BAB V PENUTUP
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi dan masukan kami dari kelompok KKN Barokah yang telah melaksanakan kegiatan program KKN di Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor kepada beberapa pihak terkait, di antaranya:
1. Pemerintah Setempat
Industrialisasi yang terjadi di Desa Kampung Sawah memberikan perubahan yang signifikan akan sikap dan perilaku sosial ekonomi masyarakat. Banyak dari mereka yang beralih profesi dari petani ke pabrik sebagai buruh tenaga kerja. Pengikisan lahan perkebunan dan pertanian juga terjadi akibat berdirinya pabrik-pabrik industri skala menengah. Selain itu, teknolgi sederhana pertanian seperti alat pembajak seperti hewan kerbau sebagai tenaga penggerak sudah jarang sekali dijumpai. Kemacetan produktifitas pertanian semakin menjadi.
Pemuda-pemudi di Desa Kampung Sawah banyak yang meninggalkan keberlanjutan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi karena lebih baik bekerja di pabrik mencari uang untuk keberlanjutan hidup mereka. Mereka lebih melihat kesenangan sekarang tanpa memperdulikan kehidupan di masa yang akan datang. Sebab, apresiasi seseorang terhadap orang lain dilihat dari atribut-atribut yang melekat di diri mereka sebagai pribadi-pribadi. Oleh karena itu, kerja sebagai buruh dan gaji berupa uang menjadi sumber-sumber identitas dan harga diri mereka.
Keadaan jalan yang rusak di wilayah Rumpin, Bogor juga membuat masyarakat resah serta membahayakan bagi pengendara motor. Karena kondisi jalan banyak yang berlubang begitu dalam. Mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik di luar kota harus berangkat lebih awal, bagi warga Kampung Candi, Desa Kampung Sawah sendiri waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menuju jalan utama yakni sekitar 1 jam belum lagi kondisi di jalan utama yang rusak parah serta banyak truk-truk
pengangkut pasir membuat keadaan jalan berdebu sehingga memperlambat perjalanan mereka menuju tempat kerja.
Kami berharap kepada pemerintah setempat dapat menumbuhkan kembali semangat bertani dengan pemanfaatan lahan tanah yang lebih layak karena bertani merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di Indonesia. Hal tersebut didukung oleh tanah di Indonesia yang subur dan iklim tropis yang sesuai untuk bidang pertanian. Oleh karena itu, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris dan juga kaya akan hasil alamnya.
Mengingat bahwa pertanian merupakan sektor yang penting antara lain dalam penyedia bahan pangan dan penyerapan tenaga kerja, dalam kondisi seperti sekarang ini dengan lahan yang terbatas menuntut petani dan pemerintah bekerjasama mencari suatu terobosan baru untuk mengatasi menyempitnya lahan pertanian. Banyak upaya yang dapat dilakukan pemerintah maupun petani, salah satunya petani dapat melakukan cara penanaman dengan media air atau yang biasa disebut hidroponik sebagai pengganti tanah. Hidroponik sendiri terdapat tujuh kategori berdasarkan medianya, yaitu: 1) Kultur air, 2) Substrat, 3) Nutrient Film Technique (NFT), 4) Aeroponik, 5) Rakit Apung (Floating Raft Hydroponic System), 6) Kombinasi NFT-Rakit Apung, 7) Kombinasi Aeroponik-Rakit apung. Selain itu, pemerintah dapat melakukannya dengan cara memberikan penyuluhan tentang pengolahan di bidang pertanian dengan lahan yang minim namun tetap memberikan hasil yang efektif dan dapat menjadi suatu usaha untuk menyerap tenaga kerja. Hal tersebut juga merupakan cara peningkatan di bidang agribisnis.
Mengenai kondisi jalan yang rusak parah, penyebab utama kerusakan jalan tersebut disebabkan oleh beban roda kendaraan berat yang lalu-lalang, kondisi muka air tanah yang tinggi akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan. Dalam menangani kerusakan semacam ini, misalkan jalan raya yang berlubang sering terlihat bahwa pemerintah hanya menambalnya padahal penambalan ini tidak baik jika digunakan untuk kerusakan yang dianggap parah. Jika pada musim penghujan datang kita sering melihat bahwa jalan raya akan mengalami kerusakan yang lebih parah.
Perencanaan dan konstruksi yang cukup kuat dan ekonomis disesuaikan dengan kebutuhan selama umur rencana yang telah ditetapkan dan memberikan batasan-batasan terhadap kendaraan yang
berlalu-lalang dalam membawa beban yang melebihi muatan yang telah ditetapkan. Adanya pengawasan dari pihak yang berwajib jika ada kendaraan yang melanggar peraturan dan membawa beban yang berlebih, padahal peraturan maksimal beban yang harus dibawa telah ditetapkan, karena beban yang berlebihan ini akan mempercepat kerusakan pada jalan sebelum waktu atau umur yang ditetapkan. Membuat drainase yang memiliki fungsi untuk menangkap air dan mengalirkan air agar tidak terjadi banjir di jalan raya saat musim penghujan datang dan untuk pihak pasar dalam membuat suatu jalan raya harus memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan jalan umum atas dasar harga kontruksi yang ekonomis dan tanpa mengesampingkan mutu dan kekuatannya.
2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
Tidak menjadi persoalan apakah setiap tahunnya lokasi KKN diubah atau tidak, di mana pelaksanaan pada suatu lokasi desa belum tersentuh dengan KKN di tahun sebelum-sebelumnya. Menjadi persoalan utama dan yang paling pertama adalah apakah penempatan kelompok yang tertera pada urutan pilihan desa yang berhak untuk didatangi atau tidak. Indikator yang mudah di pahami kebanyakan orang di mana desa itu berhak untuk didatangi adalah belum tersedianya mini market-mini market. Hal ini menandakan bahwa masyarakat dengan indikasi seperti itu masih sederhana secara ekonomi sosial dan politik.
Jika ditinjau dari penempatan lokasi KKN tahun 2016 ini cukup membuat resah, karena dilihat dari beberapa kondisi lokasi KKN yang bertempat di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan yang merupakan wilayah perkotaan seharusnya kurang efisien jika dijadikan lokasi KKN serta menimbulkan rasa kecemburuan terhadap peserta yang lokasi KKN bertempat di wilayah Bogor yang serba susah. Wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan sendiri jika dilihat sudah cukup maju karena sudah banyak perumahan-perumahan komplek, mini market yang juga tersedia, adanya mall dan akses jalan mudah untuk kemana-mana serta bangunan sekolahan yang layak. Bagi peserta KKN yang berlokasi di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan mungkin juga akan merasa bingung apa yang akan mereka lakukan untuk masyarakat di sana yang sudah terbilang cukup maju.
Jika kita kembali lagi pada aturan yang ditetapkan pihak PPM sebagaimana 20% untuk pelayanan dan 80% untuk pembangunan fisik termasuk infrastruktur sudah sepantasnya kita mengembalikan pemahaman terhadap konsep pemberdayaan masyarakat. Dengan ini diharapkan kepada PPM agar bisa lebih selektif dan adil dalam memilih lokasi KKN.
3. Pemangku Kebijakan di Kecamatan Rumpin dan Kabupaten Bogor.
Melihat tata letak dan kondisi yang ada, Bogor sebagai salah satu bagian dari provinsi Jawa Barat yang cukup besar cakupan wilayahnya, tak banyak aspek yang perlu diubah khususnya di Kecamatan Rumpin, Desa Kampung Sawah.
Kebijakan yang diambil sejauh ini, masih dalam keputusan wajar dan positif, yang mungkin harus ditambahkan adalah akses lampu jalan yang harusnya lebih banyak disekitaran jalan desa agar kondisi jalan tidak gelap dan tidak berbahaya pada malam hari, perbaikan birokrasi yang ada di tatanan pemerintahan, sumber daya guru yang lebih berkualitas, sarana dan prasarana yang diperlukan di sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah, perbaikan jalan, serta beberapa perubahan lainnya yang menjadi kebutuhan primer demi kesejahteraan umum masyarakat di Kecamatan Rumpin khususnya di wilayah Desa Kampung Sawah.
4. Tim KKN-PpMM yang Akan Mengadakan KKN PpMM di Lokasi Tersebut pada Masa yang Akan Datang.
Menjalankan program KKN sebaiknya terlebih dahulu melakukan survei lapangan. Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi dan situasi sosiokultural masyarakat serta mengetahui jumlah populasi masyarakat. Sejak awal keberangkatan ini, tim KKN akan dimudahkan dalam perencanaan program-program kerja di tinjau dari relevansinya terhadap kebutuhan nyata masyarakat. Dengan kata lain, apa yang akan kita laksanakan nantinya merupakan kegiatan yang berguna dan tepat sasaran.
Selain itu, sosialisasi dengan warga masyarakat di lingkungan pelaksanaan KKN juga sangat penting. Sosialisasi merupakan proses
pembelajaran seseorang untuk mempelajari pola hidup sesuai nilai, norma dan kebiasaan yang ada dijalankan dalam masyarakat atau kelompok di mana dia berada. Akan tetapi banyak masyarakat awam mengasosiasikannya hanya sebatas pemberian atau penyampaian informasi. Dengan sosialisasi ini, di mana keberadaan tim KKN harus di jelaskan secara eksplisit yaitu secara jelas tidak bertele-tele dan tidak mempunyai gambaran makna yang kabur dalam berbagai hal kepada masyarakat mencakup kegiatan-kegiatan apa saja yang ingin di realisasikan. Kemudian kepada seluruh anggota tim KKN harus bisa menghargai nilai dan norma sosial yang ada di dalam lokasi pelaksanaan KKN.
Dengan demikian survei dan sosialisasi tersebut akan membantu tim KKN dalam melakukan pendekatan kepada warga di lokasi pelaksanaan KKN yang nantinya akan berguna untuk keberhasilan kegiatan-kegiatan KKN. Salah satunya adalah menghimpun warga untuk dapat mengikuti kegiatan yang akan kita laksanakan dan dapat menerima keberadaan kita dengan baik.
EPILOG
A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM