliki satu alat musik saja. Saat

(6)

menggunakan musik tradisional budaya Batak seperti Gondang, garantung dan sebagainya, saya merasa perayaan Ekaristi lebih menyentuh hati.

(7) Kode I3

Nama Bapak Silalahi

Status Pengurus Gereja stasi Mela No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Pernah. Pada hari-hari besar atau pada perayaan-perayaan tertentu saja. Misalnya tahbisan imam, penerimaan Sakramen Krisma, penerimaan Sakramen perkawinan, dan lain-lain.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Ya. Dengan inkulturasi ini memudahkan umat secara khusus saya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasa dihargai oleh Gereja budaya setempat. Mengalami kemudahan, karena menggunakan kebudayaan setempat yakni budaya Batak, yakni kebudayaan saya sendiri, sehingga terasa lebih mengena. Walaupun ada perbedaan apabila tidak menggunakan Gondang dan Tortor Batak, satu sisi budaya dimasukkan dalam perayaan Ekaristi biasanya pada waktu tertentu, misalnya Tahbisan, Krisma, dan Misa Pertama saja. Hal yang menarik menurut saya ialah ukiran Gorga Batak dan musik yang dihasilkan serta pakaian adat yang digunakan, yang menjadi ciri khas penari Tortor.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Pada hari-hari besar atau pada perayaan-perayaan tertentu saja, biasanya yang paling sering itu pada bagian saat mengantarkan persembahan ke Altar.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Sangat bersemangat dan menggambarkan ketegasan. Saya juga merasa terdorong untuk lebih aktif ambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Tidak hanya harus menjadi petugas Ekaristi saja, tetapi terlebih untuk lebih aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dari pembuka hingga penutup.

(8) Kode I4

Nama Bapak Kastor Tabunan Status Umat

No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Pernah. Ada juga yang menggunakan bahasa daerah, ada juga yang menggunakan alat musik tradisional, walaupun tidak begitu banyak menggunakan hal-hal yang berbau kebudayaan. Gondang Batak dapat dipakai sebagai pengiring lagu selama perayaan Ekaristi berlangsung, karena Gondang Batak merupakan alat musik yang fungsi sama seperti alat musik lainnya seperti alat musik organ, yakni yang funginya adalah untuk mengiringi lagu-lagu. Tortor Batak sendiri biasanya hanya ditampilkan pada saat perayaan-perayaan tertentu saja. Tortor Batak biasanya ditampilkan pada saat perarakan masuk dan pada saat menghantarkan persembahan ke depan Altar saja.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Yang saya rasakan bahwa Ekaristi ini dapat membantu saya untuk dapat memahami setiap hal yang dilakukan selama perayaan Ekaristi berlangsung,selain itu juga lebih mengena dengan kehidupan umat setempat. Juga memang yang saya rasakan kalau tidak menggunakan Gondang maupun Tortor Batak misalnya yang tadinya lebih ke seuasana musik yang lebih tenang, saat menggunakan musik Batak lebih kearah suasana yang gembira. Hal yang menarik ialah pesan yang disampaikan melalui tarian Tortor, melalui gerakannya yang memiliki arti tertentu misalnya dengan tangan terkatup menunjukkan sikap menghormati.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Pada saat menghantar persembahan ke depan Altar.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Tergantung situasi batin, bisa saja rasanya hambar apabila batin tidak pas. Secara umum karena Ekaristi merupakan puncak perayaan iman, maka mestinya harus tenang dan damai. Bunyi Gondang yang lantang dan tegas juga membuat suasanya lebih hidup.

(9) Kode I5

Nama Dedi Hulu Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Saya pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang melibatkan Gondang dan Tortor, misalnya kemarin saat misa perdana seorang pastor yang dikaitkan dengan kebudayaan. Pada saat perayaannya, terdapat melibatkan dua kebudayaan, yakni kebudayaan Nias dan kebudayaan Batak. Hal ini dikarenakan pastor tersebut merupakan suku Nias dan kebetulan diadakan di daerah budaya Batak, makanya dipakai atau melibatkan dua kebudayaan. Pada saat itu, saat menyambut tamu dan memberikan penghormatan kepada tamu undangan juga disertai dengan penyerahan daun sirih. Kalau untuk yang budaya Batak sendiri, digunakan Gondang dan Tortor Batak dengan dengan menggunakan pakaian adat, juga dilakukan penghormatan dengan upa-upa.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

kalau melibatkan Gondang dan Tortor saya merasa lebih bergembira mungkin karena suasana kebudayaan yang ditampilkan, walaupun saat tidak melibatkanny saya juga bergembira, tetapi kalau ada saya merasa ada yang istimewa. Dari segi musik sendiri membuat saya merasa menyatu dengan Allah Yesus.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Selama saya menjadi anggota Gereja di paroki ini, saya melihat bahwa Gondang dan Tortor Batak hanya dipakai pada saat-saat tertentu saja, misalnya misa perdana imam. Sejauh pengalaman saya, dipakai pada saat perarakan dan persembahan saja.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Ya. karena manusia sendiri tidak terlepas dari yang namanya kebudayaan, maka juga Gereja dan budaya memiliki ikatan yang hendaknya tidak dapat dipisahkan. Jadi apabila menggunakan atau melibatkan kebudayaan tentunya dapat lebih mudah membuat umat terutama saya untuk lebih bersemangat mengikuti perayaan Ekaristi.

Saya jadi berani dan terdorong untuk menjadi seorang yang bertugas menjadi pemazmur atau bagian untuk bacaan I atau II, atau bahkan juga bagian doa umat.

(10) Kode I6

Nama Vinensi Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Ya, ada. Kemarin saya mengikuti perayaan Ekaristi yang ada unsur budaya Batak, seperti adanya tarian Tortor Batak.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Musiknya yang semangat membuat suasana perayaan Ekaristi menjadi lebih bersemangat.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Kalau yang saya alami di paroki kita, Gondang dan Tortor Batak hanya di pakai pada saat tertentu saja. Tapi juga pernah sih dipakai pada minggu-minggu biasa, seperti kemarin SMA saya bertugas menjadi di gereja paroki, jadi menggunakan Gondang Batak dan organ untuk mengiringi lagu-lagu.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Ya. Karena bunyi Gondang yang khas, karena dipadukan dengan beberapa alat musik membuat suasana lebih bersemangat juga. Hal ini juga dapat menjadi pendorong buat saya untuk terlibat dalam perayaan Ekaristi, misalnya jika ada acara-acara tertentu, saya sering menjadi penari Tortor, kadang juga mulai berani tampil di depan menjadi pembaca untuk bacaan I atau II.

(11) Kode I7

Nama Maria Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Pernah. Di stasi saya, stasi Ketapang.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Adanya inkulturasi menjadi daya tarik, dan keberagamaan saat perayaan Ekaristi.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Hanya pada saat hari-hari besar saja, biasanya pada bagian persembahan.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Walaupun Gondang dan Tortor dipakai dalam perayaan Ekaristi itu bagus dan sangat khas, tetapi tidak menjadi patokan bahwa saya lebih bersemangat mengikuti perayaan Ekaristi, ya saya merasa biasa saja.

(12) Kode I8

Nama Cindy Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Pastinya pernah. Berhubung di daerahku itu umatnya berasal dari berbagai suku dan etnis yang beragam, pastinya pernah ngerasain moment perayaan Ekaristi yang melibatkan etnis. Seperti misalnya pada perayaan Ekaristi pada saat tertentu yang digabungan dengan tarian Batak, Tionghoa dan lain sebagainya. Contoh lain pada saat imlek tiba, biasanya ornament geeja akan dipenuhi dengan corak-corak khas imlek, dengan nuansa merah, lampion, angpao, dan lain sebagainya.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Sebelumnya aku berasal dari keluarga yang berlatar belakang campuran, yakni Batak dan Tionghoa. Meskipun sehari-hari tinggal dan hidup dengan suku Batak, tetapi jika mengikuti ibadah yang di dalamnya penuh berbahasa Batak, tentunya akan memiliki kesulitan tersendiri bagiku untuk memahami dan mengerti makna dari Injil yang disampaikan. Tetapi akan beda hal jika unsur Batak yang masuk hanya sebagai pelengkap dari perayaan Ekaristi tersebut. Saya tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menghayati iman jika kasusnya seperti itu. Kalau aku sendiri memandang hal tersebut menjadi sebuah keberagaman yang indah. Di mana bukan saja mengikuti perayaan Ekaristi yang formal, tetapi kita juga dapat merasakan lebih dekat dan mengenal etnis/suku tertentu. Dan ini merupakan suatu kebahagiaan bagi aku sendiri. Tidak terdapat perbedaan yang spesifik dan berarti apabila keterlibatan budaya Batak tersebut tidak dominan. Aku sangat menikmati adanya keterlibatan itu.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Pada hari-hari tertentu saja, lebih seringnya itu pada persembahan.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Tidak juga. Tapi dengan adanya Gondang dan Tortor Batak dapat menambahkan wawasan saya dan dapat mengenal alat musik budaya Batak.

(13) Kode I9

Nama Ibu Risna Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Pernah, Ekaristi yang melibatkan kebudayaan Batak. Tidak hanya Gondang dan Tortor Batak saja yang dipakai tapi juga bahasa Batak.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Walaupun saya suku Nias. Tapi saya senang dapat meilhat tarian budaya Batak.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Hanya pada hari-hari besar saja. kalau di stasi Mela, biasanya pada bagian menghantarkan persembahan ke depan Altar, tapi kemarin juga pernah digunakan pada arak-arakan pembuka.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Tidak juga. Karena walaupun tidak menggunakan kebudayaan, kita juga dituntut dan harus sadar untuk harus terlibat dalam perayaan Ekaristi.

(14) Kode I10

Nama Nova Status Umat No Pertanyaan

1. Apakah anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak? Di mana dan kapan?

Ya. Pernah. Di stasi saya, stasi Mela.

2. Apa yang anda rasakan saat mengikuti perayaan Ekaristi yang menggunakan Gondang dan Tortor Batak?

Ya. Sangat terlihat di mana saya merasa lebih fokus dalam mengikuti perayaan Ekaristi, saya senang jika ada Gondang dan Tortor Batak, jadi berasa ada yang spesial gitu.

3. Dalam perayaan Ekaristi, pada bagian mana sajakah Gondang dan Tortor Batak dipakai?

Hanya pada hari-hari tertentu saja, misalnya Krisma, penerimaan Sakramen Perkawinan, penerimaan Komuni pertama juga. Biasanya pada tarian persembahan.

4. Apakah dengan menggunakan Gondang dan Tortor Batak dalam Ekaristi membuat anda lebih bersemangat untuk mengikuti perayaan Ekaristi?

Tidak juga, ya karna seharusnya kita memang harus ikut terlibat dalam perayaan Ekaristi.

Dokumen terkait