• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

1. Regresi Data Panel

Alat yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah regresi data panel (pooling data) atau data longitudinal. Data panel adalah merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dan antar wilayah (cross section). Menurut Gujarati (2003) keuntungan menggunakan data panel yaitu: a. Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section

dalam rentang waktu tertentu, maka data panel akan

memperhitungkan secara eksplisit heterogenitas tersebut.

b. Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih baik, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antar variabel dan lebih efisien.

c. Penggunaan data panel mampu meminimalisasi bias yang dihasilkan

jika kita meregresikan data individu ke dalam agregasi yang luas. Model estimasi data panel dapat diestimasikan dengan tiga pendekatan, yaitu:

a . Pooled Lea st Square (Common)

b. Fixed Effect (Cova ria nce Model)

c. Ra ndom Effect (Error Component Model)

Jika seluruh gangguan individu (µi), gangguan waktu (λt) dan

commit to user

awal ra ndom noise yang terdistribusikan secara normal-bebas-identik,

maka penggunaan metode Genera lized Lea st Squa re (GLS) akan

menghasilkan penduga yang memenuhi sifat Best Linea r Unbia sed

Estimator (BLUE). Metode ini, dengan kata lain, menyatakan bahwa

seluruh gangguan yang terjadi mengikuti distribusi normal, dengan rata- rata (expected va lue) sebesar nol, sebagaimana asumsi yang dipegang dalam model persamaan regresi linear klasik. Cara ini dikenal dengan nama Random Effect Model (REM), atau juga disebut Error Components Model.

Namun demikian, bila asumsi bahwa seluruh gangguan tersebut tidak dapat dinyatakan mengikuti seluruh asumsi ra ndom noise seperti

dalam model persamaan regresi linear klasik, maka baik penggunaan Ordina ry Least Squa re (OLS) maupun Genera lized Lea st Square (GLS)

tidak akan memberikan hasil yang memenuhi sifat Best Linea r Unbia sed Estimator (BLUE). Dengan cara ini, maka komponen gangguan antar

waktu dan komponen gangguan antar individu akan tergabung di dalam konstanta intercept model. Cara ini dikenal dengan nama Fixed Effect

Model (FEM) atau juga disebut Dummy Va ria ble Model. Metode

estimasi ini mendapatkan penduga yang efisien dengan menerapkan proses estimasi terhadap data simpangan (deviation) dari rata-rata menurut waktu, individu dan menurut keduanya.

Estimasi model regresi penggabungan semua data untuk intersep dan koefisien slope konstan setiap waktu dan unit biasa disebut juga

commit to user

dengan estimasi regresi data panel dengan metode Pooled Lea st Squa re, mempunyai bentuk spesifikasi sebagai berikut:

Yit= β1+β2Xit+β3X3it+µit...(3.2)

Jika model regresi diasumsikan mempunyai koefisien slope konstan tetapi intersep bervariasi tiap unit maka digunakan variabel dummy waktu dan unit. Misal:

Yit= β1t+ β2Xit+β3X3it+µit...(3.3)

Model tersebut dikenal dengan Fixxed Effect Model (FEM).

Intersep meskipun bervariasi tiap unit tapi tidak berbeda dalam tiap waktu (time inva ria nt).

Variabel dummy digunakan untuk mengetahui besarnya

perbedaan koefisien tiap unit (diffentia l intercept dummies) dan model dapat dituliskan sebagai berikut:

Yit=α1+α2D2i+α3D3i+α4D4i+β2X2it+β3Xit+µit...(3.4)

Selanjutnya, model estimasi regresi data panel yang ketiga

adalah Error Component Model atau disebut juga Ra ndom Effect Model

(REM). Model REM ini melibatkan korelasi antar error term karena

berubahnya waktu maupun karena berbedanya unit observasi. Model dasarnya dapat diformulasikan sebagai berikut:

Yit= β1i+ β2X2it+β3Xit+µit...(3.5)

Tidak semua persamaan bisa diestimasi dengan Ra ndom Effect Model, hal ini disebabkan karena untuk mengolah model dengan metode

Genera lized Linea r Regression Model dalam Ra ndom Effect Model salah

commit to user

harus lebih besar dari jumlah parameter yang akan diestimasi atau expla natory va ria bles (K). (Hsiao, 1990 dalam Siti Aisyah, 2007).

a. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk

mengestimasi data panel, ada tiga teknik yang dapat digunakan yaitu model dengan metode Pooled Lea st Squa re (common), Fixed Effect Model (FEM) dan Ra ndom Effect Model (REM). Untuk menentukan

teknik mana yang paling tepat dalam mengestimasi data panel maka perlu dilakukan pengujian. Adapun pengujiannya terdiri dari, pertama Restricted F test digunakan untuk memilih antara metode

Pooled Lea st Square (common) atau Fixxed Effect Model (FEM).

Kedua, untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau

Ra ndom Effect Model (REM) akan dilihat pada hasil uji formal

statistik dan pemilihan berdasarkan model mana yang paling baik nilai statistiknya (Nachrowi, 2007).

1) Pemiliha n antara Pooled Lea st Square atau Fixed Effect Model

Uji yang digunakan untuk memilih apakah model yang digunakan Pooled Lea st Squa re atau Fixed Effect Model adalah Restricted F Test. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H0: Pooled Lea st Squa re (Restricted)

commit to user

Adapun formulasi Restricted F Test adalah sebagai berikut:

...(3.6)

Dimana 2 UR

R = koefisien determinasi dari model regresi unrestricted

2 R

R = koefisien determinasi dari model regresi restricted

m = Jumlah koefisien pada model regresi restricted

n = Jumlah seluruh observasi

k = jumlah koefisien pada model regresi unrestricted

Hasilnya apabila nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka dianggap sifnifikan, berarti estimasi dengan Fixed Effect Model lebih baik dibandingkan estimasi dengan Pooled Lea st Squa re. 2) Pemiliha n antara Pooled Lea st Squa re atau Ra ndom Effect

Model

Untuk memilih antara Fixed Effect Model (FEM) atau Ra ndom

Effect Model (REM) akan dilihat pada hasil uji formal statistik

dan pemilihan berdasarkan model mana yang paling baik nilai statistiknya (Nachrowi, 2007). Dimana model yang paling baik adalah model yang memiliki nilai R2 yang terbesar dan standart eror yang terkecil.

Adapun model persamaan umum yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

K= β 0 + β 1GRW + β 2 AMH + β 3 P + µ...(3.7) k n R m R R F UR R UR - - - = / ) 1 ( / ) ( 2 2 2

commit to user

Di mana:

K = Jumlah Penduduk Miskin

GRW = Produk Regional Domestik Bruto

AMH = Angka Melek Huruf

P = Pengangguran

β1-β3 = Koefisien Regresi Variabel Bebas

β0 = konstanta

µ = variabel penganggu

b. Uji Statistik

Untuk memperoleh regresi yang terbaik secara statistik disebut BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) beberapa kriteria untuk memenuhi kriteria BLUE adalah 1) Uji F, 2) Uji T, 3) Uji R2 (Gujarati, 2003). Kriteria digunakan untuk menguji hipotesis secara statika didalam analisis regresi sederhana dan regresi berganda dilakukan melalui pendekatan uji signifikan (test significant). Uji signifikan secara umum merupakan prosedur untuk mengetahui seberapa besar signifikansi kebenaran suatu hipotesis nol (H0) atau

untuk menentukan apakah sample yang diamati berbeda secara nyata dari hasil-hasil yang diharapkan.

Perhitungan statistik dikatakan signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam

commit to user

1) Uji t

Dilakukan untuk melihat signifikasi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1 = 0 (variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen)

H0 ≠ β1 ≠ 0 (variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...(3.8) Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

K=banyaknya parameter regresi plus konstanta

...(3.9)

Dimana: β1 = koefisien regresi variabel ke-1

commit to user

Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

- t tabel t tabel

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila -tα/2 ≤ t ≤ tα/2

H0 ditolak apabila t < -tα/2 atau t > α/2

e) Kesimpulan

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima Ha ditolak. Artinya

koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak Ha diterima. Artinya

koefisien regresi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

2) Uji F

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Langkah-langkah dalam melakukan uji F ini adalah:

a) Menentukan hipotesis

H0 = β1= β2 = β3 = 0 (variabel independen secara bersama-

commit to user

Ha≠ β1 ≠ β2≠ β3 ≠ 0 (variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen)

b) Menentukan nilai α

c) Melakukan perhitungan nilai t seperti berikut:

...(3.10) Dimana: α = derajat signifikansi

N = banyaknya data yang digunakan

K =banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta

...(3.11)

Dimana: R2 = koefisien determinan berganda

K= banyaknya parameter total yang dipakai

N = banyaknya observasi

H0 ditolak

H0 diterima

F tabel

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F Sumber: Gujarati (2003)

d) Kriteria Pengujian

H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel

commit to user

e) Kesimpulan

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima Ha ditolak.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak Ha diterima.

Artinya koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

3) Koefisien Determinasi R2

Uji ini digunakkan untuk mengetahui seberapa jauh variasi dari variabel, bebas dapat menerangkan dengan baik variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variasi dari variabel terikatnya.

...(3.12)

Dimana = R2 adalah 0 ≤ R2≤ 1

Jika R2 = 1, berarti ada kecocokan yang sempurna

Jika R2 = 0, berarti tidak ada hubungan variabel dependen dengan variabel independen

Jika R2 = ~,berarti bahwa variabel independen hubungannya semakin dekat dengan variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model tersebut baik.

commit to user

4) Koefisien Korelasi (r)

Untuk mengetahui keeratan dependen (kuat lemahnya) hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. a) Jika 0,7 £ r £ 1, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah kuat (khusus untuk 0,9 £ r £ 1 hubungan tersebut sangat kuat)

b) Jika 0,5 £ r £ 0,7, maka hubungan antara variabel X dan Y dapat dikatakan sedang

c) Jika 0,1 £ r £ 0,5, maka hubungan antara variabel X dan Y dapat dikatakan lemah.

c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah masalah yang timbul berkaitan dengan adanya hubungan linier diantara variabel-variabel penjelas. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya korelasi diantara variabel independen. Untuk menguji bermasalah atau tidaknya multikolinieritas dilakukan pengujian dengan pendekatan Koutsoyiannis, yaitu dengan cara coba-coba memasukkan variabel bebas. Dari hasil tersebut variabel dibedakan menjadi tiga macam, yaitu variabel berguna, variabel tidak berguna dan variabel merusak (Siti Aisyah, 2007). Apabila nilai R2 regresi setiap variabel bebas lebih besar dibandingkan nilai R2 regresi utama, maka dapat disimpulkan bahwa dalam persamaan tersebut terjadi multikolinearitas.

commit to user

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian faktor penganggu tidak konstan sepanjang observasi. Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi regresi yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil ataupun besar (tetapi masih tetap tidak bias dan konsisten).

Untuk menguji adanya masalah asumsi

Heteroskedastisitas, digunakan uji White-Heteroskeda sticity

yang diperoleh dalam program Eviews.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi terjadi karena adanya korelasi yang kuat antara et

dengan series et-1.

Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan d (Durbin Watson), dimana langkah-langkah untuk melakukan pengujian ini adalah:

a) Menggunakan angka Durbin Watson yang didapat dari

rumus: d = 2 ú û ù ê ë é å - å - i e i ei 2 1 1 e ...(3.13)

commit to user

b) Membandingkan angka dengan Durbin Watson dalam tabel

menunjukkan nilai disturbansi antara bawah (dl) dengan batas atas (du)

c) Kriteria pengujiannya adalah:

0< d < dl = menunjukkan autokorelasi positif / menolak Ho

dl < d < du = tidak dapat disimpulkan

du < d < 4-du = tidak terdapat autokorelasi atau menerima Ho

4-du < d < 4-dl = tidak dapat disimpulkan

4-dl < d-4 = menunjukkan autokorelasi negatif atau menolak Ho

Dokumen terkait